Bab. 14. Kontrak Kerja Selesai

Sutradara Jo memijit pelipisnya, setelah pulang dari pertemuan dengan Steven tadi kepalanya menjadi pusing. Persoalan Amelia benar benar membuat dia dilema, biasanya jika ia mendapati modelnya rewel susah di atur apalagi membuatnya pusing, Jonathan tak segan-segan menganti sang model begitu saja, namun dengan Amelia, sutradara Jo merasa berbeda, dia bahkan bersedia mempertimbangkan permintaan Steven untuk membantu Amelia.

Setelah berfikir selama dua hari, akhirnya sutradara memutuskan tetap akan menggunakan Amelia, namun tentu saja semua itu harus ada konsekuensi untuknya yaitu ia harus merevisi jadwal syutingnya, setelah di pikir, ia tak bisa membiarkan Amelia bekerja di dua tempat yang berbeda karena pekerjaan syuting juga memerlukan totalitas. Akhirnya sutradara Jo memutuskan untuk menunggu kontrak kerja Amelia di Sanjaya group selesai. Tuan Jonathan kemudian menghubungi Steven lewat telpon untuk memberikan keputusannya.

Tuan Jonathan

"Hallo Steven, aku sudah memutusakan tentang Amelia."

Steven

"Apa keputusanmu?"

Tuan Jonathan

"Aku tak bisa membiarkan Amelia mendua pekerjaan, aku takut dia tak konsen, jadi aku putuskan menunggu kontrak kerja Amelia selesai."

Steven

"Apa!, kau mau membuatku dan Milan bangkrut?"

Tuan Jonathan

"Maaf Stev, aku sudah merasa sreg dengan Amelia, bisa saja aku cari model pengganti tapi akan lama jika sesuai selera yang aku maksud."

Steven

"Dasar, sutradara aneh, menyusahkan saja, ya sudah untuk sementara jangan memutuskan apapun, biar Amelia menjadi urusanku!"

Tuan Jonathan

"Baiklah, terserah kau saja."

Setelah mendapat telepon dari tuan Jonathan, Steven segera mengambil kunci mobilnya, dia keluar dari ruangannya menuju basemen, tujuannya sekarang adalah kantor Richard. Setelah setengah jam perjalanan Steven sampai di kantor Sanjaya group, ia langsung naik ke lantai dimana ruangan Richard berada, beruntung saat Steven sampai di ruangan Richard, sahabat baiknya itu baru saja selesai meeting dengan beberapa petinggi perusahaan, ada Amelia juga di sana. Melihat kedatangan Steven, Richard dan Amelia cukup terkejut.

"Stev!"

"Tuan Steven!"

"Maaf aku menganggu kalian," ucap Richard ketika sudah berada di hadapan Richard dan Steven.

"Ada apa kau jam kerja begini malah keluyuran di kantorku?" kesal Richard.

"Aku ingin membicarakan sesuatu denganmu Richard, tapi karena ada Amelia mungkin sebaiknya aku aku langsung bicarakan ini dengan kalian berdua saja."

"Baiklah, ayo kita bicara di kantorku!" ajak Richard.

Sampai di ruangan Richard, semuanya duduk di sofa yang ada di dalam ruangan tersebut.

"Apa yang akan kau bicarakan, awas kalau tidak penting!" ucap Richard membuka pembicaraan disertai ancaman.

"Maaf sebelumnya, aku ke sini untuk membicarakan kontrak kerja Amelia di Sanjaya group yang akan berakhir kurang lebih tiga bulan lagi," jawab Steven.

"Apa maksudmu dengan kontrak kerja Amelia disini?" tanya Richard tak mengerti arah pembicaraan Steven.

"Kau pasti sudah tahu, Rich, kalau Amelia menerima tawaranku sebagai model iklan di perusahaanku, namun dia masih terikat kontak dengan perusahaanmu, padahal aku ingin segera syuting iklan dimulai sedangkan sutradara Jo tak ingin syuting iklan yang ia tangani terganggu jika Amelia masih terikat kontrak.denganmu, ini dilema buat kami," ujar Steven.

Mendengar apa yang di katakan Steven Richard menghela nafas panjang, hal ini bukan hanya dilema untuk sahabatnya Steven tetapi juga dilema untuk dirinya. Richard hanya memiliki waktu tiga bulan untuk bisa bersama Amelia, meski tak ada hubungan apapun antara mereka berdua tetapi Richard sudah terbiasa dengan Amelia, rasanya ia tak rela melihat Amelia pergi dari perusahaannya.

"Lalu apa maumu?" tanya Richard pada Steven di sertai helaan nafas panjang, sedangkan Amelia hanya diam mendengar dua pria di depannya ini sedang membicarakan dirinya.

"Bisakah kau melepaskan Amelia sebelum masa kontraknya selesai?" tanya Steven yang otomatis membuat Richard dan Amelia membelalakkan matanya.

"Kau sudah gila, Stev!, aku tak mungkin melakukan itu, aku sudah memberi kelonggaran pada Amelia untuk menerima tawaran iklan itu dengan syarat dia harus menghabiskan masa kontraknya di Sanjaya group, dan aku tak memberikan dia tugas yang berat ataupun lembur, apa itu tidak cukup, hah?" ucap Richard emosi.

Mendengar jawaban, Richard, Steven tidak bisa berbuat apa-apa karena selama Amelia belum tanda tangan kontrak dengan perusahaan Z, Steven atau siapapun tak bisa memaksa Amelia. Mungkin ia harus membicarakan ini lagi dengan Jonathan dan Milan.

"Baiklah, aku akan membicarakan masalah ini lagi dengan sutradara Jo dan Milan," ucap Steven.

Mendengar pembicaraan yang agak tegang antara sang ceo dan Steven membuat Amelia tak enak hati dan akhirnya ia ikut bicara juga.

"Tuan Steven, jika masa kontraku jadi masalah, maka anda boleh mencari penganti saya, meski saya bukan seorang model tetapi saya tahu benar tentang perhitungan keuangan suatu perusahaan, jika anda menunggu saya selesai kontrak maka peluncuran pruduk akan terhambat dan itu akan berakibat pada biaya promosi yang akan membengkak," ujar Amelia yang membuat Steven tertegun.

"Pantas saja Richard seolah tak rela Amelia keluar dari Sanjaya group, selain cantik dia juga berotak cemerlang," batin Steven.

"Jangan buru-buru mengambil keputusan, Amel, jika sutradara Jo sudah memilih tak akan ada yang bisa menggangunya, tunggu kabar dariku, dan sekarang aku pamit, maaf sudah menganggu waktu kalian," ucap Steven kemudian segera keluar dari ruangan Richard.

Sepeninggal Steven, hanya tinggal Richard dan Amelia di sana, Richard menghembuskan nafas kasar lalu mengambil posisi duduk di depan Amelia.

"Apa kau benar-benar ingin segera keluar dari perusahaan ini, Amel?"

Mendengar pertanyaan Richard, Amelia segera mengangakat kepalanya yang sedari tadi menunduk.

"Iya," jawab Amelia tegas tanpa keraguan sedikitpun.

"Apa karena perlakuanku dulu?"

"Iya."

"Maaf jika sikapku dulu membuatmu terluka."

"Jujur, ketika tahu bahwa anda menempatkan saya di ruang pengap yang lebih mirip gudang karena anda malu memiliki asisten buruk tupa seperti saya namun anda juga menginginkan kecerdasan saya, sungguh hati dan harga diei saya sangat terluka. Anda hanya menghargai seseorang dari luarnya, ketahuilah tuan Richard, bahwa seorang wanita yang terluka hatinya dia akan jauh lebih berbahaya dari apapun!"

Setelah mengatakan semua itu Amelia segera keluar dari ruangan Richard begitu saja, sedangkan Richard mematung mendengar semua perkataan Amelia.

Seminggu berlalu, namun tak ada kabar lagi tentang masalah Amelia dengan perusahaan Z, Amelia sendiri pun sudah pasrah, jika memang perusahaan Z tak jadi memakainya ia akan menerima tawaran kerja dari Samuel.

"Sepertinya aku tak boleh banyak berharap, yang penting aku segera keluar dari Sanjaya group, aku bisa menerima tawaran Samuel," pikir Amelia sambil matanya fokus menatap layar komputer namun pikirannnya melayang entah kemana, sampai dering ponsel membuyarkan lamunannya, terpampang nama Steven di sana.

Amelia

"Hallo, Tuan Steven!"

Steven

"Hallo juga Amel, aku ada kabar untukmu tentang iklan itu, dan maaf membuatmu menunggu. Setelah aku bicara dengan tuan Jonathan dan Milan sahabatku yang ikut mendanai produk ini, kami sepakat menunggumu sampai kontrakmu di sanjaya group selesai."

Amelia

"Baik tuan Steven, terima kasih atas perhatiannya dan juga pengertiannya."

Steven

"Sama-sama Amel."

Setelah mendapat telepon dari Steven Amelia merasa tenang, ia langsung memberi tahu Richard tentang keputusan perusahaan Z pada Amelia. Richardpun merasa senang, ia bisa menghabiskan waktu yang hanya tinggal bulan dengan sang asisten.

Waktupun seolah berlalu begitu cepat tak terasa hari terakhir Amelia di Sanjaya group telah usai. Ia menemui Richard untuk terakhir kalinya, bagaimanapun Richard masih atasannya sampai hari ini, dengan berat hati Richard harus melepas sang asisten dari sisinya.

Amelia diminta untuk ke perudahaan Z untuk menandatangi surat kontraknya, namun sebelum ia menandatangi surat kontrak tersebut Amelia mengajukan beberapa sayarat.

"Tuan Steven bolehkah aku mengajukan sayarat sebelum aku menandatangani kontrak ini?"

"Syarat apa maksud kamu?"

"Anda tahu saya bukan seorang model, saya bukan datang dari kalangan entertain, tapi setelah saya menjadi bintang iklan produk anda kehidupan saya akan berubah drastis, saya hanya minta pihak manajemen menjamin semua privacy hidup saya dari publik dan orang-orang yang tidak berkepentingan, kemudian anda harus mendisiplinkan karyawan anda terutama security dan resepsionis yang sering memandang seseorang dari luarnya, jika sampai saya tau karyawan perusahaan Z melakukan itu, saya sendiri yang akan memberi mereka pelajaran!" pinta Amelia dengan nada tegas.

Mendengar perminta Amelia, Steven hanya tersenyum, karena permintaan itu cukup mudah untuknya, namun Steven tidak tahu Amelia punya rencana lain di balik permintaannya itu.

"Baiklah aku setuju, sebentar akan aku minta Celia untuk merevisi isi kontraknya," ucap Steven kemudian menyuruh sekretarisnya untuk merevisi kontraknya.

Tak lama Celia sudah selesai merevisi kontraknya, kemudian Amelia segera menandatangani kontrak tersebut.

"Baik Amel kau sudah menandatangani kontraknya, selebihnya sutradara Jo akan menghubungimu untuk jadwal syutingnya," ucap Steven.

Setelah Amelia menandatangani kontrak iklan tersebut, Amelia mendapat jadwal dari sutradara Jo, minggu itu juga ia mulai syuting iklan bersama tuan Jo dan beberapa kru. .

"Jangan terlalu memaksakan diri, aku tak mau model ku kelelahan dan mempengaruhi syuting iklan yang aku sutradarai!" ucap tuan Jo setelah mendudukkan dirinya di kursi sebelah Amelia.

"Steven meminta agar aku tak terlalu keras padamu. Namun meski begitu aku tetap akan mengajarimu dengan caraku yang sering tak bersahabat, tapi semua itu demi masa depan mereka juga. Bukan aku sombong, tapi banyak model yang terkenal setelah merasakan tangan dinginku," sambung sutradara Jo.

"Maaf, tuan Jo jika saya masih banyak melakukan kesalahan saat syuting," ucap Amelia tak enak.

"Tak apa tapi lain kali dan seterusnya kau harus lebih fokus karena penampilanmu di iklan ini akan membawa dampak besar pada produk yang kamu iklan kan."

Usai memberi nasehat pada Amelia tuan Jo , bangun dari duduknya, lalu pergi dari hadapan Amelia, sedangkan Amelia hanya bisa menatap sendu punggung sang sutradara yang sudah berjalan mejauh darinya.

Episodes
1 Bab 1. Mencari Pekerjaan
2 Bab 2. Rencana Richard
3 Bab 3. Kedatangan Maria
4 Bab. 4. Metamorfosis Sempurna
5 Bab. 5. Bermain Cantik
6 Bab. 6. Model Penganti
7 Bab. 7. Ulat Keket
8 Bab. 8. Ada Apa Dengan Otak Amelia ?
9 Bab. 9. Tawaran Samuel
10 Bab. 10. Perasaan Amelia
11 Bab. 11. Model Kosmetik
12 Bab. 12. Kemarahan Danisa
13 Bab. 13. Persetujuan Richard
14 Bab. 14. Kontrak Kerja Selesai
15 Bab. 15. Perasaan Richard
16 Bab. 16. Nasib Sanjaya Group
17 Bab. 17. Gebrakan Amelia
18 Bab. 18. Pesaing
19 Bab. 19. Menghadapi Badai
20 Bab. 20. Dukungan Samuel dan Maria
21 Bab. 21. Bantuan Samuel
22 Bab. 22. Amelia VS Danisa
23 Bab. 23. Siaran On Air
24 Bab. 24. Konfetensi Pers
25 Bab. 25. Ungkapan Hati Richard
26 Bab. 26. Rencana Perjodohan
27 Bab. 27. Perasaan Amelia
28 Bab. 28. Kecelakaan
29 Bab. 29. Menelpon Amelia
30 Bab. 30. Richard Sadar
31 Bab. 31. Pernyataan Amelia
32 Bab. 32. Kepulangan Richard
33 Bab. 33. Perjamuan Makan Malam
34 Bab. 34. Berusaha
35 Bab. 35. Meminta Bantuan
36 Bab. 36. Menemui Yudha
37 Bab. 37. Memberanikan Diri
38 Bab. 38. Ke Kantor Bersama
39 Bab.39. Temuan Amelia
40 Bab. 40. Keseriusan Richard
41 Bab. 41. Kasih Sayang Mama
42 Bab. 42. Lamaran
43 Bab. 43. Merajuk
44 Bab. 44. Pemotretan
45 Bab. 45. Fashion Show
46 Bab. 46. Ke butik Anne
47 Bab. 47. Akhirnya Sah
48 Bab. 48. Malam Pertama
49 Bab. 49. Sarapan Pagi
50 Bab. 50. Pulang ke Rumah Utama
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Bab 1. Mencari Pekerjaan
2
Bab 2. Rencana Richard
3
Bab 3. Kedatangan Maria
4
Bab. 4. Metamorfosis Sempurna
5
Bab. 5. Bermain Cantik
6
Bab. 6. Model Penganti
7
Bab. 7. Ulat Keket
8
Bab. 8. Ada Apa Dengan Otak Amelia ?
9
Bab. 9. Tawaran Samuel
10
Bab. 10. Perasaan Amelia
11
Bab. 11. Model Kosmetik
12
Bab. 12. Kemarahan Danisa
13
Bab. 13. Persetujuan Richard
14
Bab. 14. Kontrak Kerja Selesai
15
Bab. 15. Perasaan Richard
16
Bab. 16. Nasib Sanjaya Group
17
Bab. 17. Gebrakan Amelia
18
Bab. 18. Pesaing
19
Bab. 19. Menghadapi Badai
20
Bab. 20. Dukungan Samuel dan Maria
21
Bab. 21. Bantuan Samuel
22
Bab. 22. Amelia VS Danisa
23
Bab. 23. Siaran On Air
24
Bab. 24. Konfetensi Pers
25
Bab. 25. Ungkapan Hati Richard
26
Bab. 26. Rencana Perjodohan
27
Bab. 27. Perasaan Amelia
28
Bab. 28. Kecelakaan
29
Bab. 29. Menelpon Amelia
30
Bab. 30. Richard Sadar
31
Bab. 31. Pernyataan Amelia
32
Bab. 32. Kepulangan Richard
33
Bab. 33. Perjamuan Makan Malam
34
Bab. 34. Berusaha
35
Bab. 35. Meminta Bantuan
36
Bab. 36. Menemui Yudha
37
Bab. 37. Memberanikan Diri
38
Bab. 38. Ke Kantor Bersama
39
Bab.39. Temuan Amelia
40
Bab. 40. Keseriusan Richard
41
Bab. 41. Kasih Sayang Mama
42
Bab. 42. Lamaran
43
Bab. 43. Merajuk
44
Bab. 44. Pemotretan
45
Bab. 45. Fashion Show
46
Bab. 46. Ke butik Anne
47
Bab. 47. Akhirnya Sah
48
Bab. 48. Malam Pertama
49
Bab. 49. Sarapan Pagi
50
Bab. 50. Pulang ke Rumah Utama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!