Malam peragaan busana yang di selenggarakan untuk launching produk fashion terbaru Sanjaya group, menjadi malam yang penuh kejutan. Di mana Richard membawa wanita cantik dan anggun di acara perusahaan bahkan terlihat akrab. Selain itu kehadiran Amelia yang mendadak model membuat dunia fashion gempar, pasalnya nama Amelia tidak pernah terdengar di dunia modeling, namun dalam satu malam bisa mengebrak dunia permodelan dengan gayanya yang anggun dan luwes seperti model profesional. Semenjak malam itu juga Richard menempel bak prangko pada Amelia, membuat sang asisten cantik itu sebal dan ingin sekali menendang Richard dadi Sanjaya group.
"Pak Richard, ini laporan keuangan dua bulan yang lalu, di situ banyak sekali kejanggalan di beberapa pos pengeluaran, dan itu sudah saya tandai. Lembaran yang satunya adalah laporan keuangan du bulan lalu yang sudah saya revisi," ucap Amelia setelah menyerahkan sebuah map yang berisi dua bendel laporan keuangan.
"Terima kasih, Amel," ucap Richard lalu membuka satu persatu laporan keuangan yang di berikan asisten cantiknya.
"Gila, otaknya benar-benar brilian, dia bisa menemukan kecurangan di laporan keuangan serapi ini," batin Richard begitu kagum dengan otak cantik Amelia.
"Kalau begitu saya permisi pak Richard."
"Tunggu, Amel!"
"Ada apa, Pak?"
"Kau mau kemana?"
"Saya mau keluar makan siang."
"Kalau begitu, aku ikut."
"Hah?, tapi saya akan makan di kantin kantor, apa anda tidak malu?"
"Kenapa aku harus malu?, ayo aku sudah lapar!" ajak Richard yang langsung mengandeng tangan Amelia keluar dari ruangannya.
Silvia dan karyawan yang melihat hal itu hanya melongo, seorang ceo mengandeng sang asisten.
Sampai di kantin kantor, semua karyawan yang makan di sana menatap sang ceo dan asistennya dengan keheranan. Selama menjadi ceo Sanjaya group baru kali ini sang ceo menginjakan kaki di kantin kantor. Petugas kantin juga memandang heran kedatangan sang ceo, petugas kantin langsung menghampiri meja dimana Richard dan Amelia duduk.
"Selamat siang pak Richard, ada yang bisa saya bantu?" tanya petugas kantin.
"Oh saya mau makan siang dengan asisten saya, kamu mau pesan apa Amelia?" tawar Richard dengan suara yang manis.
"Saya pesan nasi dan soup ayam seperti biasa sama minumnya air putih saja" jawab Amelia.
"Kalau begitu samakan saja menunya, aku juga pesan apa yang dipesan Amelia tadi."
"Baiklah, tunggu sebentar pak Richard, Nona!" ucap petugas kantin kemudian meninggalkan meja Richard.
Kehadiran Richard di kantin perusahaan adalah hal tak biasa, beberapa karyawan mengambil foto Richard bersama sang asisten. Kapan lagi bisa leluasa melihat ketampanan sang ceo yang tak bisa di dekati sembarang orang.
Tak lama pesanan datang, Amelia mulai.menyantap makanan di depannya dengan lahap karena dia sudah sangat lapar, ia tak peduli dengan imagenya. Sedangkan Richard juga mulai menyuapkan makanan ke mulutnya meski sempat memandang aneh bentuk makanan yang di pesan Amelia juga dirinya.
"Tidak terlalu buruk," batin Richard setelah menelan suapan pertama nasi soup ayam ke dalam mulutnya.
"Kalau tak suka tidak usah di habiskan, nanti bapak malah sakit!, saya tahu pak Richard tidak terbiasa makan makanan kalangan bawah seperti ini," ucap Amelia saat melihat Richard sempat menatap aneh makanan yang sudah tersaji di depannya.
Mendengar perkataan Amelia, Richard menghentikan makannya, lalu ia menatap Amelia sambil tersenyum dan berkata, "aku bisa makan makanan ini, rasanya cukup enak, jadi jangan khawatir!"
"Syukurlah kalau anda menyukainya," ucap Amelia datar.
"Oh ya, Amelia, by the way dimana kamu belajar menjadi model gaya kamu di malam itu sudah seperti model profesional?" tanya Richard yang masih penasaran dengan kemampuan Amelia di atas catwalk.
"Hanya belajar bejalan seperti itu bisa dipelajari secara otodidak, waktu di Miami sempat iseng-iseng berlatih berjalan di atas catwalk dengan Samuel, dan Sam bilang aku cukup berbakat," jawab Maria sambil tersenyum saat menceritakan pengalamannya di Miami bersama Samuel.
"Begitukah?, kau sangat dekat dengan teman Maria itu, apa kalian punya hubungan khusus yang tidak aku tahu?"
"Saya tidak punya hubungan khusus dengan Sam, tapi jika suatu saat kami di takdirkan punya hubungan khusus atau bahkam menikah, saya tak akan menolaknya karena Sam pria yang baik dan bertanggung jawab, Sam juga sangat menghargai diriku meskipun saat itu penampilanku sangat buruk."
Sebuah jawaban yang sangat menohok hati Richard, rasa bersalah pun mengelayuti hatinya karena pernah memperlakukan Amelia begitu buruk, memandang seseorang hanya dari luarnya, sekarang Richard tidak tahu setelah perubahan besar dalam diri Amelia, si asisten yang sudah bermeatamorfosis menjadi kupu yang cantik, masihkah dia mau terus berada di sisinya.
"Aku turut bahagia kalau kau juga bahagia, kalau Sam pria yang cocok untukmu, aku hanya bisa mendukungmu," ucap Richard, entah kenapa saat mengatakan kalimat itu hatinya merasa sesak.
"Pak Richard, saya sudah selesai makan, saya mau kembali ke kantor."
"Saya juga sudah selesai, biar aku yang bayar," ucap Richard saat Amelia akan mengambil uang dari saku blazernya.
"Terima kasih," ucap Amelia, kemudian mereka berdua meninggalkan kantin setelah Richard membayar makanan mereka.
Richard dan Amelia kembali melanjutkan pekerjaan mereka masing-masing, Richard benar-benar menepati ucapanya akan membuatkan ruangan khusus yang bagus untuk Amelia. Ruangan tersebut cukup luas, ber ac, dengan furniture berkelas, seperangakat komputer keluaran terbaru juga kulkas kecil. Fasilitas yang tidak pernah Amelia dapatkan saat penampilannya masih sangat buruk.
Wakti sudah menunjukkan pukul lima sore sudah saatnya para karyawan untuk pulang ke rumah. Begitupun juga dengan Amelia yang mengemasi barang-barangnya, ia juga bersiap untuk segera pulang, pekerjaan hari ini benar-benar melelahkan, namun saat ia keluar dari ruangannya, Richard sudah berada di depan pintun ruangannya.
"Pak Richard, anda kenapa di sini?" tanya Amel terkejut.
"Aku akan mengantarmu pulang."
"What!" batin Amelia
"Maaf saya bisa pulang sendiri, bapak tidak perlu repot-repot," tolak Amelia.
"Saya tidak terima penolakan, ayo!" ajak Richard yang langsung menyambar pergelangan tangan Amelia.
Amelia hanya menurut saja ajakan bosnya karena menolakpun juga percuma, di dalam mobil hanya ada keheningan tak ada pembicaraan di antara keduanya, hingga Richardlah yang membuka pembicaraan untuk menanyakan tepatnya alamat rumah Amelia.
"Setelah jalan ini belol kemana?"
"Belok kiri, rumah nomor tiga sebelah kanan."
Richard lalu membelokan mobilnya ke arah yang di tujukan oleh Amelia, mobil Richard berhenti di sebuah rumah sederhana bergaya minimalis.
"Ini rumahmu?"
"Iya, terima kasih pak Richard mengantar saya pulang."
"Sama-sama, lain kali kalau butuh tumpangan katakan saja, aku siap mengantarmu."
"Terima kasih, tapi anda tidak perlu berlebihan, kita hanya atasan dan bawahan, tidak enak jika sampai di lihat yang lain," ucap Amelia kemudian ia segera berlalu dari hadapan Richard dan memasuki halaman rumahnya.
Richard memandang sendu Amelia yang memasuki rumah tanpa menoleh sedikitpun ke arahnya. Berbagai macam perasaan tak menentu menyeruak ke dalam dadanya. Sosok Amelia yang baru membuat hatinya porak-poranda membuat Richard tak lagi berkencan dengan banyak wanita. Meski Richard seorang playboy namun ia tak pernah melakukan lebih, hanya berkencan, berpelukan dan berciuman, ia tak mau mengambil resiko jika harus lebih dari itu. Richard segera meninggalkan rumah Amelia dengan perasaan tak menentu.
"Aku akan berjuang mendapatkan hatimu, Amelia," tekad Richard sambil mencengram erat kemudi mobilnya.
Semenjak hari itu, dimana Richard menemani Amelia makan siang bersama di kantin perusahaan dan mengantar Amelia pulang Richard selalu menempel pada Amelia, saat makan siang, saat meeting, bahkan saat pulang. Richard benar-benar seperti ulat keket yang tak mau melepaskan diri dari sang asisten buruk rupa yang kini sudah berubah menjadi burung merak yang cantik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Upi Arbi
apa ia ulet keket bisa jadi burung merak yg cantik🤭
2022-10-17
0
Aerik_chan
like
2022-03-03
0