Setelah resmi keluar dari Sanjaya group karena kontrak kerjanya sudah selesai, Amelia menjalani hari-harinya sebagai model bintang iklan pendatang baru di dunia entertainment. Ada yang yakin kalau Amelia bisa menjadi bintang iklan terkenal namun ada juga yang mencibirnya dan tak yakin dengan kemampuannya. Bahkan ada yang berasumsi bahwa Amelia melakukan hal tidak benar demi meraih menjadi bintang iklan produk kosmetik ternama itu.
Namun Amelia tak ambil pusing dengan rumor negatif tentang dirinya, yang penting bagi Amelia, ia tak pernah melakukan hal-hal jelek yang mereka tuduhkan pada dirinya. Amelia sudah paham hal seperti ini akan menimpa dirinya, tentu saja karena latar belakang keluarganya yang hanya keluarga biasa dan Amelia yang tak memiliki pengalaman menjadi seorang bintang iklan.
Syuting iklan ternyata tak sesederhana yang Amelia bayangkan meski durasinya tidak sepanjang syuting film atau sinetron, namun sutradara Jo benar-benar total dengan pekerjaannya. Bahkan Amelia hampir menangis karena hanya sebuah adegan sederhana bisa di ulang sampai berkali-kali.
"Kau kenapa, Amel? tanya Wildan salah satu kru pembuatan iklan yang Amel bintangi.
"Nggak apa-apa pak Wildan," jawab Amelia namun matanya yang seperti habis menangis.
"Kamu nggak bisa berbohong, Amel kamu tidak sedang baik-baik saja, kamu habis menangis, dan aku tahu kenapa kau menangis. Saranku jangan diambil hati, itulah Sutradara Jo saat di lapangan, kau masih mending cuma di tegus dengan suara keras, model yang pernah di pegang oleh sutradara Jo pernah ada yang sampai di maki-maki sama dia, tapi setelah gemblengan luar biasa itu mereka jadi model yang hebat dan kompeten," ujar Wildan menceritakan tentang sutradara Jo yang sudah lama menjadi bosnya itu.
Tiga hari setelah syuting terakhir, tak sengaja sutradara Jo dan Amelia bertemu di lobby kantor perusahaan Z, sutradara Jo muncul dari dalam kantor, ia baru saja berbicara berdua dengan Steven tentang iklan produk kosmetik baru yang telah selesai ia garap.
"Selamat, Amelia, hasil kerjamu sangat bagus, maaf jika selama syuting aku agak keras padamu, itulah aku jika sudah terjun ke lapangan menjadi sutradara," ucap Sutradara Jo ketika bertemu Amelia di lobby kantor perusahaan Z.
"Tak apa sutradara Jo, sudah seharusnya anda memberikan yang terbaik untuk perusahaan meski cara anda agak berbeda dengan sutradara lainnya, dan terima kasih atas semua didikan anda sutradara Jo," ucap Amelia sambil sedikit membungkukkan badan memberi hormat pada sutradara Jo.
"Sepertinya sekarang kau harus membiasakan diri hidup dan bergaul di dunia entertainment, tapi juga jangan terlampau jauh bergaul karena di dunia entertainment banyak ujiannya. Iklan belum resmi launching saja kau sudah terkena gosip, aku harap kau tak terlalu menanggapinya, pikirkan saja karirmu ke depan agar usahaku mendidik mu tak sia-sia," ucap sutradara Jo yang langsung berlalu dari hadapan Amelia.
Amelia hanya bisa menatap punggung kokoh milik sutradara Jo, pria matang penuh ide cemerlang dalam menjalani profesinya sebagain seorang sutradara, namun terkesan misterius, banyak perusahaan besar menggunakan jasanya tapi namanya tak pernah berseliweran terkena gosip apapun, beliau juga sangat jarang di ekspos oleh media manapun.
"Sutradara Jo benar, aku harus lebih memikirkan karirku ke depan agar orang-orang yang sudah membantuku tidak kecewa, aku harus bisa membuat gebrakan baru, agar para model senior sok yes itu tidak bisa meremehkan diriku," batin Amelia dalam hati.
Amelia lalu meneruskan langkahnya menuju ruangan Steven, ia ingin membahas beberapa hal dengan orang yang pertama menawarinya pekerjaan menjadi model iklan.
Tok tok
"Siapa? tanya Steven dari dalam ruangannya.
"Saya, tuan Steven, Amelia."
"Masuk saja Amel!"
Ceklek
"Oh, Amel ayo duduk dulu, sebentar ya aku selesaikan berkas ini dulu!" pinta Steven yang masih menandatangani beberapa berkas.
"Tak apa, tuan Steven, maaf jika kedatangan saya menganggu anda," ucap Amelia tak enak.
"Tidak apa-apa, ini juga sudah selesai, ada apa kamu menemui saya?"
"Saya hanya ingin, tuan Steven memberi pengarahan yang lebih baik pada semua bagian yang berhubungan dengan tamu yaitu security dan resepsionis."
"Maksud kamu apa ya, Amel?"
"Maksud saya ada beberapa security dan resepsionis yang sok paling yes di perusahaan sehingga meremehkan beberapa tamu yang berpenampilan biasa saja, intinya jangan melihat seseorang dari covernya, jujur saya sangat terganggu dengan sikap seperti ini," keluh Amelia tentang penerimaan tamu di perusahaan Z yang penuh dengan orang-orang yang congkak dan sombong.
"Baiklah, keluhan dan saranmu aku terima, juga terima kasih kamu sudah mengingatkan hal ini pada saya, nanti saya akan sampaikan pada pimpinan perusahaan," ucap Steven.
"Jadi pimpinan di sini bukan pak Steven?"
"Bukan, aku hanya rekanan bisnis Lionel pemilik perusahaan ini, saya di sini hanya sampai syuting iklan dan launching produk selesai dan kamu harus siap-siap untuk launching produk itu minggu depan, nanti jadwalnya saya kirim ke kamu," ucap Steven.
"Baik, terima kasih untuk waktunya, kalau begitu saya permisi," ucap Amelia lalu tersenyum ramah pada Steven dan sedikit membungkukkan badan tanda hormat.
"Silahkan, Amel dan hati-hati di jalan," ucap Steven melepas kepergian Amelia.
Sepeninggal Amelia Steven kembali duduk di kursinya, bibirnya menyunggingkan senyuman.
"Gadis yang unik, pantas si Richard tergila-gila padanya, seandainya Amelia mau denganku, aku tak akan menolak," batin Steven sambil tersenyum.
Setelah keluar dari ruangan Steven, Amelia menghubungi Samuel untuk membicarakan sesuatu. Mereka janji bertemu di sebuah cafe dekat perusahaan Z, Amel tiba lebih dulu di cafe tersebut, selang sepuluh menit datanglah Samuel.
"Hai, Amel, maaf membuatmu menunggu," ucap Samuel ketika sudah sampai di cafe.
"Tak apa-apa, Sam seharusnya aku yang minta maaf selalu menganggu waktumu, kau mau pesan apa?"
"Aku capuccino saja dan steak."
Amel memanggil pelayan untuk mencatat pesanan mereka, setelah pelayan pergi, Amel memulai pembicaraan.
"Sam, aku ingin minta bantuanmu?"
"Bantuan apa?"
"Aku ingin membuat sejenis tempat kursus dimana di sana orang-orang yang mengalami hal seperti diriku dulu punya tempat di mana mereka bisa belajar untuk berubah."
"Tempat kursus?, hem..., tapi ku rasa lebih tepatnya salon kecantikan dan sekolah kepribadian, karena hal yang kau maksud merubah penampilan dan memperbaiki eneier beauty mereka agar tampil cantik, smart dan percaya diri itu kan yang kau maksud?"
"Ya pokoknya seperti itulah, apa kau bisa membuatkan untukku, tak usah besar-besar dulu, aku rasa tabunganku cukup untuk membuat tempat seperti itu."
"Kau mau bisnis seperti itu?"
"Tidak, Sam, mereka akan membayar semampu mereka saja bahkan jika mereka benar-benar tak punya uang, aku akan mengratiskan mereka, aku berharap tidak akan ada Amelia-Amelia yang lain di luar sana."
"Hem, berarti jika itu yang kau maksud, berarti kita harus membuat kursus kepribadian saja dulu, nanti kalau progresnya bagus kau bisa membuat sekolah kepribadian."
"Ya seperti itu tak apa, tapi aku minta bantuanmu dan kalau bisa aku ingin nona Maria bisa membantuku."
"Baiklah aku akan hubungi Maria."
Pembicaraan mereka terhenti karena pelayan mengantarkan makanan, Amel dan Samuel langsung membahas apa saja persiapan yang harus dilakukan untuk membuka kursus kepribadian.
.
.
Seminggu kemudian Poduk kosmetik yang di bintangi oleh Amelia launching, perusahaan Z tak main-main dengan produk barunya ini. Sebuah acara khusus di buat untuk launching produk ini dan acara tersebut di siarkan secara live di sebuah stasiun televisi swasta, banyak artis dan penyanyi ternama mengisi acara ini. Entah sudah berapa milyar dana yang di gelontorkan Steven dan Milan dalam mensuport produk ini. Di tengah-tengah kebahagiaan Amelia dan tim, ada seorang wanita yang terlihat memendam amarah, sorot matanya menunjukkan permusuhan pada Amelia.
"Dasar, murahan, kau pasti rela naik ke ranjang sutradara Jo, tuan Steven atau tuan Lionel, kalau tidak tak mungkin gadis ingusan tanpa pengalaman mampi terpilih menjadi brand ambasador produk sekelas perusaan Z, seharusnya aku yang di sana bukan kamu!"
Sebulan sudah berlalu, setelah acara peluncuran produk baru Amelia semakin sibuk untuk acara promosi di berbagai event dan di beberapa kota, namun ia tak lupa pada keinginannya membuat kursus kepribadian, dengan di bantu Samuel dan Maria kursus itu mulai dirintis, karena banyak yang tahu bahwa pemilik tempat kursus tersebut adalah pendatang baru yang sedang naik daun banyak yang berminat menjalani kursus kepribadian di tempat yang didirikan Ameliaz, tempat tersebut di beri nama The Princess Course.
Sedangkan untuk dua security yang dulu menghina Amelia di pecat karena terbukti telah mengusir dengan kasar seorang tamu yang berpenampilan jelek, siapa lagi kalau bukan Amelia sendiri yang menyamar menjadi jelek dan pura-pura bertamu di perusahaan Z, dua sekurity tersebut sebenarnya sudah di beri pengarahan dari pimpinan tapi tetap saja bandel, akhirnya kedua security tersebut kehilangan pekerjaannya.
Kehadiran Amelia di dunia entertaiment membawa warna baru di dunia iklan, gebrakanya yang luar bisa membuat perusahaan Z semakin maju dan tentu saja banyak tawaran pekerjaan yang mengiurkan yang datang pada Amelia. Namun Amelia ingin fokus dulu dengan dirinya yang menjadi brand ambasador produk kecantikan dan juga pemilik The Princess Course.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments