Bab. 10. Perasaan Amelia

Semenjak pertengkaran masalah bonus tender perusahaan, Amelia dan Richard terlibat perang dingin, selama beberapa hari mereka saling diam, untuk tugas Amelia hanya memeriksa laporan keuangan dan kelayakan proposal kerjasama yang diajukan perusahaan lain pada Sanjaya group.

Richard tak pernah lagi menyuruh Amelia membuat sebuah proposal kerjasama, Richard juga tak pernah mengajaknya meeting diluar seperti biasanya. Namun bagi Amelia itu semua bukan hal yang bisa menganggu kinerjanya. Richard sama sekali tidak berusaha memberi penjelasan tentang kemana bonus besar dari tender besar yang harusnya ia terima selama ini.

"Dasar laki-laki brengsek, baiklah jika itu maumu, aku hanya akan menghabiskan masa kontrakku di sini yang tinggal tiga bulan lagi. Aku sudah tidak punya perasaan apapun lagi padanya, perubahan fisik yang aku alami cukup menjadi bukti bahwa laki-laki seperti apa dirinya, mungkin aku aku akan mempertimbangkan tawaran dari Samuel," monolog Amelia sambil mengetuk-ngetukan bolpoin ke atas meja kerjanya.

Di tengah lamunannya interkom di ruangannya berbunyi, sebuah panggilan dari Richard agar ia menghadap ke ruangannya.

Tok tok

"Permisi, apa pak Richard memanggil saya?" tanya Amelia dengan sikap biasa saja.

"Iya, duduklah!" pinta Richard

"Saya memanggilmu ke sini untuk mengatakan cek ponselmu sekarang!"

Meski bingung, Amelia melakukan apa yang di katakan Richard.

"Apa yang harus saya cek, Pak?" tanya Amelia bingung.

"Cek notifikasi E-Banking kamu."

Amelia segera mengecek laporan E-Banking miliknya, dan mata Amelia membulat sempurna ketika melihat nominal angka di E-Bankingnya.

"I-ini uang apa ya, Pak?"

"Itu bonus kamu selama kemarin kamu berhasil mengoalkan proyek besar Sanjaya group, mungkin ini terlambat tapi setidaknya aku berusaha menjadi pimpinan yang bertanggung jawab, dan soal beberapa hari ini aku minta maaf, juga belakangan ini kamu tidak saya serahi membuat proposal kerjasama bukan karena saya tidak ingin kamu mendapat bonus besar tetapi karena saya ingin belajar dengan kemampuan saya sendiri, saya tak ingin terlalu bergantung pada orang lain lagi. Terima kasih kehadiranmu dalam hidup saya membuat saya sadar," ucap Richard.

"Maaf, jika ucapan saya kemarin melukai hati anda, tapi uang sebesar ini yang saya inginkan," ucap Amelia kemudian ia langsung pergi begitu saja dari ruangan Richard.

Sampai di ruangannya Amelia mendudukkan dirinya di kursi kerjanya, ia memang merasa di curangi oleh Richard tapi saat Richard mentransfer sejumlah uang ke rekeningnya, hatinya justru merasa sakit, yang ia butuhkan adalah penjelasan Richard kenapa dia sampai hati tak memberikan bonus yang sesungguhnya, meskipun ia sudah bisa menduga apa penyebab Richard tak memberinya uang bonus tersebut.

"Huh, apa di kira aku cewek matre apa, setelah aku membahas bonus, malah dia ingin mengerjakan sendiri, cih..alasan apa itu, tidak ingin terlalu bergantung pada orang lain, tapi biarkan sajalah tiga bulan lagi aku sudah angkat kaki dari perusahaan ini," gumam Amelia dalam hati.

Rasa sakit hati yang ia terima saat dirinya masih jelek, masih terekam jelas dalam ingatannya, ,dan karena hal itulah yang membuat perasaannya yang dulu sangat memuja Richard menjadi sebuah kebencian.

Amelia melanjutkan pekerjaannya sampai waktu pulang tiba, setelah jam menunjukkan jam empat sore, Amelia membereskan barang-barangnya, pada saat itulah ponselnya berbunyi. Tampak nama Samuel di layar ponselnya dan Amelia langsung menggeser tombol hijau di layar ponselnya.

Amelia

"Hallo, Ada apa, Sam?

Samuel

"Aku tunggu di parkiran, kita pulang bareng!"

Amelia

"Kenapa sih repot-repot, aku bisa pulang sendiri."

Samuel

"Tidak apa, Amel, ayolah aku sudah menunggu di bawah!"

Amelia

"Baiklah, tunggu sebentar kalau begitu!"

Amelia segera keluar dari ruangannya, tak ada lagi Richard yang selalu menunggunya di depan ruangan, meski terkadang ia merasakan ada sesuatu yang hilang, namun Amelia berusaha menepis perasaan itu dan tidak mempedulikannya. Amelia langsung menuju parkiran, dan benar di sana sudah ada Samuel yang berdiri bersandar di body mobil bagian samping sambil memainkan ponselnya.

"Sam!"

"Hei, sudah selesai, ayo!" ajak Sam pada Amelia agar segera masuk ke dalam mobilnya.

"Bagaimana pekerjaanmu hari ini?" tanya Samuel saat ia sudah berada di dalam mobil bersama Amelia.

"Baik, semuanya baik, sekarang aku jarang di beri tugas membuat proposal kerjasama jadi tak terlalu sibuk," jawab Amelia.

"Kenapa bisa begitu, bukankan itu bagian dari tugasmu?"

"Aku tidak tahu dan aku juga tidak mau tahu, malah enak kok nggak di kasih tugas itu, aku jadi selalu bisa pulang kerja tepat waktu, tidak harus lembur."

"Tapi kan kalau ikut mengerjakan proposal-proposal kerjasama, kau akan mendapat bonus lebih."

Mendengar perkataan Samuel yang membahas bonus dari proposal kerjasama membuat ia teringat pertengkarannya dengan Richard beberapa hari yang lalu yang ber ujung perang dingin. Melihat Amelia tiba-tiba diam membuat Samuel menjadi heran sekaligus tidak enak hati, karena mungkin ada perkataannya yang menyinggung Amelia.

"Amel, Mel!" panggil Samuel dengan suara sedikit keras karena wanita yang duduk di sisinya sedang dalam mode silent dan melamun.

Amel sedikit terjingkat karena panggilan Samuel yang sedikit keras. Ia langsung menoleh pada pria yang berada di sampingnya itu.

"Eh iya, Sam ada apa?"

"Kamu melamun?"

"Tidak, aku tidak melamun," elak Amelia padahal sudah jelas bahwa dia baru saja melamun.

"Jangan bohong, kalau tidak melamun kenapa tadi terkejut saat aku panggil!"

"Iya aku memang sedikit melamun tadi."

"Apa yang kau lamunkan?, Richard?"

"Kenapa Samuel bisa menebak pikiranku, seperti cenayang saja," batin Amelia.

"Apa yang aku lamunkan tidaklah penting, tak usah di bahas lagi, kau fokus menyetir saja, nanti nabrak!"

"Kau tak ingin mampir cari makan dulu sebelum pulang, kebetulan di area jalan sana banyak resto dan cafe?" tawar Samuel.

"Tidak, aku belum lapar, aku hanya ingin cepat sampai rumah dan istirahat tapi kalau kamu mau beli makan dulu tidak apa-apa, aku akan tunggu di mobil."

"Tidak, aku juga belum lapar, soal makananku itu gampang, aku sudah terbiasa hidup sendiri jadi aku tidak terlalu memikirkan soal makan."

"Jangan seperti itu, meski kau hidup sendiri kamu juga harus memikirkan dirimu sendiri, kesehatan adalah salah satu harta yang paling berharga namun saat dia ada banyak orang yang meremehkannya," ucap Amelia seperti emak-emak yang sedang mengomeli anaknya, dan hal itu membuat Samuel tersenyum.

"Begini ternyata rasanya kalau di perhatikan seorang wanita, cerewet tapi menyenangkan" batin Samuel bahagia.

"Hei, kenapa malah senyum-senyum sendiri?" tanya Amelia saat melihat Samuel memegang kemudi sambil tersenyum sendiri.

"Aku hanya merasa senang, mendengar nasehatmu aku berasa mendapat omelan dari seorang istri," jawab Samuel sambil tersenyum ke arah Amelia.

"Ish, ada-ada saja mana ada seperti itu," ucap Amelia yang malah salting.

"Kenapa aku jadi merasa aneh mendengar kata istri dari mulut Samuel, huh dasar otakku kenapa jadi aneh sih?" batin Amelia dalam hati.

"Kenapa melamun lagi?, jangan-jangan kamu melamunkan jika kamu jadi istriku!"

"What!"

Terpopuler

Comments

Realme Baru

Realme Baru

setelah jadi cantik ko malah sombong kmu amalia waktu masih jelek ga ada tu perusahaan yg nerima kamu tu cuma perusahaan ricard yg nerima kmu ya walaupun dia manwafaatin kmu doank tpi itu juga salah kmu sendiri yg tidk menghargai diri sendiri masa di jaman sudah moderend tapi penampilan ga di perhatikn rambut kaya sapu ijuk kata yg punya salon berarti ga perna di cuci wajar la disembunyiin di ruang tertutup cantik itu ga perlu mewah

2022-09-17

0

Aerik_chan

Aerik_chan

like

2022-03-09

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Mencari Pekerjaan
2 Bab 2. Rencana Richard
3 Bab 3. Kedatangan Maria
4 Bab. 4. Metamorfosis Sempurna
5 Bab. 5. Bermain Cantik
6 Bab. 6. Model Penganti
7 Bab. 7. Ulat Keket
8 Bab. 8. Ada Apa Dengan Otak Amelia ?
9 Bab. 9. Tawaran Samuel
10 Bab. 10. Perasaan Amelia
11 Bab. 11. Model Kosmetik
12 Bab. 12. Kemarahan Danisa
13 Bab. 13. Persetujuan Richard
14 Bab. 14. Kontrak Kerja Selesai
15 Bab. 15. Perasaan Richard
16 Bab. 16. Nasib Sanjaya Group
17 Bab. 17. Gebrakan Amelia
18 Bab. 18. Pesaing
19 Bab. 19. Menghadapi Badai
20 Bab. 20. Dukungan Samuel dan Maria
21 Bab. 21. Bantuan Samuel
22 Bab. 22. Amelia VS Danisa
23 Bab. 23. Siaran On Air
24 Bab. 24. Konfetensi Pers
25 Bab. 25. Ungkapan Hati Richard
26 Bab. 26. Rencana Perjodohan
27 Bab. 27. Perasaan Amelia
28 Bab. 28. Kecelakaan
29 Bab. 29. Menelpon Amelia
30 Bab. 30. Richard Sadar
31 Bab. 31. Pernyataan Amelia
32 Bab. 32. Kepulangan Richard
33 Bab. 33. Perjamuan Makan Malam
34 Bab. 34. Berusaha
35 Bab. 35. Meminta Bantuan
36 Bab. 36. Menemui Yudha
37 Bab. 37. Memberanikan Diri
38 Bab. 38. Ke Kantor Bersama
39 Bab.39. Temuan Amelia
40 Bab. 40. Keseriusan Richard
41 Bab. 41. Kasih Sayang Mama
42 Bab. 42. Lamaran
43 Bab. 43. Merajuk
44 Bab. 44. Pemotretan
45 Bab. 45. Fashion Show
46 Bab. 46. Ke butik Anne
47 Bab. 47. Akhirnya Sah
48 Bab. 48. Malam Pertama
49 Bab. 49. Sarapan Pagi
50 Bab. 50. Pulang ke Rumah Utama
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Bab 1. Mencari Pekerjaan
2
Bab 2. Rencana Richard
3
Bab 3. Kedatangan Maria
4
Bab. 4. Metamorfosis Sempurna
5
Bab. 5. Bermain Cantik
6
Bab. 6. Model Penganti
7
Bab. 7. Ulat Keket
8
Bab. 8. Ada Apa Dengan Otak Amelia ?
9
Bab. 9. Tawaran Samuel
10
Bab. 10. Perasaan Amelia
11
Bab. 11. Model Kosmetik
12
Bab. 12. Kemarahan Danisa
13
Bab. 13. Persetujuan Richard
14
Bab. 14. Kontrak Kerja Selesai
15
Bab. 15. Perasaan Richard
16
Bab. 16. Nasib Sanjaya Group
17
Bab. 17. Gebrakan Amelia
18
Bab. 18. Pesaing
19
Bab. 19. Menghadapi Badai
20
Bab. 20. Dukungan Samuel dan Maria
21
Bab. 21. Bantuan Samuel
22
Bab. 22. Amelia VS Danisa
23
Bab. 23. Siaran On Air
24
Bab. 24. Konfetensi Pers
25
Bab. 25. Ungkapan Hati Richard
26
Bab. 26. Rencana Perjodohan
27
Bab. 27. Perasaan Amelia
28
Bab. 28. Kecelakaan
29
Bab. 29. Menelpon Amelia
30
Bab. 30. Richard Sadar
31
Bab. 31. Pernyataan Amelia
32
Bab. 32. Kepulangan Richard
33
Bab. 33. Perjamuan Makan Malam
34
Bab. 34. Berusaha
35
Bab. 35. Meminta Bantuan
36
Bab. 36. Menemui Yudha
37
Bab. 37. Memberanikan Diri
38
Bab. 38. Ke Kantor Bersama
39
Bab.39. Temuan Amelia
40
Bab. 40. Keseriusan Richard
41
Bab. 41. Kasih Sayang Mama
42
Bab. 42. Lamaran
43
Bab. 43. Merajuk
44
Bab. 44. Pemotretan
45
Bab. 45. Fashion Show
46
Bab. 46. Ke butik Anne
47
Bab. 47. Akhirnya Sah
48
Bab. 48. Malam Pertama
49
Bab. 49. Sarapan Pagi
50
Bab. 50. Pulang ke Rumah Utama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!