Bab. 4. Metamorfosis Sempurna

Amelia sangat terkejut ketika mendapatkan perintah dari Richard untuk mendampingi Maria pergi ke Miami selama dua minggu. Pasalnya ia tak begitu mengenal sosok Maria dan Samuel, tapi karena ini perintah sang bos maka mau tidak mau Amelia harus menerimanya.

"Apa nona Maria tahu kenapa pak Richard menyuruh saya menemani anda selama ada di Miami?" tanya Amelia saat mereka sudah berada di dalam pesawat.

"Bukan Richard yang menginginkan kamu mendampingi saya, tapi saya lah yang memintamu pada Richard agar menemani saya untuk project-nya di Miami. Mulanya Richard keberatan aku menginginkan kamu, dia akan mencarikan orang lain, tapi aku tak mau, aku hanya ingin dirimu, Amelia," jawab Maria.

"Kenapa nona Maria memilih saya?" tanya Amelia merasa heran dengan keputusan Maria memilih dirinya yang berpenampilan kampungan, di bandingkan dengan postur tubuh Maria, Amelia tidak ada apa-apanya.

"Belum saatnya kamu tahu, tapi percayalah aku tidak akan berbuat jahat padamu ataupun memanfaatkan dirimu seperri si Richard itu, sekarang istirahatlah, penerbangan masih lama!" ucap Maria kemudian memejamkan matanya karena dia sudah sangat lelah.

Melihat Maria memejamkan matanya, Amelia membuang pandangannya ke luar jendela, hanya hamparan awan yang terlihat, Amelia merasa janggal dengan kata-kata Maria barusan.

"Aku tidak akan memanfaatkan mu seperti si Richard itu, apa maksud perkataan nona Maria itu, pak Richard memanfaatkan aku soal apa sih?" tanya Amelia dalam hati.

Setelah menempuh perjalanan kota J ke Miami selama berjam-jam akhirnya Maria, Samuel dan Amelia tiba di Miami Internasional. Sampai di sana sudah ada supir khusus yang menjemput Maria dan kedua temannya itu. Sepanjang perjalanan Amelia sangat kagum dengan suasana kota Miami, maklum baru kali ini Amelia bepergian ke luar negeri.

"Kau suka Miami, Amelia?" tanya Samuel yang duduk bersama dengan sang sopir.

"Suka, suasananya sangat menyenangkan," jawab Amelia dengan mata berbinar.

Maria yang melihat pancaran kebahagiaan di mata Amelia tersenyum tipis, bagaimana tidak gadis penuh potensi seperti Amelia harus terkurung di ruangan tak layak hanya demi seseorang yang ingin sukses tapi tak mau bekerja keras.

Setelah setengah jam perjalanan, akhirnya mereka sampai di sebuah hotel yang megah, Amelia hampir tak berkedip melihat kemegahan hotel tersebut.

"Ayo Amelia, kita masuk!" ajak Maria.

Maria memesan tiga kamar, ia bisa saja satu kamar dengan Amelia tapi ia ingin memberikan privacy bagi Amelia.

"Ini kamar mu, di sebelah kamu adalah kamarku dan yang sebelahnya lagi adalah kamar Samuel!" tunjuk Maria pada tiga kamar mewah yang ada di depannya.

"Sebaiknya kamu segera istirahat, karena besok pekerjaan besar kita akan di mulai, kalau kau membutuhkan bantuan jangan sungkan," ucap Samuel kemudian segera masuk ke kamarnya begitu juga Maria.

Malam itu Amelia langsung tertidur begitu selesai membersihkan diri, penerbangan berjam-jam membuat tubuhnya remuk .

Pagi harinya setelah sarapan Maria dan Samuel membawa Amelia ke sebuah tempat seperti salon kecantikan.

"Nona Maria untuk apa anda membawa saya kesini?" tanya Amelia bingung dan sedikit takut.

Melihat ekspresi Amelia, Maria dan Samuel hanya tersenyum, benar-benar gadis polos, pantas saja si Richard sangat leluasa memanfaatkan Amelia.

"Amel, dengarkan aku!, kamu punya segudang potensi, kau harus bisa memaksimalkan itu, apa kamu mau seumur hidup mengabdi pada si Richard yang bodoh itu?" ucap Maria penuh penekanan.

"Tidak, nona Maria, aku juga ingin sukses, tapi apa aku bisa?" ucap Amelia ragu dan merasa inscure pada dirinya sendiri.

"Kamu pasti bisa, kami ingin membantumu untuk itu," sahut Samuel yang langsung menjawab pertanyaan Amelia.

"Kenapa kalian ingin membantuku, aku bukan siapa-siapa kalian?"

"Karena kami peduli pada nasib gadis baik dan cerdas sepertimu, alasan lainnya suatu saat kamu akan tahu tapi tidak sekarang," jawab Maria.

Samuel melihat jam di tangannya, sepertinya harus segera memasukan Amelia ke dalam ruangan tranformasi kecantikan tersebut, karena ia juga di kejar waktu.

"Kita sudahi dulu konseling nya, sekarang kamu harus masuk ke dalam ruangan itu!" pinta Samuel.

Meski masih ragu akhirnya Amelia menurut saja ketika Maria mengiringnya masuk ke ruangan transformer itu, sedangkan Samuel pergi sebentar untuk mengurus para modelnya.

Sampai di ruangan tersebut, Maria di sambut hangat oleh pemilik salon tersebut, sepertinya Maria sudah sangat akrab dengan pemilik salon yang terlihat sedikit aneh di mata Maria.

"Jenny apa kabar?" sapa Maria.

"Aku baik baby, tapi hantu mana yang kau bawa ke sini?" tanya Jenny dengan suara centilnya memindai Amelia yang berdiri di belakang Maria.

"Oh maaf aku sampai lupa mengenalkannya, dia adalah temanku dari negara I, aku minta tolong padamu bantu dia menjadi putri paling cantik, aku yakin tangan ajaibmu bisa melakukannya!"

"Huh, baby kenapa kau tega memberiku tugas berat ini," keluh Jenny dengan nada manja pada Maria.

"Ayolah, bantu aku, kamu pasti bisa!" mohon Maria pada Jenny yang menatap tak suka pada Amelia.

"Baiklah tapi kau harus bayar mahal untuk jasaku ini dan juga kau harus bisa membujuk si tampan Samuel untuk makan malam denganku, oke!" ucap Jenny sambil mengedipkan sebelah matanya, kemudian ia langsung menarik Amelia dan mendudukkannya di sebuah kursi.

Jenny memegang rambut Amelia dengan sedikit jijik karena terlihat kusam, ini adalah pelanggan terburuk sepanjang karirnya.

"Oh my God, ini rambut atau sapu lantai sih," ucap Jerry tanpa perasaan. Amelia yang mendengarnya jadi sangat kesal.

"Kalau anda tak mau menyentuh rambutku jangan di sentuh!" ketus Amelia pada Jenny.

"Heh, gitu aja ngambek, sini keramas dulu!" pinta Jenny.

Satu persatu ritual mengurus rambut dilakukan oleh Jenny sampai pada akhirnya rambut panjang Amelia yang terlihat kusam menjadi lurus hitam legam dan berkilau. Jenny sendiri sangat kagum dengan karyanya sendiri.

"Bener juga kata baby, kamu bisa jadi putri paling cantik, sekarang tinggal wajahmu."

Jenny melepas kaca mata tebal milik Amelia lalu mulai mengurus wajah Amelia agar bisa secantik rambutnya, dan benar saja wajah dan rambut Amelia yang baru sudah seperti model papan atas.

"Amazing, you is very beautiful, tinggal mata kamu," ucap Jerry lalu mengambil soft lens untuk dipasang di mata cantik Amelia.

"Perfect, ayo kita perlihatkan pada baby, dia pasti akan pingsan!" ajak Jerry

"Baby..., yuhuuu.., look is this!" panggil Jenny pada Maria sambil mengandeng Amelia.

Maria membuka mulutnya lebar saat melihat perubahan Amelia, lebih cantik dari para model berkelas yang bekerja untuknya dan Samuel.

"Ya Tuhan, Amelia ini sempurna, aku yakin Jika Richard melihatmu ia akan langsung terkena serangan jantung," ucap Maria sambil melihat dengan detail perubahan Amelia.

"Hasil karyaku memang tak di ragukan lagi, kau tinggal memberikan pakaian yang bagus maka semua akan terlihat luar biasa, Baby," ucap Jenny.

Setelah mentransformasi wajah dan rambut Amelia kini giliran Maria menyempurnakan kecantikan Amelia dengan baju yang indah. Ia berpamitan dengan Jenny dan mengucapkan terima kasih, kemudian ia dan Amelia meninggalkan salon Jenny. Sebelum mencari baju untuk Amelia, Maria mengajak Amelia untuk makan siang.

"Amel kita makan dulu ya di restoran sana!" ajak Maria.

"Iya nona Maria, tapi mana pak Samuel?" tanya Amelia.

"Sam sedang sibuk pemotretan dengan para modelnya," jawab Maria.

Maria dan Amelia segera mengambil tempat duduk di restoran lalu memesan beberapa menu.

"Amel, apa kau tahu alasan Richard menempatkan mu di ruangan tak layak itu?"

"Tahu, nona, kata pak Richard yang aku kerjakan adalah hal sangat penting jadi tidak ada yang boleh tahu keberadaan ku dalam membantu pak Richard."

"Kau salah, Amel, sebenarnya kau sudah dibohongi mentah-mentah olehnya, Richard malu memiliki asisten yang berpenampilan kampungan sepertimu, namun dia sangat membutuhkan bantuanmu. Seharusnya assisten cerdas sepertimu di berikan fasilitas khusus, ruangan ber ac yang bagus bukan bukan kamar hantu seperti itu," jelas Maria pada Amelia agar gadis itu bisa mengerti tentang nasibnya yang di buat mainan oleh seseorang.

"Kenapa aku begitu bodoh, tidak berfikir sampai ke situ," batin Amelia geram.

"Aku akan mengajarimu banyak hal agar kamu bisa memaksimalkan kemampuanmu, agar setelah kau kembali ke negaramu, tak akan ada yang menghinamu lagi termasuk Richard."

"Terima kasih nona Maria, aku akan belajar dengan baik agar tak akan ada yang merendahkan aku lagi."

"Good, Amelia, itu baru sahabatku."

Sambil makan Maria bercerita banyak tentang dirinya dan juga hubungannya dengan Richard, Maria juga menceritakan bagaimana sebenarnya Richard. Bukan tanpa alasan, Maria sangat tidak suka sifat Richard yang hanya suka bersenang-senang dan mengencani banyak wanita, ia ingin merubah Richard melalui Amelia, namun sepertinya Amelia berfikir hal yang lain, mendengar semua penuturan Maria, ada rasa sakit yang menghujam jantungnya. Ketulusannya di balas dengan perlakuan Richard yang memanfaatkan dirinya, bahkan Amelia pernah di paksa lembur selama seminggu untuk menyelesaikan suatu tender besar tanpa ada yang membantunya.

"Richard Hendrawan Sanjaya, tunggu aku, akan aku balas semua apa yang kamu lakukan padaku, dengan perubahanku yang sekarang, perlahan tapi pasti aku akan membuatmu bertekuk lutut padaku," batin Amelia penuh amarah.

Selesai makan siang, Maria mengajak Amelia membeli beberapa pakaian untuk Amelia. Setelah selesai berbelanja mereka kembali ke hotel untuk beristirahat sebentar karena masih ada acara yang harus mereka hadiri. Sampai di hotel Amelia dan Maria langsung masuk ke kamarnya masing-masing.

Di dalam kamar, Amelia merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, ia sedang berfikir menyusun strategi untuk bermain cantik dengan Richard. Bibir Amelia menyunggingkan senyuman ketika sudah menemukan permainan cantik untuk bos besarnya.

Samuel sangat terkejut dengan perubahan Amelia, ia berniat menjadikan Amelia sebagai modelnya. Samuel dan Maria bekerja keras agar Amelia bisa menjadi seorang yang berkelas. Amelia sangat berbakat, baik Maria dan Samuel tak akan menyia-nyiakan hal itu.

"Semoga kau bisa sadar dengan perilakumu, Rich," ucap Maria dalam hati sambil tersenyum melihat Samuel dan Amelia yang sedang berbicara santai.

Terpopuler

Comments

Upi Arbi

Upi Arbi

bagus ....mulai tertarik sama alur ceritanya

2022-10-16

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Mencari Pekerjaan
2 Bab 2. Rencana Richard
3 Bab 3. Kedatangan Maria
4 Bab. 4. Metamorfosis Sempurna
5 Bab. 5. Bermain Cantik
6 Bab. 6. Model Penganti
7 Bab. 7. Ulat Keket
8 Bab. 8. Ada Apa Dengan Otak Amelia ?
9 Bab. 9. Tawaran Samuel
10 Bab. 10. Perasaan Amelia
11 Bab. 11. Model Kosmetik
12 Bab. 12. Kemarahan Danisa
13 Bab. 13. Persetujuan Richard
14 Bab. 14. Kontrak Kerja Selesai
15 Bab. 15. Perasaan Richard
16 Bab. 16. Nasib Sanjaya Group
17 Bab. 17. Gebrakan Amelia
18 Bab. 18. Pesaing
19 Bab. 19. Menghadapi Badai
20 Bab. 20. Dukungan Samuel dan Maria
21 Bab. 21. Bantuan Samuel
22 Bab. 22. Amelia VS Danisa
23 Bab. 23. Siaran On Air
24 Bab. 24. Konfetensi Pers
25 Bab. 25. Ungkapan Hati Richard
26 Bab. 26. Rencana Perjodohan
27 Bab. 27. Perasaan Amelia
28 Bab. 28. Kecelakaan
29 Bab. 29. Menelpon Amelia
30 Bab. 30. Richard Sadar
31 Bab. 31. Pernyataan Amelia
32 Bab. 32. Kepulangan Richard
33 Bab. 33. Perjamuan Makan Malam
34 Bab. 34. Berusaha
35 Bab. 35. Meminta Bantuan
36 Bab. 36. Menemui Yudha
37 Bab. 37. Memberanikan Diri
38 Bab. 38. Ke Kantor Bersama
39 Bab.39. Temuan Amelia
40 Bab. 40. Keseriusan Richard
41 Bab. 41. Kasih Sayang Mama
42 Bab. 42. Lamaran
43 Bab. 43. Merajuk
44 Bab. 44. Pemotretan
45 Bab. 45. Fashion Show
46 Bab. 46. Ke butik Anne
47 Bab. 47. Akhirnya Sah
48 Bab. 48. Malam Pertama
49 Bab. 49. Sarapan Pagi
50 Bab. 50. Pulang ke Rumah Utama
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Bab 1. Mencari Pekerjaan
2
Bab 2. Rencana Richard
3
Bab 3. Kedatangan Maria
4
Bab. 4. Metamorfosis Sempurna
5
Bab. 5. Bermain Cantik
6
Bab. 6. Model Penganti
7
Bab. 7. Ulat Keket
8
Bab. 8. Ada Apa Dengan Otak Amelia ?
9
Bab. 9. Tawaran Samuel
10
Bab. 10. Perasaan Amelia
11
Bab. 11. Model Kosmetik
12
Bab. 12. Kemarahan Danisa
13
Bab. 13. Persetujuan Richard
14
Bab. 14. Kontrak Kerja Selesai
15
Bab. 15. Perasaan Richard
16
Bab. 16. Nasib Sanjaya Group
17
Bab. 17. Gebrakan Amelia
18
Bab. 18. Pesaing
19
Bab. 19. Menghadapi Badai
20
Bab. 20. Dukungan Samuel dan Maria
21
Bab. 21. Bantuan Samuel
22
Bab. 22. Amelia VS Danisa
23
Bab. 23. Siaran On Air
24
Bab. 24. Konfetensi Pers
25
Bab. 25. Ungkapan Hati Richard
26
Bab. 26. Rencana Perjodohan
27
Bab. 27. Perasaan Amelia
28
Bab. 28. Kecelakaan
29
Bab. 29. Menelpon Amelia
30
Bab. 30. Richard Sadar
31
Bab. 31. Pernyataan Amelia
32
Bab. 32. Kepulangan Richard
33
Bab. 33. Perjamuan Makan Malam
34
Bab. 34. Berusaha
35
Bab. 35. Meminta Bantuan
36
Bab. 36. Menemui Yudha
37
Bab. 37. Memberanikan Diri
38
Bab. 38. Ke Kantor Bersama
39
Bab.39. Temuan Amelia
40
Bab. 40. Keseriusan Richard
41
Bab. 41. Kasih Sayang Mama
42
Bab. 42. Lamaran
43
Bab. 43. Merajuk
44
Bab. 44. Pemotretan
45
Bab. 45. Fashion Show
46
Bab. 46. Ke butik Anne
47
Bab. 47. Akhirnya Sah
48
Bab. 48. Malam Pertama
49
Bab. 49. Sarapan Pagi
50
Bab. 50. Pulang ke Rumah Utama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!