Ke esokan harinya saat Amelia sudah masuk kerja, Richard langsung memanggil Amelia untuk menghadap ke ruangannya.
"Ada apa pak Richard memanggil saya?" tanya Amelia saat sudah berada di ruangan Richard.
"Katakan padaku, apa kau menaruh dendam padaku?" tanya Richard sambil menatap tajam pada Amelia.
Amelia tertegun mendengar pertanyaan Richard, ia tak mengerti arah pembicaraan sang bos yang menyuruhnya menghadap hanya untuk menanyakan hal seperti itu.
"Apa maksud bapak saya punya dendam dengan anda?"
Brukk
"Lihat dan baca proposal yang kamu buat!" perintah Richard sambil melempar proposal kerjasama yang dibuat oleh Amelia.
Amelia dengan pelan meraih proposal itu dan membacanya, ia mendesah pelan, Amelia tak gentar dengan suara Richard yang tinggi, karena ia sudah siap dengan segala konsekwensinya.
"Memang kenapa dengan proposalnya?" tanya Amelia tanpa merasa bersalah, dan hal itu membuat Richard semakin geram.
"Kau masih tanya kenapa, hah?!, Amelia, kau tahu berapa keuntungan kita jika kerjasama ini berhasil?" tanya Richard dengan kekesalan yang mungkin sudah sampai di ubun-ubun.
"Tahu, dua puluh lima milyar, betul kan?" jawab Amelia santai.
"Kau tahu, kenapa kau membuat proposalnya asal-asalan begini, hah?"
"Saya hanya membuatnya, keputusan ada di tangan anda, seharusnya anda lebih teliti, jangan hanya mengandalkan orang lain untuk menyelesaikan tugas yang seharusnya tugas anda," ucap Amelia membela diri, dan apa yang di katakan Amelia banyak benarnya, seharusnya Richard lebih teliti lagi.
"Oke, aku terima akulah yang salah karena tidak meneliti kembali proposalnya, tapi kan kau bisa membuatnya bagus seperti biasanya, kenapa kau lakukan ini Amelia, katakan?"
"Saya juga manusia biasa yang bisa saja melakukan kesalahan kapan saja, tapi jujur memang saya sengaja melakukan itu agar anda bisa lebih menghargai jeri payah orang lain. Melihat orang yang lemah, polos, jujur, bukannya anda menghargainya tapi justru malah memanfaatkannya hanya karena di berparas jelek, apa anda tahu seperti apa perasaan saya ketika tahu hanya di manfaatkan?, sakit pak, sakit!" ucap Amelia sambil menunjuk nunjuk dadanya sendiri kemudian Amelia langsung keluar begitu saja dari ruang kerja Richard.
Richard hanya diam termangu mendengar semua pengakuan Amelia, bahkan sampai Amelia meninggalkan ruangannya. Richard merasa dunianya berputar, apa yang di katakan Amelia semuanya benar, ia memang hanya memandang seseorang dari fisik, terutama pada seorang wanita. Ia tak tahu jika seorang wanita yang merasa di sakiti harga dirinya maka dia akan berubah lebih berbahaya dari pada musuh di medan perang.
Di ruangannya Amelia juga sedang tidak baik-baik saja, nafasnya memburu setelah dia meluapkan semua emosinya dan perasaan yang ia pendam selama ini. Kehilangan tender milyaran rupiah yang di alami Richard tidak seberapa dengan semua penghinaan yang dia alami selama bekerja di Sanjaya group. Entah sudah berapa tender yang ia goalkan bernilai fantastis, namun ia tak pernah merasakan uang itu, ia hanya di jadikan sapi perah untuk Richard. Saat Amelia sedang memikirkan hal yang baru saja terjadi, tiba-tiba ponselnya berbunyi, terpampang nama Samuel di sana.
Amelia
"Hallo, Sam, ada apa?"
Samuel
"Aku ingin ketemu sama kamu sepulang kerja nanti, bisa?"
Amelia
"Ada acara apa?"
Samuel
"Tidak ada acara apa-apa, hanya ingin mentraktirmu makan."
Amelia
"Apa dengan nona Maria juga?"
Samuel
"Tidak, dia ada acara lain."
Amelia
"Baiklah, dimana kau mau mentraktirku?"
Samuel
"Di restaurat Sun Food."
Amelia
"Oke, dari kantor aku akan langsung ke sana."
Setelah sambungan telepon berakhir, Amelia menghembuskan nafas kasar, ia kembali teringat dengan pertengkarannya dengan Richard tentang masalah tender itu.
"Huh, masa bodo, dia mau marah, mau bunuh diri sekalipun aku tidak perduli, memangnya siapa suruh dia jadi pria brengsek seperti itu, , dia pantas mendapatkannya. Lebih baik aku cepat menyelesaikan pekerjaanku hari ini agar aku bisa segera bertemu dengan Samuel, saat seperti ini aku memang membutuhkan sahabat seperti dirinya," gumam Amelia dalam hati.
Waktu sudah menunjukan pukul lima sore, saatnya para karyawan mengakhiri pekerjaannya, sesuai dengan rencananya Amelia akan pergi menemui Samuel di restoran yang sudah mereka sepakati. Sewaktu Amelia keluar dari ruangannya tak tampak Richard di depan pintu seperti biasanya, sepertinya pria itu benar-benar marah pada Amelia, lagipula Amelia tidak perduli dengan hal itu.
Amelia langsung naik taxi on line yang sudah ia pesan sebelumnya menuju restauran Sun Food, sampai di sana mata Amelia menyapu seleuruh reuangan restoran, sampai ia melihat Samuel melambaikan tangannya. Amelia bergegas menghampiri meja di mana Samuel duduk.
"Maaf, Sam aku kelamaan, soalnya tadi macet," ucap Amelia setelah duduk di kursi.
"Tidak apa-apa, Amel aku juga belum lama sampai, kamu mau pesan apa?"
"Aku lemon tea panas dan steak saja."
Setelah mendengar jawaban Amelia, Samuel segera memanggil pelayan untuk mencatata pesanan mereka.
"Sam, sepertinya ada yang ingin kau katakan padaku, tak biasanya kau begini?" tanya Amwlia karena ia merasa ada yang aneh dengan sikap Sam.
"Kau benar, Amel, ada yang ingin aku bicarakan denganmu."
"Apa itu?"
"Aku ingin menawarkan pekerjaan padamu, tapi tidak di negara ini."
"Pekerjaan apa?, model?, kalau jadi model aku tak mau, meski aku bisa tapi itu bukan bidang yang aku sukai."
"Pekerjaanku yang aku tawarkan bukan model, tapi aku ingin kau membantuku mengelola bisnisku di negara P, aku butuh orang profesional dan cerdas sepertimu untuk membantuku mengelola bisnisku di sana."
"Memang kau bisnis apa?"
"Macam-macam, ada perhotelan rumah mode, Agency model, dan beberapa restaurant."
"Hah, banyak sekali, tapi kenapa kamu malah menjadi fotografer?"
"Perhotelan dan restaurant itu milik keluargaku, kalau rumah mode dan agency model itu usahaku sendiri, kamu kan mau membantuku?"
"Ehm... akan aku pikirkan dulu, karena aku masih terikat kontrak dengan Sanjaya group dan juga aku harus meninggalkan keluargaku, aku harus memikirkannya baik-baik."
"Baiklah aku tunggu kabar bagus darimu," ucap Samuel kemudian mereka segera makan karena pesanan mereka sudah datang."
"Nanti aku antar kau pulang," ucap Samuel saat sudah menyelesaikan makannya.
"Terima kasih, tapi aku tak mau merepotkanmu," ucap Amelia tak enak.
"Tidak apa, selama ini baru sekali aku ke rumahmu, itupun aku harus langsung pergi, tapi untuk hari ini aku ingin bertemu dengan orang tuamu," ucap Samuel serius.
"Baiklah terserah kau saja, tapi aku tak mau ya tiba-tiba ada perempuan melabrakku dan megaku pacarmu atau fans beratmu," ucap Amelia sambil memanyunkan bibirnya.
"Aku tidak punya pacar, dan untuk sekarang aku juga sedang tidak melakukan pendekatan khusus pada wanita manapun, keluali dirimu."
"Apa maksudnya?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments