Bab 3. Kedatangan Maria

Satu bulan lagi Sanjaya group akan melaunching kan produk terbaru mereka yang berupa pakaian dengan bertemakan nusantara, produk ini hasil kerjasama Sanjaya group dengan PT. Nusa Indah, karena ini adalah salah satu event besar Sanjaya group maka Richard mendatangkan designer khusus yang kebetulan adalah sahabatnya sewaktu kuliah di luar negeri. Designer itu bernama Maria Regina Wijaya, Maria juga membawa sahabatnya seorang fotografer yang juga berpengalaman di bidang fashion dan modeling, fotografer tersebut bernama Samuel Fernando.

Kedatangan Maria dan Samuel di sambut hangat oleh Richard dan wakil ceo bernama Frans, kebetulan Frans cukup mengenal Maria karena dahulu Maria sering bertandang ke Sanjaya group saat pak Hendrawan menjabat sebagai ceo Sanjaya group.

“Apa kabar Maria, senang sekali bertemu denganmu,” ucap Richard sambil mencium pipi Maria lalu memeluknya, pelukan persahabatan karena Maria tiga tahun lebih tua dari Richard, dan Richard hanya menganggapnya seorang kakak.

“Kabarku baik, dan aku yakin kabarmu juga baik,” ucap Maria sambil tersenyum.

“Apa kabar Maria lama tak bertemu?” tanya Frans yang sedari tadi di lupakan keberadaannya.

“Hai, Frans apa kabar, aku juga lama tak bertemu denganmu,” ucap Maria lalu menjabat tangan Frans.

Richard memicingkan matanya ketika ada sosok lain yang berada di belakang Maria, dan hanya diam sedari tadi memperhatikan interaksi tiga orang di depannya yang sedang melepas rindu.

“Maria!, siapa pria yang ada di belakangmu?” tanya Richard sambil menunjuk pria di belakang Maria.

“Oh dia adalah sahabatku, dia seorang fotografer yang handal, dia yang akan membantuku di sini, maaf aku jadi lupa mengenalkannya pada kalian. Sam kenalkan ini sahabatku lamaku Richard dia ceo perusahaan ini dan yang ini Frans sahabatku juga,” ucap Maria sambil mengajak Samuel mendekat dengan Richard dan Frans, akhirnya tiga laki-laki itu saling berjabat tangan meski ada rasa tak suka di hati Richard.

“Aku Samuel, senang bertemu dengan kalian,” ucap samuel ramah pada Richard dan Frans.

“Kami juga senang bertemu dengan anda,” ucap Frans mewakili richard yang Engan bicara.

“Sudah basa-basinya, Frans, sekarang katakan dimana ruang design berada, aku ingin pekerjaanku cepat selesai!” pinta Maria.

“Tentu Maria sayang, ayo aku antar ke sana!” ajak Richard.

Kemudian Richard dan Frans menemani Maria dan Samuel ke ruang desain, Mario melihat baju-baju yang akan di launchingkan satu bulan lagi, Samuel juga melihat beberapa model yang akan membawakan pakaian produksi perusahaannya.

“Bagaimana Maria apa menurutmu ada yang kurang dari desain ini?” tanya Richard saat melihat Maria meneliti baju-baju tersebut.

“Sudah bagus, hanya di bagian ornamen nusantara nya lebih di tonjolkan,” ucap Maria kemudian mengambil sebuah pensil dan kertas untuk menggambar sebuah desain, “ hanya tinggal menambah ornamen di sini,” sambung Maria sambil menunjukkan koreksinya.

“Baiklah aku akan bilang pada bagian desain nanti,” ucap Richard.

Pada saat akan mengambil ponsel, Maria baru ingat kalau tasnya tertinggal di ruangan Richard, lalu ia berniat ingin mengambilnya sendiri.

“Oh ya Rich tasku ketinggalan di ruanganmu,” ucap Maria

“ Kalau begitu biar Frans yang mengambilkannya,” tawar Richard

“Tidak usah, aku akan ambil sendiri saja sekalian aku mau ke toilet, kalia di sini saja, aku akan segera kembali,” ucap Maria kemudian langsung pergi meninggalkan ruang desain.

Sampai di ruangan Richard Maria langsung memasuki ruangan tersebut, dan betapa kagetnya Maria ketika melihat sesosok wanita keluar dari sebuah ruangan yang ada di ri

“Oh siapa kamu?” tanya Maria terkejut.

“Sa-saya Amelia, Nona,” jawab Amelia gugup karena ada orang lain yang mengetahui keberadaannya.

“Kenapa kau ada di ruangan ceo, apa yang kau lakukan?” tanya Maria sambil memindai penampilan Amelia.

“Sa-saya asisten pak Richard, Nona.”

“Asisten?, tapi kenapa kau muncul dari balik lemari itu seperti hantu?” tanya Maria menyelidik.

“I-itu ka-karena tempat kerja saya di da-dalam sana, Nona,” jawab Amelia dengan suara bergetar.

Maria lalu melihat apa yang ada di balik lemari yang ada di ruang kerja Richard, betapa terkejutnya Maria mendapati sebuah ruangan tertutup namun cukup bersih walau ruangan itu lebih mirip seperti gudang, ia tak percaya sahabatnya tega memperkerjakan seorang asisten dan di tempatkan di tempat yang menurutnya tidak layak.

“Kenapa kau mau bekerja di tempat seperti ini, di Sanjaya group masih banyak ruangan tapi kenapa kau malah di tempatka di sini?” tanya Maria sambil melihat-lihat ruang kerja Amelia.

“Itu karena kata pak Richard pekerjaan saya sangat penting dan tak boleh sembarang orang tahu keberadaan saya,” jawab Amelia jujur, dan sontak jawabannya itu membuat Maria terkejut.

“Dasar Richard tega sekali dia memanfaatkan dan membohongo gadis selugu ini, aku tahu siapa kamu Richard, kasihan Amelia,” batin Maria, ia sangat kasihan melihat Amelia yang di perlakukan seperti orang di pengasingan oleh sahabatnya sendiri.

“Amelia mulai sekarang kamu jangan mau di tempatkan di ruangan seperti itu, kamu berhak mendapatkan ruang kerja yang lebih layak,” ucap Maria berusaha menyadarkan Amelia dari kebodohannya.

“Saya takut Nona, saya juga ingin ruangan yang lebih baik tapi saya bisa apa,” ucap Amelia sambil meremas ujung bajunya.

Maria memindai Amelia dari ujung rambut sampai ujung kaki dan sepertinya dia memiliki cara untuk membantu Amelia. Bukan tanpa alasan Maria mau menolong Amelia, Maria pernah mempunyai saudara yang dikucilkan karena penampilannya bahkan nasib saudaranya lebih menyedihkan dari pada yang dia alami Amelia, maka dari itu Maria ingin menolong Amelia.

“Kamu tidak usah takut aku yang akan bicara dengan Richard, percayalah semua akan baik-baik saja,” ucap Maria kemudian mengambil tasnya lalu meninggalkan ruang kerja Richard.

Sampai di ruang desain, Maria langsung mengomeli dirinya yang begitu lama mengambil tas dan pergi ke toilet.

“Maaf ya semuanya, aku lama,” ucap Maria.

“Apa kau sakit perut kenapa mengambil tas dan ke toilet lama sekali!” omel Richard

“Maaf tadi aku sedikit nyasar, lama tidak ke sini.”

“Alasan saja, ya sudah kita teruskan meliahat desain yang lain!” ajak Richard pada Maria.

Selesai melihat ruang desain, mereka melihat ruang latihan dimana para modeml melakukan latihan di catwalk dan juga ruang pemotretan. Sampai di sana Maria dan Samuel memperhatikan bagaimana para model berlengak lengok memperagakan busana yang akan di pamerkan.

“Bagaimana menurutmu Maria?” tanya Richard ingin tahu penilaian Maria pada desain produknya.

“Lumayan, cukup bagus lah,” ucap Maria malas, entah kenapa setelah melihat perlakuan Richard pada Amelia, Maria sangat kecewa dengan Richard.

“Kenapa Cuma lumayan sih?” protes Richard.

“Ya memang begitu penilaianku kalau kau tak suka ya sudah.”

“Oke-oke, maaf Maria, tapi tak biasanya kamu begini, meneurutmu apa yang harus aku lakukan agar produk-produku bisa bersaing di pasaran?”

“Ya lakukan dan berikan yang terbaik untuk customer dan satu lagi perlakukan orang-orang yang berjasa besar dalam karirmu dengan sebaik-baiknya!”

“Oh itu tentu, Maria, tak usah kau suruhpun aku pasti melakukannya,” ucap Richard meyakinkan Maria.

“Baiklah, aku ada pekerjaan satu minggu di Miami sebentar tapi aku butuh bantuannmu!”

“Bantuan apa?”

“Pinjami aku asisten yang berkualitas untuk membantuku di sana!”

“Baiklah akan aku carikan.”

“Tapi aku mau Amelia!”

Mendengar kata satu nama yang terlontar dari mulut sahabatnya, Richard membulatka matanya, pikiranya sudah tak karuan, bagaimana Maria mengetahui keberadaan Amelia.

“A-Amelia?, kau tahu dari mana?” tanya Richard dengan suara tercekat.

“Tidak penting dari mana aku tahu, yang jelas pinjamkan Amelia padaku selama seminggu!” pinta Maria dengan sedikit memaksa.

“Tidak-tidak kau tidak boleh bawa Amelia, yang lain saja, bawa Silvia saja ya!” mohon Richard.

“Buat apa bawa silvia dia tidak bisa apa-apa, aku ingin asisten yang pintar, Cuma seminggu Rich setelah itu aku kembalikan padamu!”

“Tapi penampilan Amelia, dia..., ah Maria, aku takut kamu akan malu, disana kamu pasti bertemu orang-orang penting sedangkan penampilan Amelia tak sepadan denganmu.”

“Aku tidak perduli, malu tidak malu itu urusanku, yang penting pinjamkan Amelia padaku seminggu!”

“Baiklah, tapi dalam waktu seminggu kamu harus mengembakikannya ke Sanjaya group tidak kurang tidak lebih!” pinta Richard mengiyakan permintaan Maria meski itu sangat berat untuknya.

“Terima kasih Rich, kau memang bisa di andalkan,” ucap Maria lalu memeluk Richard karena bahagia ia bisa membawa Amelia bersamanya.

Terpopuler

Comments

Aerik_chan

Aerik_chan

Ditunggu next chap..


Mampir kak "Presdir Kamu Akan Menyesal"

2022-02-25

0

Siti Nurasiyah

Siti Nurasiyah

tak kasih kopi, biar bsa lembur up lagi😍😍

2022-02-22

1

Siti Nurasiyah

Siti Nurasiyah

ditunggu upnya thor

2022-02-22

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Mencari Pekerjaan
2 Bab 2. Rencana Richard
3 Bab 3. Kedatangan Maria
4 Bab. 4. Metamorfosis Sempurna
5 Bab. 5. Bermain Cantik
6 Bab. 6. Model Penganti
7 Bab. 7. Ulat Keket
8 Bab. 8. Ada Apa Dengan Otak Amelia ?
9 Bab. 9. Tawaran Samuel
10 Bab. 10. Perasaan Amelia
11 Bab. 11. Model Kosmetik
12 Bab. 12. Kemarahan Danisa
13 Bab. 13. Persetujuan Richard
14 Bab. 14. Kontrak Kerja Selesai
15 Bab. 15. Perasaan Richard
16 Bab. 16. Nasib Sanjaya Group
17 Bab. 17. Gebrakan Amelia
18 Bab. 18. Pesaing
19 Bab. 19. Menghadapi Badai
20 Bab. 20. Dukungan Samuel dan Maria
21 Bab. 21. Bantuan Samuel
22 Bab. 22. Amelia VS Danisa
23 Bab. 23. Siaran On Air
24 Bab. 24. Konfetensi Pers
25 Bab. 25. Ungkapan Hati Richard
26 Bab. 26. Rencana Perjodohan
27 Bab. 27. Perasaan Amelia
28 Bab. 28. Kecelakaan
29 Bab. 29. Menelpon Amelia
30 Bab. 30. Richard Sadar
31 Bab. 31. Pernyataan Amelia
32 Bab. 32. Kepulangan Richard
33 Bab. 33. Perjamuan Makan Malam
34 Bab. 34. Berusaha
35 Bab. 35. Meminta Bantuan
36 Bab. 36. Menemui Yudha
37 Bab. 37. Memberanikan Diri
38 Bab. 38. Ke Kantor Bersama
39 Bab.39. Temuan Amelia
40 Bab. 40. Keseriusan Richard
41 Bab. 41. Kasih Sayang Mama
42 Bab. 42. Lamaran
43 Bab. 43. Merajuk
44 Bab. 44. Pemotretan
45 Bab. 45. Fashion Show
46 Bab. 46. Ke butik Anne
47 Bab. 47. Akhirnya Sah
48 Bab. 48. Malam Pertama
49 Bab. 49. Sarapan Pagi
50 Bab. 50. Pulang ke Rumah Utama
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Bab 1. Mencari Pekerjaan
2
Bab 2. Rencana Richard
3
Bab 3. Kedatangan Maria
4
Bab. 4. Metamorfosis Sempurna
5
Bab. 5. Bermain Cantik
6
Bab. 6. Model Penganti
7
Bab. 7. Ulat Keket
8
Bab. 8. Ada Apa Dengan Otak Amelia ?
9
Bab. 9. Tawaran Samuel
10
Bab. 10. Perasaan Amelia
11
Bab. 11. Model Kosmetik
12
Bab. 12. Kemarahan Danisa
13
Bab. 13. Persetujuan Richard
14
Bab. 14. Kontrak Kerja Selesai
15
Bab. 15. Perasaan Richard
16
Bab. 16. Nasib Sanjaya Group
17
Bab. 17. Gebrakan Amelia
18
Bab. 18. Pesaing
19
Bab. 19. Menghadapi Badai
20
Bab. 20. Dukungan Samuel dan Maria
21
Bab. 21. Bantuan Samuel
22
Bab. 22. Amelia VS Danisa
23
Bab. 23. Siaran On Air
24
Bab. 24. Konfetensi Pers
25
Bab. 25. Ungkapan Hati Richard
26
Bab. 26. Rencana Perjodohan
27
Bab. 27. Perasaan Amelia
28
Bab. 28. Kecelakaan
29
Bab. 29. Menelpon Amelia
30
Bab. 30. Richard Sadar
31
Bab. 31. Pernyataan Amelia
32
Bab. 32. Kepulangan Richard
33
Bab. 33. Perjamuan Makan Malam
34
Bab. 34. Berusaha
35
Bab. 35. Meminta Bantuan
36
Bab. 36. Menemui Yudha
37
Bab. 37. Memberanikan Diri
38
Bab. 38. Ke Kantor Bersama
39
Bab.39. Temuan Amelia
40
Bab. 40. Keseriusan Richard
41
Bab. 41. Kasih Sayang Mama
42
Bab. 42. Lamaran
43
Bab. 43. Merajuk
44
Bab. 44. Pemotretan
45
Bab. 45. Fashion Show
46
Bab. 46. Ke butik Anne
47
Bab. 47. Akhirnya Sah
48
Bab. 48. Malam Pertama
49
Bab. 49. Sarapan Pagi
50
Bab. 50. Pulang ke Rumah Utama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!