Sore itu di Miami, Amelia tengah bersiap untuk menemani Maria dan Samuel ke sebuah acara perjamuan bisnis. Amelia mengenakan gaun malam yang di belikan oleh Maria tadi siang. Ia mematut dirinya di cermin.
"Aku benar-benar berubah, aku bahkan sampai tak mengenali diriku sendiri, nona Maria benar pak Richard akan kena serangan jantung jika melihat penampilanku seperti ini," monolog Amelia sambil mematut penampilannya di depan cermin.
Gaun berwarna silver, dengan rambut tergerai indah kalung emas putih pemberian Samuel melingkar indah di leher jenjangnya. Sebuah sepatu dengan hell yang tak terlalu tinggi menghiasi kaki indahnya. Penampilan Amelia malam ini benat-benar hampir sama dengan model papan atas.
Tok tok
"Amel...!, apa kau sudah siap?" tanya Maria sambil mengetuk pintu kamar Amelia.
"Iya, nona Maria aku sudah siap, sebentar!" sahut Amelia dari dalam kamar.
Tak lama kemudian, Amelia keluar dari dalam kamar, ia terlihat canggung dan seolah tak nyaman dengan penampilan barunya ini.
"Amelia, this is amazing!" pekik Maria saat melihat penampilan Amelia begitu memukau.
"Tapi saya tidak nyaman dengan pakaian seperti ini nona Maria, juga sepatu ini saya takut jatuh," ucap Amelia jujur karena memang ia sangat risih dengan gaun malam yang begitu indah dan memperlihatkan bentuk tubuhnya yang proporsional bak seorang model.
"Tidak apa-apa Amelia, lama-lama kamu akan terbiasa, kau harus percaya diri agar aura kecantikanmu yang sesungguhnya bisa keluar," ucap Maria memberi semangat pada Amelia.
"Wow, benar-benar princess, kau bisa mengalahkan semua modelku yang berkelas," seloroh Samuel yang tiba-tiba berada di antara mereka. Samuel terlihat tampan dengan setelan jas formal, bahkan ketampanannya hampir sebelas dua belas dengan Richard.
"Tuan Samuel, anda berlebihan," ucap Amelia malu-malu.
"Aku bersungguh-sungguh, Amelia setelah ini aku akan merekrutmu menjadi modelku," ucap Samuel membuat Amelia semakin malu.
"Sudahlah, ayo kita sudah hampir terlambat ke tempat acara!" ajak Maria.
Maria, Amalia dan Samuel segera turun ke lantai dua dimana tempat acara perjamuan di laksanakan. Ternyata acara tersebut bukan hanya acara jamuan makan namun ada peragaan busana oleh model-model papan atas, beberapa model memakai busana dari desainer Sanjaya group.
Setelah peragaan busana selesai dilanjutkan dengan jamuan makan dengan para pembisnis dan desainer. Para pembisnis muda begitu berbinar ketika melihat kecantikan Amelia, dan hal itu membuat Samuel kesal.
Saat perjamuan tak sengaja Amelia mendengar pembicaraan dua orang yang sepertinya menjadi asisten atau sekretaris ceo. Mereka membicarakan tentang gaji besar yang mereka dapatkan menjadi tangan kanan seorang ceo. Tangan Amelia mengepal di bawah meja, hatinya bergemuruh, dia sangat menyesal kenapa dia sangat bodoh dalam urusan gaji dan bonus.
"Sialan, pak Richard benar-benar membuatku sangat bodoh, seharusnya aku tahu berapa gaji asisten ahli sepertiku, awas kau Richard!" geram Amelia dalam hati, ketika mengingat dia benar-benar dijadikan sapi perah oleh Richard.
Meski hatinya bergemuruh, Amelia tetap berusaha tenang, pukul sebelas malam acara peragaan busana yang di lanjut jamuan makan dan pembicaraan bisnis para pengusaha berakhir. Satu per satu tamu meninggalkan ballroom tersebut tak terkecuali Amelia beserta dua sahabatnya.
"Ayo, Amelia kita balik ke kamar kamu harus istirahat, karena kita masih ada pekerjaan besok!" ajak Maria.
Mereka bertiga pun segera menuju pintu keluar ballroom lalu memasuki lift yang akan membawa mereka ke kamar masin-masing. Pagi harinya Maria dan Samuel mengajak Amelia berolahraga dengan lari kecil di sekitar hotel di lanjut dengan sarapan. Maria mengajarkan banyak hal baru pada Amelia selama dua minggu, hal paling sulit bagi Amelia adalah berjalan dengan berbagai macam sepatu berhak tinggi.
Beberapa kali Amelia terjatuh saat belajar berjalan menggunakan sepatu model papan atas itu. Samuel ingin sekali tertawa melihat Amelia tapi ia tahan, ia tak ingin usahanya dan Maria mentransformasi Amelia menjadi sia-sia. Hal yang paling ingin Samuel lihat adalah reaksi Richard saat melihat perubahan Amelia. Kalau ceo Sanjaya group itu masih tak bisa memperlakukan Amelia dengan baik, maka ia akan membawa Amelia pergi dar Sanjaya group dah bahkan dari kehidupan Richard.
Waktu dua minggu hampir habis, Amelia, Maria dan Samuel bersiap kembali ke kota J di negara I. Ketiga orang itu sudah bersiap untuk pergi ke bandara seusai sarapan pagi.
"Kau sudah siap kembali dengan dirimu yang baru Amelia?" tanya Maria seusai sarapan pagi di restoran hotel.
"Saya siap nona, tapi saya masih sedikit nervous," jawab Maria jujur.
"Hilangkan nervousmu, jadilah Amelia yang kuat dan tegar, angkatlah kepalamu agar dunia bisa melihat siapa kau sebenarnya. Kami akan selalu mendukungmu, kalau si Richard itu tak memperlakukanmu dengan baik, datanglah padaku atau Samuel, dengan senang hati kami akan menerimamu," ucap Maria tulus sambil memegang tangan Amelia di atas meja.
Samuel yang melihat hal itupun ikut terharu, ialah saksi hidup bagaimana Amelia bekerja keras untuk berubah. Ia juga sudah menyelediki tentang Richard. Sungguh ia tak tega jika princess nya kembali bekerja pada orang seperti Richard.
"Ayo, pesawat kita satu jam lagi, kita tak boleh ketinggalan pesawat!" ajak Samuel.
Akhirnya Amelia menaiki burung besi bersama Maria dan Samuel. Di pesawat Amelia memikirkan kembali permainan yang akan ia berikan pada Richard.
Keesokan harinya mereka sudah sampai di negara I, Mereka transit dulu di hotel, setelah itu Maria, Samuel dan Amelia langsung pergi Sanjaya group. Sampai di lobby semua mata tak berkedip menatap sosok wanita cantik tinggi semampai begitu anggun dan berkelas.
Mereka bertiga langsung menuju di mana ruangan Richard berada. Kebetulan Richard baru saja selesai meeting. Matanya berbinar ketika melihat sahabatnya Maria berada di depan ruangannya.
"Maria!, oh akhirnya kau kembali bagaimana peragaan busananya suskses?" tanya Richard antusias.
"Semua sukses," jawab Maria singkat.
"Lalu dimana Amelia, kenapa tidak ikut kalian?" tanya Richard yang sedari tadi tak melihat keberadaan sang asisten.
"Oh, sebentar dia baru ke toilet sebentar," jawab Maria karena sewaktu akan memasuki ruangan Richard Amelia mendadak gugup lalu ijin ke toilet sebentar.
Tak lama Amelia keluar dari toilet, dengan langkah anggun dan percaya diri ia menghampiri Maria.
"Nona Maria!" panggil Amelia, membuat ketiga orang yang sedang berdiri itu menoleh ke asal suara termasuk Richard.
"Kau sudah selesai Amelia?, ini bos mu mencarimu," ucap Maria santai namun tidak dengan Richard yang matanya langsung membulat sempurna.
"Ini asistenmu, aku kembalikan, jaga dia baik-baik kalau tidak aku dan Sam akan mengambilnya darimu, aku balik dulu ke hotel, ayo Sam!" ajak Maria.
Sepeninggal Maria dan Samuel, Richard menatap Amelia intens dan sesekali mengucek matanya, memastikan drinya apa hanya sekedar berhalusinasi atau tidak.
"Pak Richard, apa aku boleh ke ruanganku?" tanya Amelia.
Mendengar pertanyaan Amelia Richard langsung gelagapan.
"Amelia sudah berubah dengan secantik ini mana mungkin aku menempatkan dia di ruangan kumuh itu," batin Richard.
"Oh Amelia, ruanganmu sudah tidak disitu lagi, kau akan aku beri ruangan khusus yang yang bagus dan fasilitas yang lengkap, tapi baru bisa kau tempati dua hari lagi, untuk sementara kau bekerja di ruanganku saja!" ucap Richard membuat Amelia memicingkan matanya.
"Apa-apaan ini, dulu waktu aku masih jelek dia menyembunyikanku, sekarang aku sudah cantik diberi ruang kerja bagus, dan apa itu tadi selama dua hari aku harus berkerja satu ruangan dengannya, dasar!" umpat Amelia.
"Baiklah terserah bapak saja," ucap Amelia datar.
Richard lalu membawa Amelia masuk ke ruangannya dan memintannya duduk di sofa, Richard juga meminta OB untuk membuatkan minum untuk Amelia.
"Aku senang kau kembali, Amelia, aku sangat merindukanmu, setelah kau pergi aku merasa ternyata kau sangat berarti untukku," ucap Richard penuh bualan yang memuakan bagi Amelia.
"Tapi sayangnya saya tidak merindukan anda, karena kita hanya atasan dan bawahan bukan sepasang kekasih yang saling mencintai," ucap Amelia membuat Richard terkesiap.
"Oh maaf jika saya lancang, saya juga minta maaf atas sikap saya selama ini padamu, dan saya harap kamu masih mau menjadi assisten saya!" ucap Richard berusaha agar Amelia masih tetap bersedia bertahan menjadi assistennya. Sungguh ia tak rela jika Amelia bekerja pada orang lain.
"Saya akan memenuhi permintaan anda, tapi saya ingin mengajukan syarat!"
"Apapun syaratnya akan aku penuhi," ucap Richard antusias.
"Saya minta kenaikan gaji yang layak untuk seorang assisten ahli seorang ceo!"
"Saya setuju, saya akan menaikan gaji kamu tiga kali lipat dari gajimu yang dulu, bagimana?"
"Baiklah saya setuju," ucap Amelia sambil tersenyum.
"Satu lagi pak Richard permintaan saya."
"Apa itu?"
"Jika bapak meeting di luar, saya lah yang harus mendampinhi bapak, bukan nona Silvia!" pinta Amelia dengan tatapan serius.
Mendengar permintaan kedua dari Amelia, Richard sedikit terkejut, karena dengan penampilan Amelia sekarang ia tak rela mata di mesum para rekan bisnisnya menatap kecantikan Amelia. Namun dia tak bisa menolak permintaan Amelia karena jika tidak Maria dan Samuel pasti akan melakukan apa yang mereka katakan tadi. Meski berat ia akan menyetujui permintaan Amelia.
"Baiklah, Amelia aku setuju dengan syarat keduamu, tapi aku harap kamu harus bisa menjaga dirimu saat meeting bersama rekan bisnisku!"
Dahi Amelia mengerinyit heran dengan perkataan ceonya ini, ada hal tak biasa dalam perkataannya.
"Apa maksudnya aku harus bisa menjaga diriku saat menemaninya meeting bersama rekan bisnisnya, seolah-olah aku ini pacarnya saja, tapi tak apa ia sudah mulai masuk dalam pernainanku," ucap Amelia dalam hati sambil bibirnya menyungingkan senyum tipis yang cukup misterius.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Upi Arbi
masih setuju dngn alurnya ..lanjut amelia kamu pasti bisa
2022-10-16
0