Dimas langsung membawa Amelia menemui bu Jeny agar langsung bisa bekerja hari itu, bu Jeny yang melihat penampilan Amelia pun terkejut, ia memindai penampilan Amelia dari ujung rambut sampai ujung kaki, bu Jeny kurang nyaman dengan penampilan Amelia namun ia bisa apa jika pak Dion sudah menurunkan perintah.
“Amelia, ini meja mu dan ini adalah laporan keuangan dari divisi pemasaran bulan kemarin, kamu rekap dan neraca laba ruginya sekalian, setelah selesai berikan hasilnya padaku!” perintah bu Jeny sambil memberikan setumpuk berkas pada Amelia.
“Baik saya akan kerjakan,” ucap Amelia sambil menerima tumpukan berkas dari bu Jeny.
Setelah memberikan tugas pada Amelia bu Jeny segera pergi dari meja Amelia, sedangkan Dimas yang masih berdiri di situ cukup ngeri melihat tumpukan berkas degan deretan angka yang membuat pusing kepala.
“Amel, kau yakin bisa mengerjakan semua ini?” tanya Dimas sambil bergidik ngeri.
“Yakin, Dimas, jangan khawatir kau seperti tidak tahu aku saja, sudahlah kau kembalilah ke ruangan mu, kita bertemu makan siang nanti, “ ucap Amelia sambil tersenyum.
“Baiklah kalau begitu, aku tinggal dulu, selamat bekerja!” ucap Dimas sambil menepuk pundak Amelia memberi semangat.
Hampir dua minggu Amelia bekerja di Sanjaya group, Jeny dan Dion sangat takjub dengan cara kerja dan hasil pekerjaan Amelia, mereka bahkan sampai berfikir apa yang dimakan Amelia sampai ia secerdas ini. Bahkan Amelia bisa menemukan beberapa pengeluaran yang fiktif dan itulah penyebab perusahaan merugi setiap bulannya.
“Gila, amazing, apa yang di katakan Dimas benar, Richard akhirnya Tuhan masih berbaik hati padamu mengirimkan malaikat penolong untukmu meskipun buruk rupa,” gumam Dion dalam hati dan ia menemukan ide untuk menolong sahabatnya yang bodoh itu.
Tak menunggu lama dion segera keluar ruangan menuju ruang ceo untuk memberikan pertolongan pada Richard, meski ia tahu jika Richard mungkin tak akan menyetujui idenya karena penampilan Amelia yang kampungan.
“Apa pak Richard ada?” tanya Dion pada Silvia sekretaris Richard.
“Ada, silahkan pak Dion masuk!”
“Terima kasih”
Dion langsung membuka pintu ruang Richard tanpa mengetuk pintu membuat richard terlonjak kaget dari duduknya karena dia sedang serius dengan ponselnya.
“Hai Rich!” ucap Dion tersenyum tanpa dosa membuat Richard mencebik kesal.
“Ck, kau, ada apa?”
“Aku punya berita baik untukmu.”
“Berita apa?”
“Lihat ini!” pinta Dion sambil menyodorkan berkas laporan keuangan hasil kerja Amelia.
Richard langsung menyambar laporan itu dan melihatnya, matanya membulat sempurna ketika melihat laporan keuangan tersebut.
“Siapa yang mengerjakannya?” tanya Richard penasaran
“Amelia, karyawan baru yang aku rekrut mengantikan Shila, dan jika karirmu ingin selamat turuti saranku jadikan Amelia sekretaris mu atau asistenmu.
“Baiklah, tapi aku bertemu dengannya,” ucap Richard sambil tersenyum, ia membayangkan bahwa sosok Amelia ini adalah sosok wanita seperti dalam fantasinya.
Dion menatap heran reaksi sahabatnya yang lebih mirip seperti orang tidak waras, namun ia tak ambil pusing, ia segera menelpon bu Jeny untuk meminta Amelia ke ruang ceo, meski heran dengan perintah atasannya Jeny tetap menyuruh Amelia datang ke ruang ceo, karena Amelia karyawan baru yang belum tahu seluk beluk kantor maka bu Jeny meminta tolong salah seorang OB untuk mengantar Amelia ke ruang ceo. Sampai di depan ruang ceo ia mendapatkan tatapan tajam dari Silvia tapi karena perintah sang bos, mau tak mau silvia mempersilahkan Amelia masuk ruangan bos.
Ceklek
“Permisi,” ucap Amelia saat memasuki ruang ceo, kedatangan Amelia sontak membuat dua pria di ruangan itu memandang ke arahnya, Dion tersenyum menyambut kedatangan Amelia namun berbeda dengan Richard yang mukanya terlihat terkejut dan perutnya tiba-tiba terasa mual.
“Ini yang bernama Amelia, dan kau Amel mulai besok kamu aku tempatkan menjadi asisten pak Richard, dia adalah ceo Sanjaya group,” ucap Dion dengan senyum mengembang dan tentu saja ucapannya itu membuat Richard membulatkan matanya.
Mendengar ucapan Dion, Richard langsung menarik tangan Dion dan membisikan sesuatu.
“Kau gila, kau suruh dia menjadi asistenku, baru melihatnya saja aku mual apalagi melihatnya setipa hari,” ucap Richard sambil berbisik di telinga Dion.
“Tapi hanya dia yang bisa menolongmu tanpa kau terlihat bodoh, dia masih sangat lugu kau bisa memanfaatkannya, apalagi jika dia jatuh cinta padamu itu lebih bagus,” bisik Dion yang membuat Richard mengerti maksud sahabatnya itu.
Setelah berdiskusi dengan Dion, meski berat namun Richard harus menerima Amelia menjadi asistennya demi menyelamatkan karirnya sebagai ceo Sanjaya group.
“Baiklah, mulai besok kau menjadi asistenku, nanti aku minta Silvia menyiapkan ruangan untukmu, “ ucap Richard yang di sambut senyum mengembang dari Dion dan Amelia.
Keesokan harinya Amelia sudah berpindah ruangan ke ruang ceo, Amelia sangat senang selain karena gajinya yang pasti lebih besar daripada staff accounting, namun setiap hari ia bisa melihat wajah tampan big bosnya, namun semua bayangan indah Amelia sirna karena ternyata ia tidak di tempatkan dekat dengan ruang ceo melainkan sebuah ruang sempit yang lama tidak di gunakan, tepatnya ruang tersebut di belakang ruang ceo, bisa di bilang ruang tersebut ruangan rahasia tempat Richard menyimpan dokumen penting perusahaan dan lebih parahnya, Amelia hanya boleh keluar makan siang dan jika Richard membutuhkannya, Richardlah yang akan menemuinya di ruang sempitnya. Satu unit komputer dan satu buah print yang menjadi satu dengan mesin foto copy tersedia di ruangan itu, satu buah dispenser juga ada di ruangan tersebut juga sebuah kamar mandi kecil. Amelia tidak bisa berbuat apapun karena ia sudah terlanjur menerima pekerjaan ini, ia sangat membutuhkan uang untuk keluarganya.
“Ingat Amelia, kau tidak boleh sembarangan keluar dari ruangan ini, apalagi jika aku sedang ada tamu, dan jika aku membutuhkanmu, aku yang akan datang padamu, apa kau mengerti!” ucap Richard memberi perintah sekaligus peringatan pada Amelia.
“Tapi kenapa begitu Pak Richard, kenapa saya tidak satu ruangan dengan nona Silvia saja?” protes Amelia.
“Dengar ya Amelia, pekerjaan yang akan kau kerjakan adalah pekerjaan penting jadi tidak boleh ada yang mengetahui keberadaanmu, kau dan aku bisa dalam bahaya kalau rival bisnisku tahu aku memiliki karyawan sepintar dirimu,” jawab Richard berbohong, sebenarnya Richard malu dengan penampilan Amelia tapi di sisi lain ia sangat membutuhkan bantuan dari Amelia.
Mendengar penjelasan Richard yang masuk akal, dan sekaligus memuji kepintarannya membuat Amelia yang polos bisa menerima alasan dari ceonya yang sebenarnya bodoh itu.
“Baiklah pak Richard, saya akan menerimanya,” ucap Amelia sambil tersenyum manis namun bagi Richard itu adalah senyuman terburuk yang pernah dia lihat.
“Good, Amelia, sekarang kerjakan ini, buatlah proposal kerjasama dengan PT. Nusa Indah dan juga periksa semua laporan keuangan tiga bulan terakhir, setelah selesai berikan padaku, dan untuk proposal kerjasama aku berikan waktu dua hari, selamat bekerja!” ucap Richard sambil menepuk pundak Amelia sambil tersenyum manis.
Setelah Richard meninggalkan ruang sempit itu, Amelia merasa sangat bahagia bisa begitu dekat dengan Richard dan menikmati wajah tampannya sekaligus wangi tubuh Richard yang membuat Amelia melayang.
“Ya Tuhan pak Richard tampan sekali, tubuhnya juga sangat wangi, andai saja, tapi huh sadar Amel sadar, kau dan pak Richard bumi dan langit,’ gumam Amel dalam hati kemudian menggeleng-gelenggkan kepalannya.
Hari berganti hari bulan berganti bulan tak terasa sudah enam bulan lebih Amelia bekerja menjadi asisten Richard di Sanjaya group, berkat otak cantik Amelia, laporan keuangan yang tadinya amburadul kini sudah tertata apik, kalkulasi untuk biaya produksi di buat Amelia dengan baik sehingga banyak pengeluaran perusahaan yang bisa di efisienkan, dan yang lebih membuat Richard bahagia adalah hampir semua proposal yang ia ajukan banyak yang berhasil, bahkan beberapa investor besar mengajukan kerjasama dengan Sanjaya group. Namun Richard tidak memberikan bonus kepada yang layak untuk Amelia, dia hanya memberikan bonus satu kali gaji padahal Amelia sudah bekerja keras membuat proposal sebaik mungkin agar bisa memenangkan tender besar. Sedangkan gaji Amelia juga tidak besar hanya seperti karyawan yang lainnya yang tidak memilki kemampuan khusus, Richard benar-benar menjadikan Amelia sapi perahnya, keluguan dan kepolosan Amelia benar-benar di manfaatkan oleh Richard apalagi setelah Richard tahu Amelia menyukai dirinya. Kegilaan Richard semakin menjadi, ia semakin memanfaatkan kecerdasan Amelia untuk keuntungannya sendiri.
Rasa cinta Amelia yang besar pada Richard membuat hatinya tak secerdas otaknya, di tak peduli dan tak merasa di rugikan sama sekali oleh Richard, Amelia berharap Richard akan membalas cintanya suatu hari nanti.
Pada suatu hari Amelia tanpa sengaja melihat Richard berciuman dengan seorang wanita yang sangat cantik, dengan body yang indah, Richard tampak menikmati ciuman dengan wanita cantik tersebut bahkan tangan Richard tidak tinggal diam menyentuh aset berharga wanita tersebut. Hati Amelia terasa sesak melihat bos yang ia cintai dalam diam berciuman dengan wanita lain di ruangannya.
“Ya Tuhan, kenapa hatiku begitu sakit melihat pak Richard berciuman dengan wanita itu, tapi aku tak bisa marah karena pak Richard bukan siapa-siapaku, apa aku sanggup terus seperti ini mencintai pak Richard dalam diam,” batin Amelia sambil meremas blazer yang ia pakai sambil menajamkan matanya setelah melihat adegan tak senonoh ceonya tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Realme Baru
katanya pintar tapi di kibuli aja ga tau
2022-09-17
0