Setelah sedikit masalah di apartemen miliknya, akhirnya Amelia dan Meyra sampai di mall xx untuk acara promosi produk kosmetik yang di bintanginya. Meyra menelpon panitia memberitahukan bahwa mereka akan memaki jalur belakang demi keamanan terutama menghindari para wartawan. Salah seorang menjemput mereka di area pintu belakang mall, lalu segera mengarahkannya ke bastage, untuk di dirias sebentar oleh tim MUA. Tak berapa lama giliran Amelia naik ke atas panggung.
"Mari kita sambut, bintang kita yang satu ini, pendatang baru yang cantik dan bersinar, Amelia Alvira Putri...!" ucap MC sambil menyambut kemunculan dari balik panggung.
Amelia menampilkan senyum terbaiknya untuk acara ini sambil melambaikan tangannya pada para penonton dan fans.
"Apa kabar mbak Amelia?" tanya MC
"Kabar saya baik, mas Ical," jawab Amelia.
"Saya menunggu-nunggu lho kapan bisa bertemu di satu panggung dengan mbak Amelia, seorang artis yang sedang naik daun sekaligus menjadi brand ambasador salah satu produk kosmetik ternama di negara ini. Boleh tanya lagi tidak?"
"Boleh."
"Bagaimana rasanya tiba-tiba terpilih menjadi model iklan produk kosmetik ternama?"
"Pertama kali mendapat tawaran saya tidak begitu tertarik karena itu bukan dunia saya, dan pada saat itu saya masih terikat kontrak bekerja di sebuah perusahaan, jadi saya menerima tawaran itu setelah saya sudah tak terikat kontrak dengan perusahaan tersebut. akhirnya pada bulan Januari kemarin saya bekerja untuk membawakan produk kecantikan perusahaan Z," jelas Amelia tentang perjalan karirnya di dunia selebritis.
"Nah, tadi tentang cerita perjalanan karir mbak Amelia, sekarang kita ke inti acara ya, mbak Amelia apa sih keunggulan produk Jasmine Cosmetic ini?" tanya Ical si MC.
Amelia lalu menjelaskan secara detail apa saja jenis produk dari Jasmine Cosmetic ini, baik fungsinya juga kelebihan dan cara pemakaiannya.
"Wah ternyata Jasmine Cosmetic ini luar biasa ya bestie, dan juga ternyata Jasmine Cosmetic ini bisa di pakai untuk tua dan muda," ucap mas Ical dan meminta pemirsa yang sedang menyaksikan acara tersebut bertepuk tangan.
Acara demi acara dalam rangka promosi produk kosmetik perusahaan Z telah selesai, Amelia dan Meyra beristirahat sejenak di ruang transit, karena ternyata banyak wartawan yang menunggu mereka keluar di tambah para fans Amelia yang ingin dekat dan berfoto bersama dengan idolanya.
"Mey, bagaimana ini, wartawan ada di mana-mana, aku sedang malas berkomentar dan memberi klarifikasi," ucap Amelia frustasi.
"Kita tunggu beberapa saat lagi, kalau mereka tak kunjung pergi, aku akan keluar beli jaket yang ada hodienya, biar kita bisa mengelabuhi mereka!" ucap Meyra.
"Ide bagus, kalau begitu cepat kamu cari jaketnya aku tunggu di sini!" pinta Amelia.
Meyra segera bergegas meninggalkan ruang transit pengisi acara menuju toko di mall tersebut yang menjual jaket berhodie. Sekitar setengah jam akhirnya Meyra mendapatkan dua jaket hodie dan membeli sekotak masker.
"Ini nona Amel, akhirnya dapat juga," ucap Meyra dengan nafas sedikit terengah-engah.
"Maaf ya Mey aku jadi merepotkan dirimu," ucap Amelia yang merasa kasihan pada sang asisten yang berusaha sebisa mungkin menjaga dirinya
"Itu sudah tugas saya, nona, anda tak perlu sungkan ataupun merasa bersalah."
Akhirnya mereka meninggalkan ruang transit dengan hati-hati, dan benar saja area sekitar panggung banyak pemburu berita yang bertebaran, dengan susah payah akhirnya Amelia dan Meyra sampai di parkiran kemudian langsung menaiki mobil meninggalkan area mall.
"Huft akhirnya Mey, kita selamat dari mereka," ucap Amelia lega sambil menyandarkan tubuhnya ke jok mobil.
"Sekarang kita akan kemana, nona Amel?"
"Setelah ini jadwalku kemana?"
"Setelah ini jadwal anda kebetulan off."
"Ah syukurlah, aku bisa rehat sejenak, tapi kita tak bisa pulang ke apartemenku, karena para pemburu berita itu akan mengejar ku sampai dapat."
"Sementara ke apartemen saya saja nona meski tak semewah apartemen anda namun cukup nyaman dan paparazi tak akan ke apartemen kecil seperti milikku?" tawar Amelia.
Sedang asyik Amelia dan Meyra berbincang di dalam mobil, tiba-tiba ponsel Amelia berbunyi, muncul nama sang ibu di sana.
Amelia
"Hallo, ibu ada apa?"
Ibu Amelia
"Mel, rumah kita kedatangan banyak wartawan, mereka mencari mu, ibu sudah bilang kamu tak ada dan sudah beberapa hari tak pulang, tapi mereka tak percaya. Ibu harus bagaimana Mel, dan sebenarnya apa yang terjadi padamu?"
Amelia
"Ibu suruh mereka pergi, kalau mereka tak mau, ancam mereka kalau ibu akan melaporkan mereka pada kepolisan dengan tuduhan perbuatan tidak menyenangkan!"
Ibu Amelia
Apa itu akan manjur, Mel buat mereka pergi?"
Amelia
"Manjur ibuku sayang, sudah bilang begitu sama mereka, dan soal aku, aku tak apa-apa, ibu tak usah khawatir, salam buat ayah dan adek, by ibu, muach..."
Sambungan telepon kemudian tertutup, Amelia kembali menyandarkan tubuhnya di jok mobil dengan lemah, tampak raut kesedihan di wajah Amel.
"Ada apa nona Amel?, siapa yang menelpon?"
"Ibuku, Mey, para pemburu berita itu mendatangi rumah orang tuaku, ibuku bingung, beliau tidak pernah di hadapkan dengan kejadian seperti ini," jawab Amelia lesu.
"Lalu apa yang akan anda lakukan sekarang?"
"Kita pulang dulu saja ke apartemenku, nona Amel istirahat dulu saja, saya yakin ibu nona Amel baik-baik saja, ia bisa menghadapi para wartawan itu," jawab Meyra.
Akhirnya Amelia bersedia pulang ke apartemen sang asisten, sampai di apartemen Meryra Amelia langsung menjatuhkan tubuhnya di sofa, sambil memikat pelipisnya, kepalanya terasa pening dengan semua rentetan kejadian yang menimpanya.
"Minum dulu nona Amel, biar pikiran anda lebih tenang!" pinta Meyra sambil meletakan satu gelas orange jus dingin di meja depan Amelia.
"Terima kasih, Mey," ucap Amelia sambil meraih gelas berisi orange jus dan meminumnya.
Setelah minum orange jus Amelia meraih ponselnya karena ingin menelpon sang ibu untuk menanyakan keadaannya, namun ada sebuah notif berita on line yang menarik perhatiannya, dan betapa terkejutnya Amelia dengan berita itu.
"Tidak, tidak mungkin, aku tak pernah melakukan hal serendah ini," gumam Amelia sambil menggeleng-gelengkan kepalanya namun masih terdenggar oleh Meyra.
"Ada apa nona?" tanya Meyra yang baru saja keluar kamar mandi langsung mendekat pada Amelia.
Amelia tak menjawab ia hanya menyodorkan ponselnya pada Meyra, begitu melihat isi ponsel Amelia matanya langsung membelalak.
"No-nona i-ini, ini bukan anda 'kan?" tanya Meyra tak percaya.
"Tentu saja bukan, aku tak serendah itu, aku bukan wanita ambisius yang merelakan tubuh dan harga dirinya demi uang dan popularitas," jawab Amelia.
"Tapi foto wanita ini sama seperti anda nona," ucap Meyra tak percaya.
"Sebenarnya siapa yan tega melakukan ini padaku, Mey?, selama berkarir di dunia entertainment aku merasa tak pernah bermusuhan dengan siapapun.
"Anda memang merasa tak memiliki musuh tapi di luar sana orang yang memilki rasa iri dan dengki, itu juga banyak, makanya mereka rela melakukan hal yang tidak benar demi ambisi dan ego, mereka mengira dengan berhasil menyakiti atau menjatuhkan seseorang yang mereka tidak sukai hidup mereka akan indah, tidak, justru perasaan iri dan akan menghancurkan jiwa raga mereka perlahan tapi pasti tanpa mereka sadari," ucap Meyra bijak membuat Amelia seketika tertegun.
"Apa yang kau katakan benar, Mey," ucap Amelia, lalu ia meraih ponselnya kembali dan mendial nomor seseorang.
Amelia
"Hallo, Sam kau ada dimana?"
Samuel
"Aku ada di Jerman sekarang ada apa, Mel?"
Amelia
"Aku sedang ada masalah dan aku tidak tahu harus bagaimana, hiks..hiks..."
Samuel
"Masalah, apa, Amel?"
Amelia lalu menceritakan masalahnya pada Samuel, tentang foto kedekatannya dengan dua pengusaha muda, Richard dan Steve dan juga foto syur dirinya dengan seorang pria yang tidak ia kenal.
Samuel
"Kau tenang, dulu, Amel jangan panik, bersikap biasa saja di hadapan publik. Ini hal biasa di kalangan selebritis."
Amelia
"Tapi keluargaku, tak terbiasa dengan hal seperti ini, aku takut keluargaku salah paham padaku dan berfikir aku yang bukan-bukan, Sam."
Samuel
"Mumpung aku di Jerman aku akan meminta tolong salah seorang temanku yang disini untuk membantumu, aku akan selalu mendukungmu, Amelia."
Amelia
"Terima kasih, Sam, kau yang terbaik dan maaf merepotkanmu."
Samuel
"Sama-sama Amel."
Amelia menutup sambungan telponnya dengan Samuel, saat ia menutup telponnya ada sebuah chat masuk yang ternyata nona Maria yang menanyakan kabar Amelia dan kebenaran yang ia dengar. Amel lalu menjelaskan semua pada Maria dan Maria mengerti, ia sudah pernah di posisi Amelia. Maria juga setuju jika Amelia meminta bantuan Samuel. Apapun yang terjadi Maria dan Samuel akan mendukung Amelia. Amelia adalah gadis yang baik makannya Samuel dan Maria bersedia membantunya dan menjadi support sistem untuk Amelia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments