Begitu masuk ke dalam rumah, dengan anggunnya aku langsung mengambil posisi duduk di sebelah suami tercinta. Para orang tua menatap heran kepadaku yang tiba-tiba lengket. Sedangkan mas Ray hanya tersenyum.
"Ray, Shafa kamu apain kok jadi lengket gitu?" Tanya Daddy.
"Belum di apa-apain Dad, cuma di doain aja" Ucap mas Ray membuatku malu setengah mati. Ngapain pake bilang belum di apa-apain sih? Kan jadi ketahuan. Ih mas Ray nyebelin.
"Shafa, bener kata Ray?" Mommy melotot ke arah ku. Aku hanya meringis menahan malu.
"Mas Ray, ngapain sih ngomong gitu" Gumam Ku sambil menginjak kaki suamiku.
"Jadi selama ini kalian ngapain aja? " Si Ibu ikut menimpali. Jadi ribet kan.
"Ibu, kita jangan gitu ah. Shafa kan malu. Gaa mungkin kaan Ray ceritain selama ini kita ngapain aja?" Jawab mas Ray santai. Hebat banget sih ini laki di samping ku bisa setenang ini.
"Tapi kan tadi kamu----"
"Udah bu, jangan di tanyain terus nanti mereka malam minder lo" Sergah Ayah. Thanks ayah, you are the best deh.
"Jadi apa rencana kalian selanjutnya? Kami tidak mau memaksa kalian lagi. Ayah pikir kalian sudah bisa memutuskan apa yang terbaik untuk masa depan kalian. Kalau memang kalian tidak mau kami mengadakan pesta ----"
"Shafa Mau, iya kan mas?" Ucapku cepat, Aku menoleh ke arah suamiku.
Ucapakanku justru menghadirkan gelak tawa di antara mereka. Apanya yang lucu coba.
"Alhamdulillah berarti semuanya sudah clear. Hebat kamu Ray" Daddy menepuk bahu mas Ray. Aneh banget tau gak.
"Jadi gimana kalau acaranya 2 minggu lagi? bertepatan dengan milad yayasan, Gimana?" Ujar ayah mertua.
"Setuju" Jawab Mommy dan ibu kompak. Tergambar jelas binar-binar kebahagiaan di wajah mereka.
"Giman Ray, Shafa" Giliran Daddy yang bertanya.
"Apa ga kecepetan? Kita kan harus siapin semuanya dengan matang, Shafa ga mau ya ntar acaranya berantakan karena ga siap" Sanggahku.
"Kamu tinggal siapin diri aja, Semuanya biar Mommy dan ibu kamu yang atur" Jawab mommy.
"Benar, kalian berdua taunya tinggal duduk manis aja, Semuanya serahkan pada kami" Imbuh ibu. Emang ya emak-emak kalau urusan kek gini tuh paling semangat.
"Ya udah" Jawabku singkat.
"Baiklah kalau begitu, kami permisi dulu. Kalian istirahat lah. Hari ini ga usah mengajar dulu" Ayah berpamitan di ikuti dwngaan Daddy dan Mommy. Kami mengantar mereka sampai di teras.
"Oh ya Ray, Segera buatkan kami Rayyan junior atau Shafa junior" Ucap Ayah sebelum masuk ke mobil.
Aku hanya tertunduk malu, sedangkan mas Ray dengan tak tau malunya mengatakan siap didepan mereka.
"Ayo..." Mas Ray menarik tanganku masuk kedalam rumah.
" Mas Mau ngapain?" Tanyaku saat ia menarikku masuk ke dalam kamar.
.
.
.
****
"Awww sakit mas" Ucapku menggigit bibir bawahku.
"Tahaan dikit lagi"
"Pelan-pelan ih"
"Ini udah pelan Shafa, makanya lain kali hati-hati dong kalau jalan" Ucapnya saambil mengoleskan krim luka pada bagian kaakiku yang terdapat luka gores akibat menerjang semak malam tadi ( Hayyo siapa yang mikir ngeres? Ingat bulan puasa🤣)
"Iya itu kan gara-gara menyelamatkan diri dari penjahat" Jawabku yang masih meringis kesakitan.
"Nah, Udah" Mas Ray menurunkan kakiku perlahan yang sedari tadi berada di pangkuannya. Awalnya aku kira dia menarikku ke kamar untuk itu, ternyata dia mau meengobati lukaku. Kayaknya kepalaku perlu di bersikah dari fikiran-fikiran mesum.
"Mas, Hari ini kita mau ngapain? Kan ga kemana-mana?" Aku nyandar di dada bidang suamiku yang tengah duduk di sofa. Gini yah rasanya pacaran sama suami sendiri.
"Shafa maunya ngapain?" Mas Ray malah nanya balik sambil merengkuh bahuku.
"Ga Tau..." Jawabku polos.
"Mas bisa ga sih panggilnya jangan Shafa, Shafa mulu. Sakit nih telingaku dengernya. ga ada manis manisnya" Ucap ku ketus. Sekali kali si aabanh suami ni memang harus di ajar romantis.
"Iya Sayang.. iya" Ucapnya sambil mengecup pipiku berulang kali. Duuh, Sweetnya. Aku jadi makin cinta nih kalo kek gini.
"Maass, pas di mas pergi itu, kok mas ga pernah hubungin aku sih? Aku kan kesepian mas?" Tanyaku manja. Aku memainkan jemariku di dadanya.
"Shafa, juga ga hubungin mas." Ucapnya sambil mengelus elus rambutku yang berwarna kecoklatan.
"Kan aku kiranya mas marah, gara gara aku bilang mau ketemu sam" Ucapku masih pada mode nyender manja.
"Mas ga marah kok, mas cuma cemburu"
"Hah?Cemburu? Kok bisa sih mas?" Aku memperbaiki posisi dudukku sehingga tegak dan menatap intens ke arahnya.
"Ya, kaan Shafa istrinya mas. Mas cemburu kalau Shafa menemui laki-laki lain apalagi itu pacarnya Shafa yang sudah pasti mendapatkaan porsi cinta yang lebih besar dari Shafa" Terangnya. Iya, emang aku cintaa banget sama Sam, tapi kan itu sebelum aku sadar bahwa ada seseorang yang lebih pantas aku cintai.
"Berarti kemarin waktu aku ketemu Sam, mas cemburu juga donk?" Tanyaku lagi.
Mas Ray menarik kembali tubuhku untuk bersandar di dadanya.
"Kalau kemarin udah enggak" Jawabnya singkat.
"Kenapa?" Aku jadi bingung, pas aku minta izin ketemu Sam dianya cemburu, eh pas aku udah ketemu Sam dianya malah ga cemburu.
"Karena mas tau, Sam laki-laki baik. Dia ga mungkin mengambil Shafa dari mas" Jawabnya tenang. Aneh banget sih mas Ray ini.
"Mas tau dari mana kalau Sam laki-laki baik? Mas kan ga pernah ketemu dia" Aku meras ada yang mas Ray sembunyikan dariku. Apa dia sudah mengenal Sam sebelumnya ya?
"Pernah kok" Ucapnya singkat, membuatku semakin kesal.
"Kapan?"
"Kemarin." Jawabnya
"Eleh, preet... Ga usah bohong deh mas" Aku mencubit kecil perutnya.
"Awww... Serius sayang aku ketemu Sam kemarin" Jawabnya sambil memegang tanganku.
"Hah, kok bisa? Gimana ceritanya?"
*Flashback
**Di Bandara Soekarno Hatta***
Siang itu pesawat yang di tumpangi Rayyan sudah mendarat sekitar 20 menit yang lalu. Rayyan nampak duduk di sebuah kursi tunggu di bandara sambil memejamkan matanya. Entah apa yang sedang ia fikirkan. Tiba-tiba seseorang mengagetkannya.
"Permisi, boleh saya duduk disini" Tanya seorang pria yang wajahnya tak asing bagi Ray.
"Silahkan" Ucap Ray sambil meletakkan tasnya di bawah kakinya.
"Terima kasih" Ucap pri itu.
Ray mencoba mengingat-ingat wajah pria di sampingnya itu, sampai ia tak sengaja mendengar percakapan pria disebelahnya dengan seseorang di balik telepon.
"Hallo, Shafa aku baru tiba di Jakarta. Jangan lupa nanti malam. See you liebes" Ucap pria tersebut.
Mendengar nama Shafa, Rayyan teringan akan foto yang sempat menggegerkan grup Whatsaaps sekolah beberapa hari lalu. Wajah pria di foto itu sangat mirip dwngan pria di sebelahnya ini. Tak salah lagi, berarti dia adalah Samuel kekasih Shafa.
Setelah memutus panggilannya Sam nampak lesu dan menunduk.
"Butuh Air?" Tiba-tiba Rayyan menyodorkan sebuah air mineral kepada Sam.
"Thanks" Ucap Sam, ia mengambil botol tersebut dan segera meminumnya.
"Your welcome. Oh ya saya permisi mau makan siang dulu" pamit Ray ada pria di sebelahnya.
"Oh ya? boleh gabung? Sepertinya saya butuh teman ngobrol" Ucap Sam yang ikut beranjak dari tempat duduknya.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments
E Dnisa
pas banget kan aku baca ulang nya, bertepatan dihari pertama puasa. hehehe
2024-03-12
1
Ety Nadhif
ray,,,MasyaAllah baiknya kamu jd suami😍
2021-12-07
0
Murni Aneka
sudah q duga pasti ray yg ngomong sama sam yg beri nasehat buat sam
2021-12-03
0