Selepas shalat Ashar, ku putuskan untuk memilih outfit yang akan aku pakai nanti malam. Yang pasti aku akan memilih pakaian yang menampilkan kemolekan tubuh makhluk tuhan paling seksi ini. Biar si abang suami Sholeh ku itu semakin sesak napas. Oke, kupilih kaos putih ketat menggantung yang akan menampakkan perut langsing tanpa lemak milikku dengan jeans ketat bermotif loreng. Pasti akan cetar membahenol.
Sekarang aku tinggal mencarikan pakaian yang cocok untuk Mas Ray. Aku beralih ke lemari sebelah. Malam ini akan aku dandani dirimu sesuai dengan seleraku. Kan aku males kalo udah cantik, seksi membahana terus jalan ama cowoknya yang super kalem gitu. Apalagi style dia kan kaya om-om, celana kain kaos atau kemeja koko terus pake kacamata. Ga banget deh sama selera aku. Sekali-kali tampil cool and sweet ga papa dong ya. Kali aja aku bisa jatuh cinta hihihi.
"Maaaas... Kamu pake baju yang aku pilihin ya?" Tanyaku padanya yang baru saja meletakan sajadah yang baru saja di gunakan sholat magrib.
"Kenapa memangnya?" Dia membuka lemari hendak mengambil baju.
"Pokoknya harus. Titik!" Aku menutup kembali lemari pakaian dan menghalanginya dengan kedua tanganku.
"Iya... Iya, sini mana bajunya?" Hmm... Aku tersenyum melihat reaksinya. Segera ku ambil paper bag berisi pakaian yang kupesan secara online tadi dan ku berikan padanya dengan senyuman lebar.
"Huh, ga salah ini aku pake ini?" Dia mengangkat celana model Jogger berwarna hitam.
"Ya ga salah dong mas, buruan pake deh. Itu aku udah pilihkan khusus buat kamu. Hargain dikit usaha istri napa?" Ucapku yang terus bersikeras memaksanya.
"Katanya kita harus saling menerima, ya udah mas harus mulai terbiasa dong dengan style aku." Imbuhku.
"Iya... Iya aku pakai!" Dia mendengus kesal. Yes langkah pertama berhasil. Aku segera berlari ke kamar mandi untuk mengganti pakaianku.
Ku amati pantulan diriku di cermin kamar mandi. Cantik! Sexy! Perfect. Dengan penuh rasa percaya diri aku keluar dari kamar mandi.
"Shafa! Apa-apan ini? Kamu mau keluar dengan pakaian seperti itu? Tanyanya, ia mengamati penampilanku dari ujung kaki sampai unung kepala.
"Gimana? Cantik? Sexy?" Ucapku centil sambil mengerlingkan mataku.
Maa Ray mengusap wajahnya dengan kasar. Ku dengar beberapa kali ia beristigfar. Dia pikir aku setan apa pake di istigfarin segala.
"Udah deh mas ga usah protes! Sini aku benerin pakaian kamu" Ucapku. Aku sedikit menarik lengan kaosnya di bawah siku, kemudian aku sedikit merapikan rabut bagian depannya. Sebenarnya aku agak gemetar ketika menyentuhnya, tapi aku beranikan diri demi kelancaran rencanaku. Pasti dia mikir aku kurang ajar. Biarin deh.
"Ini pakai!" Kataku sambil memberikan sling bag kepadanya. Dia menerimanya tanpa protes.
"Kaca matanya di buka aja, biar keliatan fresh and cool" Ucapku yanh di balas dengan tatapan mengeryit.
"Ga! Aku ga bisa fokus nyetir kalo ga pake kaca mata" Jawabnya.
"Oke lah... ayo, leta go" Dengan semangat 45 aku menuruni tangga menuju mobil. Sedangkan Mas Ray mengikuti di belakangku.
Sekitar 20 menit, sampailah kami di sebuah mall yang terlihat cukup ramai. Saat malam minggu kondisinya selalu lebih ramai dari hari biasa.
"Pakai ini!" Mas Ray menyodorkan sebuah outer putih kepadaku yng ku kenali adalah outer milikku. Dari mana dia mendapatkan nya ya? Astaga! Pasti dia membuka lemariku saat aku turun duluan tadi. Ish kenapa ga turun sama-sama aja sih tadi. Arrrgh dasar begooo.
"Tapi mas---"
"Pakai atau pulang! Aku hanyaa memintamu memakai itu Shafa! Karena aku tidak mau tubuh istriku bebas dinikmati oleh mata mata jelalatan!" Tegasnya yang membuatku seperti di tusuk di bagian jantung. Jlep...Jlep...
Ucapannya membuatku merasa murahan. Tapi pake ajalah, dari pada pulang.
"Ayo cepat, kita makan dulu baru nonton" Wah, ia menarik tanganku gaes.
Mas Ray melepaskan genggaman tangannya ketika memasuki Mall tersebut. Aku kirain akan di gandeng terus eh taunya di lepasin. Ia kemudian berjalan mendahuluiku.
Kuperhatikan ia melepas kaca mata beningnya kemudian memasukannya ke dalam tas dan berjalan dengan cool nya menuju ke salah satu restaurant.
Aku ga slah liat kan ini? Dia kok jadi ganteng banget gitu ya? Itu beneran suami aku kan. Aku yang masih terpana melihatnya merasakan tanganku di tarik.
"Ck! bengong aja, ayo masuk" Ujar mas Ray yang mendadak jadi keren di mataku.
"Mau pesan apa" Tanyanya sambil menyodorkan buku menu.
"Spaggetti dan Jus Stawberry"
Tak lama, makanan pesanan kami tiba. Ku perhatikan paraa pengunjung yang kebanyakan dari kaum wanita swjak tadi memperhatikan kami. Bukan! memperhatikan mas Ray tepatnya. Mereka sengaja mencuri pandang padanya. Ga tau apa istrinya yang cantik membahana ini ada di depannya! Dasar cewek-cewek genit! Aku jadi sebel liatnya.
"Kenapa ga di makan Shafa?" Tanyanya yang melihatku sedari tadi hanya mengaduk-aduk makananku.
"Emm.. Mau disuapin" Ucapku tanpa malu. Sekalian nguji nyalinya mas Ray.
"Sini!" Ujarnya, ia meenggeser mangkuk makanannya dan menarik piring spaggetti milikku. Serius aku mau di suapin? Di depan bnyak orang? Kok jadi aku yang malu sih.
"Buka mulutmu!" Perintahnya yang siap memasukan makanan ke dalam mulutku. Dengan telaten dia menyuapiku sampai habis. Nampak kekecewaan di raut wajah pengunjung yang tadi sempat lirik-lirik mas Ray. Rasain Lo! siapa suruh lirik-lirik laki gue. kecewa kan jadinya.
Setelah menyelesaikan makan malam yang penuh dwngan adegan suap-suapan, kami beralih menuju bioskop yang berada di lantai 3 mall tersebut. Mas Ray berjalan beberapa meter di depanku menuju tempat antrian membeli tiket.
"Heii... bu Shafa" Teriak seseorang dari arah samping.
"Eh..bu Ita" Sapaku pada rekan mengajarku tersebut.
"Bu Shafa sama siapa?"
"Oh..Itu.. Anu tadi janjian sama temen tapi dianya ga jadi datang" Ucapku terpaksa berbohong. Mampuuussss aku kalo samai ketahuan.
"Gabung sama kita aja bu, kebetulan saya cuma berdua sama adik saya" Ujarnya.
"Ah iya" Aaku masih was-was, kenapa aku ga kepikiran kalau ini tempat umum, biasa aja aku ketemu orang yang aku kenal. Kayyaknya lain kali harus pakai masker deh.
Kami berjalan menuju tempat pembelian tiket. Ku lihat mas Ray masih mengantri disana. Semoga aja dia gaa keceplosan.
"Pak Ray? Itu Pak Ray kan? tapi kok beda banget ya?"
" Mana sih bu? Mana mungki dia ke bioskop" Ucapku pura-pura ga tau. Ya ialah beda, secara istrinya yang cantik ini yang dandanin.
Ibu Ita semakin memlndekat ke arah pak Ray. Semoga aja dia ga ngomonga macem-macem sama bu ita.
"Pak Ray kan?" Tanya bu Ita Spontan.
"Eh ibu Ita mau nonton juga?" Tanyanya, kemudian beralih melihatku. Aku memberikan kode melalui mataku, semoga bisa dimengerti olehnya.
"Iya, kebetulan tadi ketemu bu Shafa juga. Pak Ray dengan siapa kesini?" Mati aku! akhirnya dia bertanya begitu. Mas Ray please. kasi jawaban yang masuk akal.
"Saya kesini dengan teman, tapi tadi kayknya dia keluar sebentar" Ucapnya dengan tenang.
"Oh gitu... Ya udah kalau begitu sekalian aja kita barengan. Kan jarang-jarang bisa ketemu gini" Ucap bu Ita. Ngapain sih bu Ita ini mau bareng-bareng sama suami aku. Terus kok dari tadi ku liat dia kayak malu-malu gitu. Jangan-jangan dia suka lagi sama mas Ray. Oh NOOOOOO.... Rencanaku kok jadi kacau gini sih.
Akhirnya kami berempat berada didalam bioskop dengan formasi duduk, Mas Ray disudut, aku, adik bu Ita, dan bu ita di pinggir. Tadinya posisi mas Ray berada di sebelah bu Ita namun kemudian ia berpindah ke sebelahku dengan alasan lebih suka berada di pojok karena tidak terganggu penonton yang lalu lalang. Yah masuk akal juga.
Film baru saj di putar tapi aku sama sekali tidak bisa duduk dengaan tenang. Jantungku dumba-dumba, membayangkan kalau hubunganku dan pak Ray terbongkar oleh bu Ita. Tiba-tiba aku merasakan sebuah tangan hangat menggenggam tanganku.
"Semua akan baik-baik saja" bisiknya di telingaku.
___________
Gimana nih Gaya pak Ray? udah cool belum?
😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments
✨🥀🪴N.𝐀⃝🍒✨
ayok loh Shafa mulai takut nih ada yg naksir sama pak Ray
2023-02-22
1
Marwah Hamid
dumba dumba BHS Bugis, he he
2022-12-13
0
Riska Wulandari
uwuu bangettttt..
2021-08-22
0