SAH

Aku melihat Daddy ku berjalan masuk menuju ruangan tempat ku berada.

"Daddy" Aku beranjak menuju kearahnya. Kupeluk laki-laki yang selama ini memberikan kenyamana padaku.

Daddy mengusap lembut rambutku dan menuntunku keembali ke posisi semula. Ku lihat pak Rayyan pun kini telah duduk bersebelah dengan ayahnya.

"Karena semua sudah berkumpul, bisa di lanjutkan ya pak?" Pak desa mulai buka suara, menuturkan apa yang telah terjadi 1 setengah jam yang lalu. Beliau menuturkan secara gamblang termasuk tradisi yang ada dan telah berlaku di desa tersebut sejak dahulu kala.

Baik Daddy maupun ayah pak Rayyan terlihat tenang seakan tidak terjadi apa-apa. Hal ini membuatku bisa sedikit bernafas lega.

"Kalau begitu, Saya sendiri yang akan menikahkan mereka." Ucap Daddy tiba-tiba, membuatku bagai di sambar petir di siang bolong.

"What? No daddy!!!" Aku melepaskan pelukanku menatap tajam ke arah Daddy yang masih terlihat santai seperti di pantai.

"Saya setuju! Ini demi kebaikan kita semua." Pak Luthfi menimpali.

Tunggu...tunggu, aku merasa ada yang tidak beres. Ku alihkan tatapanku menyelidik ke arah Daddy dan pak Luthfi secara bergantian.

"Baiklah, kalau begitu silahkan bersiap. Calon mempelai pria silahkan mengambil wudhu terlebih dahulu." Ucap pak Ustadz.

"Enggak Daddy, Please Daddy Shafa ga mau, Shafa ga salah. Kalian semua JAHAAAT!!!" Teriakku histeris sambil menangis, memohon agar Daddy membatalkan niatnya.

"Cukup Shafa! Kamu sudah buat Daddy malu dengan datang ketempat ini malam-malam. Sekarang kamu harus terima segala konsekuensinya!" Daddy malah membeentak ku, yang membuat ku semakin tak berdaya. Mommy tolong...

"Ayah juga kecewa padamu Ray, tapi nasi sudah menjadi bubur. Mungkin inilah cara Allah menyatukan kalian." Pak Luthfi menambahi, membuatku semakin histeris. Sedangkan Pak Rayyan masih tertunduk dalam diamnya. Sepertinya dia lebih bisa mengendalikaan emosinya. Ya ialah secara dia kan 7 tahun lebih tua dari aku.

Melihatku tak kunjung tenang bu desa merangkul ku, mengajak ku masuk kedalam kamar yang ku tempati sholat Isya tadi. Beliau mendudukanku di atas tempat tidur sembari mengusap bahuku lembut.

"Sabar neng, insya Allah dia adalah orang yang tepat yang Allah pilihkan untuk eneng."

Aku diam tak menjawab.

Dari dalam kamar ku dengar samar-samar seperti orang tengah melafalkaan ijab qobul seperti di serial yang biasa di tonton Mommy, kalau ga salah judulnya Azab. Fix, persis dengan kisahku ini Karena berduaan di tempat sepi seorang anak di nikahkan paksa!

Saya terima nikahnya Shafa Azura binti Harsha Juniawan dengan mas kawin uang sebesar satu juta seratus ratus ribu rupiah dibayar tunai!

Suaranya begitu lantang menggema di ruangan itu dan di ikuti dengan kata "SAH" secara bersamaan membuatku sadar bahwa aku kini bukan lagi wanita single melainkan istri. Pernikahan macam apa ini yang sama sekali tidak ada cinta di dalamnya!

Air mataku tak henti-hentinya meluncur bebas dari kelopak mataku. Sepertinya aku ingin mati saja. Hidupku sudah hancur.

Ceklek,

Suara pintu kamar terbuka. Daddy dan Pak Rayyan masuk kedalam.

Pak Rayyan menghampiriku yang tengah duduk dengan pandangan kosong di tepi tempat tidur.

"Ini, mahar yang kuberikan untukmu. Ambilah!" Ia memberikan sebuah amplop berwarna putih.

"No, Thanks!" Ucapku ketus menepis tangannya membuat amplop itu terjatuh di lantai.

"SHAFA!!!" Bentak Daddy.

"Apa Dad?.. Apa?" Tantangku.

"Kamu------"

"Biar saya saja pak" ucap sang suami baru dengan gaya tenangnya. Aku heran nih ya sama si suami baru nih, mukanya lempeng lempeng aja. Ga ada sedih-sedihnya, ga kaya aku yang mata udah sembab, hidung merah kaya kepiting rebus.

Daddy segera meninggalkan kamar yang di ikuti oleh bu desa di belakangnya. Kini, tinggal lah kami berdua di dalam kamar itu.

Aku liat Pak Rayyan berjongkok mengambil amplop yang sempat ku tepis tadi. Terus dengan santainya dia duduk di sebelahku.

"Aku tahu kamu marah, aku pun sama! merasakan apa yang kamu rasakan. Tapi semua sudah sudah terjadi. Mungkin ini bagian dari takdir yang Allah gariskan untuk kita. Dan ini----" Dia meletakan secara paksa amplop itu di genggamanku.

"Ini adalah mahar yang aku berikan kepadamu, sebab di halalkanya kamu untukku begitu pula sebaliknya. Jadi ambilah yang sudah menjadi hakmu. Terserah akan kau apakan yang penting kamu sudah menerimanya" Imbuhnya.

"Kita harus gimana..hiks..hiks..." Aku tak berani menatap wajahnya.

"Kita bicarakan ini dirumah. Aku mau pulang ke Jakarta. Kalau kamu mau tinggal di sini silahkan!" Ucapnya datar. Dengan tanpa dosa dia beranjak keluar dari kamar. Segera ku susul dia, enak aja main tinggal-tinggal. Dasar suami tidak bertanggung jawab.

Aku tak melihat Daddy maupun Pak Luthfi. Sepertinya mereka sengaja meninggalkan kami berdua. Awas aja Daddy, aku akan adukan semua ke Mommy. Daddy dan Pak Luthfi pasti sengaja mengikuti kemauan para warga buat nikahin kita biar mereka bisa besanan. Pantas saja dari sejak datang ku lihat mereka kayak main kode kodean gitu.

Aku segera masuk kedalam mobil mengikuti pak Rayyan. Daddy benar benar tega meninggalkan anak gadisnya ini. Daddy dan Pak Luthfi pulang lebih awal memakai mobil Daddy. Sehingga aku tidak punya pilihan lain selain bersama pak Rayyan.

Sepanjang perjalanan hanya suara mesin mobil yang terdengar. Ku ketuk-ketukan jari telunjukku di kening, aku sedang memutar otak bagaimana caranya aku lepas dari pernikahan ini.

AHA..?! Aku dapat ide cemerlang. Ku perbaiki posisi duduk ku agar lebih nyaman berbicara.

"Emmm... Pak Rayyan? Apa bapak punya pacar?" Tanyaku membuka pembicaraan. Aku harap jawabannya ya sehingga akan memuluskan rencanaku.

"Tidak! Pacaran itu haram." Jawabnya masih fokus menyetir.

Duh, ini suami baru jawabannya bikin hati gue mencelos. Hari gini gak punya pacar? Mending ke laut aja sana.

"Emm... Pak------"

"Mulai sekarang panggil aku Mas" Titahnya

Mas? Gak keren banget sih, ntar di sangkanya mas- mas tukang bakso lagi. Tapi, apa peduliku?

"Ummm... Mas, gimana kalo kita bikin perjanjian, kita kan sama-sama tau kalo pernikahan ini bukan keinginan kita, tapi karna keadaan jadi lebih baik kita buat perjanjian supaya sama-sama enak gitu." Ucapku penuh dengan semangat.

"Kamu fikir kita hidup di dunia novel, atau sinetron? ck!"

" Bukan begitu jadi gini loh mas------"

Eh belum sempat aku jelasin, si dianya main motong seenaknya aja.

"Aku menikahimu memang karena terpaksa. Tapi bukan berarti kita bisa mempermainkan pernikahan ini semau kita. Karna di mata Allah pernikahan kita tetap suci. Setelah akad tadi, kamu sepenuhnya akan menjadi tanggung jawabku dan dosamu akan menjadi dosaku juga. Suka atau tidak itulah kenyatannya Shafa."

Sumpah demi apa? ini suami baru aku ngomongnya udah kayak ustad aja. Eh, aku lupa diakan doktor lulusan Kairo, jadi kalau urusan begituan dia pasti sudah teramat sangat paham.

"Ya terus sekarang gimana? aku ga siap dengan semua ini. Kita ga saling cinta kan? trus untuk apa pernikahan ini. Mending sekarang kamu talak aku deh buruan!" ucapku yang udah ga sanggup lagi memendam semuanya.

Ciiittt.....

Dia mendadak mengerem mobilnya membuatku tersentak.

"Tutup mulutmu! Jangan sekali-kali kau ucapkan kata-kata itu di hadapnku!" Bentaknya, membuatku jantungan. Sisi galak dari sang suami kalem mulai muncul pemirsah. Dia menatapku dengan tatapan tajamnya. Aku jadi bergidik, jangan sampai tiba-tiba dia mencekik ku atau memutilasi ku atau memperkosa ku..Aaahhh mending aku diam. Mimpi apa aku ya Allah punya suami galak kayak gini. Baru sejam aku jadi istrinya udah main bentak aja. Gimana kalo seminggu? Atau sebulan? Mungkin hidupku ga akan nyampe setahun. hiks.

Setelah kejadian membentak tadi suasana kembali hening. Aku tak berani membuka suara. Saat ini mobil kami sudah memasuki kawasan ibu kota yang ramai dengan segala hiruk pikuknya.

"Mau makan apa?" Ucapnya tiba-tiba.

Aku menatap ke arahnya, dia menatap ke arahku. Tatapan kita saling bertemu.Deg...

"Terserah" Jawabku malas. Nafsu makan ku mendadak hilang total.

Dia menghentikan mobil di sebuah restoran.

"Turun!" ucapnya, membuka pintu mobil disebelahku.

Tadi marah-marah, sekarang baik-baik. Kamu bipolar ya? Batinku sambil mengikutinya di belakang.

"Mau makan apa?" tanyanya sambil membolak balik buku menu.

"Terserah mas aja" ucapku singkat. Soalnya kalau aku ngomong panjang lebar ntar di bentak lagi. Aku kan paling benci di bentak-bentak. Aku tuh maunya di sayang-sayang, tapi bukan sama dia juga sih.

Tak lama, seorang pelayan datang menghidangkan makanan kami. Tak ada percakapan selama kita makan. yang terdengar hanya suara sendok yang beradu dengan piring.

"Shafa" panggilnya setelah menyelesaikan makan malam yang tertunda.

"Ya mas" Sepertinya lidahku sudah mulai terbiasa manggilnya dengan sebutan mas.

"Saya tau ini berat, tapi bisakah kita berusaha untuk menjalaninya sesuai alur yang Allah gariskan untuk kita? Kalaupun dikemudian hari ternyata kita memang tidak berjodoh, insha Allah aku ikhlas. Mari kita jalani takdir ini dengan ikhlas semampu kita. Aku tidak akan memaksamu melaksanakan kewajibanmu seperti istri lain pada umumnya." Ucapnya. Kalau difikir-fikir benar juga sih. Karena kita sudah menikah ya mau ga mau harus dijalani. Urusan gimana nantinya, itu dipikir belakang aja.

"Baiklah Mas, tapi.... untuk sementara waktu bisakah kita rahasiakan dulu pernikahan ini?" Tanyaku ragu-ragu.

Dia tidak menjawab, tapi dari tatapannya aku bisa mengerti dia butuh sebuah alasan.

"emmmm... karena ini terlalu cepat buatku. Aku punya kekasih dan aku butuh waktu untuk menerima semua ini. Sampai aku siap, bisakah kita rahasiakan dulu semuanya?" Ucapku dengan tatapan memohon.

Dia berfikir sejenak sebelum memutuskan.

"Baiklah, aku juga harus menyelesaikan beberapa hal" Ucapnya menyetujui.

"Terima kasih" Setidaknya aku akan aman untuk sementara waktu.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Nia,💓

Nia,💓

Hadir di tahun 2024

2024-11-26

0

abdan syakura

abdan syakura

Assalamu'alaikum
MaasyaAllah ni novel taon 2020 ya Mbak.....
Ketinggalan deh...
Cus ngebut ajelah.....

2023-05-22

0

✨🥀🪴N.𝐀⃝🍒✨

✨🥀🪴N.𝐀⃝🍒✨

kak koreksi dikit mahram bukan muhrim

2023-02-22

0

lihat semua
Episodes
1 Bocor
2 Desa Jodoh
3 SAH
4 Welcome
5 Cincin Kawin
6 Kedatangan Orang Tua
7 Sepenggal Doa
8 Menyusun Rencana Baru
9 Malam Minggu
10 Mobil Baru
11 Minta Izin
12 Curhat
13 Tentang Rayyan
14 Kemarahan Mommy
15 Berita Heboh
16 Antara Cinta dan Keyakinan
17 Maaf
18 Ich Liebe dich
19 Rencana Resepsi
20 Ray & Sam
21 Menunggu
22 Shalat Sunnah Pengantin
23 Awal baru
24 Ujian Pertama
25 Memilih Gaun
26 Hadiah dari Makkah
27 Tetap Mengajar
28 Ulah Tania
29 Rapat
30 Klarifikasi
31 Pak Rudi
32 Secuil kisah lalu
33 Pernikahan Sam
34 Menantu Kesayangan
35 Puding Strawberry
36 Arisan
37 Pengakuan Rayyan
38 Malam Pengajian
39 Malam Resepsi
40 Bukan (Malam) Pertama
41 Isi Hati Rayyan
42 Perkara Mahar
43 Mencari
44 Mantan
45 Sebuah Lagu
46 Perkara Pakaian
47 Aceh
48 Honeymoon
49 Poligami
50 Siapa Hana?
51 Malam Terakhir di Aceh
52 Kedatangan Tamu
53 Tak Nyaman
54 Gagal
55 Penampilan Baru
56 Tak Peduli
57 Sensitif
58 Tante Lilis
59 Bertemu Sahabat
60 Sepiring berdua
61 Masakan Rayyan
62 Kedatangan Nisa
63 Curhatan Shafa
64 Manusia Biasa
65 Masakan Nisa
66 Pengakuan Nisa
67 Ngambek
68 Ketahuan
69 Tekad Shafa
70 Amarah Shafa
71 Amarah Rayyan
72 Perdebatan Panjang
73 Pertengkaran di Meja Makan
74 Hamil?
75 Ke Rumah Mommy
76 Ke Rumah Ibu
77 Melacak keberadaan Shafa
78 Menemukan
79 Surat Untuk Mommy
80 Bi Lastri
81 Pertengkaran 3 Wanita
82 Periksa Kandungan
83 Keguguran
84 Permintaan Shafa
85 Bertemu Abah
86 Kedatangan Rayyan
87 Melepas Kerinduan
88 Pulang
89 Detak Jantung
90 Ngidam Para Orang Tua
91 Kepiting Saos Padang
92 Wanita Cantik
93 Cantikan Siapa?
94 Sakit
95 Damai
96 Berbuka Puasa
97 Belanja
98 Cemburu itu tak enak
99 Gara-Gara Laptop
100 Membuat Bekal
101 Dua Pria Tampan
102 Curhat Sonya
103 Pasar
104 Pelet
105 Memberi Kejutan
106 Menanam Buah
107 Mahasiswa
108 Mr.Ray's Wife
109 Taat Pada Suami
110 Kecelakaan
111 Malaikat Kecil
112 Keluarga Baru
113 Rencana Licik
114 Tamu
115 Memberi Pelajaran
116 Kabur
117 Meet Up
118 Surprise
119 Buka Kado
120 Jalan Pagi
121 Mengikuti
122 Visual
123 Surat Pengunduran Diri
124 Makan Malam
125 Bertemu Bapak
126 Mencari Kebenaran
127 Penegasan
128 3 Lelaki Hebat
129 Percayalah
130 Liburan
131 Pengorbanan
132 Persiapan
133 Perpisahan
134 Akad
135 Akhir Sebuah Penantian
136 Yoga
137 Mimpi?
138 Makan Malam Keluarga
139 Rencana Kunjungan
140 Bertamu
141 Video Call
142 Menguji Kesabaran
143 Papa Muda
144 Barisan Para Mantan
145 Pembuktian
146 Angel
147 Sabar
148 Possesive
149 Wanita Sempurna
150 Hari Pertama Sekolah
151 Janda
152 Tanda Tanya
153 USG
154 Mobil Mobilan Zafran
155 Pamit
156 Visual
157 Rahasia
158 Pria Asing
159 Kisah Cinta Jeffri
160 Hampir Saja
161 Pesta Dansa
162 Pelukan Mommy
163 Firasat
164 Menentukan Tindakan
165 Kebenaran
166 Masa Lalu Daddy
167 Masa Lalu Daddy Part 2.
168 Masa Lalu Jeffri
169 Perjuangan Daddy
170 Lega
171 Ujian
172 Keluarga
173 Arti Sebuah Nama
174 Sadar
175 Perasaan Yang Terpendam
176 Bracton-Hicks
177 Maryam
178 Mulas
179 Pembukaan
180 Perjuangan Shafa
181 Welcome To The World
182 Adik Zafran
183 Pulang
184 Mandi Rempah
185 Welcome to the Home
186 Sang Penakhluk
187 Menyesal
188 Aqiqah
189 Guru-Guru
190 Nyinyir
191 Ngabuburit
192 Memaafkan
193 Menyambut Hari Raya
194 Takbiran
195 Hari Kemenangan
196 Zidane Ar-Rayyan
197 Shafa Azura
198 Kerja Keras?
199 Nikmat Mana Yang Kau Dustakan?
200 Extra Part
201 Pengumuman
Episodes

Updated 201 Episodes

1
Bocor
2
Desa Jodoh
3
SAH
4
Welcome
5
Cincin Kawin
6
Kedatangan Orang Tua
7
Sepenggal Doa
8
Menyusun Rencana Baru
9
Malam Minggu
10
Mobil Baru
11
Minta Izin
12
Curhat
13
Tentang Rayyan
14
Kemarahan Mommy
15
Berita Heboh
16
Antara Cinta dan Keyakinan
17
Maaf
18
Ich Liebe dich
19
Rencana Resepsi
20
Ray & Sam
21
Menunggu
22
Shalat Sunnah Pengantin
23
Awal baru
24
Ujian Pertama
25
Memilih Gaun
26
Hadiah dari Makkah
27
Tetap Mengajar
28
Ulah Tania
29
Rapat
30
Klarifikasi
31
Pak Rudi
32
Secuil kisah lalu
33
Pernikahan Sam
34
Menantu Kesayangan
35
Puding Strawberry
36
Arisan
37
Pengakuan Rayyan
38
Malam Pengajian
39
Malam Resepsi
40
Bukan (Malam) Pertama
41
Isi Hati Rayyan
42
Perkara Mahar
43
Mencari
44
Mantan
45
Sebuah Lagu
46
Perkara Pakaian
47
Aceh
48
Honeymoon
49
Poligami
50
Siapa Hana?
51
Malam Terakhir di Aceh
52
Kedatangan Tamu
53
Tak Nyaman
54
Gagal
55
Penampilan Baru
56
Tak Peduli
57
Sensitif
58
Tante Lilis
59
Bertemu Sahabat
60
Sepiring berdua
61
Masakan Rayyan
62
Kedatangan Nisa
63
Curhatan Shafa
64
Manusia Biasa
65
Masakan Nisa
66
Pengakuan Nisa
67
Ngambek
68
Ketahuan
69
Tekad Shafa
70
Amarah Shafa
71
Amarah Rayyan
72
Perdebatan Panjang
73
Pertengkaran di Meja Makan
74
Hamil?
75
Ke Rumah Mommy
76
Ke Rumah Ibu
77
Melacak keberadaan Shafa
78
Menemukan
79
Surat Untuk Mommy
80
Bi Lastri
81
Pertengkaran 3 Wanita
82
Periksa Kandungan
83
Keguguran
84
Permintaan Shafa
85
Bertemu Abah
86
Kedatangan Rayyan
87
Melepas Kerinduan
88
Pulang
89
Detak Jantung
90
Ngidam Para Orang Tua
91
Kepiting Saos Padang
92
Wanita Cantik
93
Cantikan Siapa?
94
Sakit
95
Damai
96
Berbuka Puasa
97
Belanja
98
Cemburu itu tak enak
99
Gara-Gara Laptop
100
Membuat Bekal
101
Dua Pria Tampan
102
Curhat Sonya
103
Pasar
104
Pelet
105
Memberi Kejutan
106
Menanam Buah
107
Mahasiswa
108
Mr.Ray's Wife
109
Taat Pada Suami
110
Kecelakaan
111
Malaikat Kecil
112
Keluarga Baru
113
Rencana Licik
114
Tamu
115
Memberi Pelajaran
116
Kabur
117
Meet Up
118
Surprise
119
Buka Kado
120
Jalan Pagi
121
Mengikuti
122
Visual
123
Surat Pengunduran Diri
124
Makan Malam
125
Bertemu Bapak
126
Mencari Kebenaran
127
Penegasan
128
3 Lelaki Hebat
129
Percayalah
130
Liburan
131
Pengorbanan
132
Persiapan
133
Perpisahan
134
Akad
135
Akhir Sebuah Penantian
136
Yoga
137
Mimpi?
138
Makan Malam Keluarga
139
Rencana Kunjungan
140
Bertamu
141
Video Call
142
Menguji Kesabaran
143
Papa Muda
144
Barisan Para Mantan
145
Pembuktian
146
Angel
147
Sabar
148
Possesive
149
Wanita Sempurna
150
Hari Pertama Sekolah
151
Janda
152
Tanda Tanya
153
USG
154
Mobil Mobilan Zafran
155
Pamit
156
Visual
157
Rahasia
158
Pria Asing
159
Kisah Cinta Jeffri
160
Hampir Saja
161
Pesta Dansa
162
Pelukan Mommy
163
Firasat
164
Menentukan Tindakan
165
Kebenaran
166
Masa Lalu Daddy
167
Masa Lalu Daddy Part 2.
168
Masa Lalu Jeffri
169
Perjuangan Daddy
170
Lega
171
Ujian
172
Keluarga
173
Arti Sebuah Nama
174
Sadar
175
Perasaan Yang Terpendam
176
Bracton-Hicks
177
Maryam
178
Mulas
179
Pembukaan
180
Perjuangan Shafa
181
Welcome To The World
182
Adik Zafran
183
Pulang
184
Mandi Rempah
185
Welcome to the Home
186
Sang Penakhluk
187
Menyesal
188
Aqiqah
189
Guru-Guru
190
Nyinyir
191
Ngabuburit
192
Memaafkan
193
Menyambut Hari Raya
194
Takbiran
195
Hari Kemenangan
196
Zidane Ar-Rayyan
197
Shafa Azura
198
Kerja Keras?
199
Nikmat Mana Yang Kau Dustakan?
200
Extra Part
201
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!