Jodoh Pilihan Allah
**Visual Tokoh
Zidane Arrayan (30 th) Doktor lulusan Kairo, Mesir. Seorang guru dan Dosen, Tampan, mapan, sholeh dan memegang teguh sebuah komitmen.
Shafa Azura (23 th). Guru Bahasa Jerman, Model selebgram, cantik, seksi, vulgar sedikit liar namun berhati baik.
Namaku Shafa Azura, gadis cantik, seksi modis, humble dengan segala keindahan yang melekat pada diriku. Ups, aku lupa, aku sudah bukan gadis lagi melainkan seorang istri. Catat! I-S-T-R-I. lebih tepatnya istri yang tak diinginkan atau sejenisnya.
Aku adalah seorang guru Bahasa Jerman di sebuah yayasan ternama di Jakarta. Sudah hampir 3 bulan ini aku mengemban tugas mulia yang sering di sebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Menjadi guru sama sekali bukan cita-citaku, dan nggak masuk dalam daftar tujuan hidup ku. Satu - satunya alasan mengapa aku mau menjadi guru adalah karena Daddy ku. Ia mengancam akan menarik semua fasilitas yang hampir 24 tahun ini aku nikmati, jika aku menolak mengajar di yayasan milik sahabatnya itu. Hello, hari gini hidup tanpa ATM, kartu kredit dan sejenisnya? Mau jadi apa diriku yang indah ini? Alasannya hanya satu, Daddy ingin aku berubah menjadi sosok yang lebih baik, dan bertanggung jawab. Yang bisanya bukan cuma shoping and traveling.
Tapi, aku merasa takdir sedang mempermainkan ku. Takdir Qodar tepatnya! Bagaimana tidak, hidupku yang sejahtera aman sentosa tiba-tiba berubah menjadi seperti di neraka. Neraka dunia yah! Dan disinilah aku berada sekarang, di sebuah rumah yang selama 2 minggu ini aku tempati bersama dengan seseorang yang menyandang status sebagai suamiku. Suami yang telah sah secara agama dan negara. Ya, dialah Zidane Ar-Rayyan atau yang sering disapa Mr.Ray oleh anak murid dan mahasiswanya.
Zidane Ar-Rayyan adalah putra tunggal dari Luthfi Ar-Rayyan, Pemilik yayasan dimana aku bekerja. Mr. Ray adalah seorang doktor lulusan Al-Azhar, Kairo, Mesir. Yah, sekelas Ust. Abdul Somad yang viral itu kali yah. Ia juga merupakan salah satu pengajar di yayasan milik ayahnya sebagai guru Bahasa Arab. Selain itu dia juga dosen di salah satu universitas terkemuka di Indonesia yang berlokasi di ibu kota.
Sebenarnya Mr.Ray ini tampan, mapan dan rupawan. Tapi sorry sorry yah, dia sama sekali bukan tipe ku. You know why? karena dia itu terlalu serius, membosankan, cuek, dingin dan jangaan lupa kalau dia seorang yang agamis alias sholeh. Hal itu juga yang mungkin membuat Daddy setuju aku dinikahi olehnya.
Flashback 2 Minggu lalu.
Hari ini yayasan tempatku mengajar mengadakan Camping Edukasi di salah satu tempat terkenal di Bogor. Kami berangkat bersama-sama dengan mamakai bus sekolah menuju sebuah pedesaan di daerah itu. Setelah hampir 3 jam perjalanan sampailah kami di tempat tujuan. Suasana di tempat ini sangat asri dengan pemandangan alamnya sangat indah. Beberapa kali kuarahkan smartphone canggih milikku untuk mengambil foto selfie.
Cekrek,
.
Cekrek,
Aku berpose sedang mencium sekumpulan bunga liar yang tumbuh cantik tanpa melihat kamera. Dan dengan segera ku upload foto tersebut di akun instagram milikku dengan caption ~Sesuatu yang indah terkadang tak nampak oleh mata~. Tak butuh waktu lama, postingan terbaru mendapat banyak komen and like. Maklum apapun yang di posting oleh seorang selebgram sepertiku pasti segera mendapatkan banyak respon dari para netijen.
Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 5 sore. Anak-anak sudah berada di tenda masing-masing, sedangkan para guru berada di sebuah paviliun tak jauh dari tenda mereka.
"Bu Shafa, sini deh!" Bisik bu Anne menarik tanganku menuju ke arah dapur.
"Kenapa bu?" Tanyaku binggung.
"Tolong liatin!" Ia berbalik memutar badannya.
"Astaga, ibu mens?" ucapku lirih.
"Aduh gimana dong ini? Bu Shafa bawa pembalut nggak?" Tanyanya panik mendapati bagian belakang roknya terlihat ada noda merah.
"Mana bawa aku begituan bu. Gimana kalo kita beli aja? Sekalian aku juga mau beli cemilan buat ntar malam" Tawarku. Alih-alih menemaninya membeli pembalut aku sebenarnya ingin jalan-jalan keliling daerah ini. Karena berada di tempat indah nan sejuk ini membut jiwa traveler ku meronta.
"Oke deh! kalo begitu aku ganti baju dulu ya?"
Butuh waktu sekitar 15 menit untuk sampai di sebuah minimarket yang terletak di desa seberang. Segera ku ambil troli belanja dan mengisinya dengan aneka macam snack dan minuman. Aku adalah cewek yang doyan ngemil, walaupun begitu tubuhku tetap ideal dan porposional. Ku lihat bu Anne sudah berganti baju dari arah toilet. Ia menenteng paperbag berisi pakaian yang sudah terkena noda.
Waktu menunjukan pukul 6 sore, artinya sudah masuk waktu Magrib. aku memarkirkan mobil milik bu Anne di sebuaah masjid tak jauh dari mini market. Untung Suami bu Anne bawa mobil jadi kita bisa bebas jalan-jalan.
"Aku sholat dulu ya bu?"
Walaupun begini, aku juga tau kewajiban sebagai seorang muslimah, yah walaupun masih jauh dari kata solehah. Mommy selalu berpesan jangan tinggalkan sholat setiap kali aku berpergian, meski kadang khilaf, maklum aku kan manusia biasa..hehehe.
"Oke.. aku tunggu di mobil ya?" balasnya.
Setelah melaksanakan sholat magrib aku bergegas menghampiri bu Anne. Nampak juga suaminya berada di situ. Wajah bu Anne terlihat panik sambil mondar-mandir.
"Ada apa bu? Loh pak Adit nyusul kesini?" Tanyaku menghampirinya yang terlihat gusar.
"Bu Shafa, aku harus segera balik ke Jakarta, Papa masuk rumah sakit, jantungnya kambuh makanya Mas Adit nyusul aku kesini." Jelasnya. Terlihat raut kesedihan di wajahnya. Aku jadi tidak tega, tapi kalau bu Anne balik ke Jakarta terus gimana dengan diriku?
"Trus saya gimana bu?" Tanyaku bingung.
"Eh... Pak Ray.. Pak Ray" Suami bu Anne teriak memanggil seseorang yang juga baru keluar dari masjid dan segera menghampirinya.
"Kebetulan pak Ray disini. Bapak mau ke lokasi camping kan?"
"Iya pak Adit, ada apa ya? Apa ada masalah dengan anak-anak?" Tanyanya.
"Bukan... bukan anak-anak tapi saya." Pak Adit menjelaskan apa yang terjadi kepada Ray.
"Inallillah, semoga Allah memberikan pertolongan pada ayah bu Anne" ucapnya setelah mendengar penuturan Adit
"Amiin"
"Bu Shafa tidak apa-apa kan ke lokasi camping bersama pak Rayyan?" Tanya bu Anne padaku yang masih terdiam membisu.
"Oh..iya nggak papa, semoga ayah bu Anne baik baik saja" aku memeluk bu Anne sebagai bentuk rasa simpati.
Ku keluarkan kantong-kantong belanjaan yang mayoritas isinya adalah snack dari mobil pak Adit.
"Biar saya bantu" Ucap pak Rayyan meraih beberapa kantong yang berada di tanganku.
"Terima kasih pak." Aku segera masuk kedalam mobilnya. Sepanjang perjalanan kami hanya diam. Aku dan pak Rayyan memang tidak begitu akrab meskipun kami mengajar di tempat yang sama. Ya iya lah siapa juga yang mau akrab sama cowok macam dia. Dianya juga palingan illfell sama aku yang sering pamer aurat kesana kemari. Eits, tapi jangan salah aku ini masih suci lahir dan batin.
Kurang lebih sudah 5 menit sejak kami meninggalkan masjid, tiba-tiba mobil yang kami tumpangi terasa oleng seperti hilang kendali.
"Astagfirullahaladzim" ucapanya yang langsung menghentikan mobilnya menepi.
"Ada apa?" Aku mulai panik, takut. Aku mulai di hantui oleh fikiran-fikiran aneh. Gimana kalau ada hantu gimana kalau ada begal? hiii. Aku sebisa mungkin menepis segala fikiran negatif itu dari kepalaku.
"Saya cek dulu" Ia membuka pintu mobilnya dan tak lama ia kembali masuk kedalam mobil.
"Gimana?" tanyaku khawatir.
" Ban nya bocor" Ujarnya. Ia terlihat menghubungi seseorang. Aku pun segera mengambil ponselku dan mencoba menghubungi teman yang ada di lokasi camping.
"Whaaatt... No signal" teriakku sambil mengangkat hp dan menggoyang-goyangkaannya keatas.
"Sepertinya kita harus minta bantuan warga sekitar" Pak Rayyan keluar dari mobilnya. Aku pun segera menyusul mengikutinya dari belakang.
Hawa dingin mulai terasa menusuk kulitku. Sepertinyanakan turun hujan. Aku terus berjalan mengikuti pria di depannku dengan memeluk kedua lenganku.
"Kita coba mampir di rumah depan sana" tunjuknya pada sebuah rumah yaang berada sekitar 20 meter di depan. Jarak rumah warga di tempat ini memang agak jauh, beda dengan di kompleks tempat tinggalku yang padat merayap.
"Assalamualaikum... Tok..Tok" Pak Rayyan terus mengetuk pintu sebuah rumah papan yang nampak tertutup.
"Sepertinya tidak ada orang" ucapku yang tengah duduk di sebuah balai balai sambil memegangi betisku yang terasa pegal.
Wushhhh..... Dresssss....
Suara angin disertai hujan menambah penderitaanku malam ini.
Mommy, Daddy Shafa ingin pulaaaaang.
Aku mulai menggigil kedinginan, lantaran dress sifon sebatas lutut yang aku gunakan mulai lembab terkena percikan air hujan.
"Kita tunggu sampai hujannya reda. ini, pakai!" Ia menyodorkan jaket kearahku yang terus memeluk kedua lenganku erat.
"Thanks" Aku mengambil jaket tersebut dan langsung memakainya. Lumayan dinginnya sudah mulai berkurang.
Setelah hampir 20 menit hujan mulai reda, dan kami di kagetkan dengan kedatangan beberapa warga yang terlihat seperti hendak menangkap maling ayam.
.
.
.
.
.
Apa yang terjadi selanjutnya? ikuti terus ya kisahnya. Jangan lupa like and vote😘😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments
Nazwaputri Salmani
Nggak bisa moveon sama novel author yang ini
2024-02-02
2
Khuriatul Ikrimah
balik lagi baca entah untuk yang berapa kali
2023-10-06
0
Al Mayra
Plg seneng kl yg bacain adalah sensen pasti dnger nya g,bsen sy lebih seneng denger dr PD BCA Krn mata q dh mnes🤭
2023-07-27
0