Kedatangan Orang Tua

Setelah menerima 2 buah kartu kunci harta karun si Suami 3 hari lalu, aku memintanya untuk meluangkan waktu berbelanja kebutuhan rumah. Karena rumah yang kami tempati hanya berisi perabotan utama. Aku butuh pernak pernik atau perabot tambahan untuk mempercantik hunian baruku.

Walaupun pernikahan kita ini tidak seperti pernikahan pada umumnya. Di mana suami istri bekerja sama menyusun masa depan mereka, aku justru ga punya rencana apapun. Aku tidak punya gambaran tentang masa depan pernikahanku selain perpisahan. Aku yakin mas Ray pun sama.

Kami berjalan berdampingan, dengan mas Ray mendorong sebuah troli sedangkan aku berjalan cantik di sebelahnya sambil memilih dan memilah barang. Sudah seperti pasangan bahagia aja di sinetron-sinetron.

Setelah membeli beberapa bahan makanan dan kebutuhan lain, aku mengajak mas Ray untuk melihat lihat perabotan rumah yang masih berada satu lantai dengan tempat kami belanja bahan makanan tadi.

"Mas... bagusan yang mana? yang ini atau yang ini?" Aku mengangkat dua buah vas kecil berisi bunga. Aku harus minta pendapatnya dong, kan yang mau di percantik adalah rumahnya. Walaupun aku sadar aku ga mungkin selamanya tinggal disitu dan ga minat juga sih. Tapi setidaknya selama aku tinggal di situ aku harus buat rumah itu nyaman dan cantik.

"Yang ini saja." ucapnya menunjuk sebuah keramik berbentuk bulat kecil dengan bunga bunga kecil berwarna putih yang mengisi vas tersebut.

"Ok!" jawabku senang. Mas Ray ini walaupun penampilannya terkesan biasa tapi punya selera yang lumayan bagus. Mulai dari pilihan rumah, barang dan beberapa benda yang tergantung rapi di lemarinya semuanya barang-barang bagus. Aku jadi penasaran kira-kira seperti apa sih wanita yang bisa menaklukkannya nanti? yang pasti bukan seperti aku yang kadang tak tau aturan ini. Kayanya sih dia suka sama yang alim-alim gitu kaya Ustadzah Okki misalnya.

Malam ini kita belanja banyak banget. Aku juga membeli beberapa baju, sepatu dan kosmetik untuk menunjang kecantikan ku yang alami tanpa operasi plastik. Mas Ray juga nurut-nurut aja aku beli ini itu, kan aku jadi semangat belanjanya.

Sebelum pulang, kami singgah untuk makan malam terlebih dahulu di sebuah cafe. Aku duduk berhadapan dengan Mas Ray di meja bagian pojok. Aku memang suka yang di pojok-pojok, Karena posisi ini adalah posisi paling strategis buat mengamati cowok cowok ganteng yang ada di dalam cafe. Tapi itu dulu, waktu aku masih kuliah. Sekarang mah No Way mending aku ngamatin suamiku yang kalo di pandang-pandang ganteng juga. Coba aja doi rubah penampilan jadulnya pake celana jeans robek, terus pake kemeja yang ga di kancing kan, pasti kelihatan cool dan kece banget. Tapi sayangnya dia tuh sukanya pake kaos biasa, kalo enggak hoddie lengan panjang sama celana kain atau jeans polos. Ga ketinggalan kaca mata beningnya yang bikin dia keliatan dewasa banget. Emang udah dewasa deng. Aku kok lupa sih.heheheh

*******

Pukul 8.30 malam aku tiba dirumah dengan semobil penuh barang belanjaan. Ketika masuk di dalam rumah, aku di kagetkan oleh kehadiran orang tua kami yang sudah duduk anteng di sofa ruang tengah. Dengan cepat kulirik pakaianku. Alhamdulullah manusiawi, walaupun agak ketat menampakan bentuk dada yang menggoda, setidaknya masih tertutup. Apa lagi yang para sesepuh ini rencanakan. Batinku.

Melihat kedatangan kami sang ibu mertua langsung menghambur ke arahhku, memeluk dan mencium kedua pipiku.

"Kalian dari mana aja? Di tungguin dari tadi" tanyanya dengan masih merangkulku.

"Dari belanja keperluan rumah bu." ucap Mas Ray sambil menyalami ibunya, kemudian beralih kepada para sesepuh lain yang sedang duduk di sofa. Sopan banget sih abang suami ini, aku kan jadi malu bukannya nyalamin mertua eh malah cengar-cengir ga jelas.

"Emm... bu, Shafa ke kamar dulu ya, mau simpan ini" Ucapku, mengangkat sekitar tujuh buah paperbag di tanganku.

Aku segera lari ke kamarku yang berada di lantai 2. Mati aku, mereka datang kok gak ngomong dulu sih. Ahh, tau gitu kan aku gak usah ake acara belanja banyak gini, cukup belanja kebutuhan rumah aja. Duh... gimana kalo mereka mikirnya aku matre, boros. Arggh aku turun ga ya?

Akuu mondar-mandir kesana kemari lantaran blm siap bertemu ayah dan ibu mertua. Kalau Mommy dan Daddy mah sudah tau kebiasaanku. Eh, tapi apa peduliku? toh aku ga suka sama anaknya. Tapi kan, kata Mas Ray kita harus berbuat baik sama orang tua dan harus selalu menjaga perasaanya.

Akhirnya kuputuskan turun untuk menemui mereka. Aku duduk di tempat kosong di sebelah mas Ray.

"Ayah liat kalian sudah mulai dekat ya? Wah bisa cepat punya cucu kita Sya." Ucap ayah mertua memberi kode kepada Daddy. Sedangkan aku yang mendengarnya hanya membulatkan mataku sambil menelan ludah kasar. Nafsu banget sih mereka pengen punya cucu.

"Iya nih, coba liat bajunya! udah kompakan gitu. Cocok!" Si Mommy pake acara ikut-ikutan komentar lagi. Kebetulan aja warna baju kita pas lagi samaan.

"Oh ya, Ayah sama Daddy kemari sengaja pengen main atau ada sesuatu?" Tanya Mas Ray dengan kalemnya.

"Begini Ray, Shafa, kami sudah berdiskusi tentang hubungan kalian berdua. Awalnya kami ragu karena kalian yang Di awal saling tidak mengenal tiba-tiba harus menikah. Tapi melihat kedekatan kalian saat ini kami jadi yakin, bahwa kalian memang berjodoh. Dan maksud kedatangan kami, kami ingin meresmikan hubungan kalian dengan mengadakan resepsi pernikahan." Ucap ayah Mas Ray yang nampak serius.

"Hah? Resepsi?" Ucapku kaget bukan main.

"Iya nak, supaya semua orang tau kalian sudah menikah. jadi, nanti ketika Shafa hamil ga jadi bahan gunjingan orang-orang." Ucap Ibu mertua dengan senangnya. Mana ada hamil, orang bikin aja ga pernah. Anakmu ini masih suci bu.

"Betul itu, lagi pula kalian kan sama-sama anak tunggal di keluarga, jadi kami ingin membuatkan pesta yang meriah untuk kalian" Daddy menambahi. Waduh tambah ribet ini urusannya. Urusan nikah aja belum kelar ini mau nambah resepsi. Akan makin sulit untuk kita mengakhiri semua ini setelah resepsi. Karna keluarga akan menjadi pertimbangan yang utama.

Tanpa permisi, segera ku tarik mas Ray ke sebuah kamar di lantai itu dan menguncinya dari dalam.

"Kenapa sih Shafa?" tanyanya keheranan melihatku yang tiba-tiba menariknya.

"Mas, gimana dong ini? kok jadi kayak gini sih? katanya kalo kita bersikap baik, mereka akan mengerti kondisi kita. Lha ini kok malah mau pake buat resepsi segala! atau aku ngomong aja deh mas yang sebenarnya kalo kita tuh masih ga siap dengan semua ini" Ucapku dengan menggebu-gebu.

"Kamu Shafa! bukan kita!. Bukan kita tapi kamu yang tidak pernah siap menerima takdir ini. Kamu yang tidak pernah bisa belajar untuk menerima kenyataan dan mencoba menjalaninya dengan ikhlas" ucapnya dengan tatapan menajam.

"Apa maksud kamu mas?" Tanyaku dengan tatapan yang jauh lebih tajam.

.

.

.

.

Apa ya yang akan di katakan pak Rayyan selanjutnya? Ikuti terus ya kisahnya. Jangan Lupa Like, and Vote,😁😘😍🥰

_______________________________

Terpopuler

Comments

Febri Ana

Febri Ana

lanjuutt

2023-05-17

1

✨🥀🪴N.𝐀⃝🍒✨

✨🥀🪴N.𝐀⃝🍒✨

karena pak suami sudah suka sama kamu Shafa...

2023-02-22

0

🏵️🐎Andfat🏵️

🏵️🐎Andfat🏵️

Keren ceritanya dan bagus susunan bahasanya, enak dibaca 😘🌹

2022-01-11

2

lihat semua
Episodes
1 Bocor
2 Desa Jodoh
3 SAH
4 Welcome
5 Cincin Kawin
6 Kedatangan Orang Tua
7 Sepenggal Doa
8 Menyusun Rencana Baru
9 Malam Minggu
10 Mobil Baru
11 Minta Izin
12 Curhat
13 Tentang Rayyan
14 Kemarahan Mommy
15 Berita Heboh
16 Antara Cinta dan Keyakinan
17 Maaf
18 Ich Liebe dich
19 Rencana Resepsi
20 Ray & Sam
21 Menunggu
22 Shalat Sunnah Pengantin
23 Awal baru
24 Ujian Pertama
25 Memilih Gaun
26 Hadiah dari Makkah
27 Tetap Mengajar
28 Ulah Tania
29 Rapat
30 Klarifikasi
31 Pak Rudi
32 Secuil kisah lalu
33 Pernikahan Sam
34 Menantu Kesayangan
35 Puding Strawberry
36 Arisan
37 Pengakuan Rayyan
38 Malam Pengajian
39 Malam Resepsi
40 Bukan (Malam) Pertama
41 Isi Hati Rayyan
42 Perkara Mahar
43 Mencari
44 Mantan
45 Sebuah Lagu
46 Perkara Pakaian
47 Aceh
48 Honeymoon
49 Poligami
50 Siapa Hana?
51 Malam Terakhir di Aceh
52 Kedatangan Tamu
53 Tak Nyaman
54 Gagal
55 Penampilan Baru
56 Tak Peduli
57 Sensitif
58 Tante Lilis
59 Bertemu Sahabat
60 Sepiring berdua
61 Masakan Rayyan
62 Kedatangan Nisa
63 Curhatan Shafa
64 Manusia Biasa
65 Masakan Nisa
66 Pengakuan Nisa
67 Ngambek
68 Ketahuan
69 Tekad Shafa
70 Amarah Shafa
71 Amarah Rayyan
72 Perdebatan Panjang
73 Pertengkaran di Meja Makan
74 Hamil?
75 Ke Rumah Mommy
76 Ke Rumah Ibu
77 Melacak keberadaan Shafa
78 Menemukan
79 Surat Untuk Mommy
80 Bi Lastri
81 Pertengkaran 3 Wanita
82 Periksa Kandungan
83 Keguguran
84 Permintaan Shafa
85 Bertemu Abah
86 Kedatangan Rayyan
87 Melepas Kerinduan
88 Pulang
89 Detak Jantung
90 Ngidam Para Orang Tua
91 Kepiting Saos Padang
92 Wanita Cantik
93 Cantikan Siapa?
94 Sakit
95 Damai
96 Berbuka Puasa
97 Belanja
98 Cemburu itu tak enak
99 Gara-Gara Laptop
100 Membuat Bekal
101 Dua Pria Tampan
102 Curhat Sonya
103 Pasar
104 Pelet
105 Memberi Kejutan
106 Menanam Buah
107 Mahasiswa
108 Mr.Ray's Wife
109 Taat Pada Suami
110 Kecelakaan
111 Malaikat Kecil
112 Keluarga Baru
113 Rencana Licik
114 Tamu
115 Memberi Pelajaran
116 Kabur
117 Meet Up
118 Surprise
119 Buka Kado
120 Jalan Pagi
121 Mengikuti
122 Visual
123 Surat Pengunduran Diri
124 Makan Malam
125 Bertemu Bapak
126 Mencari Kebenaran
127 Penegasan
128 3 Lelaki Hebat
129 Percayalah
130 Liburan
131 Pengorbanan
132 Persiapan
133 Perpisahan
134 Akad
135 Akhir Sebuah Penantian
136 Yoga
137 Mimpi?
138 Makan Malam Keluarga
139 Rencana Kunjungan
140 Bertamu
141 Video Call
142 Menguji Kesabaran
143 Papa Muda
144 Barisan Para Mantan
145 Pembuktian
146 Angel
147 Sabar
148 Possesive
149 Wanita Sempurna
150 Hari Pertama Sekolah
151 Janda
152 Tanda Tanya
153 USG
154 Mobil Mobilan Zafran
155 Pamit
156 Visual
157 Rahasia
158 Pria Asing
159 Kisah Cinta Jeffri
160 Hampir Saja
161 Pesta Dansa
162 Pelukan Mommy
163 Firasat
164 Menentukan Tindakan
165 Kebenaran
166 Masa Lalu Daddy
167 Masa Lalu Daddy Part 2.
168 Masa Lalu Jeffri
169 Perjuangan Daddy
170 Lega
171 Ujian
172 Keluarga
173 Arti Sebuah Nama
174 Sadar
175 Perasaan Yang Terpendam
176 Bracton-Hicks
177 Maryam
178 Mulas
179 Pembukaan
180 Perjuangan Shafa
181 Welcome To The World
182 Adik Zafran
183 Pulang
184 Mandi Rempah
185 Welcome to the Home
186 Sang Penakhluk
187 Menyesal
188 Aqiqah
189 Guru-Guru
190 Nyinyir
191 Ngabuburit
192 Memaafkan
193 Menyambut Hari Raya
194 Takbiran
195 Hari Kemenangan
196 Zidane Ar-Rayyan
197 Shafa Azura
198 Kerja Keras?
199 Nikmat Mana Yang Kau Dustakan?
200 Extra Part
201 Pengumuman
Episodes

Updated 201 Episodes

1
Bocor
2
Desa Jodoh
3
SAH
4
Welcome
5
Cincin Kawin
6
Kedatangan Orang Tua
7
Sepenggal Doa
8
Menyusun Rencana Baru
9
Malam Minggu
10
Mobil Baru
11
Minta Izin
12
Curhat
13
Tentang Rayyan
14
Kemarahan Mommy
15
Berita Heboh
16
Antara Cinta dan Keyakinan
17
Maaf
18
Ich Liebe dich
19
Rencana Resepsi
20
Ray & Sam
21
Menunggu
22
Shalat Sunnah Pengantin
23
Awal baru
24
Ujian Pertama
25
Memilih Gaun
26
Hadiah dari Makkah
27
Tetap Mengajar
28
Ulah Tania
29
Rapat
30
Klarifikasi
31
Pak Rudi
32
Secuil kisah lalu
33
Pernikahan Sam
34
Menantu Kesayangan
35
Puding Strawberry
36
Arisan
37
Pengakuan Rayyan
38
Malam Pengajian
39
Malam Resepsi
40
Bukan (Malam) Pertama
41
Isi Hati Rayyan
42
Perkara Mahar
43
Mencari
44
Mantan
45
Sebuah Lagu
46
Perkara Pakaian
47
Aceh
48
Honeymoon
49
Poligami
50
Siapa Hana?
51
Malam Terakhir di Aceh
52
Kedatangan Tamu
53
Tak Nyaman
54
Gagal
55
Penampilan Baru
56
Tak Peduli
57
Sensitif
58
Tante Lilis
59
Bertemu Sahabat
60
Sepiring berdua
61
Masakan Rayyan
62
Kedatangan Nisa
63
Curhatan Shafa
64
Manusia Biasa
65
Masakan Nisa
66
Pengakuan Nisa
67
Ngambek
68
Ketahuan
69
Tekad Shafa
70
Amarah Shafa
71
Amarah Rayyan
72
Perdebatan Panjang
73
Pertengkaran di Meja Makan
74
Hamil?
75
Ke Rumah Mommy
76
Ke Rumah Ibu
77
Melacak keberadaan Shafa
78
Menemukan
79
Surat Untuk Mommy
80
Bi Lastri
81
Pertengkaran 3 Wanita
82
Periksa Kandungan
83
Keguguran
84
Permintaan Shafa
85
Bertemu Abah
86
Kedatangan Rayyan
87
Melepas Kerinduan
88
Pulang
89
Detak Jantung
90
Ngidam Para Orang Tua
91
Kepiting Saos Padang
92
Wanita Cantik
93
Cantikan Siapa?
94
Sakit
95
Damai
96
Berbuka Puasa
97
Belanja
98
Cemburu itu tak enak
99
Gara-Gara Laptop
100
Membuat Bekal
101
Dua Pria Tampan
102
Curhat Sonya
103
Pasar
104
Pelet
105
Memberi Kejutan
106
Menanam Buah
107
Mahasiswa
108
Mr.Ray's Wife
109
Taat Pada Suami
110
Kecelakaan
111
Malaikat Kecil
112
Keluarga Baru
113
Rencana Licik
114
Tamu
115
Memberi Pelajaran
116
Kabur
117
Meet Up
118
Surprise
119
Buka Kado
120
Jalan Pagi
121
Mengikuti
122
Visual
123
Surat Pengunduran Diri
124
Makan Malam
125
Bertemu Bapak
126
Mencari Kebenaran
127
Penegasan
128
3 Lelaki Hebat
129
Percayalah
130
Liburan
131
Pengorbanan
132
Persiapan
133
Perpisahan
134
Akad
135
Akhir Sebuah Penantian
136
Yoga
137
Mimpi?
138
Makan Malam Keluarga
139
Rencana Kunjungan
140
Bertamu
141
Video Call
142
Menguji Kesabaran
143
Papa Muda
144
Barisan Para Mantan
145
Pembuktian
146
Angel
147
Sabar
148
Possesive
149
Wanita Sempurna
150
Hari Pertama Sekolah
151
Janda
152
Tanda Tanya
153
USG
154
Mobil Mobilan Zafran
155
Pamit
156
Visual
157
Rahasia
158
Pria Asing
159
Kisah Cinta Jeffri
160
Hampir Saja
161
Pesta Dansa
162
Pelukan Mommy
163
Firasat
164
Menentukan Tindakan
165
Kebenaran
166
Masa Lalu Daddy
167
Masa Lalu Daddy Part 2.
168
Masa Lalu Jeffri
169
Perjuangan Daddy
170
Lega
171
Ujian
172
Keluarga
173
Arti Sebuah Nama
174
Sadar
175
Perasaan Yang Terpendam
176
Bracton-Hicks
177
Maryam
178
Mulas
179
Pembukaan
180
Perjuangan Shafa
181
Welcome To The World
182
Adik Zafran
183
Pulang
184
Mandi Rempah
185
Welcome to the Home
186
Sang Penakhluk
187
Menyesal
188
Aqiqah
189
Guru-Guru
190
Nyinyir
191
Ngabuburit
192
Memaafkan
193
Menyambut Hari Raya
194
Takbiran
195
Hari Kemenangan
196
Zidane Ar-Rayyan
197
Shafa Azura
198
Kerja Keras?
199
Nikmat Mana Yang Kau Dustakan?
200
Extra Part
201
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!