Kemarahan Mommy

Happy Reading 😍🥰

____________________________________________

Ku buka pesan barusan masuk. Apa lagi sih, awas aja kalau masih protes.

Zidane : 👍

Cuma emoticon jempol? Aku udah susah susah-susah hapus, balasannya cuma jempol. Ga bener ini.

Shafa : Kok cuma 👍 sih?😤. Send

Triing... Pesan balasan.

Zidane : Syukron ya Zawjati. Uhibbuki Fillah🙏

Dia ngomong apa? Pasti dia ngata-ngatain aku. Emang dia pikir ane orang arab. Mentang-mentang lagi di Arab, sok pake bahasa Arab. Huh, mending aku tidur lah.

______________________________________

"Ayah aku malu. Nanti kalau di tanya teman-teman guru gimana"? Ujarku pada pria yang sedang menyetir di sebelahku. Ya, hari ini aku berangkat ke sekolah bersama ayah mertuaku. Kebetulan hari ini ada rapat bulanan di yayasan sehingga beliau memaksaku ikut bersama di mobilnya.

"Kenapa malu? nanti ayah bilang kalo Shafa ini putri ayah juga" Ucapnya. Enteng banget ini bapak satu, dia pikir teman-temanku dengan tingkat ke kepoaan tingkat dewa itu mau percaya gitu aja? Tidak seemudah itu Fergusoo.

"Ayaaaaahh, tapi kan aku dan mas Ray udah sepakat jangan dulu kasi tau mereka yaaah" Rengekku memelas. Semoga aja ayah mertua luluh.

"Iya...iya ayah tau. Cepat atau lambat mereka juga akan tahu" Ucapnya dengan seulas senyum.

Ya Allah semoga ayah mertua kali ini bisa di ajak kerja sama. Kalau enggak aku pasrah deh. Ga tau gimana nasibku d sini, mungkin mereka akan menjauhiku, Terutama bu Ita.

Dan apa yang aku takutkan benar terjadi. Semua mata menatap kedatangan kami dengan penuh tanya, tak terkecuali pak Rudi yang sedari tadi memperhatikanku. Ayah sengaja memarkirkan mobilnya tepat di depan halaman kantor sehingga kedatangan kami tak luput dari pandangan mereka.

"Selamat pagi pak" Sapa para guru dan staf yayasan yang terlihat sangat hormat kepada beliau. Aku melihat tatapan yang kurang mengenakan dari guru BK yang seolah olah meremehkanku. Berbeda dengan bu Ita, ia justru senyum-senyum dan langsung menggandeng tanganku mengajakku duduk di sebelahnya.

"Oh ya, ngomong-ngomong bapak kok bisa bareng dengan bu Shafa?" Tanya Pak Haris yang menjabat sebagai kepala sekolah. Gue kira cuma kaum wanita aja yang kepo, para bapak juga ternyata ga kalah keponya.

"Kebetulan Shafa lagi di rumah, sekalian aja saya ajak bareng biar ada teman ngobrol di mobil" Si Ayah pake bilang aku di rumah lagi. Kalo mereka mikirnya aneh-aneh gimana.

"Shafa ini sudah seperti anak saya pak. Soalnya saya kan ga punya anak perempuan." Imbuhnya yang membuatku sedikit lega.

"Oh ya, pak Ray ini kabarnya lagi Umroh. Kok mendadak ya pak?" Tanya Pak Haris lagi.

"Biasalah anak muda, butuh penyegaran hati" Ucap ayah dengan santainya.

"Kayaknya pak Ray harus segera di carikan pendamping pak. Biar hatinya tenang" Ujar pak Haris yang di sambut tawa seisi ruangan. Sementara bu Ita di sebalahku sedari tadi ngode- ngode yang aku nggak ngerti maksudnya.

"Insha Allah Segera" Ujar ayah mertuaku. Apa ayah bermaksud memberi tahu mereka tentang hubungan kami? Aku gak bisa banyangin kalau hal itu terjadi.

"Bu Shafa... Emang bu Shafa dari rumah Pak Ray ya? iihh kok ga ajak ajak sih". Bisik bu Ita.

"Ya, mendadak sih soalnya"

"Bu Shafa, kok ga bilang sih kalau deket sama Pak Luthfi, tau gitu kan aku bisa minta di cariin info tentang pak Ray" Tanyanya lagi. Sebenarnya aku tuh males banget nanggapin bu Ita ini. Tapi kalau ga di tanggapin pasti dia akan semakin gencar memburuku.

"Ye, aku kan deketnya sama mereka bukan sama pak Rayyan" kilahku.

Bu Ita masih terus saja menanyaiku soal mas Ray, padahal sudah berulang kali aku bilang nggak tau. Emang susah ngomong sama orang yang sedang jatuh cinta.

Sepulang dari sekolah tadi aku langsung pulang ke rumah Daddy setelah mendapat telfon dari Mommy. Aku tuh ya merasa seperti orang ilang. Kesana kemari hanya untuk pindah tidur. Sejujurnya aku sudah teramat sangat nyaman di rumah yang ku tinggali bersama mas Ray. Tapi, kalau tak ada dia, rumah itu terasa sepi.

"Mommy dengar Sam akan pulang, benar itu?" Tanya Mommy di sela-sela acara makan malam kami.

"Iya Mom" Jawabku lirih.

"Kamu masih belum juga mengakhiri hubunganmu dengan Sam Shafa?" Kali ini Daddy bertanya dengan suara dingin.

Aku hanya menunduk dan menggeleng.

"Dan Ray tahu?" Tanya Daddy sambil menatap tajam ke arahku.

Lidahku terasa kelu, aku tak mampu bersuara. Hanya anggukan kecil yang mewakili ucapanku.

Brakk!!!

Aku terkaget mendengar gebrakan mejaa yang di lakukan oleh Mommy tercintaku. Amarahnya terlihat jelas di matanya.

"Sudah berapa kali Mommy bilang. Akhiri hubunganmu dengan Sam. Atau kamu ingin melihat Mommy mati karena memikirkan kamu Shafa!" Bentak Mommy. Seumur hidup baru kali ini aku lihat Mommy semarah ini.

Aku tak berani menatap wanita yang telah melahirkanku ini. Aku hanya tertunduk merasakan butiran bening mengucur deras dari mataku.

"Kamu benar-benar keras kepala Shafa!" Ku lihat Mommy beranjak pergi kedalam kamarnya. Tinggalah aku bersama Daddy yang masih duduk di meja makan. Daddy mendekat ke kursi di sebelahku. Tangannya meraih tubuhku kedalam pelukannya.

"Hiks...hiks..Dad..." Daddy memang selalu memberikan ketenangan dan kenyamanan saat aku seperti ini. Waktu kecil, ketika Mommy memarahiku, Daddy adalah tempatku untuk berlindung. Dia bagaikan super hero bagiku. Tapi sayang, Daddy tidak bisa menjadi super hero saat aku harus di nikahkan paksa dengan pak Rayyan.

"Apakah Sam sudah memutuskan tentang syarat yang pernah Daddy ajukan?" Tanya Daddy yang masih memelukku erat. Daddy memang pernah mengatakan bahwa ia akan merestui kami, jika kami seiman. Itu artinya Sam harus mengalah mengikuti keyakinanku, sementara aku tau, Sam adalah seorang yang taat dengan agamanya.

"No Daddy... Hiks..hiks" Ucapku lirih. Semakin ku eratkan pelukanku padanya.

"Nak, Daddy tau Sam adalah lelaki baik. Daddy tentu akan sangat merestui kalian sejak lama seandainya kalian tidak berbeda. Daddy juga ingin melihat putri kesayangan Daddy bahagia dengan pilihannya. Tapi Shafa tau kan itu tidak mungkin terjadi. Dan sekarang Shafa sudah memiliki suami. Suami yang Allah pilihkan untuk Shafa. Rayyan itu lelaki baik nak, kamu pasti tahu itu. Dan Daddy yakin dia mampu menjadi imam yang baik untukmu" Ujar Daddy sambil mengelus kepalaku. Ucapnnya terhenti. Aku melihat ia meneteskan air matanya. Aku ga sanggup melihatnya. Dadaku terasa sesak.

"Maafkan Daddy.." Ucapnya terbata.

"Ga Dad, Daddy ga salah. Shafa yang salah. Shafa minta maaf, selama ini Shafa hanya bisa menyusahkan Daddy dan Mommy, Shafa ga pernah nurut kata-kata Mommy dan daddy. Shafa minta maaf dad" Aku masih menangis sesunggukan.

"Daddy yang salah nak. Daddy telah gagal mendidik kamu sehingga kamu seperti ini. Itu mengapa Daddy sangat senang saat mengetahui laki-laki itu adalah Rayyan, karena Daddy tahu dia bisa membimbingmu menjadi lebih baik" Kulihat ada gurat kesedihan mendalam di wajah Daddy. Ya Allah, aku ga kuat dengan semua ini.

"Maafin Shafa Dad...." Ucapku lirih.

"Temui Mommy mu dan minta maaf padanya" Ucap Daddy sambil mengusap air mataku.

Aku di tuntun Daddy menuju kamar Mommy. Ku lihat Mommy sedang berdiri di balkon kamar menatap kosong langit malam di hadapannya.

"Mom..." Ku dekati ia perlahan. Aku takut, takut kalau Mommy akan menolak ku. Mommy kan gitu, kalau lagi ngamuk lebih serem dari kak ros.

Ku peluk tubuhnya dari belakang. Ia tak bergeming. Hanya suara isakan yang ku dengar. Apa aku sudah jadi anak durhaka, menyakiti hati ke dua orang tuaku. Ampuni aku ya Allah.

"Mommy, Shafa minta maaf, Shafa salah. Shafa akan lakukan apapun asal Momny maafin Shafa. Shafa ga mau jadi anak durhaka mom" Ucapku terbata menahan air mata yang kian derass mengucur. Aku benar-benar takut menjadi anak durhaka. Berdasarkan sinetron yang sering ku tonton bersama Mommy, Anak durhaka tidak akan hidup bahagia di dunia dan akhirat. Kan sereem.

Ku kira Mommy akan menolakku atau memarahiku, ternyata aku salah. Ia berbalik memeluk tubuhku. Benar, seorang ibu selamanya akan menjadi ibu. Sebesar aapun kesalahan anaknya, seorang ibu akan meenjadi orang pertama yang memaafkan.

"Shafa, Mommy dan Daddy hanya punya kamu, Kami tidak minta apa-apa Nak. Kami hanya minta Shafa menerima Ray sebagai suami Shafa. Percaya sama Mommy dan Daddy. Ray adalah orang paling tepat untukmu. Kami sudah tua nak, kami tidak tahu kapan Allah akan memanggil kami. Dan Kami....."

"Huusttt... " Ku tempelkan telunjukku di bibir Mommy.

"Mommy jangan bilang seperti itu. Shafa ga mau kehilangan Mommy dan Daddy. Shafa ga mau Mom" Ucapku dengan isak tangis. Aku ga sanggup dengar kata-kata Mommy yang menyesakkan.

"Shafa akan berusaha menerimanya Mom, tapi Shafa butuh waktu. Hati Shafa bukan barang yang bisa dengan mudah di pindahkan Mom" Air mataku semakin deras mengalir.

"Sampai kapan Shafa? Kamu tidak akan bisa menerimanya jika kamu masih terikat dengan Sam, Shafa" Mommy melepaskaan pelukannya memalingkan wajahnya dari ku.

_________________________________

Hari-Hari berlalu begitu lama terasa. Sejak kejadian malam itu di rumah Daddy, ku putuskan untuk kembali ke Rumah. Aku tidak ingin berdebat dengan mereka. Aku tak ingin menaambah pundi-pundi dosaku. Aku sekarang merasa seperti orang asing di keluarga sendiri. Ingin ke rumah ibu mas Ray, tapi aku malu dan merasa sangat tidak tahu diri.

Sudah beberapa hari ini Mas Ray tidak pernah menampakkan eksistensinya di dunia maya. Mungkin dia sedang fokus untuk beribadah. Harusnya besok adalah waktu kepulangannya, tapi ia sama sekali belum memberi kabar.

Sudah ku putuskan, besok aku akan menemui Sam. Disatu sisi aku tak ingin membuat Mommy dan Daddy murka, tapi di sisi lain aku tidak bisa lagi menahan diriku untuk tidak menemuinya. Aku benar-benar merindukannya. Aku selalu berharap jika ia mau mengalah demi cinta kita. Tapi apa itu mungkin?

Mungkinkah...

Kita kan slalu bersama...

Walau terbentang jarak antara kita...

Biarakah...

Kupeluk erat bayangmu...

Tuk melepaskan segala kerinduanku...

.

.

.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Ety Nadhif

Ety Nadhif

bait terakhir nyanyi lagu kenangan ,,,stinky

2021-12-07

1

Eka Suryati

Eka Suryati

cerita yg menarik

2021-08-21

0

Dewi Zahra

Dewi Zahra

lanjut thour

2021-02-22

1

lihat semua
Episodes
1 Bocor
2 Desa Jodoh
3 SAH
4 Welcome
5 Cincin Kawin
6 Kedatangan Orang Tua
7 Sepenggal Doa
8 Menyusun Rencana Baru
9 Malam Minggu
10 Mobil Baru
11 Minta Izin
12 Curhat
13 Tentang Rayyan
14 Kemarahan Mommy
15 Berita Heboh
16 Antara Cinta dan Keyakinan
17 Maaf
18 Ich Liebe dich
19 Rencana Resepsi
20 Ray & Sam
21 Menunggu
22 Shalat Sunnah Pengantin
23 Awal baru
24 Ujian Pertama
25 Memilih Gaun
26 Hadiah dari Makkah
27 Tetap Mengajar
28 Ulah Tania
29 Rapat
30 Klarifikasi
31 Pak Rudi
32 Secuil kisah lalu
33 Pernikahan Sam
34 Menantu Kesayangan
35 Puding Strawberry
36 Arisan
37 Pengakuan Rayyan
38 Malam Pengajian
39 Malam Resepsi
40 Bukan (Malam) Pertama
41 Isi Hati Rayyan
42 Perkara Mahar
43 Mencari
44 Mantan
45 Sebuah Lagu
46 Perkara Pakaian
47 Aceh
48 Honeymoon
49 Poligami
50 Siapa Hana?
51 Malam Terakhir di Aceh
52 Kedatangan Tamu
53 Tak Nyaman
54 Gagal
55 Penampilan Baru
56 Tak Peduli
57 Sensitif
58 Tante Lilis
59 Bertemu Sahabat
60 Sepiring berdua
61 Masakan Rayyan
62 Kedatangan Nisa
63 Curhatan Shafa
64 Manusia Biasa
65 Masakan Nisa
66 Pengakuan Nisa
67 Ngambek
68 Ketahuan
69 Tekad Shafa
70 Amarah Shafa
71 Amarah Rayyan
72 Perdebatan Panjang
73 Pertengkaran di Meja Makan
74 Hamil?
75 Ke Rumah Mommy
76 Ke Rumah Ibu
77 Melacak keberadaan Shafa
78 Menemukan
79 Surat Untuk Mommy
80 Bi Lastri
81 Pertengkaran 3 Wanita
82 Periksa Kandungan
83 Keguguran
84 Permintaan Shafa
85 Bertemu Abah
86 Kedatangan Rayyan
87 Melepas Kerinduan
88 Pulang
89 Detak Jantung
90 Ngidam Para Orang Tua
91 Kepiting Saos Padang
92 Wanita Cantik
93 Cantikan Siapa?
94 Sakit
95 Damai
96 Berbuka Puasa
97 Belanja
98 Cemburu itu tak enak
99 Gara-Gara Laptop
100 Membuat Bekal
101 Dua Pria Tampan
102 Curhat Sonya
103 Pasar
104 Pelet
105 Memberi Kejutan
106 Menanam Buah
107 Mahasiswa
108 Mr.Ray's Wife
109 Taat Pada Suami
110 Kecelakaan
111 Malaikat Kecil
112 Keluarga Baru
113 Rencana Licik
114 Tamu
115 Memberi Pelajaran
116 Kabur
117 Meet Up
118 Surprise
119 Buka Kado
120 Jalan Pagi
121 Mengikuti
122 Visual
123 Surat Pengunduran Diri
124 Makan Malam
125 Bertemu Bapak
126 Mencari Kebenaran
127 Penegasan
128 3 Lelaki Hebat
129 Percayalah
130 Liburan
131 Pengorbanan
132 Persiapan
133 Perpisahan
134 Akad
135 Akhir Sebuah Penantian
136 Yoga
137 Mimpi?
138 Makan Malam Keluarga
139 Rencana Kunjungan
140 Bertamu
141 Video Call
142 Menguji Kesabaran
143 Papa Muda
144 Barisan Para Mantan
145 Pembuktian
146 Angel
147 Sabar
148 Possesive
149 Wanita Sempurna
150 Hari Pertama Sekolah
151 Janda
152 Tanda Tanya
153 USG
154 Mobil Mobilan Zafran
155 Pamit
156 Visual
157 Rahasia
158 Pria Asing
159 Kisah Cinta Jeffri
160 Hampir Saja
161 Pesta Dansa
162 Pelukan Mommy
163 Firasat
164 Menentukan Tindakan
165 Kebenaran
166 Masa Lalu Daddy
167 Masa Lalu Daddy Part 2.
168 Masa Lalu Jeffri
169 Perjuangan Daddy
170 Lega
171 Ujian
172 Keluarga
173 Arti Sebuah Nama
174 Sadar
175 Perasaan Yang Terpendam
176 Bracton-Hicks
177 Maryam
178 Mulas
179 Pembukaan
180 Perjuangan Shafa
181 Welcome To The World
182 Adik Zafran
183 Pulang
184 Mandi Rempah
185 Welcome to the Home
186 Sang Penakhluk
187 Menyesal
188 Aqiqah
189 Guru-Guru
190 Nyinyir
191 Ngabuburit
192 Memaafkan
193 Menyambut Hari Raya
194 Takbiran
195 Hari Kemenangan
196 Zidane Ar-Rayyan
197 Shafa Azura
198 Kerja Keras?
199 Nikmat Mana Yang Kau Dustakan?
200 Extra Part
201 Pengumuman
Episodes

Updated 201 Episodes

1
Bocor
2
Desa Jodoh
3
SAH
4
Welcome
5
Cincin Kawin
6
Kedatangan Orang Tua
7
Sepenggal Doa
8
Menyusun Rencana Baru
9
Malam Minggu
10
Mobil Baru
11
Minta Izin
12
Curhat
13
Tentang Rayyan
14
Kemarahan Mommy
15
Berita Heboh
16
Antara Cinta dan Keyakinan
17
Maaf
18
Ich Liebe dich
19
Rencana Resepsi
20
Ray & Sam
21
Menunggu
22
Shalat Sunnah Pengantin
23
Awal baru
24
Ujian Pertama
25
Memilih Gaun
26
Hadiah dari Makkah
27
Tetap Mengajar
28
Ulah Tania
29
Rapat
30
Klarifikasi
31
Pak Rudi
32
Secuil kisah lalu
33
Pernikahan Sam
34
Menantu Kesayangan
35
Puding Strawberry
36
Arisan
37
Pengakuan Rayyan
38
Malam Pengajian
39
Malam Resepsi
40
Bukan (Malam) Pertama
41
Isi Hati Rayyan
42
Perkara Mahar
43
Mencari
44
Mantan
45
Sebuah Lagu
46
Perkara Pakaian
47
Aceh
48
Honeymoon
49
Poligami
50
Siapa Hana?
51
Malam Terakhir di Aceh
52
Kedatangan Tamu
53
Tak Nyaman
54
Gagal
55
Penampilan Baru
56
Tak Peduli
57
Sensitif
58
Tante Lilis
59
Bertemu Sahabat
60
Sepiring berdua
61
Masakan Rayyan
62
Kedatangan Nisa
63
Curhatan Shafa
64
Manusia Biasa
65
Masakan Nisa
66
Pengakuan Nisa
67
Ngambek
68
Ketahuan
69
Tekad Shafa
70
Amarah Shafa
71
Amarah Rayyan
72
Perdebatan Panjang
73
Pertengkaran di Meja Makan
74
Hamil?
75
Ke Rumah Mommy
76
Ke Rumah Ibu
77
Melacak keberadaan Shafa
78
Menemukan
79
Surat Untuk Mommy
80
Bi Lastri
81
Pertengkaran 3 Wanita
82
Periksa Kandungan
83
Keguguran
84
Permintaan Shafa
85
Bertemu Abah
86
Kedatangan Rayyan
87
Melepas Kerinduan
88
Pulang
89
Detak Jantung
90
Ngidam Para Orang Tua
91
Kepiting Saos Padang
92
Wanita Cantik
93
Cantikan Siapa?
94
Sakit
95
Damai
96
Berbuka Puasa
97
Belanja
98
Cemburu itu tak enak
99
Gara-Gara Laptop
100
Membuat Bekal
101
Dua Pria Tampan
102
Curhat Sonya
103
Pasar
104
Pelet
105
Memberi Kejutan
106
Menanam Buah
107
Mahasiswa
108
Mr.Ray's Wife
109
Taat Pada Suami
110
Kecelakaan
111
Malaikat Kecil
112
Keluarga Baru
113
Rencana Licik
114
Tamu
115
Memberi Pelajaran
116
Kabur
117
Meet Up
118
Surprise
119
Buka Kado
120
Jalan Pagi
121
Mengikuti
122
Visual
123
Surat Pengunduran Diri
124
Makan Malam
125
Bertemu Bapak
126
Mencari Kebenaran
127
Penegasan
128
3 Lelaki Hebat
129
Percayalah
130
Liburan
131
Pengorbanan
132
Persiapan
133
Perpisahan
134
Akad
135
Akhir Sebuah Penantian
136
Yoga
137
Mimpi?
138
Makan Malam Keluarga
139
Rencana Kunjungan
140
Bertamu
141
Video Call
142
Menguji Kesabaran
143
Papa Muda
144
Barisan Para Mantan
145
Pembuktian
146
Angel
147
Sabar
148
Possesive
149
Wanita Sempurna
150
Hari Pertama Sekolah
151
Janda
152
Tanda Tanya
153
USG
154
Mobil Mobilan Zafran
155
Pamit
156
Visual
157
Rahasia
158
Pria Asing
159
Kisah Cinta Jeffri
160
Hampir Saja
161
Pesta Dansa
162
Pelukan Mommy
163
Firasat
164
Menentukan Tindakan
165
Kebenaran
166
Masa Lalu Daddy
167
Masa Lalu Daddy Part 2.
168
Masa Lalu Jeffri
169
Perjuangan Daddy
170
Lega
171
Ujian
172
Keluarga
173
Arti Sebuah Nama
174
Sadar
175
Perasaan Yang Terpendam
176
Bracton-Hicks
177
Maryam
178
Mulas
179
Pembukaan
180
Perjuangan Shafa
181
Welcome To The World
182
Adik Zafran
183
Pulang
184
Mandi Rempah
185
Welcome to the Home
186
Sang Penakhluk
187
Menyesal
188
Aqiqah
189
Guru-Guru
190
Nyinyir
191
Ngabuburit
192
Memaafkan
193
Menyambut Hari Raya
194
Takbiran
195
Hari Kemenangan
196
Zidane Ar-Rayyan
197
Shafa Azura
198
Kerja Keras?
199
Nikmat Mana Yang Kau Dustakan?
200
Extra Part
201
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!