Beberapa orang warga datang menghampiri. Aku merasa lega, akhirnya bantuan pun tiba. Tapi tenyata aku salah, Ini adalah awal dari tragedi maha dahsyat yang terjadi dalam hidup ku.
"Nah ini pak pak orangnya" Ucap seorang warga bertubuh besar, berkumis lebat sambil menunjuk-nunjuk ke arahku dan pak Rayyan.
"Maaf, ada apa ini pak?" Pak Rayyan buka suara. sedangkan aku yang ketakutan langsung bersembunyi di balik tubuhnya yang hanya berbalut kaos polos berwarna hitam. Siapa tau aja mereka orang jahat yang pura-pura jadi warga setempat.
Salah seorang dari mereka memperhatikanku dari ujung kaki sampai ujung kepala membuatku merasa terancam.
"Sekarang Mas sama Mbak iku kami ke rumah pak Desa"
Weit...? Ngapain kitaa kerumah pak Desa, emangnya kita maling ayam apa. Batinku yang belum berani buka suara.
"Tapi pak, apa yang terjadi? Kenapa kami harus di bawa ke rumah pak desa? kami hanya...."
"Udah, akang teh ga usah kebanyakan ngeles! kita mah udah biasa atuh nangkap pasangan mesum kaya kalian" Timpal seorang laki-laki berbadan kurus berseragam hansip.
"Iya bener, dasar orang kota! ga tau aturan! Kalo mau pacaran mah jangan di sini atuh kang! Bisa kena sial kampung kami nanti"
"What? pacaran? Eh pak kalo ngomong jangan sembarangan ya" ucapku sambil menunjuk bapak-bapak berbaju merah itu.
"Ulah ngeles gitu atuh neng, jelas-jelas udah ketangkap basah!" jawabnya.
Ingin rasanya aku menghilang dari bumi ini. Seorang Shafa Azura yang cantik jelita di tuduh berbuat hal tidak senonoh dengan pria asing yang hanya sebatas tau tanpa pernah mengenal lebih dekat satu sama lain. Apa kata netijen kalau tahu diriku digrebek massa kek gini! Bisa hancur pamorku sebagai selebgram sengan jutaan followers. Mommy, Daddy help...
Mereka terus saja ngotot membawaku dan pak Rayyan ke rumah kepala Desa setempat. Mereka sama sekali nggak mau mendengarkan penjelasan yang coba aku dan pak Rayyan sampaikan. Emang dasar orang-orang kampung tuh ya, kadang suka seenaknya main hakim sendiri. Kami di giring dengan menggunakan motor. Aku di bonceng oleh bapak-bapak bertubuh gendut sedangkan pak Rayyan di bonceng oleh bapak berbaju merah tadi, dan di ikuti oleh 3 motor lainnya di belakang.
Akhirnya sampailah kami di sebuah rumah yang tengah ramai seperti sedang menunggu antrian pembagian sembako.
"Oh jadi ini pasangan mesum itu" teriak seorang ibu begitu kami tiba. Satu persatu mereka mulai menyahut. ada yang memaki dan berbisik-bisik.
Sakit hatiku diperlakukan seperti ini. Mereka benar-benar tidak memberikan kesempatan kepada kami untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi membuatku frustasi. Ingin rasanya aku bungkam mulut-mulut lemes mereka.
"Udah, nikahin aja sekalian pak" ujar warga yang berada disitu.
"Iya.. Setuju"
"Setuju"
"Betul itu dari pada berbuat zina." Timpal warga yang lainnya. Suasana terdengar begitu riuh sebelum kami di bawa masuk ke dalam rumah oleh kepala desa setempat. Kami duduk di sebuah ruangan beralaskan karpet yang berada diruang tengah kediaman pak desa. Nampak pula beberapa orang tua yang kelihatannya seperti sesepuh Desa.
"Apakah kalian sudah menikah?" tanya salah seorang sesepuh.
"Belum." ucap pak Rayyan dengan tenang. Sedangkna aku hanya menggeleng.
"Sesuai dengan peraturan di desa kami, bagi mereka yang tertangkap sedang berbuat hal tak senonoh maka harus di nikahkan untuk menghindari fitnah yang lebih besar." Jelas seorang terlihat sudah berumur dengan jenggotnya yang sudah berwarna putih.
"Tapi kami tidak melakukan hal yang melanggar pak. Kami hanya berteduh karena hujan. Ban mobil saya bocor sehingga saya berinisiatif untuk mencari bantuan ke rumah terdekat." Terang pak Rayyan dengan santun.
"Tetap saja itu tidak diperbolehkan nak, berduaan dengan seseorang yang bukan muhrim di tempat sepi dan dalam kondisi hujan. Siapa yang menjamin tidak terjadi apa-apa diantara kalian." Ujar bapak itu dengan tatapan mengintimidasi kearahku kami.
"Dan kami perhatikan sepertinya kalian ini sepasang kekasih, akan lebih baik jika segera menikah agar terhindar dari fitnah."
Aku menunduk tak kuasa menahan air mataku. Kalau Daddy tahu pasti aku akan di coret dari daftar kartu keluarga atau bahkan digantung hidup-hidup karna telah mencoreng nama keluarga. Untung aja warga ga ada yang memfoto atau merekam kejadian ini, seandanya ada, tamat sudah riwayatku!
Ku perhatikan pak Rayyan yang duduk di sampingku melepas kaca mata bening yang selalu membingkai matanya. Ia memijit pelipisnya, sepertinya ia juga mulai merasakan hawa mencekam yang mengancam status kami berdua.
"Bisakakah saya menghubungi orang tua saya terlebih dahulu?" Tanya pak Rayyan.
"Silahkan"
Pak Rayyan kulihat menempelkan handphonenya ditelinganya. Aku pun segera merogoh handphone ku dari dalam tas kecil berharga fantastis milikku. Yes, ada sinyal walau hanya 2 garis. Tanpa aba-aba langsung ku tekan tombol hijau pada kontak bernama Daddy❤️.
Duhh... gimana ya kalau Daddy marah terus aku di usir dari rumah. Satu persatu ketakutan itu mulai menghantui, sampai terdengar suara dari seberang sana.
Daddy : "Assalamualiakum sayang".
Shafa : "Dad...Da..ddy..hiks..hiks" ucapku terbata tak kuasa menahan air mata.
Daddy : "Halo.. halo..!!! Shafa kenapa nak?" suara Daddy terdengar sangat panik.
Shafa : "Daddy, tolong Shafa Dad... "
Daddy : "Apa yang terjadi nak? Kamu di mana sekarang? Daddy segera kesana!"
Shafa : "Shafa di rumah kepala desa Embun Sari dad. Shafa dituduh berbuat mesum dan mau dinikahkan paksa Dad...hiks...hiks" Tangisku semakin menjadi.
Daddy : "Siapa Shafa? Siapa laki-laki itu?" Daddy berteriak, terdengar sangat emosi.
Shafa : "Pa...Pak Rayyan Dad" ucapku sambil sesunggukan tidak peduli dengan tatapan semua orang di ruangan itu.
Daddy : "Rayyan putra Pak Luthfi maksudmu?" Tanyanya.
Shafa : "I..iya Dad"
TUT...TUT... panggilan terputus.
Aku menutup wajahku dengan kedua tanganku sambil menangis. Aku ga mungkin dinikahkan beneran kan? aku menoleh ke arah pak Rayyan seolah memberi kode apa yang harus kami lakukan.
"Jadi bagaimana?" Tanya pak desa.
"Orang tua kami akan segera kemari" Ucap pak Rayyan dengan tenangnya. Padahal aku yang sedari tadi duduk disebelahnya serasa pengen teriak maki-maki orang-orang didepanku, Terutama ibu-ibu yang tadi ngatain aku mesum rasanya pengen ku cabein mulutnya ampe jontor.
"Karna sudah masuk waktu Isya, sebaiknya kita sholat dulu." Ajak seorang bapak yang dari tampilannya seperti seorang Ustad.
Mereka semua beranjak menuju masjid, sedangkan aku masih tetap berada disini bersama istri pak desa.
"Neng, mari sholat dulu supaya perasaan neng lebih tenang" ucapnya lembut yang ku jawab dengan anggukan. setelah berwudhu aku masuk ke sebuah kamar yang berukuran sedang. Aku melihat pntulan diriku yang begitu menyedihkan di depan cermin. Hhh.. pantas saja mereka mengiraku berbuat mesum, rambutku terlihat berantakan karena tertiup angin plus terkena air hujan tadi. Ditambah lagi sebuah jaket pria yang menempel manja ditubuh indahku ini membuatku terlihat benar benar seperti orang yang habis "anu-anu".
Setelah sholat dan berdoa memohon kepada Allah untuk menyelamatkanku dari fitnah yang keji ini, aku kembali ke ruang tengah. Hanya ada istri pak desa dan putrinya yang berusia remaja. Suasana di luar rumahpun terdengar sepi tidak seperti saat aku baru tiba tadi.
"Silahkan di minum neng" bu Desa memberikan secangkir teh hangat. Duhh, bu desa ini baik banget, jadi pengen peluk akunya.
"Terima kasih bu" ucapku dengan senyuman tulus.
"Sabar ya neng, disini emang tradisinya begini. Makanya desa kami di juluki Desa Jodoh karena entah sudah berapa pasang orang yang dinikahkan karena kasus seperti neng ini" Jelasnya.
Desa Jodoh apaan coba? yang ada desa Neraka kali. Ini juga warga pada aneh bin ajaib main taangkep seenak udelnya. Dikira aku ini anak kambing apa yang mau seenaknya dinikahin. Oh...Tidak semudah itu ferguso. Daddy pasti datang nyelametin aku kan? Yang bener aja aku dinikahin sama cowok yang ga aku cinta. Mending bunuh aku di rawa-rawa babank.
"Tapi sumpah, saya nggak ngapa-ngapain bu." Aku tetap bersikekeh karena itulah kenyataannya.
"Kalo udah terlanjur begini mah susah neng, lagian nikah sama pacar sendiri kan gak papa neng."
"Dia bukan pacar saya bu" Yaelah mimpi apa gue punya pacar model begitu. Ga ada cool coollnya sama sekali.
"Asslaamualaikum"
Rupa - rupanya kumpulan bapak-bapak nyebelin plus ngeselin ini sudah balik dari masjid. Pak Rayyan kembali duduk di posisi semula begitupun dengan aku yang ditemani ibu desa di sebelahku. Aku mendengarkan ceramah panjanga kali lebar dari para tetua secara bergantian yang intinya adalah menjauhi zina. Walaupun nggak di kasi tau aku juga udah tau kali, buktinya diriku ini masih suci murni tanpa amnesti.
Tiin...tinn...
Aku menoleh kearah jendela panjang tepat dibelakangku. Kulihat dua buah mobil terpakir mulus disamping rumah ini. Satu mobil sangat aku kenal karena hampir tiap hari aku melihatnya kecuali kalau Daddy sedang ke luar kota. Alhamduliilah ya Allah akhirnya penyelamatku telah tiba. Setelah ini aku nggak akan pernah lagi menginjakan kaki ke desa ini lagi. Persetanlah dengan Desa Jodoh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments
✨🥀🪴N.𝐀⃝🍒✨
klo gak punya modal mau nikah pergi aja ke desa ini... biar langsung di nikahkan 🤣🤣🤣
2023-02-22
0
🏵️🐎Andfat🏵️
Jodoh ketemu didesa Jodoh☺️😘
2022-01-11
2
Lis Mamah Irene
kya abang panji sma rizka
2021-12-26
0