Ketika Istriku Tak Lagi Meminta Uang
Ketika istriku tak lagi meminta uang(1)
"Mas, aku minta uang dong buat beli gas! sudah habis sekalian bahan dapur juga." Ucap ku meminta uang, Mas Rahman
yang sedang menonton tv langsung mematikan nya .
"Apa, uang lagi bukannya kemarin sudah mas kasih dek." Ucap Mas Rahman kearah ku
Yang sedang membersihkan meja makan.
"Mana cukup, mas. Kamu memberikan aku uang setiap hari hanya 20 ribu sedangkan Mas berikan 2 juta setiap bulannya." Seru ku masih melakukan tugasku.
"Ratih, jaga ucapan mu. Dia itu ibuku, wajar lah kalau aku memberikan ibu lebih. Lagian semua biaya yang lain sudah aku bayar, aku cuma kasih 20 ribu untuk kita makan masak gak cukup." Ucapku dengan marah jika sudah menyangkut ibunya.
Aku hanya diam menatap tajam kearah suamiku, ingin ku marah tapi percuma ujung-ujungnya ia akan menghina, aku juga yang salah .
"Ambil ini, cepat belikan gas dan bahan dapur lalu masak ." Mas Rahman melempar uang berwarna merah padaku lalu ku ambil dengan hati yang getir.
" Tunggu, uang itu harus cukup untuk satu Minggu jangan terus meminta, aku capek kerja." Lanjut mas Rahman.
Apa katanya meminta, aku ini tanggung jawab mu Mas. sudah seharusnya kamu penuhi kebutuhan kita dulu. Bukan terus ibumu dan ibumu yang kau utamakan sekalipun surga mu itu dibawah telapak kaki ibumu tapi itu hanya bisa ku ucapkan dalam hati .
Setelah aku membersihkan meja makan, aku pergi ke kamar mengajak putriku yang baru satu tahun.
💕💕💕
Matahari sangat terik,aku pergi ke warung untuk membeli gas yang sedikit jauh dari rumah ku. putriku sedikit rewel mungkin karena cuaca yang sangat panas. Sesampai di warung, aku duduk sebentar untuk melepaskan penat.
" Gasnya ada ,Bu?" tanya ku pada Bu Minah pemilik warung yang baik dan ramah pada tetangga.
" Ada, neng sebentar ibu ambilkan." Ucap Bu Bu Minah berlalu ke dalam.
Tak berapa lama, Bu Minah keluar dengan menenteng gas di tangan nya sementara aku memilih bahan dapur . setelah selesai membayar aku langsung pulang tidak mau berlama-lama di jalan.
Sesampai dirumah, aku melihat mas Rahman asik dengan gawainya tanpa memperdulikan ku yang kerepotan membawa gas sambil mengendong Rania, putriku.
Ingin rasanya aku berteriak agar dia tahu betapa lelahnya tubu ini.
Ku letakkan kembali putri ke dalam box bayi di dalam kamar, ku berikan beberapa mainan agar dia rewel sementara aku pergi ke dapur untuk memasang gas . Selesai memasang, aku memasak tumis kangkung dan tempe goreng lalu ku hidangkan di atas meja.
" Kakung lagi memangnya kamu tidak bisa masak enak sekali saja, bosan tahu gak setiap hari makan ini terus. Sesekali masak ayam goreng " bentak mas Rahman melempar tudung saji, aku yang hendak melangkah ke kamar melihat Rania ku urungkan niatku untuk melangkah.
" Kalau mas mau makan enak, berikan aku uang lebih bukan 20 hari setiap hari." Teriak ku tak tahan lagi menahan kejengkelan dalam hati ini.
" Dasar istri tukang minta, tidak ada lagi uang mendingan aku kerumah ibu makan enak." Ucap mas Rahman berlalu dengan amarahnya, aku menangis tersedu-sedu menahan rasa sakit di hati ini . Hati ini semakin terpupuk kebencian dan cinta ini semakin hilang untuknya.
🌸🌸🌸
Semenjak kejadian tadi, Mas Rahman belum pulang padahal jam sudah menuju pukul 09:00
malam. Bodoh amat ahh, untuk apa memikirkan dia belum tentu ia juga memikirkan aku dan anaknya. palingan mengadu sama ibunya dan datang kesini sampai ngomel-ngomel pada ku.
"Ratih...!!. suara teriakan ibu bertemu terdengar riang. aku yang sedang duduk di sofa kaget melihat ibu yang sudah berbeda Semenjak keributan tadi, mas Rahman belum pulang juga padahal jam sudah menuju pukul 9 malam. Ahh bodoh amat lah ,untuk apa aku memikirkan suami yang tidak peduli pada istri dan anaknya .palingan juga ngadu sama ibu apa yang terjadi terus ibu datang kesini ngomel-ngomel sambil mencerca ku dengan sadis nya tapi aku tak takut karena hatiku sudah kebal dengan perlakuan nya.
"Ratih..... !" Suara teriakkan ibu menggema di depan pintu. Tu kan bener mertua kurang asem itu datang tergopoh-gopoh pada ku yang sedang duduk di sofa ruang tamu .
" Ada apa sih, Bu kok teriak-teriak. nanti rania bangun lho." Ucap ku lembut menyalami tangan ibu mertuaku tapi di tepis nya dengan kasar.
" Bagaimana, ibu tidak marah ,kamu cuma masak kangkung dan tempe goreng untuk Rahman sedangkan ia kasih uang belanja tiap hari pada mu." Ucap ibu duduk di sofa mungkin capek dari tadi berdiri terus tanpa ku suruh duduk.biarin asam urat sekalian hehe.
" Bagaimana mau masak enak kalau mas Rahman kasih uang belanja setiap hari cuma 20 ribu, Bu." Jawab ku dengan perasaan dong, kaki yang sudah pegel karena sudah lama berdiri terpaksa ku tahan untuk menghadapi mertua kita harus punya kekuatan untuk menghadapi mertua yang cerewet.
"Masak gak cukup, ibu saja dulu di kasih bapak Rahman cukup kok." Ucap ibu ngotot melirik kearah ku dengan sinis. Mas Rahman yang duduk di dekat ibunya hanya diam tanpa mau membela istri nya .
"Itu dulu Bu, jaman purba sekarang semua mahal kalau begitu ibu saja yang belanja besok dengan uang 20 ribu biar ibu ngerasain gimana belanja dengan uang 20 ribu." Tantang ku pada ibu mulut nya yang lemot tanpa di filter itu biar ibu tahu bagaimana susah nya belanja dengan uang 20 ribu .
" Baiklah kalau begitu ibu akan tinggal disini beberapa hari dan kamu Rahman tolong masukkan koper ibu." Suruh ibu pada mas Rahman untuk memasukkan koper ke dalam kamar . Sementara , aku berlalu meninggalkan ibu yang masih duduk di sofa.
Betapa lelahnya hari ini menghadapi dua makhluk yang tak berperasaan .
" Ratih..." Panggil ibu saat kaki ini melangkah di depan pintu kamar.
" Ada apa lagi sih, Bu. Aku ngantuk mau istirahat."
" Kata Rahman tadi pagi kamu di kasih uang seratus ribu, sekarang mana kembaliannya buat belanja besok pagi." Pinta ibu meminta uang sisa belanja tadi pagi.
Astaghfirullah , benar-benar kelewatan mas Rahman, sampai sedetail-detailnya menceritakan semuanya pada ibu. Padahal uang itu bisa aku belikan bedak dan lipstik yang sudah habis. Ini malah di minta kembali tak akan ku berikan.
Enak saja, kapan lagi bisa pegang uang 50 ribu. Kalau sudah masuk ke kantong celana ku takkan ku keluarkan lagi biarkan saja ibu minta lagi sama mas Rahman.
Ku baringkan tubuh ku di samping putriku dan terlelap ke alam mimpi.
💕💕💕.
Pagi-pagi sekali, ku dengar suara dari arah dapur.ku lirik jam di samping ku ternyata sudah menuju pukul 7 pagi. Aku keluar dari kamar sambil menggendong Rania . Ku lihat ibu sudah berada di meja makan bersama mas Rahman.
"Kok cuma ada telor balado, memangnya ibu gak belanja tadi di kang sayur." Tanya mas Rahman dengan wajah cemberut.
Aku hanya tersenyum geli melihat makanan pagi ini. Biasa setiap pagi aku menggoreng ikan tapi pagi ini mas Rahman harus makan dengan telur saja.
"Sudah kamu makan saja jangan banyak ngomong, Kamu tahu telur saja sebutir 2500 belum lagi yang lain." Ucap ibu sambil menyendok nasi , mas Rahman kaget mendengarnya.
Iyalah , dia kaget Mana pernah dia belanja yang ada aku setiap hari harus menambah uang belanja dengan berjualan online tanpa sepengetahuan nya. Kalau mas Rahman tahu, bisa-bisa uang belanja yang sedikit itu tak dikasih lagi.
" Kalau semua mahal lalu dari mana Ratih mendapatkan uang untuk menambah setiap hari yang tidak cukup itu."
Mas Rahman menatap ku tajam seakan meminta jawaban dari pertanyaan nya. Aku duduk di samping ibu setelah menyuapi putriku makan.
" Setiap hari, aku menyetrika baju tetangga dan sekali menyetrika di kasih 20 ribu." Ucap ku padahal bohong.mana ada jaman sekarang setrika baju di kasih 20 ribu.
" Bagus dong, nanti uang nya kasih sama ibu untuk menutupi kebutuhan kita." Ujar ibu enteng.
Allahu Rabbi, benar- benar ini mertua .uang segitu juga di minta.
" Enak saja, aku yang kerja masak ibu yang menerima uang nya." Ucap ku beranjak pergi ke kamar. Selera makan ku hilang seketika di gantikan dengan hati yang dongkol.
Ku letakkan Rania di dalam box bayi agar dia tidur dengan pulas . sementara ,aku masih meratapi nasib ini .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
Aisyah Putri Angel
maaf kok hampir sama cerita dgn kisah hidup sepupuku..dulu THN 97..tiap hari cuman dikasih uang 5rb untuk satu hari ,1anak umur 2thn.
suami dan mertua minta tiap hari masak ayam dan ikan .
emang jaman dulu uang segitu ada harganya..tp ngak cukup juga .
beras ,lauk dan bumbu dapur juga jajan mana cukup.
tiap HR sepupuku bantuin aq beres2 dagang ku dan bersih rumah .tiap hari aq kasih dia uang
2024-09-07
0
Dhea Dhea
anak sama mamak 11 12
2024-08-29
0
Rheny Een
suruh suamimu aja yg belanja biar tau rasanya
2022-08-14
0