Bola mata Anggara membulat begitu juga dengan ku, apa benar pak Sanjaya ada hubungan dengan Bu Sekar atau hanya manipulasi agar Bu Sekar bisa masuk dalam keluarga Sanjaya.
Entahlah, aku terlalu pusing memikirkan semua ini dan sebaiknya aku harus cepat-cepat pulang agar bisa istirahat.
Drrt ... Drtt...
Getaran ponsel membuat semua mata mengarah kepadaku, aku mengambil dan melihat ternyata yang menghubungiku mas Rahman, aku sedikit menjauh agar bisa berbicara dengan calon mantan suamiku itu.
"Hallo Ratih, apa Rania sudah ketemu," Ku dengar mas Rahman berbicara dengan hembusan napas kasar.
"Sudah, kamu tidak perlu khawatir dan ingat jangan pernah temui aku lagi!" aku memperingati mas Rahman. Aku kembali berjalan menemui mereka.
"kalian harus ikut ke rumah, jika memang papa bersalah aku tidak akan memaafkannya tapi jika kalian berbohong maka saya tidak segan-segan memasukkan kalian ke dalam penjara," kata Anggara.
Mereka hanya mengangguk, di luar sudah terlihat beberapa orang anak buah Anggara dengan memakai baju hitam seragam. Riko,Bu Sekar dan pak Yanto di tarik untuk masuk ke dalam mobil yang di kendarai oleh anak buah. Anggar. Sementara aku ikut bersama Anggara masuk ke dalam mobilnya.
Aku meminta untuk di antarkan pulang agar Rania putriku bisa istirahat, hari ini ia terlalu lelah dengan masalah yang membuat ia harus ikut menjadi sasaran ancaman Bu Sekar, Riko dan Pak Yanto.
Dikediaman Sanjaya
Mobil melaju membelah jalan raya yang tidak ada lagi di lewati orang, hanya dua atau tiga orang saja yang masih berkeliaran di luar. Dua jam perjalanan, akhirnya mobil Anggara terparkir di halaman rumah mewah milik orang tuanya.
Anggara turun dan menyuruh anaknya membawa keluarga Bu Sekar ikut bersamanya tapi sebelum ia akan membuat kejutan untuk papanya.
"Anggara kok jam segini baru pulang, tadi kemana Mama telepon kok tidak di angkat-angkat?" tanya Bu Sonya mama Anggara.
"Lagi banyak kerjaan, Ma. Papa mana?" tanya Anggara Balik.
"Papa ada di ruang keluarga, wajah kamu kok memar begini. kamu kenapa sayang?" tanya Bu Sonya khawatir melihat wajah putranya lebam dan sedikit membiru. Anggara berjalan tanpa memperdulikan pertanyaan mamanya.
"Papa, ada seseorang yang ingin bertemu?" kata Anggara.
"Siapa...?" tanya pak Sanjaya.
Anggara bertepuk tangan tiga kali memberi instruksi pada anak buahnya untuk membawa mereka bertiga untuk berhadapan dengan pak Sanjaya, Entah bagaimana raut wajah pak Sanjaya ketika melihat orang yang ingin bertemu dengannya.
"Mas Sanjaya!" panggil Bu Sekar dengan lirih.
Pak Sanjaya merasa namanya di sebut merasa kaget dan menoleh ke arah suara, seketika tubuhnya menegang melihat siapa yang ada di rumahnya. Sekilas masa lalu terekam di kepalanya.
"Papa kenapa, kok melamun?" Bu Sonya menggoyang bahu Pak Sanjaya.
"Siapa dia, Sayang! kenapa kamu bawa mereka kesini?" tanya Bu Sonya pada Anggara.
"Biar Papa saja yang menjelaskan pada kita siapa wanita yang ada di depannya, Ma," kata Anggara menatap tajam ke arah papanya, merasa hidupnya terancam, pak Sanjaya mencoba untuk berkilah tidak mengenal Bu Sekar.
"Siapa mereka, papa tidak kenal Anggara," kata Pak Sanjaya mencoba menetralisir detak jantung yang terus berpacu, seakan sedang lari maraton saja.
"Aku Sekar istri sirih kamu, Mas,"
Bu Sonya kaget lalu menatap suami yang sudah menemaninya 20 tahun lamanya dan kini ia harus mendengar kalau suaminya mempunyai istri selain dirinya.
"Apa benar itu, Pa?"
"Semua itu tidak benar, Ma. Papa tidak mengenal wanita ini mungkin saja hanya menghancurkan rumah tangga kita Ma," kata pak Anggara yang masih saja tidak mengakui kesalahannya.
"Apa bukti ini cukup untuk membuat kamu percaya kalau aku ini istrimu, Mas,".
Bu Sekar melempar gambaran foto pernikahan mereka 15 tahun yang lalu dan sudah sedikit usang tapi jika kita melihatnya kita tahu bahwa di foto itu adalah pak Sanjaya.
Bu Sonya mengambil foto tersebut dan melihatnya lalu berjalan ke arah suami yang ia anggap selama ini setia ternyata berkhianat di belakangnya.
Plak... Plak...
"Aku tidak menyangka kamu tega khianati rumah tangga kita, Pa," bentak Bu Sonya sembari melempar foto itu ke wajah pak Sanjaya.
Anggara hanya diam, ia tidak bisa mengambil keputusan. Semua ada di tangan mamanya, Anggara hanya berharap kalau mamanya baik-baik saja.
"Katakan dengan sejujurnya,Pa," Pinta Bu Sonya. Rasa sesak di dada membuat Bu Sonya susah untuk bernafas sedangkan pak Sanjaya menatap istri dan anak yang sudah bersamanya selama ini.
"Baiklah, Papa akan menceritakan semuanya tapi papa mohon mama jangan pernah meminta cerai dari papa," kata Pak Sanjaya menatap dan menggenggam tangan Bu Sonya dengan erat.
Mereka duduk di ruang keluarga, Bu Sekar, Riko dan Pak Yanto duduk di sofa yang berukuran panjang sementara Anggara duduk di dekat Bu Sonya, pak Sanjaya duduk sendirian.
"Ya, Papa memang pernah melakukan kesalahan 25 tahun yang lalu. Papa menghamili seseorang perempuan waktu papa masih kuliah dulu tapi bukan dia, Papa masih ingat namanya Sari bukan Sekar," kata Pak Sanjaya.
Anggara dan Bu Sonya kaget mencari kebohongan dibalik wajah papanya lalu kembali menatap Bu Sekar yang masih duduk di depan mereka.
"Lalu, Apa hubungannya mereka dengan wanita yang kau sebut tadi,"
"Ada, kamu mau tahu siapa saya! saya kakaknya Sari dan kamu tahu siapa yang berdiri di sampingku dialah anak Sari yang kau hamili 25 tahun yang lalu tanpa kau tahu bagaimana menderitanya dia tau tinggalkan begitu saja."
Selama ini aku bersusah payah untuk mengurus adikku karena ia menjadi gila sejak kau kembali ke Jakarta dan tidak pernah kembali padanya, Apa kalian berpikir bagaimana aku harus menjaga keponakan ku seorang diri tanpa biaya sedikitpun dari ayahnya.
"Jadi perempuan yang sering ibu jenguk itu ibu kandungku?" tanya Riko.
Bu Sekar hanya mengangguk dan air matanya terus menetes, Bu Sonya hanya diam. Bibirnya kelu untuk berkata bahkan ia seakan ingin mati di saat mengetahui tentang masa lalu suaminya. Seandainya ia tahu dari awal mungkin hatinya tak sesakit ini.
"Iya, Riko. Selama ini tidak ibu ceritakan padamu takut kamu akan membenci ibu kandung mu sendiri," ungkap Bu Sekar memegang pundak Riko yang sudah di anggap seperti anak kandungnya sendiri.
"Jadi setelah kalian bertemu dengan suami saya, apa yang kalian inginkan?" tanya Bu Sonya menatap tajam ke arah Bu Sekar, ia tahu betul bagaimana orang-orang yang ada di depan mereka, pasti ingin di anggap anak dan mendapatkan sebagian dari harta Sanjaya.
"Kami kesini hanya ingin Sanjaya mengakui kesalahannya dan menikahi kembali Sari juga Sanjaya harus memberikan hak yang sama untuk Riko seperti Anggara, bukan kah Riko juga anak Sanjaya,"
"Apa...!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
Ulfa
jadi crita dan jdul di part ini udah gak berkaitan cumn di awal yg kenak sma jdul
2022-07-21
1
Weprina Rorah
like
2022-07-16
0
Weprina Rorah
likell
2022-07-16
0