BAB 18

Di kampus...

Sarah terlihat sedang duduk di sudut kantin seorang diri menyantap makanan yang sebelumnya ia pesan, hingga akhirnya datanglah Reina menghampiri gadis cantik berpipi gembul itu. Reina yang baru saja datang langsung mendudukkan tubuhnya di kursi sembari menghela napas pelan.

“Kenapa lagi lo?” tanya Sarah dengan mulut penuh makanan.

“Cape habis jalan dari depan ke kantin” seru Reina dengan wajah datarnya.

“Ya elah cuma jalan dari sono ke sini aja cape, ampun dah” timpal Sarah dengan gelengan kepala, yang hanya di respon dengan tawa renyah gadis cantik itu

“Oh iya semalem Mas Zen telepon gue berkali-kali, sayangnya nggak ke angkat, giliran gue telepon balik, nomornya malah nggak aktif, kira-kira ada apa ya? Dia telepon lo nggak Rei?”

Reina menggeleng kepalanya seraya berkata “ nggak tuh, terakhir Mas Zen telepon gue pas lo bilang ada Mas David itu doang” ungkapnya.

Kemudian mereka berdua beranjak dari duduknya dan berjalan menuju kelas yang letaknya tidak jauh dari kantin. Waktu terasa cepat berlalu akhirnya mereka berjalan menuju kafe setelah selesai kuliah. Sesampainya tiba di kafe terlihat Daniel berdiri di ambang pintu menatap jalanan ibukota yang lalu lalang dengan banyaknya kendaraan melintas.

“Mas Daniel” panggil Sarah ketika matanya meihat laki-laki yang disukainya.

Daniel tersenyum dan melambaikan tangan ke arah Sarah dan juga Reina kemudian mereka masuk ke dalam kafe, Reina langsung berjalan ke arah belakang untuk berganti pakaian, sedangkan Sarah terlihat sedang duduk dan

asyik mengobrol di ruang kerja Daniel.

Setelah berganti seragam Reina berjalan ke depan menghampiri Nadia yang sedang berdiri di meja bar. Saat Reina sedang mengelap gelas yang di pegangnya dari arah luar terlihat Zen membuka pintu dan melangkahkan kakinya masuk ke dalam, ia menyunggingkan senyum kepada Reina dan Nadia lalu masuk ke ruang kerjanya.

Sarah keluar dari ruang kerja Daniel dengan wajah ceria lalu berpamitan pulang pada Nadia dan Reina.

“Kok lo mau pulang sih?” tanya Reina sembari menepuk bahu sahabatnya itu.

“Gue kan ikut lo kesini emang mau ketemu Mas Daniel, kalau udah ketemu ya...pulanglah” sahut Sarah terkekeh.

"Bener-bener ya ini anak" tutur Reina heran.

Reina dan Nadia saling bertukar pandang dan mengerucutkan bibirnya mendengar perkataan Sarah, kemudian gadis cantik berpipi gembul itu pun pulang dengan mengendarai mobilnya. Menjelang malam kafe mulai ramai, terlihat Reina sibuk melayani pengunjung sementara Nadia mengelap meja bekas pengunjung yang datang. Dari arah pintu David berjalan masuk ke dalam, tak terlihat Rania bersamanya, Reina kelihatan senang saat melihat David berkunjung ke tempat kerjanya.

“Mba Rania mana kok nggak ikut?”

“Nggak katanya lagi males keluar, terus dia malah nyuruh aku beli kopi di tempat kamu”

Zen keluar dari ruang kerjanya setelah lama di dalam, ia berdiri cukup lama di depan pintu sembari matanya menatap ke arah Reina yang terlihat sedang ketawa-ketiwi dengan laki-laki yang tak di kenalnya, rasa tidak senang muncul dalam hati Zen, lalu ia berjalan menghampiri Reina dan laki-laki itu.

“Reina” panggil Zen.

“Kalau kerja tuh fokus jangan sambil ngobrol kayak gitu” imbuh Zen lagi ketika menegur Reina yang terlihat akrab dengan pengunjung yang satu ini. Zen sendiri tidak tahu kalau laki-laki itu adalah kakak Reina.

Reina terdiam dan menundukkan kepalanya, merasa tidak enak takut menganggu pekerjaan adiknya, setelah pesanannya sudah siap David berjalan keluar seraya berkata pada Reina dia akan menunggunya di luar sampai

gadis cantik itu pulang kerja. Mendengar itu membuat Zen menatap Reina dengan tatapan tajam, siapa laki-laki itu? Apa dia yang bernama David? Pikiran Zen berkecamuk.

“Mas Zen hari ini kenapa ya?” tanya Nadia pada Reina yang melihat wajah bosnya terlihat masam.

“Tadi dia negur gue, pas gue lagi ngelayanin pesanannya Mas David, ya emang salah gue juga sih soalnya gue tadi sambil ngobrol sama Mas David”

“Itu sih keliatan kayak cemburu” celetuk Nadia yang membuat Reina ternganga mendengarnya.

Daniel datang dari belakang dan melihat dua karyawannya sedang mengobrol, namun mereka masih tetap fokus dengan pekerjaan masing-masing.

“Mas Zen kenapa?” tanya Daniel yang sama herannya dengan dua karyawannya itu.

“Nggak tahu” jawab Nadia dan Reina kompak.

Kemudian Reina berjalan keluar menghampiri David yang masih menunggunya di luar, ia menyuruh kakak angkatnya itu untuk pulang karena kafe masih ramai ia tak bisa pulang dengan David. Awalnya David tetap bersikeras menunggu sampai Reina pulang kerja, tapi Reina mengingatkan bila kakak iparnya sendirian di hotel, membuat David menuruti omongan adiknya itu untuk pulang.

tinggalkan jejak kalian di bawah

terima kasih 👇😘😉

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!