Setelah selesai makan mereka bergegas pulang, Sarah yang tadinya hanya akan mengantar Reina akhirnya menginap di tempat kontrakkan sahabatnya itu. Pagi hari pun datang mereka bersiap-siap berangkat ke kampus.
Ting...
Bunyi pesan dari ponsel Reina yang ternyata pemberitahuan transferan masuk ke rekeningnya. Reina menoleh ke arah Sarah yang sedang fokus menyetir, dan menyunggingkan senyum manis. Sarah yang melihat kelakuan sahabatnya itu bergidik geli.
"Kalau Mas Zen nyuruh lo bersihin apartemannya lagi jangan lupa ajak gue ya" ucap Reina terkekeh. Sarah merespon dengan mengerucutkan bibirnya.
Sesampainya di kampus, mereka berjalan menyusuri lorong menuju kelas dan duduk di tempat biasa mereka duduki. Ya tempat favorit mereka kursi paling belakang.
"Selamat pagi anak-anak" sapa Dosen yang bernama Roy ketika memasuki ruang kelas.
"Pagi Pak" jawab mereka kompak"
Setelah beberapa jam akhirnya kelas pun berakhir, Pak Roy berjalan meninggalkan ruangan, namun langkahnya terhenti di depan pintu, ia kemudian memanggil nama Reina.
"Reina Inara" Panggilnya namun tidak ada respon dari orang yang namanya ia panggil.
Sarah yang duduk di sebelah Reina mencolek tangan sahabatnya yang sedang menelungkupkan kepalanya di atas meja seraya berbisik "Rei dipanggil Pak Roy", Reina kemudian menengadahkan kepalanya ke arah Pak Roy yang sedang berdiri di depan pintu.
"Reina Inara Davindra Warren" Panggilnya sekali lagi.
"Iya Pak" jawab Reina cepat.
"Kamu harus dapat nilai A kalau mau lulus mata kuliah saya" katanya sembari pergi meninggalkan kelas dan langsung diiyakan oleh Reina.
"Rei, hari ini gue nggak mampir ke kafe ya, mama minta di anterin ke salon" ucap Sarah yang sedang membereskan buku dan kemudian memasukannya ke dalam tas.
"Oke, nggak nitip salam buat Mas Daniel" ledek Reina sembari mengedipkan sebelah matanya.
Sarah hanya tersenyum dan langsung ngeloyor pergi meninggalkan Reina yang masih membereskan bukunya.
Sesampainya di kafe, Reina langsung ke ruang ganti dan berganti seragam ia melihat Zen sedang duduk di ruang kerjanya bersama Daniel. Nadia yang sedang melayani pelanggan menoleh ke arah Reina yang sedang berjalan menuju meja bar.
"Mas Daniel belum keluar juga ya dari ruangannya Mas Zen" tanya Nadia, Reina mengangguk mengiyakan pertanyaan Nadia.
"Emang ada apa Nad kayaknya mereka lagi ngobrol serius"
"Gue juga ngga tahu"
"Selamat datang" Nadia menyapa pelanggan yang baru saja datang.
Ice Vanila Latte satu"
"Baik, mohon tunggu sebentar" jawab Nadia sopan, Reina sendiri sedang membersihkan meja yang berada di dekat jendela.
Zen dan Daniel keluar bersama dari ruang kerja, kemudian Zen memanggil Reina dan Nadia lalu menyuruh mereka duduk.
"Ada apa ya" batin Reina. "Jangan-jangan kafe bangkrut terus gue di pecat" sambungnya lagi, pikirannya berselancar kemana-mana.
"Jangan pecat saya Mas" celetuk Reina yang diiringi tawa Zen. Nadia yang tidak tahu apa yang terjadi hanya celingak celinguk kebingungan sembari matanya menatap Zen dan Daniel secara bergantian.
"Pecat" ucap Zen dengan menaikkan kedua alisnya. Daniel yang berdiri di samping Zen hanya tertawa melihat bawahannya yang terlihat lucu dengan wajah kebingungan.
"Jadi kamu pikir saya mau mecat kalian berdua" tutur Zen terkekeh "ngaco kamu" sambungnya lagi ia tak henti-hentinya terawa membuat Reina dan Nadia heran.
"Jadi gini minggu depan aku sama Daniel mau ke kota M buat buka cabang kafe baru kita disana, aku minta sama kalian urus kafe ini selama kita berdua pergi, aku juga nyuruh Sarah bantu-bantu kalian disini" tutur Zen menjelaskan panjang lebar.
"Ohhhh" jawab Reina dan Nadia kompak.
"Ya udah lanjutin kerja kalian" Zen beranjak dari duduknya dan pergi keluar, kemudian ia mengambil ponsel dari saku celananya berniat menelpon ayahnya.
"Halo Yah" ucap Zen
"Ada apa Zen? tumben telepon" jawab Marlon dari seberang telepon.
"Ada yang mau aku tanyain, kira-kira hari ini ayah ada sibuk nggak?"
"Nggak Zen, kalau gitu kita ketemu di rumah besar, udah lama juga kamu nggak pulang ke rumah" sahut Marlon.
"Iya" jawab Zen singkat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Maria
lanjut
2022-03-03
1