BAB 2

"Rei hari ini kamu lembur yah, soalnya Nadia nggak masuk" Reina terkejut mendengar ada orang berbicara padanya, hampir saja ia menjatuhkan gelas yang di pegangnya.

Dia adalah Pak Daniel Manager Kafe, berwajah rupawan, serta postur tubuh yang tinggi menjulang bak seorang model, membuat siapapun yang melihatnya pasti akan terpesona, termasuk Sarah sahabat Reina yang sudah lama menyukai Daniel.

"Iiih Pak Daniel ngagetin aja deh!, dateng kok nggak ada suaranya kaya hantu, tiba-tiba malah ngomong nyuruh lembur" gerutu Reina.

"Makanya kalau lagi kerja tuh fokus jangan sambil ngelamun" tegur Daniel.

"Iya Pak maaf deh" Reina meminta maaf sambil menempelkan kedua telapak tangannya di depan wajahnya sendiri.

Daniel tertawa geli melihat kelakuan karyawannya itu.

"Ngomong-ngomong Nadia kenapa nggak Masuk Pak?" tanya Reina.

"Ibunya sakit" sahut Daniel.

kemudian Daniel mengambil kursi yang ada di dekat Reina dan duduk sembari menyenderkan punggungnya, entah kenapa ia merasa hari ini sangat melelahkan. Reina menyodorkan segelas minuman dingin kepada Managernya itu.

"Makasih Rei" Daniel meneguk habis minuman yang di berikan Reina tanpa tersisa sedikitpun. Lalu ia meletakkan gelas kosong tersebut di atas meja. Reina bengong melihat Managernya meminum air dalam satu tegukkan.

"Haus banget ya Pak?" tanya Reina.

"Bisa nggak Rei kamu panggil aku Mas aja, nggak usah Pak, kesannya aku tua banget" keluh managernya itu.

Reina tersenyum mendengar keluhan atasannya, ia sendiri menyadari tampang Pak Daniel terlihat muda di banding usianya yang sudah menginjak 33 tahun. Orang yang melihatnya pun pasti tidak menyangka bahwa umurnya sudah kepala tiga.

"Iya deh Mas Daniel yang ganteng" celetuk Reina menggoda atasannya.

"Hari ini Sarah nggak kelihatan, dia kemana?" Daniel beranjak dari tempat duduknya.

"Cie..cie..nyariin Sarah, sehari nggak lihat udah kangen aja, tadi pas di kampus dia bilang ada urusan, gitu katanya".

Daniel hanya menggangguk mendengar omongan Reina dan berlalu pergi.

***

Keesokan harinya....

Hari begitu cepat berlalu, setelah selesai kuliah Reina bergegas keluar dari kelas, ia melihat jam yang menempel di tangan kirinya sudah menunjukkan pukul 2 siang. Tanpa pikir panjang ia langsung berjalan pergi meninggalkan Sarah yang sedang pergi ke toilet.

"Reina mana?" Sarah bertanya kepada salah satu teman kuliahnya yang sedang duduk di dalam kelas.

"Barusan pergi" jawab temannya itu sembari menunjuk ke arah Reina pergi.

"Kok gue di tinggal" Sarah menggerutu dan berjalan pergi menyusul Reina yang sudah entah sampai mana.

Lalu lalang jalanan ibukota yang padat menambah riuh suasana siang hari itu, di tambah teriknya panas matahari yang seakan membakar tubuh membuat Reina ingin cepat-cepat sampai di kafe, yang untungnya tidak jauh dari kampus.

Reina membuka pintu kafe yang terbuat dari kaca, Nadia yang sedang membersihkan meja menyapanya dengan tersenyum, Reina menoleh ke arah Nadia dan membalas senyumannya dan langsung buru-buru menuju ruang ganti yang berada di belakang dan bergegas berganti seragam.

"Selamat Datang" Ia terkejut melihat pelanggan di depannya yang tidak lain adalah sahabatnya sendiri, Sarah.

"Buru-buru banget sih Rei, gue panggil-panggil tapi lo nggak denger" keluh Sarah dengan raut wajah cemberut dan nafas terengah-engah.

"Maaf deh" tutur Reina terkekeh sembari mengelap gelas di tangannya.

"Bikinin Ice Coffe Caramel ukuran gede ya, haus nih gara-gara tadi ngejar lo" pinta Sarah yang kemudian mendudukkan tubuhnya di kursi.

"Siap cantik tunggu bentar ya!".

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!