BAB 13

Daniel kemudian keluar dari ruangan Zen, matanya mencari keberadaan Sarah.

“Sarah baru aja keluar Mas” Reina tahu apa yang dicari Managernya itu.

Pukul 22.00 malam kafe tutup dan semua karyawan pulang termasuk Reina, ia berjalan menuju halte bus yang tidak jauh dari kafe. Tiba-tiba hujan turun sangat deras, bila hujan turun Reina pasti akan teringat dengan mendiang ayahnya. Tanpa sadar kakinya melangkah maju dan tubuhnya telah basah terkena tetesan air hujan, kepalanya menengadah ke atas agar wajahnya merasakan tetesan air hujan yang membuat hatinya tenang, ayahnya lah yang mengajarkannya, dia pernah berkata “tetesan air hujan yang membasahi tubuhmu akan membuat hatimu tenang”.

Zen melihat Reina yang berdiri di tengah hujan dari dalam mobil, kemudian ia menghentikan mobilnya.

“Reina kamu ngapain?” tanya Zen pertanyaanya tak direspon oleh Reina yang sedang menikmati tetesan air hujan. Zen turun dari mobil karena tidak ada payung ia menggunakan jaket yang di pakainya untuk menutupi kepalanya lalu berlari ke arah Reina.

“Rei!” panggil Zen lagi sembari menepuk pundak Reina.

Reina yang terkejut akhirnya membalikkan badan dan menoleh kebelakang.

“Mas Zen kok kamu ada disini, terus ujan-ujanan lagi?” tanya Reina heran.

“Harusnya aku yang nanya kenapa kamu malem-malem gini malah hujan-hujanan” sahut Zen tangannya mengusap wajah yang terkena tetesan air hujan.

“Ayo masuk ke mobil” ajak Zen sembari menutupi kepala Reina yang sudah basah karena hujan dengan jaket. Zen kemudian melajukan mobilnya.

“Mas ini kan bukan arah jalan kontrakkan aku” ujar Reina ketika mengedarkan pandangan keluar jendela.

“Ke apartemen aku aja Rei lebih deket, sekalian ganti baju dulu baru entar aku anterin kamu ke kontrakkan” sahut Zen.

Setelah beberapa menit sampailah mereka ke apartemen, Zen mengambil handuk dan meminjamkan bajunya yang ia ambil sembarang dari lemarinya kepada Reina, kemudian Reina pergi ke kamar mandi untuk mengganti bajunya yang basah.

Saat Reina keluar kamar mandi Zen terlihat sedang menyeduh teh di meja makan, kemudian ia melihat Reina yang menggunakan bajunya.

Pruuuuuft

Ia menyemburkan tehnya yang sedang di minumnya karena melihat Reina yang terlihat seksi memakai bajunya.

“Kenapa Mas?” tanya Reina yang sedang berjalan mendekat ke arah Zen, ia tak sadar ada serigala yang sedang lapar menatap Reina seperti mangsa yang siap terkamnya.

“Nggak apa-apa” mata Zen terus menatap Reina dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Zen menelan salivanya, “sial, gara-gara baju bisa bikin iman gue goyah” umpatnya dalam hati. Reina mengambil teh dan duduk di sofa ruang tengah. Zen sendiri masuk ke kamarnya menghindari Reina agar tidak tergoda.

Selang beberapa saat Zen keluar dari kamar dan melihat Reina yang tertidur di sofa, tadinya ia ingin membangunkannya namun tidak jadi dan menggendong Reina ke dalam kamar.

Kring…Kring…

Reina yang masih tertidur lelap terusik dengan suara alarm jam yang berbunyi, dengan mata yang masih terpejam tangannya meraba mencari keberadaan suara tersebut.

“Ini apa ya?” gumam Reina saat ia memegang sesuatu yang lembut. Kemudian ia membuka matanya dan terkejut. “Dada? tunggu ini dada siapa?” ia mendongakkan kepalanya dan melihat wajah Zen yang masih tertidur pulas sembari memeluk dirinya.

“Mas Zen” teriak Reina dengan suara yang nyaring tepat di dekat telinga Zen.

Zen terbangun mendengar teriakan Reina “ada apa Rei masih pagi udah teriak-teriak?” tutur Zen sembari tangannya menggosok-gosok mata.

“Kenapa aku ada di kamar, bukannya semalam aku tidur di sofa?” tanya Reina yag heran wajahnya terlihat kebingungan.

“Aku nggak tega liat kamu tidur di sofa jadi semalem aku pindahin kamu ke kamar, tenang aja semalem kita nggak ngapa-ngapain kok cuma tidur doang” jawab Zen santai sembari tersenyum nakal melihat tampang Reina

yang bingung.

“Bukannya Sarah pernah bilang dia nggak pernah ijinin orang lain masuk ke kamarnya” batin Reina.

Zen menyibakkan selimutnya dan beranjak dari ranjang kemudian ia berjalan menuju kamar mandi, saat akan menutup pintu kamar mandi ia menoleh ke arah Reina yang masih duduk di ranjang, ia teringat kejadian semalam ketika Reina memegang tangannya dan tidak memperbolehkannya pergi walaupun di tahu sebenarnya Reina sedang mengigau.

Setelah beberapa saat Zen keluar dari kamar mandi dan mendapati Reina sudah tidak ada di kamarnya, kemudian ia berjalan keluar kamar melihat Reina sedang berada di dapur.

“Kamu mau ngapain Rei?” tanya Zen.

“Bikin sarapan, Mas mau makan apa?” Reina balik bertanya kepada Zen.

“Roti bakar aja” sahut Zen

Zen kemudian duduk, di atas meja sudah tersedia kopi panas yang di buatkan Reina. Dia tersenyum saat melihat Reina yang tengah sibuk membuat roti bakar, “berasa kaya lagi di siapin sarapan sama istri” gumam Zen. pandangannya terfokus pada Reina yang masih mengenakan baju miliknya.

Terpopuler

Comments

Maria

Maria

di tunggu kelanjutannya

2022-03-11

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!