Pukul 4 sore, suasana di dalam kafe tiba-tiba berubah sangat ramai karena ada satu pelanggan yang datang. Cowok ganteng bahkan lebih ganteng dari Mas Daniel, ia memakai setelan jas warna hitam sangat pas di badannya yang proporsional menambah kesan seksi nan menggoda, membuat cewek-cewek yang berada di dalam kafe tak berkedip sediki tpun saat melihatnya, semua terpesona melihat begitu sempurnanya makhluk ciptaan Tuhan yang satu ini, tak terkecuali Reina dia pun ikut terpesona.
"Mas Zen sini-sini!" Sarah memanggil cowok ganteng yang sedang menjadi pusat perhatian itu sembari melambaikan tangannya, Zen pun membalas lambaian tangan Sarah.
Zen adalah sepupu Sarah dan juga pemilik kafe tempat Reina bekerja. Sebenarnya orang tua Zen menginginkan anak laki-lakinya itu untuk menjadi penerus bisnis keluarga namun Zen menolak, ia lebih memilih membuka usahanya sendiri yaitu dengan mendirikan sebuah kafe yang diberi nama Coffee Story.
Zen berjalan mendekat ke arah Sarah seraya berkata "ngapain kamu di sini Sar?" tanya Zen heran.
"Mancing Mas" jawab Sarah dengan bercanda.
"Ini anak di tanya bener-bener malah jawabnya begitu" tegur Zen yang duduk di samping Sarah.
"lagian udah tahu lagi nongkrong sama ngopi pake tanya lagi ngapain" gerutu Sarah dengan mengerucutkan bibirnya.
"Alaaah nggak cuma itu doang kan pasti sambil PDKT sama Daniel" ledek Zen terkekeh.
Zen sudah tahu sejak lama kalau sepupunya itu menyukai Daniel, ia bahkan kerap menyuruh Sarah untuk mengungkapkan perasaannya pada Daniel, namun tak juga Sarah lakukan karena takut di tolak.
Kemudian Sarah memperkenalkan Reina yang sedari tadi berdiri di hadapan mereka, sebenarnya Zen sendiri sudah tahu banyak tentang Reina karena Sarah selalu menceritakan sahabatnya kapada sepupunya itu. Menceritakan semua masalah yang di hadapinya termasuk tentang warisan ayahnya yang di kuasai oleh pamannya sendiri, itulah yang membuat Zen penasaran seperti apa gadis yang bernama Reina itu.
"Kenalin Rei ini Mas Zen sepupu yang gue ceritain itu dan juga Bos lo" ucap Sarah memperkenalkan Zen sembari menyeruput kopi yang ada di atas meja.
"Oh jadi kamu yang namanya Reina?" tanya Zen pada gadis cantik yang ada di hadapannya itu,
"Iya Pak!" jawab Reina singkat.
Mendengar jawaban Reina, Sarah tertawa terbahak-bahak membuat orang-orang yang berada di kafe memandang lurus ke arahnya.
"Jangan panggil Pak, dia tuh nggak suka kalau di panggil Pak" celetuk Sarah yang tak henti-hentinya tertawa hingga membuat Zen menepuk bahunya.
"Maaf Pak Bos, maksud saya Mas" Reina menjadi canggung karena tatapan mata Zen yang tajam seperti elang yang ingin menyambar mangsanya.
Dengan mengangkat sedikit dagunya ke depan Zen berkata "menurut kamu, wajahku yang masih muda ini apa pantas kalau di panggil Pak".
"Astaga!, ini cowok narsisnya kebangetan bisa-bisanya dia ngomong begitu dengan wajah tanpa ekspresi. Sar, Sar lo punya sepupu sombongnya minta ampun, untung ganteng" batin Reina menggerutu.
Sarah hanya tersenyum mendengar omongan Zen yang menyombongkan dirinya sendiri, ia sudah terbiasa dengan kelakuan narsis sepupunya itu. Reina melirik ke arah Sarah sembari menggelengkan kepalanya.
Hari ini terasa sangat melelahkan bagi Reina dan karyawan yang lain, kafe menjadi sangat ramai walaupun biasanya juga ramai tapi tidak seramai sekarang dan kebanyakan pelanggan yang datang rata-rata cewek, semua karena Mas Zen yang datang ke kafe, dia seperti magnet yang menarik siapa saja untuk mendekat kepadanya, pesonanya membuat para perempuan tersihir. Mas Daniel dan Sarah sampai ikut membantu melayani pelanggan yang datang membludak bahkan sampai ada yang mengantri di luar kafe.
"Sungguh pemandangan yang sangat luar biasa" ucap Reina dalm hatinya.
Like dan komennya jangan lupa
Terima Kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Hartini Tin
lanjut
2024-10-14
0
Maria
terima kasih semoga suka ya...
2022-02-28
1