BAB 5

Saat pulang dari kafe pukul 10 malam, Reina berjalan seorang diri menuju halte bus, entah mengapa malam ini begitu terasa sepi dan tidak ada seorang pun disini pikirnya membuat Reina membayangkan hal-hal yang menakutkan.

Reina yang sedang berdiri seorang diri di halte bus tiba-tiba terkejut mendengar bunyi klalson mobil.

Tin...Tin...

Ada sebuah mobil berhenti tepat di depannya, mobil yang tidak asing dan sering ia lihat terparkir di kafe.

"Masuk Rei" ucap Zen

"Eh Mas Zen" sahut Reina sembari menengok ke dalam mobil.

"Ayo masuk" sekali lagi Zen menyuruh karyawannya itu untuk masuk ke dalam mobilnya.

"Nggak usah Mas aku nunggu bus aja" Reina menolak dengan sopan.

Kemudian Zen turun dari mobil dan berjalan mendekati Reina lalu membukakan pintu mobil agar ia masuk ke dalam.

"Masuk" ucap Zen lagi.

Sedikit ragu-ragu namun akhirnya Reina pun masuk ke dalam mobil karena merasa tidak enak dengan Mas Zen, tak ada obrolan yang terjadi selama perjalanan membuatnya canggung, suasana sepi menambah keheningan di malam itu. Sesekali mata Reina melirik ke arah Zen yang sedang fokus mengemudi.

"Ada apa Rei?"

"Nggak apa-apa kok Mas".

Kalau mau tanya mah tanya aja" ucap Zen serius.

"Ngomong-ngomong tumben banget Mas lewat Jalan ini, setahu aku ini bukan jalan ke arah apartemen Mas?" ujar Reina penasaran.

"Terus nggak boleh gitu kalau aku lewat sini apa ada yang ngelarang?" Zen terus fokus mengemudi.

"Emang lebih baik gue diem aja deh dari pada tanya" gerutu Reina dalam hati.

Setelah beberapa saat ahkirnya Reina merasa lega karena sampai juga di kontrakannya yang kecil, perasaan canggung selama perjalanan pulang membuatnya tidak nyaman, terlebih lagi ia takut kalau ada karyawan lain yang melihatnya pulang di antar oleh bosnya sendiri, pasti akan menjadi gosip dan itu akan membuatnya tidak nyaman ujar Reina.

"Makasih ya Mas udah nganterin aku pulang".

"Nggak nyuruh aku mampir dulu" tutur Zen dengan menyunggingkan senyum.

"Nggak Mas udah malem, nggak enak sama yang lain".

Lalu Reina berjalan pergi meninggalkan Zen, saat ia sedang membuka pintu gerbang tiba-tiba Zen menarik tangan Reina, sontak saja tarikan tangan Zen membuat gadis itu kehilangan keseimbangan dan membuatnya jatuh ke dalam pelukan atasannya itu, tak sengaja pula bibir mereka berdua bersentuhan.

Dengan secepat kilat Reina mendorong tubuh Zen, namun Zen menarik kembali tubuh Reina dan memeluknya dengan erat, kemudian mencium bibir mungil Reina dengan penuh kelembutan. Reina terkejut matanya terbelalak lebar ia bingung dengan apa yang di lakukan Zen padanya.

Reina kembali mendorong tubuh Zen dengan sekuat tenaga dan berlalu pergi meninggalkan atasannya itu.

"Apa yang udah gue lakiun sih" Zen bermonolog sendiri.

Reina membuka pintu kamar kontrakannya dengan jantung yang berdegup kencang, ia bingung dengan apa yang terjadi padanya di luar. Kemudian Reina merebahkan tubuhnya di atas ranjang sembari melihat langit-langit kamarnya.

Deg..deg..deg..

Jantung Reina berdegup semakin kencang seperti akan keluar dari tempatnya, ia tidak menyangka bisa di peluk dan di cium oleh cowok ganteng yang jadi pujaan banyak cewek di luar sana.

Sambil menepuk-nepuk wajah dengan telapak tangannya Reina bergumam sendiri "mimipi apa gue semalem".

 Di tempat lain Zen yang sedang mengemudikan mobilnya juga merasakan hal yang sama seperti Reina, jantungnya berdegup kencang ia tersenyum sembari membayangkan kejadian yang baru saja dialaminya.

"Arrrgh sial!" Zen mengumpat dirinya sendiri.

Tinggalkan jejak kalian di bawah

Terpopuler

Comments

Maria

Maria

mohon dukungannya teman-teman pembaca

2022-02-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!