Keesokan harinya saat di kantin kampus....
"Woi, ngelamun mulu nih bocah?" tegur Sarah sembari menepuk punggung Reina.
Reina hanya memandang Sarah tanpa mengatakan apapun, awalnya ia ingin bertanya tentang Zen kepada sahabatnya itu namun ia mengurungkan niatnya.
"Ditanya malah diem aja, kenapa sih Rei?" Sarah menegurnya lagi.
"Nggak apa-apa kok Sar" lalu Reina beranjak pergi meninggalkan Sarah.
"Tu anak lagi kenapa sih!" gumam Sarah sambil menggaruk kepala karena bingung dengan kelakuan sahabatnya itu.
Kemudian ia berlari mengejar Reina yang sudah berjalan jauh di depannya.
"Tungguin Rei" pinta Sarah.
Saat berjalan beriringan Sarah terus saja mengamati Reina yang tetap diam hingga mereka masuk ke dalam kelas.
Setelah kuliah selesai Reina dan Sarah pergi ke kafe, dalam perjalanan mereka bertemu dengan Zen.
"Ayo sini masuk biar sekalian bareng ke kafe" ucap Zen.
"Nggak usah Sar, kita jalan aja bentar lagi juga nyampe" bisik Reina
"Panas Rei, mumpung ada yang ngasih tumpangan juga".
"Jalan aja Sar" pinta Reina lagi.
"Emang kenapa sih Rei" Sarah curiga dengan sahabatnya itu.
Namun akhirnya mereka berdua masuk ke dalam mobil Zen, awalnya Sarah menyuruh Reina untuk duduk di kursi depan namun Reina menolak dan lebih memilih duduk di kursi belakang.
Sarah menyadari ada yang janggal dengan gelagat Reina dan sepupunya itu, Mereka berdua tampak gugup dan saling tidak memandang satu sama lain seperti sepasang kekasih yang sedang bertengkar.
"Pasti ada yang nggak beres nih sama mereka berdua" gumam Sarah sembari matanya melirik ke arah Zen dan Reina.
Sesampainya di kafe Reina langsung bergegas masuk ke dalam kafe, melihat gelagat Reina yang nggak seperti biasanya rasa penasaran Sarah semakin tingg lalu ia mengikuti Reina dari belakang hingga ke ruang ganti. Saat akan mendekati Reina ternyata Zen sudah berada di ruang ganti, mereka berdua saling berhadapan.
"Kok Mas Zen udah nyampe duluan" batin Sarah.
Sarah mengurungkan niatnya untuk mendekat, ia hanya bisa melihat mereka dari kejauhan. Daniel yang akan ke ruang ganti merasa heran dengan apa yang sedang di lakukan sarah.
"Sar lagi ngapain?" tanya Daniel dengan menepuk punggung Sarah.
Sontak saja tepukan Daniel membuat Sarah terkejut hingga sedikit berteriak untung saja Reina dan Zen tidak mendengar.
"Astaga! Mas Daniel ngagetin aja deh".
"Kamu lagi ngapain sih!" tanya Daniel lagi.
"Husss! jangan berisik Mas, sini-sini kalau mau ikutan" kemudian Sarah menarik tangan Daniel.
"Itu kan Mas Zen sama Reina, kamu lagi ngintipin mereka?" tanya Daniel penasaran sembari matanya menatap Sarah.
Sarah tersenyum dan menoleh ke arah Daniel, wajah mereka sangat dekat dan saling bertatapan untuk beberapa detik.
"Uhuk..uhuk! ayo pergi dari sini" ajak Daniel.
"Bentar Mas, aku masih penasaran sama mereka" Sarah terus memperhatikan apa yang sedang dilihatnya.
"Udah ayo" Daniel menarik tangan Sarah dan mengajaknya pergi meninggalkan Reina dan Zen.
Sarah mengikuti Daniel dengan wajah cemberut, ia merasa kesal karena rasa penasarannya masih belum terpenuhi, tiba-tiba Daniel menghentikkan langkahnya hingga membuat Sarah yang berjalan di belakangnya menabrak punggung lebar Daniel.
Bruk...
"Aduh" pekik Sarah tangannya mengelus kepalanya.
"Maaf Sar" Daniel tersenyum melihat kelakuan Sarah, tanpa ia sadari tangannya mencubit pipi Sarah yang gembul itu.
Sarah tersentak dan terdiam tanpa mengatakan sepatah kata pun keluar dari mulutnya ia seperti manekin yang di pajang di etalase toko dengan matanya yang membulat sempurna.
"Ngapain bengong" tanya Daniel bingung.
"Nggak...nggak apa-apa kok Mas" jawab Sarah terbata-bata sembari mengelus pipinya yang di cubit oleh Daniel.
"Uhh nggak bakalan gue cuci nih pipi" batin sarah senang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments