demam

Sepeninggal Naya dan Dimas, mata Diandra tak lepas dari Gaara yang bergantian digendong oleh kedua nenek nya.

"Gaara baik-baik aja Di..kamu nggak usah khawatir" Seolah paham kekhawatiran Diandra, Abi coba menenangkan. Berharap Diandra mau berbicara dengannya, namun ucapannya hanya dianggap angin lalu oleh Diandra.

Abi menghela nafasnya panjang, sepertinya perjuangannya untuk kembali mendapatkan hati Diandra akan sangat berat ke depannya.

Acara masih terus berlanjut hingga tak terasa malam menyapa. Satu persatu tamu mulai meninggalkan rumah milik papa Herman. Menyisakan keluarga inti dan beberapa kerabat dekat saja.

Diandra mengedarkan pandangannya, mencari putra kecilnya yang seharian ini tidak bisa ia sentuh selain saat berfoto bertiga dengan Abi tadi.

Diandra hendak turun dari pelaminan, ingin mencari Gaara. Rasanya tidak melihat Gaara sebentar saja sudah membuat dirinya rindu.

"Mbak Diandra tunggu dulu..kita foto lagi dulu ya". Diandra menghela nafas panjang. Ia pikir semua sudah selesai, rupanya dirinya masih harus berakting sebagai pengantin bahagia.

" Kan sudah banyak mas fotonya. Udah aja ya.." Diandra malas harus berpose mesra dengan Abi dan memaksakan senyuman didepan kamera.

"Sama seluruh keluarga belum mbak..sebentar saja kok. Tidak sampai 10menit". Bujuk sang fotographer

" Anak saya ikut kan?". Abi menoleh, menatap Diandra dalam. Ia tak menyangka Diandra menganggap Gaara sebagai putranya sendiri secepat ini, dan hatinya menghangat menyadari betapa Diandra menyayangi putranya.

"Aden kecil sudah disini kok non.." Mbok Tun datang membawa Gaara yang sudah terlihat tampan. Sepertinya mbok Tun sudah memandikan bayi mungil itu.

Senyum Diandra langsung mengembang sempurna melihat mbok Tun membawa Gaara padanya. Ia langsung merentangkan tangannya untuk menyambut tubuh Gaara.

"Udah ganteng aja sih kamu.." Tak tahan melihat wajah menggemaskan Gaara, Diandra langsung menciumi wajah bayi tampan itu hingga menggeliat kegelian.

"Foto berdua dulu ya mbak". Pinta si tukang foto

" Yang berdua udah banyak kan mas. Saya mau foto bertiga aja". Tolak Diandra tegas, fotographer saling pandang lalu saling mengangguk.

"Oke..Sekalian sama papa mama nya ya". Kedua orang tua Diandra dan Abi mulai merapat. Gaara tidak lepas dari gendongan Diandra yang terus menatapnya penuh cinta. Ya, Diandra jatuh cinta lagi. Jatuh cinta pada bayi tampan yang kini resmi menjadi anaknya.

" Oke..mbak Diandra lihat sini". Arahan fotographer membuat Diandra mengangkat wajahnya yang sejak tadi fokus pada Gaara saja.

"Lebih rapat mas Abi.." Diandra tersentak kaget ketika tangan Abi merengkuh pinggangnya hingga tubuh keduanya rapat tanpa celah.

Diandra menatap Abi yang juga tengah tersenyum menatapnya yang terlihat kaget. Sementara Gaara masih ada dalam dekapannya.

Fotographer yang melihat pose keduanya yang terlihat amat alami itu tidak menyia-nyiakan kesempatan. Mereka segera mengambil banyak gambar ketika Diandra masih terpaku karena rasa terkejut nya.

Diandra segera melepaskan diri ketika kesadarannya pulih. Sungguh Diandra ingin menampol kepala laki-laki yang sudah resmi menjadi suaminya itu. Berani-beraninya lelaki itu mencuri kesempatan saat dirinya sedikit lengah.

"Oke..bagus". Terlihat jelas wajah puas sang fotographer ketika melihat hasil jepretannya.

" Udah kan mas? Saya udah gerah". Diandra melirik sinis Abi yang tersenyum penuh kemenangan.

"Oh iya..sudah mbak". Fotographer itu mengacungkan jempolnya, membuat Diandra menarik nafas lega.

" Ayo kita istirahat sayang...kamu pasti capek banget ya". Diandra menatap Gaara yang mulai menguap.

Diandra meninggalkan semua orang yang masih menatapnya. Ia tak perduli lagi, dirinya sudah menjalankan apa yang diinginkan kakaknya. Kini dirinya hanya perlu fokus mengurus dan membesarkan Gaara sampai suatu saat nanti ketika Gaara sudah bisa tanpa dirinya, ia akan pergi dan menjalani kembali hidupnya sendiri tanpa bayang-bayang masa lalunya.

"Cepet besar ya.." Diandra mencium pipi Gaara. Ia mencari keberadaan mbok Tun.

"Simbok..bisa titip Gaara dulu?". Diandra meminta mbok Tun yang tengah merapikan kamarnya untuk menjaga Gaara.

" Boleh non.."

"Aku mandi dulu ya..kamu jangan rewel sama simbok". Diandra berpamitan pada Gaara yang jelas belum paham apa yang ia bicarakan.

" Iya mama..Gaara ndak akan rewel". Mbok Tun menirukan suara anak kecil. Diandra terpaku mendengar mbok Tun memanggilnya mama. Ya, kini Diandra adalah mama untuk Gaara. Sesungging senyum menghiasi bibirnya, rasanya aneh. Bahkan dirinya belum pernah hamil dan melahirkan, dan kini tiba-tiba dirinya sudah menjadi seorang ibu dan dipanggil mama.

"Oke ganteng nya mama Diandra..Sekarang mama tinggal mandi dulu ya". Mbok Tun tersenyum, ia sengaja memanggil Diandra mama, agar gadis itu mulai membiasakan diri dipanggil mama.

*****

Diandra menjalani harinya sebagai istri Abi, hanya statusnya saja. Karena hingga satu minggu pernikahannya, Diandra tak sekalipun terlibat obrolan dengan Abi, suaminya. Diandra hanya menjalankan peranannya sebagai seorang ibu yang sangat baik.

Hubungannya dengan kedua orang tua dan kedua mertuanya pun tak mengalami kemajuan apapun. Diandra masih tetap dingin dan menganggap semua orang hanya angin lalu. Dirinya benar-benar membuat benteng pemisah yang amat tebal hingga rasanya sulit bagi orang disekelilingnya untuk bisa menembusnya.

Seperti pagi ini, Diandra makan dalam diam. Raganya memang ada diantara keluarganya, namun dirinya seolah berada ditempat lain.

Mama Ana dan papa Ihsan hampir setiap hari sarapan dirumah papa Herman. Rumah yang hanya berhadapan memudahkan kedua keluarga untuk sering berkumpul.

Abi menatap Diandra yang fokus pada makanannya. Tak sedikitpun melirik orang disekitarnya. Ia menghela nafas panjang, sangat sulit meluluhkan hati Diandra yang sudah terlanjur beku.

"Loh..Gaara kenapa mbok?". Tanya mama Ana yang melihat mbok Tun menggendong Gaara yang sedang menangis.

" Ndak tahu bu..tiba-tiba aden nangis kenceng". Diandra segera meninggalkan sarapannya dan menghampiri mbok Tun.

"Kamu kenapa sayang.." Diandra mengambil alih tubuh Gaara yang suhu tubuhnya terasa lebih hangat dari biasanya.

"Kenapa?". Abi mendekat ketika melihat kening Diandra berkerut saat memeriksa suhu tubuh Gaara.

"Gaara demam?". Tanya Abi yang juga menempelkan punggung tangannya dikening putranya.

" Kita bawa kerumah sakit sekarang". Ucap Diandra cepat yang dijawab anggukan kepala oleh Abi.

"Biar Gaara sama aku, kamu siap-siap aja dulu". Abi mengambil alih tubuh Gaara dan Diandra segera berlalu ke kamar.

" Gaara kenapa nak?". Mama Ana dan mama Dita terlihat sangat khawatir.

"Demam ma.."

"Kenapa bisa?". Abi menggeleng menjawab pertanyaan mama nya. Ia juga tidak tahu mengapa putranya tiba-tiba demam.

" Ayo!". Diandra berlari menuruni tangga, jelas terlihat raut khawatir diwajah cantiknya. Gadis itu bahkan tidak mengganti pakaiannya, ia hanya mengambil tasnya saja. Ia tetap memakai celana training panjang dengan kaos putih yang ia pakai saat sarapan tadi.

"Kamu mau pakai ini saja?". Tanya Abi dan mendapat tatapan tajam dari Diandra.

" Apa pentingnya pakaikanku. Cepat lah, Gaara perlu diperiksa segera!". Omel Diandra yang sudah tidak sabar karena Abi justru mempermasalahkan penampilannya.

"Cepet!!!". Diandra sedikit menaikkan nada suaranya saat Abi justru mematung dan tidak segera mengikuti nya.

Kedua orang tua mereka tersenyum melihatnya, untuk pertama kalinya Diandra dan Abi berkomunikasi selayaknya pasangan suami istri yang mengkhawatirkan anaknya, meski berakhir dengan omelan Diandra.

Sepanjang perjalanan, Diandra tak hentinya menciumi wajah Gaara. Dirinya begitu khawatir, pagi tadi saat bangun tidur Gaara baik-baik saja. Kenapa tiba-tiba demam.

" Tenanglah..dia baik-baik saja". Abi coba menenangkan.

"Tenang, tenang, gundulmu". Gerutu Diandra yang membuat Abi mau tidak mau tersenyum. Diandra begitu galak dan cuek padanya, namun dengan putranya? Gadis itu terlihat sangat menyayangi dan mengkhawatirkan nya.

" Kamu nggak adil Di..kamu memaafkan Dea dan menyayangi Gaara. Tapi kenapa tidak memberikan maaf padaku dan memberi kesempatan untukku". Batin Abi melirik Diandra yang terlihat masih ngedumel.

Terpopuler

Comments

NiedaSofian

NiedaSofian

Ya ssh untuk di maafkan!

2022-06-17

0

Juwita Vena

Juwita Vena

iri nie ye

2022-06-05

1

ˢ⍣⃟ₛ 𝘊𝘰𝘦ˢ𝐕⃝⃟🏴‍☠️𝐀⃝🥀

ˢ⍣⃟ₛ 𝘊𝘰𝘦ˢ𝐕⃝⃟🏴‍☠️𝐀⃝🥀

seruuuuy

2022-05-29

2

lihat semua
Episodes
1 ramalan
2 Hamil
3 mbok Tun
4 Pergi
5 teman baru
6 penguntit
7 ada aku
8 khawatir
9 Naya
10 kencan
11 Perasaan Dimas
12 kedatangan mama Dita
13 makam
14 Siapa namamu?
15 baby Gaara
16 bimbang
17 Keputusan
18 SAH
19 Naya dan Dimas
20 demam
21 kita perlu bicara
22 kemajuan
23 membantu
24 bertemu teman lama
25 sandiwara
26 saatnya beraksi
27 Dalam bahaya
28 hukuman setimpal
29 dilema
30 sopir istimewa
31 Janji
32 Seandainya kamu tahu
33 menginap
34 pernikahan teman
35 bertemu musuh lama
36 Melupakan sejenak
37 kesalahpahaman
38 keseharian
39 trauma masa lalu
40 trauma masa lalu 2
41 pagi terindah
42 tamu tak diundang
43 ingin bahagia
44 misterius
45 Panca
46 cemburu
47 memulai cerita
48 benar atau hanya pembenaran
49 Akhir kita
50 Harus apa?
51 Nasehat teman
52 perasaan rindu
53 Disini?
54 halusinasi
55 Akhirnya kembali
56 Flashback
57 Gaara aman
58 gila?
59 Gaara
60 kamu anak mama, selamanya..
61 Hamil?
62 adik untuk Gaara
63 Ajaran mama
64 Baim dan nenek
65 mama dan papa baru
66 Malaikat Pelindung
67 kontraksi
68 trio macan
69 baby twins has come
70 kalian anak mama
71 Sakha dan Kara
72 Santan sachet
73 Ibrahim Maulana Argantara
74 Kejutan untuk mama
75 reuni
76 Saatnya kehancuranmu
77 apa kau yakin?
78 Apa aku bukan anak papa?
79 Abram
80 yang sebenarnya
81 surat
82 Bukan sekedar ancaman
83 sidang
84 Putusan sidang
85 hilang
86 rencana Gaara
87 melarikan diri
88 Akhirnya kamu kembali
89 akhir kisah Monika
90 Abram dan nasibnya
91 biang rusuh
92 Sekolah baru
93 Cinta dalam diam
94 kekhawatiran Nala
95 marah
96 wajar dia marah
97 tips
98 misi
99 hobi
100 Hanya sebatas adik?
101 kejut--an
102 kado
103 Nonton
104 introgasi
105 se frekuensi
106 pertolongan
107 mengungkapkan rasa
108 memikirkan cara
109 sebenarnya apa maumu
110 sekarang kita pacaran?
111 harus selalu bahagia
112 ayah
113 perjodohan
114 memulai perjuangan
115 berjuang bersama
116 calon mantu
117 Arkan
118 bolos
119 bismillah
120 ya, aku punya kekasih
121 kecewa
122 hanya butuh waktu
123 undangan
124 pembatalan adopsi
125 alasan
126 Akting bagus
127 peran sempurna
128 kehangatan keluarga
129 kembar aneh
130 calon imam
131 calon menantu idaman
132 pembalap
133 pelukan
134 panas
135 terbakar
136 terlalu berbahaya
137 waktunya mundur
138 kehilangan
139 kehidupan baru
140 setelah kepergian
141 mencari
142 apa aku siap?
143 salah paham
144 pingsan
145 galau
146 Antarkan dia
147 pelukan yang dirindukan
148 kursi roda
149 satu kamar
150 tekad
151 hal tak terduga
152 tatapan permusuhan
153 mengakhiri kesalahpahaman
154 Menahan malu
155 kapan lagi
156 seandainya, waktu itu
157 Kenapa harus seperti ini
158 Ayo bicara
159 it's oke
160 bully
161 calon istri
162 Ayo kita selesaikan
163 jadi semua itu benar??
164 pengakuan
165 travelling
166 adu jotos
167 debat
168 iseng
169 sama gila nya
170 lelaki tak tahu malu
171 menyenangkan
172 se tan
173 asisten edan
174 sesi baku hantam
175 luka pembawa berkah
176 mencuri kesempatan
177 kepergok
178 flashback
179 masih flashback
180 payah
181 usir saja dia
182 bolos??
183 Anala, i love you
184 mereka harus tau
185 Sedikit serangan
186 serangan pertama
187 serangan kedua
188 jangan dipaksakan
189 abang dimana
190 lawan seimbang
191 abang, ayo menikah
192 cepetan sadar!
193 mengantar bekal
194 bonus
195 fitting
196 aib
197 overdosis
198 menyesal?
199 tersiksa rindu
200 bukan up
201 End
202 bonchap1
203 bonchap2
204 bonchap 3 'end
Episodes

Updated 204 Episodes

1
ramalan
2
Hamil
3
mbok Tun
4
Pergi
5
teman baru
6
penguntit
7
ada aku
8
khawatir
9
Naya
10
kencan
11
Perasaan Dimas
12
kedatangan mama Dita
13
makam
14
Siapa namamu?
15
baby Gaara
16
bimbang
17
Keputusan
18
SAH
19
Naya dan Dimas
20
demam
21
kita perlu bicara
22
kemajuan
23
membantu
24
bertemu teman lama
25
sandiwara
26
saatnya beraksi
27
Dalam bahaya
28
hukuman setimpal
29
dilema
30
sopir istimewa
31
Janji
32
Seandainya kamu tahu
33
menginap
34
pernikahan teman
35
bertemu musuh lama
36
Melupakan sejenak
37
kesalahpahaman
38
keseharian
39
trauma masa lalu
40
trauma masa lalu 2
41
pagi terindah
42
tamu tak diundang
43
ingin bahagia
44
misterius
45
Panca
46
cemburu
47
memulai cerita
48
benar atau hanya pembenaran
49
Akhir kita
50
Harus apa?
51
Nasehat teman
52
perasaan rindu
53
Disini?
54
halusinasi
55
Akhirnya kembali
56
Flashback
57
Gaara aman
58
gila?
59
Gaara
60
kamu anak mama, selamanya..
61
Hamil?
62
adik untuk Gaara
63
Ajaran mama
64
Baim dan nenek
65
mama dan papa baru
66
Malaikat Pelindung
67
kontraksi
68
trio macan
69
baby twins has come
70
kalian anak mama
71
Sakha dan Kara
72
Santan sachet
73
Ibrahim Maulana Argantara
74
Kejutan untuk mama
75
reuni
76
Saatnya kehancuranmu
77
apa kau yakin?
78
Apa aku bukan anak papa?
79
Abram
80
yang sebenarnya
81
surat
82
Bukan sekedar ancaman
83
sidang
84
Putusan sidang
85
hilang
86
rencana Gaara
87
melarikan diri
88
Akhirnya kamu kembali
89
akhir kisah Monika
90
Abram dan nasibnya
91
biang rusuh
92
Sekolah baru
93
Cinta dalam diam
94
kekhawatiran Nala
95
marah
96
wajar dia marah
97
tips
98
misi
99
hobi
100
Hanya sebatas adik?
101
kejut--an
102
kado
103
Nonton
104
introgasi
105
se frekuensi
106
pertolongan
107
mengungkapkan rasa
108
memikirkan cara
109
sebenarnya apa maumu
110
sekarang kita pacaran?
111
harus selalu bahagia
112
ayah
113
perjodohan
114
memulai perjuangan
115
berjuang bersama
116
calon mantu
117
Arkan
118
bolos
119
bismillah
120
ya, aku punya kekasih
121
kecewa
122
hanya butuh waktu
123
undangan
124
pembatalan adopsi
125
alasan
126
Akting bagus
127
peran sempurna
128
kehangatan keluarga
129
kembar aneh
130
calon imam
131
calon menantu idaman
132
pembalap
133
pelukan
134
panas
135
terbakar
136
terlalu berbahaya
137
waktunya mundur
138
kehilangan
139
kehidupan baru
140
setelah kepergian
141
mencari
142
apa aku siap?
143
salah paham
144
pingsan
145
galau
146
Antarkan dia
147
pelukan yang dirindukan
148
kursi roda
149
satu kamar
150
tekad
151
hal tak terduga
152
tatapan permusuhan
153
mengakhiri kesalahpahaman
154
Menahan malu
155
kapan lagi
156
seandainya, waktu itu
157
Kenapa harus seperti ini
158
Ayo bicara
159
it's oke
160
bully
161
calon istri
162
Ayo kita selesaikan
163
jadi semua itu benar??
164
pengakuan
165
travelling
166
adu jotos
167
debat
168
iseng
169
sama gila nya
170
lelaki tak tahu malu
171
menyenangkan
172
se tan
173
asisten edan
174
sesi baku hantam
175
luka pembawa berkah
176
mencuri kesempatan
177
kepergok
178
flashback
179
masih flashback
180
payah
181
usir saja dia
182
bolos??
183
Anala, i love you
184
mereka harus tau
185
Sedikit serangan
186
serangan pertama
187
serangan kedua
188
jangan dipaksakan
189
abang dimana
190
lawan seimbang
191
abang, ayo menikah
192
cepetan sadar!
193
mengantar bekal
194
bonus
195
fitting
196
aib
197
overdosis
198
menyesal?
199
tersiksa rindu
200
bukan up
201
End
202
bonchap1
203
bonchap2
204
bonchap 3 'end

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!