" Nay..Nay...Bangun woiii". Diandra mengguncangkan tubuh Naya yang masih terlelap padahal hari sudah hampir petang.
"Eeuunngh.." Naya mele nguh meregangkan otot-ototnya.
"Jam berapa Di??". Naya bertanya dengan suara seraknya.
" Udah mau magrib.." Sahut Diandra.
"Ooh.."
"HAAAAHHH!!!". Diandra berjingkat saking terkejutnya mendengar Naya berteriak kemudian melompat dari atas tempat tidur.
" Astaga Kanaya!!! Kamu kenapa sih bikin aku kaget!". Omel Diandra mengelus dadanya.
"Aduh kenapa bisa kebablasan sih tidurnya.." Tanpa menghiraukan omelannya, temannya itu terus berlari ke kamar mandi.
"Di..bantu pilihin gaun dong". Diandra mendengar Naya berteriak di kamar mandi.
" Gaun buat apaan?? Gaun tidur??". Diandra balas berteriak.
"Bukaaaaan!!!!".
" Terus????". Diandra kembali bertanya.
"Gaun buat ke pesta..cepetan. Kak Al bentar lagi pasti jemput.."
"Hah?? Pak Yohan???" Pekik Diandra yang ikut panik mendengar bos nya akan datang menjemput temannya.
"Kok bisa-bisanya kamu tidur kaya orang mati sih Nay udah tau mau pergi ama bos. Ya tuhan..punya temen kok gini amat". Diandra melompat dari kasur dan membuka lemari pakaian Naya. Ia mengeluarkan semua gaun yang dimiliki Naya dan juga miliknya karena memang badan keduanya sama langsingnya. Tinggi mereka pun hampir sama.
" Udah bantuin aja..jangan ngomel mulu". Entah mandi dengan cara apa hingga belum sempat Diandra memilih gaun untuk Naya, gadis itu sudah keluar dari kamar mandi.
"Kamu mandi apa cuci muka doang??!!". Tanya Diandra dengan mata memicing.
" Udah lah..yang penting wangi". Jawab Naya asal hingga membuat Diandra mendengus.
"Pake yang ini aja". Setelah lama memilih, Diandra menjatuhkan pilihannya pada gaun berwarna hitam sederhana namun tetap terlihat elegan.
" Oke siniin.." Naya langsung mengambil gaun yang dipilihkan Diandra dan berlalu ke kamar mandi untuk memakainya.
Diandra dengan sigap menyiapkan peralatan make up untuk mendandani Naya.
"Oke lah ya pake ini?". Diandra mematung sejenak sebelum mengangguk semangat.
" Sini cepet duduk.." Diandra menarik lengan Naya dan mendudukannya didepan meja rias. Dengan cekatan dan terampil, Diandra memoles wajah Naya dengan make up sederhana namun terlihat sangat menawan. Memang dasarnya wajah Naya sudah cantik, jadi Diandra tidak perlu bekerja keras untuk mempercantik wajah Naya.
"Jam berapa pak Yohan kesini??". Tanya Diandra disela kesibukannya menata rambut Naya yang disesuaikan dengan gaun yang dikenakan gadis itu.
" Jam 7.." Cicit Naya
"WHAAAAT???!!! ASTAGA KANAYAAAAA!!!". Ingin sekali Diandra menjambak rambut temannya itu.
Jam 7..itu berarti tidak kurang dari 10menit lagi atasannya akan datang menjemput teman somplaknya itu.
" Kalo bukan pak Yohan yang mau jemput..udah aku acak-acak lagi rambut kamu Nay". Geram Diandra dijawab cengiran Naya.
"Aku lupa.." Ucap Naya tanpa beban.
"Ah sudahlah..cepat pasang anting dan kalung ini. Aku akan menyelesaikan rambutmu. Jangan lupa lipstiknya..tidak lucu sekali datang ke acara penting kaya orang tipes". Omel Diandra yang tangannya tak berhenti merapikan rambut Naya. Naya hanya tersenyum simpul mendengar ocehan teman baiknya itu.
ting..tong..ting..tong..
Bunyi bel apartemen membuat kedua saling menatap lewat pantulan cermin. Tinggal sedikit lagi Diandra menyelesaikan tatanan rambut Naya.
" Itu pasti pak Yohan.."
"Astaga Nay..bisa-bisanya kamu membuat bos besar menunggu karyawan seperti kita ini". Diandra memasang jepit terakhir dirambut Naya. Kemudian ia meneliti kembali penampilan Naya. Setelah dirasa cukup, Diandra tersenyum puas melihat hasil karyanya.
" Aku akan bukakan pintu dulu..cepat pakai lipstikmu". Titah Diandra langsung dilaksanakan oleh Naya. Ia tak mau sahabatnya kembali mengomel.
ceklek..
Diandra terpaku sejenak melihat penampilan Al yang sangat memukau. Kemeja putih berbalut jas hitam menambah kesan mempesona Al dimata kaum hawa. Diandra segera menarik dirinya dari keterpesonaan, ini bukan waktunya mengagumi atasannya itu.
"Silahkan masuk pak..Naya sedang bersiap". Diandra mempersilahkan Al masuk.
" Terimakasih.." Al tersenyum tipis
Al duduk dikursi ruang tamu, menunggu Naya. Tak lama Naya keluar hingga membuat Al terkagum dengan kecantikannya.
Diandra yang melihat wajah terpukau Al dan wajah malu-malu Naya hanya bisa tersenyum. Dan Diandra baru menyadari jika gaun yang dipilihkannya untuk Naya senada dengan jas yang dikenakan oleh Al.
Benar-benar couple goal. Batin Diandra tersenyum puas
######
Hari-hari Diandra lewati dengan bahagia, beban di hatinya pun mulai berkurang meski dirinya masih sering menangis dalam diam. Namun kehadiran Naya dan Dimas mampu menjadi penawar sakit yang membelenggunya.
Sore itu Diandra pulang setelah seharian berkutat dengan pekerjaan yang semakin hari semakin menumpuk saja. Namun ia harus mengurungkan niatnya untuk segera merebahkan tubuhnya ke kasur. Pasalnya didalam apartemen sedang ada dua manusia yang tengah dimabuk cinta. Hingga saat dirinya masuk pun kedua orang itu tidak menyadari keberadaannya.
"Buset dah..aku disuruh jadi satpam". Diam-diam Diandra tersenyum geli melihat wajah terkejut Naya.
" D-Diandra?? Kamu ngapain disitu???". Diandra makin terkekeh mendengar pertanyaan konyol Naya.
"Dari kapan?". Tanya Naya
"Dari pas didalem ada orang mabok cinta. Untung aku nggak teriak liat kalian. Bikin mata aku ternoda aja". Diandra mengulum senyum melihat wajah pias Naya. Sungguh sangat lucu menggoda temannya ini.
Diandra melewati Naya yang masih mematung didepan pintu karena terlalu terkejut dengan pengakuan Diandra pada dirinya.
" Nggak usah jadi patung juga Nay.." Teriak Diandra membuat Naya tersadar.
"K-kamu pulang dari tadi??". Tanya Naya malu
" Yaa..ada kali ya 15menit lalu". Menggoda Naya benar-benar menyenangkan.
"Biasa aja kali Nay..panik banget sih". Diandra terkekeh pelan kemudian masuk kedalam kamar mereka kemudian langsung masuk ke dalam kamar mandi.
15menit berlalu, Diandra keluar dengan rambut basahnya. Gadis itu duduk didepan cermin kemudian mengeringkan rambutnya dan langsung memoles wajahnya dengan make up hingga membuat Naya bingung. Tidak biasanya Diandra berdandan saat malam.
"Kamu mau pergi Di??". Tanya Naya mendekat
" Hm..Dimas ngajak makan malem". Naya terus mengikuti Diandra yang kini sedang memilih gaun.
"Bagusan mana?? Yang hitam atau yang merah??". Diandra menunjukkan kedua gaun yang ia pegang.
" Ehm...Merah aja Di. Pas banget sama makeup kamu". Naya memilih gaun berwarna merah yang ada ditangan kanan Diandra.
"Oke.." Diandra masuk kedalam kamar mandi dan mengganti pakaiannya dengan gaun yang dipilihkan Naya.
"Cantik banget sih kamu..mau kencan ya??". Goda Naya
" Bisa dibilang gitu". Diandra mengedipkan sebelah matanya.
Tak lama bel apartemen berbunyi, Naya dan Diandra keluar bersama untuk melihat siapa yang datang.
"Duh..ganteng banget yang mau ngajak cewek kencan". Goda Naya ketika melihat Dimas berpenampilan sangat rapi. Rambut yang biasanya tidak ditata, kini terlihat sangat klimis.
" Iya lah..masa aku kalah sama kamu". Sahut Dimas dengan gaya tengilnya. Diandra yang tidak ingin Dimas semakin banyak bicara lebih memilih pamit pada Naya dan menarik tangan Dimas.
"Pergi dulu Nay.." Teriak Diandra, begitupun Dimas yang melambaikan tangannya pada Naya.
"Jaga Diandra ya". Teriak Naya dijawab acungan jempol oleh Dimas.
" Have fun guys..." Naya melambaikan tangannya pada dua temannya yang malam ini terlihat bahagia itu. Naya ikut bahagia untuk keduanya.
"Mandi dulu deh..gerah". Naya kembali masuk kedalam apartemennya.
########
Kasih double up langsung ya semua..
Yang masih bingung siapa Naya dan gimana kisahnya, boleh melipir dulu baca IMPERFECT PARTNER..
Terus dukung karya aku ya semuaaa...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
Juwita Vena
tapi asli emang penasaran cerita mereka bertiga
2022-06-05
0
Indah Tuk Di Kenang
semangat upya thorrrr💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻
aku selalu menunggu
2022-03-02
2