Perasaan Dimas

Diandra tersenyum saat Dimas membukakan pintu mobil untuknya. Perlakuan Dimas malam ini benar-benar terlihat sangat manis.

"Makasih.." Ucap Diandra dijawab senyuman oleh Dimas.

Dimas berlari memutari mobil, duduk dibalik kursi kemudinya dan memasang sabuk pengamannya. Setelah memastikan Diandra memakai sabuk pengamannya. Lelaki itu mulai melanjukan mobilnya .

"Mau kemana Dim?". Tanya Diandra membuka obrolan.

" Kencan". Dimas mengedipkan sebelah matanya membuat Diandra terkekeh. Inilah Dimas temannya, tengil dan selalu bisa menghidupkan suasana.

Sepanjang perjalanan keduanya mengobrol ringan, hingga tanpa terasa keduanya sudah sampai disebuah restoran yang bisa dibilang cukup mewah didaerah itu.

"Disini?". Tanya Diandra memastikan dan dijawab anggukan kepala oleh Dimas.

Diandra dibuat kagum dengan penampakan restoran yang dipilih Dimas untuk makan malam keduanya. Sebuah meja yang ditata sedemikian romantis dengan sebuah lilin ditengahnya.

" Dim.." Panggil Diandra membuat Dimas tersenyum dan mengulurkan lengannya untuk Diandra.

"Silahkan duduk tuan putri.." Dimas menarik kursi untuk Diandra yang tersenyum melihat tingkah romantis Dimas.

Selama ini Diandra bukan tidak tahu jika Dimas menyimpan perasaan lebih terhadapnya. Namun kejadian yang menimpanya membuatnya terlalu takut untuk kembali memulai kehidupan cintanya.

Tak lama pelayan datang membawakan makanan yang sebelumnya memang sudah dipesan oleh Dimas. Keduanya makan dalam suasana yang sangat romantis.

"Di.." Dimas menggenggam tangan Diandra yang ada diatas meja setelah keduanya menyelesaikan acara makannya.

"Ada yang mau aku bicarain.." Ucap Dimas serius. Dan Diandra tahu apa yang akan disampaikan oleh lelaki yang sudah ia anggap sebagai seorang sahabat itu.

"Jangan Dim..aku nggak mau persahabatan kita ancur". Peringat Diandra

" Bahkan aku belum mengatakan apapun". Dimas terkekeh mendengar peringatan Diandra. Ya, Dimas pun menyadari jika mungkin saja persahabatan mereka akan renggang dengan dirinya menyatakan perasaannya pada Diandra. Namun Dimas sudah tidak tahan lagi untuk menyimpannya seorang diri.

"Aku serius Dim.." Dimas kembali tersenyum. Sebegitu tidak inginnya kah Diandra mendengar pengakuan cintanya.

"Aku juga serius Di..kita bukan anak remaja lagi. Aku yakin kamu menyadari tentang semua perasaanku padamu.." Dimas semakin mengeratkan genggamannya ditangan Diandra yang tiba-tiba terasa dingin.

"Aku sayang sama kamu Di..aku mau kamu membagikan seluruh lukamu bersama denganku". Diandra menatap Dimas yang juga tengah menatap serius padanya.

" Kamu laki-laki baik Dim. Kamu bisa mendapat kan yang lebih baik dariku.." Diandra tersenyum getir. Bayangan penghianatan kakaknya bersama lelaki yang begitu ia cinta terus menghantuinya.

"Aku yakin kamu juga akan bisa mencintaiku Di.."

"Aku menyayangimu Dim..sangat. Kamu adalah sahabat terbaik yang aku punya.." Diandra menatap Dimas dengan mata berkaca-kaca. Ia berkata jujur, Dimas lah sahabat terbaiknya. Lelaki yang selalu ada saat dirinya terpuruk.

"Tapi aku menginginkan lebih dari sahabat Di.." Diandra tersenyum lagi. Ini yang ia takutkan, ia takut Dimas menyatakan perasaan padanya. Dirinya tak siap, bahkan mungkin tidak akan pernah siap.

"Kamu yang paling mengenal aku Dim. Kamu tahu sedalam apa lukaku.."

"Aku tidak memaksamu membalas perasaanku Di. Aku hanya ingin kamu tahu bahwa ada laki-laki lain yang sangat mencintai dan menyayangimu. Aku hanya tidak bisa melihat Diandra yang aku kenal terpuruk dan lebih hancur lagi.." Dimas kini bahkan sudah berjongkok disamping Diandra dengan menggenggam kedua tangan gadis itu.

"Lupakan mereka jika itu membuat lukamu sulit sembuh Di..aku akan selalu ada untuk dirimu". Dimas mengecup lembut punggung tangan Diandra yang sudah tidak bisa menahan cairan bening yang akhirnya membasahi pipinya.

" Malam ini. Hanya malam ini air mata ini boleh keluar. Setelah ini..kembalilah menjadi Diandra galak yang aku kenal". Dimas memeluk Diandra yang akhirnya menangis. Melepaskan sakit yang membelenggu hatinya selama berbulan-bulan lamanya.

"Terimakasih.." Diandra membalas pelukan Dimas.

Lama ia menangis dalam pelukan Dimas, hibgga suara lelaki itu menyadarkan dirinya dari tangisan.

"Tapi Di..aku sudah mulai pegal dengan posisi ini". Ucap Dimas membuat Diandra sadar dan melepaskan pelukannya. Bagaimana tidak pegal, Diandra duduk dikursi Sementara Dimas berjongkok disampingnya sambil memeluk Diandra.

" Kau merusak momen romantis barusan ". Cibir Diandra membuat Dimas tergelak.

" Aku sudah pegal. Aku akan membuat momen romantis lain yang tidak merugikanku". Diandra ikut tertawa mendengar kekonyolan Dimas.

"Mau berdansa??". Dimas mengulurkan tangannya yang langsung disambut antusias oleh Diandra.

" Aku bukan penari handal, tuan". Seloroh Diandra.

"Aku sudah biasa merasakan penganiayaanmu Di.." Dimas membalas guyonan Diandra.

Malam itu keduanya menghabiskan waktu dengan berdansa, menikmati momen mereka tanpa memikirkan hal lain termasuk masa lalu.

Dimas merasa lega setelah menyatakan perasaannya, meski belum dibalas. Namun setidaknya kini Diandra tahu jika Dimas mencintai nya.

"Baiklah nona..sudah terlalu malam. Sebaiknya kita pulang sebelum temanmu itu menggantungku hidup-hidup karena membawamu hingga larut". Setelah lama berdansa, Dimas memilih mengajak Diandra pulang. Ia tidak ingin Naya memarahinya karena memulangkan Diandra terlalu larut.

" Dia sudah menelponku beberapa kali". Kekeh Diandra ketika memeriksa ponselnya dan ada panggilan tak terjawab dari Naya beberapa kali.

Keduanya keluar dari restoran dengan bergandengan tangan, persis seperti sepasang kekasih. Tidak akan ada yang tahu jika keduanya hanyalah sebatas sahabat saja.

Dimas kembali membukakan pintu untuk Diandra masuk, perlakuannya sedikit membuat hati Diandra senang. Mungkin ia memang harus mulai membuka hatinya untuk Dimas. Mungkin lelaki itulah yang bisa benar-benar menyembuhkan lukanya.

Sama seperti saat pergi, ketika pulangpun keduanya banyak bercerita. Seolah tidak terjadi apapun sebelumnya. Pengakuan Dimas tak berpengaruh apapun pada hubungan keduanya. Semua sama seperti sebelumnya dan Dimas merasa lega.

"Tidak usah bukakan pintu. Aku bisa sendiri Dim.." Diandra melarang Dimas yang hendak turun dan membukakan pintu untuknya. Dimas mengangguk dan mengelus pucuk kepala Diandra.

"Turun lah.. besok aku akan menjemputmu dan Naya.."

Diandra melambaikan tangannya pada Dimas yang masihterus menatapnya. Ia berbalik dan berjalan memasuki gedung apartemennya dan beberapa kali berbalik. Rupanya Dimas masih setia menunggunya hingga masuk kedalam apartemen.

Diandra kembali melambaikan tangannya saat akan memasuki Lift dan masih bisa melihat mobil Dimas. Bibirnya menyunggingkan senyum kebahagiaan mengingat semua perlakuan Dimas pada dirinya tadi.

Ia menekan tombol angka dimana apartemen nya berada. Ia sudah tidak sabar menceritakan semuanya pada Naya.

"Aduh temen aku baik banget sih..pake disambut segala". Ucap Diandra yang merasa Naya memang sengaja menunggunya. Bahkan temannya itu membukakan pintu untuknya. Suara Diandra terdengar sangat ceria. Bahkan senyuman tak pernah luntur dari wajahnya.

" Di.."

"Kenapa?? Kamu penasaran ya??". Diandra masih terlihat sumringah. Ia tak menyadari wajah kaku Naya yang terlihat tegang.

" A-ada tamu Di". Ucap Naya pelan

"Tamu?? Tamu siapa??". Tanya Diandra yang masih belum melihat siapa yang datang.

" Emang si-a...." Diandra tak dapat lagi melanjutkan ucapannya saat melihat wanita yang berdiri menatapnya dengan mata berkaca-kaca.

"Selesaikan masalahmu. Lari tidak akan membuat hatimu tenang Di.."

"Aku tinggal dulu.." Naya menepuk pundak sahabatnya. Ia memilih keluar, memberi waktu pada dua orang yang sepertinya sama-sama menyimpan banyak tanya juga kerinduan.

"Aku yakin kamu bisa Di.." Naya keluar, meninggalkan Diandra yang masih mematung.

#######

Kasih up lagi ya manteman..obat setelah berhari-hari nggak up..semoga nggak bosen gaes..

Lope lope sekebon..

Terpopuler

Comments

Masiah Cia

Masiah Cia

penasaran kenapa Abi tega mengkhianati Diandra

2022-06-14

1

Juwita Vena

Juwita Vena

emang siapa tamuny diandra mamahny ato siapa

2022-06-05

0

lihat semua
Episodes
1 ramalan
2 Hamil
3 mbok Tun
4 Pergi
5 teman baru
6 penguntit
7 ada aku
8 khawatir
9 Naya
10 kencan
11 Perasaan Dimas
12 kedatangan mama Dita
13 makam
14 Siapa namamu?
15 baby Gaara
16 bimbang
17 Keputusan
18 SAH
19 Naya dan Dimas
20 demam
21 kita perlu bicara
22 kemajuan
23 membantu
24 bertemu teman lama
25 sandiwara
26 saatnya beraksi
27 Dalam bahaya
28 hukuman setimpal
29 dilema
30 sopir istimewa
31 Janji
32 Seandainya kamu tahu
33 menginap
34 pernikahan teman
35 bertemu musuh lama
36 Melupakan sejenak
37 kesalahpahaman
38 keseharian
39 trauma masa lalu
40 trauma masa lalu 2
41 pagi terindah
42 tamu tak diundang
43 ingin bahagia
44 misterius
45 Panca
46 cemburu
47 memulai cerita
48 benar atau hanya pembenaran
49 Akhir kita
50 Harus apa?
51 Nasehat teman
52 perasaan rindu
53 Disini?
54 halusinasi
55 Akhirnya kembali
56 Flashback
57 Gaara aman
58 gila?
59 Gaara
60 kamu anak mama, selamanya..
61 Hamil?
62 adik untuk Gaara
63 Ajaran mama
64 Baim dan nenek
65 mama dan papa baru
66 Malaikat Pelindung
67 kontraksi
68 trio macan
69 baby twins has come
70 kalian anak mama
71 Sakha dan Kara
72 Santan sachet
73 Ibrahim Maulana Argantara
74 Kejutan untuk mama
75 reuni
76 Saatnya kehancuranmu
77 apa kau yakin?
78 Apa aku bukan anak papa?
79 Abram
80 yang sebenarnya
81 surat
82 Bukan sekedar ancaman
83 sidang
84 Putusan sidang
85 hilang
86 rencana Gaara
87 melarikan diri
88 Akhirnya kamu kembali
89 akhir kisah Monika
90 Abram dan nasibnya
91 biang rusuh
92 Sekolah baru
93 Cinta dalam diam
94 kekhawatiran Nala
95 marah
96 wajar dia marah
97 tips
98 misi
99 hobi
100 Hanya sebatas adik?
101 kejut--an
102 kado
103 Nonton
104 introgasi
105 se frekuensi
106 pertolongan
107 mengungkapkan rasa
108 memikirkan cara
109 sebenarnya apa maumu
110 sekarang kita pacaran?
111 harus selalu bahagia
112 ayah
113 perjodohan
114 memulai perjuangan
115 berjuang bersama
116 calon mantu
117 Arkan
118 bolos
119 bismillah
120 ya, aku punya kekasih
121 kecewa
122 hanya butuh waktu
123 undangan
124 pembatalan adopsi
125 alasan
126 Akting bagus
127 peran sempurna
128 kehangatan keluarga
129 kembar aneh
130 calon imam
131 calon menantu idaman
132 pembalap
133 pelukan
134 panas
135 terbakar
136 terlalu berbahaya
137 waktunya mundur
138 kehilangan
139 kehidupan baru
140 setelah kepergian
141 mencari
142 apa aku siap?
143 salah paham
144 pingsan
145 galau
146 Antarkan dia
147 pelukan yang dirindukan
148 kursi roda
149 satu kamar
150 tekad
151 hal tak terduga
152 tatapan permusuhan
153 mengakhiri kesalahpahaman
154 Menahan malu
155 kapan lagi
156 seandainya, waktu itu
157 Kenapa harus seperti ini
158 Ayo bicara
159 it's oke
160 bully
161 calon istri
162 Ayo kita selesaikan
163 jadi semua itu benar??
164 pengakuan
165 travelling
166 adu jotos
167 debat
168 iseng
169 sama gila nya
170 lelaki tak tahu malu
171 menyenangkan
172 se tan
173 asisten edan
174 sesi baku hantam
175 luka pembawa berkah
176 mencuri kesempatan
177 kepergok
178 flashback
179 masih flashback
180 payah
181 usir saja dia
182 bolos??
183 Anala, i love you
184 mereka harus tau
185 Sedikit serangan
186 serangan pertama
187 serangan kedua
188 jangan dipaksakan
189 abang dimana
190 lawan seimbang
191 abang, ayo menikah
192 cepetan sadar!
193 mengantar bekal
194 bonus
195 fitting
196 aib
197 overdosis
198 menyesal?
199 tersiksa rindu
200 bukan up
201 End
202 bonchap1
203 bonchap2
204 bonchap 3 'end
Episodes

Updated 204 Episodes

1
ramalan
2
Hamil
3
mbok Tun
4
Pergi
5
teman baru
6
penguntit
7
ada aku
8
khawatir
9
Naya
10
kencan
11
Perasaan Dimas
12
kedatangan mama Dita
13
makam
14
Siapa namamu?
15
baby Gaara
16
bimbang
17
Keputusan
18
SAH
19
Naya dan Dimas
20
demam
21
kita perlu bicara
22
kemajuan
23
membantu
24
bertemu teman lama
25
sandiwara
26
saatnya beraksi
27
Dalam bahaya
28
hukuman setimpal
29
dilema
30
sopir istimewa
31
Janji
32
Seandainya kamu tahu
33
menginap
34
pernikahan teman
35
bertemu musuh lama
36
Melupakan sejenak
37
kesalahpahaman
38
keseharian
39
trauma masa lalu
40
trauma masa lalu 2
41
pagi terindah
42
tamu tak diundang
43
ingin bahagia
44
misterius
45
Panca
46
cemburu
47
memulai cerita
48
benar atau hanya pembenaran
49
Akhir kita
50
Harus apa?
51
Nasehat teman
52
perasaan rindu
53
Disini?
54
halusinasi
55
Akhirnya kembali
56
Flashback
57
Gaara aman
58
gila?
59
Gaara
60
kamu anak mama, selamanya..
61
Hamil?
62
adik untuk Gaara
63
Ajaran mama
64
Baim dan nenek
65
mama dan papa baru
66
Malaikat Pelindung
67
kontraksi
68
trio macan
69
baby twins has come
70
kalian anak mama
71
Sakha dan Kara
72
Santan sachet
73
Ibrahim Maulana Argantara
74
Kejutan untuk mama
75
reuni
76
Saatnya kehancuranmu
77
apa kau yakin?
78
Apa aku bukan anak papa?
79
Abram
80
yang sebenarnya
81
surat
82
Bukan sekedar ancaman
83
sidang
84
Putusan sidang
85
hilang
86
rencana Gaara
87
melarikan diri
88
Akhirnya kamu kembali
89
akhir kisah Monika
90
Abram dan nasibnya
91
biang rusuh
92
Sekolah baru
93
Cinta dalam diam
94
kekhawatiran Nala
95
marah
96
wajar dia marah
97
tips
98
misi
99
hobi
100
Hanya sebatas adik?
101
kejut--an
102
kado
103
Nonton
104
introgasi
105
se frekuensi
106
pertolongan
107
mengungkapkan rasa
108
memikirkan cara
109
sebenarnya apa maumu
110
sekarang kita pacaran?
111
harus selalu bahagia
112
ayah
113
perjodohan
114
memulai perjuangan
115
berjuang bersama
116
calon mantu
117
Arkan
118
bolos
119
bismillah
120
ya, aku punya kekasih
121
kecewa
122
hanya butuh waktu
123
undangan
124
pembatalan adopsi
125
alasan
126
Akting bagus
127
peran sempurna
128
kehangatan keluarga
129
kembar aneh
130
calon imam
131
calon menantu idaman
132
pembalap
133
pelukan
134
panas
135
terbakar
136
terlalu berbahaya
137
waktunya mundur
138
kehilangan
139
kehidupan baru
140
setelah kepergian
141
mencari
142
apa aku siap?
143
salah paham
144
pingsan
145
galau
146
Antarkan dia
147
pelukan yang dirindukan
148
kursi roda
149
satu kamar
150
tekad
151
hal tak terduga
152
tatapan permusuhan
153
mengakhiri kesalahpahaman
154
Menahan malu
155
kapan lagi
156
seandainya, waktu itu
157
Kenapa harus seperti ini
158
Ayo bicara
159
it's oke
160
bully
161
calon istri
162
Ayo kita selesaikan
163
jadi semua itu benar??
164
pengakuan
165
travelling
166
adu jotos
167
debat
168
iseng
169
sama gila nya
170
lelaki tak tahu malu
171
menyenangkan
172
se tan
173
asisten edan
174
sesi baku hantam
175
luka pembawa berkah
176
mencuri kesempatan
177
kepergok
178
flashback
179
masih flashback
180
payah
181
usir saja dia
182
bolos??
183
Anala, i love you
184
mereka harus tau
185
Sedikit serangan
186
serangan pertama
187
serangan kedua
188
jangan dipaksakan
189
abang dimana
190
lawan seimbang
191
abang, ayo menikah
192
cepetan sadar!
193
mengantar bekal
194
bonus
195
fitting
196
aib
197
overdosis
198
menyesal?
199
tersiksa rindu
200
bukan up
201
End
202
bonchap1
203
bonchap2
204
bonchap 3 'end

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!