Aku memeluk Yama erat, menumpahkan segala rasa yang membuat hatiku menjadi sakit. Tubuhku disini tapi separuh hati dan jiwaku dibawanya pergi.
"Jangan terlalu lama menangis, banyak orang yang melihatmu." Yama berbisik di telingaku.
Aku mengangguk dan mengusap air mataku dengan sapu tangan yang disodorkan Yama padaku.
"Terimakasih," ucapku dengan senyum paksa.
Dia menuntunku untuk duduk satu meja bersama nenek Megumi, dan mama Hana, sedangkan Nia berada di meja lain bersama keluarganya.
"Selamat 17th sayang." ucap mama.
"Terimakasih ma." aku memberikan tersenyum terbaikku.
Aku mengedarkan pandanganku sekali lagi, mencari seseorang yang begitu dekat denganku, tapi nihil. Tak terlihat seklebat bayangan pun darinya.
"Jangan mencari apa yang tak bisa kamu dapat, tapi bersyukurlah dengan apa yang ada dihadapanmu saat ini." ucap nenek.
Aku sangat mengetahui apa maksud nenek, aku membungkuk dalam tanda mengerti.
Malam ini aku berusaha menikmati setiap acara yang mereka suguhkan untuk perayaan ulang tahunku yang ke-17.
Acaranya menarik, beragam pertunjukan dan doorprize pun turut meramaikan acara. Entah berapa anggaran untuk acara seperti ini.
Acara telah usai, semua tamu telah pulang. mama dan nenek berada dalam satu mobil yang dikemudikan oleh pak Budi, sedangkan aku masih berada satu mobil dengan Yama.
Mobil berjalan beriringan hingga tiba dirumah, aku pamit untuk masuk kedalam kamar.
Tok ... tok ... tok ....
"Masuk." jawabku.
"Permisi nona, ijinkan saya membantu nona." ucapnya.
"Ya, aku memang butuh bantuanmu." ucapku dengan tubuh masih berada diatas kasur melepas penat.
"Saya akan menyiapkan air hangat untuk anda."
"Terimakasih Nora." ucapku.
Aku mendengar Nora sedang sibuk didalam kamar mandi, entah sabun dan wewangian apa saja yang dituangnya.
"Silahkan nona." Nora mempersilakanku untuk mandi.
"Bisakah kamu membantuku? rambutku kusut banget nih, tolong sampoin ya." pintaku.
Nora mengangguk, tanda setuju.
Aku bernita membasuh wajahku langsung dengan sabun, tetapi Nora dengan telaten membantu dan mengajariku membersihkan wajah secara bertahap dengan pembersih.
Kemudian membasuh wajah dengan sabun wajah di wastafel, lalu lanjut keramas.
"Nora, kamu tau dari mana hal-hal seperti ini?" aku bertanya padanya perihal kecantikan.
"Sebelum diterima bekerja, kami diberi pelatihan terlebih dahulu." ucapnya.
"Ohh ... jadi kamu ini pinter donk."
"Kalau saya pintar, saya tidak akan mungkin menjadi pelayan nona." ucapnya lagi.
"Kalau cuman berdua, nggak usah terlalu formal. Santai aja, aku nggak gila hormat." ucapku.
"Saya sudah terbiasa nona." ucapnya lagi.
Pembicaraan receh masih berlangsung selama beberapa saat, hingga tugasnya membersihkan rambutku selesai.
Aku bergegas menuntaskan mandiku, memakai piyama yang disediakan Nora dan bergabung bersamanya di dalam kamar.
"Nora, jangan keluar dulu. Bantu aku." ucapku sambil menaik turunkan alisku ke arah tumpukan kado di sudut ruangan.
Tak ada penolakan darinya, kami berdua tertawa kecil membuka satu persatu hadiah yang ada.
"Wah ... ini hadiah dari Nia. Bagus sekali, aku suka boneka bebek." Aku memeluk gemas boneka bebek pemberian Nia.
"Nona, ini ada hadiah dari nenek."
"Tertulis, untuk cucuku tersayang. Mari kita lihat isinya." ucapku bersemangat.
"Waoow ... ini antik banget," Aku mendapat sebuah kotak antik, "Ini ... patung kucing?imut sekali." ucapku gemas.
Aku membuka kotak selanjutnya, hadiah dari mama.
"Ini ... apa ini?" tanya ku heran.
"Ohh ... itu adalah tusuk konde, sepertinya itu barang turun temurun."
"Turun temurun?" tanyaku.
"Benda seperti itu akan diberikan kepada anak perempuan atau menantunya saat usianya sudah beranjak dewasa atau akan menikah." jelas Nora.
"Untukku?" mukaku bersemu merah.
Aaa .... kenapa hari ini semua orang menjadi gila? aku masih muda, aku nggak ingin cepat-cepat menikah. Jeritku dalam hati.
"Sudahlah, tolong kamu rapikan semuanya ya Nora, aku akan membuka sisanya." ucapku kemudian saat melihat jam menunjukkan pukul 10 malam.
Satu per satu hadiah kubuka, isinya kurang lebih seperti itu. Boneka, baju, dan aksesoris, aku yang notabene bukan pencinta fashion tentu tidak tergila-gila dengan semua itu.
"Hahh ... akhirnya selesai." ucapku sambil merebahkan diri diatas kasur.
Nora menginstruksikan kepada pelayan yang lain untuk membersihkan ruang kamarku.
"Terimakasih Nora." ucapku saat dia pamit undur diri.
Aku menerawang melihat langit-langit kamarku dengan menyelipkan sebelah tanganku kedalam bantal.
Apa ini? batinku saat aku merasakan suatu benda.
"Hadiah lainnya? dari siapa?" aku tidak melihat nama disana.
Aku membukanya perlahan, ternyata isinya adalah sebuah kotak musik dengan aksesoris sepeda didalamnya.
Aku membuka kotak musik itu sambil menahan air mataku.
Lagu itu mulai mengalun, bersamaan dengan sepeda yang berjalan mengitari taman kecil ditengahnya.
JANGAN LUPAKAN AKU - Andmesh Kamaleng.
Tak sengaja, kita bertemu
Hari-hariku sejalan denganmu
Kau selalu ada saat kubutuh kamu
Kau pergi, ku sendiri
Tak tahu apa yang harus kulakukan tanpamu
Tapi ku tau, hatimu untukku
Kupercaya itu
Ku disini merindukanmu sangat rindu
Apakah engkau juga begitu oh sayangku
Bukan berarti ku disini meragukanmu
Oh sayangku jangan kau lupakan aku
Tapi ku tau, hatimu untukku
Kupercaya itu
Lagu itu mengalun merdu, membuat dadaku sesak hingga aku memukulnya pelan.
"Jika mencintai sesakit ini, aku akan melepaskanmu. Terlalu sakit, aku selalu kehilangan orang yang kusayangi. Kali ini, aku akan menggenggam apa yang ada dihadapanku."
Aku menutup kotak musik itu dan menyimpannya dengan baik di dalam lemariku, seperti perasaanku padanya.
Aku memejamkan mata, mencoba tertidur dan melupakan sakitku malam ini walau hanya sekejap.
Keesokan paginya aku bangun dengan mata sembab, tak kuduga jika hasil menangis semalam seperti ini.
Aku tahu pasti tidak akan ada Kenjiro mulai hari ini, membuatku tersiksa.
"Selamat pagi sayang." ucap Yama yang membuatku sedikit berjingkat.
"A ... apa? maaf, siapa? aku?" tanyaku ling lung.
"Ya, kamu Cendrawati Sarah Wicaksana. Sekarang resmi menjadi pacarku." ucapnya dengan senyum penuh kelegaan.
Sepertinya dia tidur dengan lelap tadi malam.
"Panggil Sarah aja cukup." ucapku.
"Kore o kata’omoi de owarasetakunai." kata Yama dengan cemberut.
"Hah apa? maaf, aku nggak bisa bahasa jepang." ucapku.
"Artinya, Aku tidak mau semua ini berakhir sebagai cinta tak terbalas." ucapnya lagi dengan wajah kakunya.
"Maaf, aku butuh waktu. Mencintai seseorang itu nggak semudah balik buku." ucapku pasrah.
Yama tersenyum lebar kearahku.
"Itu artinya kamu menerimaku kan? terimakasih." ucapnya sambil memeluk erat diriku.
"Eehem ...." Nenek dan mama yang baru tiba, mengambil posisi duduk disebelahku.
"Pagi-pagi udah mesra-mesra an." ucap mama menggoda.
"ng ... nggak kok ma." ucapku salah tingkah.
Yama hanya tersenyum lebar, sedangkan aku mendorongnya agar menjauh sedikit dariku.
"Udah ah, Sakura kenyang. Terimakasih makanannya, Sakura berangkat sekolah dulu ma, nek." pamitku dengan mencium pipi mereka.
Yama sudah menungguku di tempat parkir.
"Silahkan tuan putri." ucap Yama seraya membukakan pintu mobil untukku.
"Cepat sekali kamu kalau jalan," Ucapku padanya seraya masuk kedalam mobil, "Aku belum sampai, tau-tau kamu udah ada disini."
"Aku tidak ingin kamu menunggu lama." Jawabnya dengan melajukan mobil menuju sekolah.
Selama sebulan aku berkonsentrasi pada ujian kenaikan kelasku, sehingga aku mendapatkan nilai yang baik.
Dikelas XII ini pun aku masih berada satu kelas dengan Nia. Sepertinya memang sudah diatur seperti itu oleh ayahnya.
"Sarah ... kita sekelas lagi." ucap Nia senang.
"Haha ... anak kesayangan Ayah minta apa pun pasti oke." Sindirku.
"Iya ... iya ... aku ngaku, emang aku mintanya sekelas sama kamu." jawab Nia sambil memeluk tanganku erat.
Aku lega sekali dengan keadaan kali ini, tak ada pembullyan lagi. Suasana sekolah menjadi sangat damai, tapi sayangnya waktu untuk belajar di kelas XII sangatlah singkat.
Tak terasa, akupun telah menghadapi Ujian Akhir Sekolah dan lulus dengan nilai yang sangat memuaskan.
Aku menerima banyak surat dari universitas ternama diluar negeri untuk bergabung dengan mereka, tapi aku belum memutuskan akan melanjutkan studiku dimana.
Kuharap, aku dapat melanjutkan sekolah di London dan bertemu dengan Kenjiro.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Syalalala~
Tiba-tiba ngajakin pacaran maksa lagi, masih pagi itu woy
2022-03-16
2
🏕️👑🐒 𖣤᭄Kyo≛ᔆᣖᣔᣘᐪᣔ💣
hal yang mustahil kayaknya Sarah sekolah sama kenjiro😝
semangat Thor sampai tamat ya Thor
2022-03-11
1
🏕️👑🐒 𖣤᭄Kyo≛ᔆᣖᣔᣘᐪᣔ💣
bernita apa berniat
2022-03-11
0