11

Kenjiro tak bersuara lagi,akupun merasa sedih mengingat mendiang orang tuaku.

Bu..Bapak..Maafkan Sarah,sudah lama Sarah nggak menemui ibu bapak.Sarah baik-baik saja disini,ada orang baik yang mau menerima Sarah.Ibu Bapak yang tenang di sana,Sarah rindu ibu dan bapak. Ucapku dalam hati.

Kami berdua membisu hingga sampai dirumah,makan malam berdua tanpa mama dan nenek.

Hari ketiga,nenek dan Yamakazu sudah diperbolehkan pulang.Dokter memintaku untuk membantu Yama berlatih berjalan,tentu saja aku dengan senang hati akan membantunya.

Hari-hariku kini disibukkan dengan merawat Yamakazu,kita menjadi semakin dekat dari hari ke hari membuat Kenjiro semakin bertingkah aneh.

"Pagi Oniichan (sebutan untuk kakak laki-laki)."ucapku pada Yama.

"Ohaiyo."balasnya.

"Setelah sarapan,kita belajar berjalan lagi yuk di belakang rumah."ajakku memberi semangat.

"Ok."Jawabnya singkat.

Yamakazu memang keturunan Jepang-Indo,tetapi karena dia besar di Jepang membuatnya tidak fasih berbahasa Indonesia.

Terkadang aku mengajarinya berbicara dalam bahasa Indonesia,sebaliknya dia mengajariku bahasa Jepang.

Aku menuntunnya berjalan diatas rerumputan di halaman belakang rumah,sambil berdoa semoga Yama lekas sembuh dan dapat berjalan normal kembali.

Kami menjadi semakin dekat,hingga suatu hari Kenjiro melakukan suatu hal yang sangat mengecewakanku.

Ken menawarkan diri untuk mengajak Yamakazu berjalan-jalan mengitari kompleks rumah kami di pagi hari,akupun berniat lari pagi saat itu.

Udah lama banget aku nggak lari pagi,jogging ah hari ini.ucapku.

Memang niatku jogging sekalian menyusul Ken dan Yama,tapi aku justru melihat pemandangan yang tak dapat kupercaya.

Ken mendorong kursi roda Yama menuju jalanan yang menurun cukup curam.

Dari kejauhan aku melihat,Ken berdebat dengan Yama.Aku bergegas menghampiri mereka,melihat posisi Yama sudah berada di tepi jalan menuju jalan menurun.

Selisih beberapa detik sebelum Ken dengan sengaja menyenggol kursi roda Yama hingga meluncur ke jalan itu.

Yama berusaha menarik rem tangan sekuat tenaga,aku mempercepat lariku dan segera menariknya kembali keatas.

"Apa kamu sudah gila?!"tanyaku pada Kenjiro.

"Gila?!ya!aku gila karena kamu selalu mengacuhkanku!aku gila karena Yama selalu menjadi prioritasmu!Bahkan aku menjadi semakin gila ketika tahu kamu mengorbankan kesehatanmu!"teriak Kenjiro frustasi.

"Apa maksudmu Ken?"tanyaku.

"Kamu sering merasa pusing karena lupa tidak mengkonsumsi makanan manis kan?kamu pikir tidak ada yang tahu?aku tahu Sakura!aku tahu!"ucapnya marah.

"Maafkan aku."ucapku seraya memeluknya.

"Sakura-chan,aku ingin pulang.Aku lelah."ucap Yama.

Ken melihatnya dengan tatapan tajam tak bersahabat,aku masih tidak mengerti apa masalah mereka.

"Ken,aku ajak Oniichan pulang duluan ya."ucapku.

Ken tak menjawab.

"Oh ya Kenji-chan,mulai sekarang aku akan lebih memperhatikan kesehatan Sakura-chan jadi kamu tak perlu repot-repot menjadi gila karena dia."ucap Yama sebelum kami pergi.

Aku mendorong kursi roda Yama menuju arah rumah.Kutoleh kebelakang dan melihat Ken masih mematung disana dengan tangan terkepal.

Semenjak kejadian itu,Yama dan Ken tidak pernah bertegur sapa membuat nenek menjadi marah.Mereka bertiga tampak dalam pembicaraan yang serius,menggunakan bahasa jepang yang masih belum kukuasai.

Nenek terlihat sangat marah,beliau memukul kepala Ken dan memarahinya.Ken terlihat sangat marah tapi tak berdaya.Lain halnya Yama,dia selalu murah senyum.

Pagi ini aku ingin bertanya kepada nenek.

"Nek,apa nenek tahu mengapa Oniichan dan Ken bertengkar?"tanyaku.

"Mereka berdua mencintai perempuan yang sama."ucap nenek.

"Benarkah?siapakah perempuan beruntung itu nenek?bisakah aku bertemu dengannya?"tanyaku antusias.

"Tidak bisa,perempuan itu sangat istimewa hingga menjadi rebutan."canda nenek.

"Wahh pasti wanita hebat ya nek.Semoga aku segera bertemu dengan calon kakak iparku.Amin."doaku.

Nenek memukul kepalaku pelan.

"Ayo lekas bersiap untuk berangkat sekolah."ucap nenek.

Aku bergegas masuk kedalam mobil dengan pak Budi yang setia berada di kursi kemudi.Ken menjauhiku beberapa hari ini,anehnya aku jadi semakin sedih.

Nia memberiku nasehat untuk tidak mengabaikan Kenjiro,dia mengingatkanku betapa perhatiannya Ken padaku.

Di lain sisi, Yama juga jadi sangat perhatian padaku.Dirinya selalu memperhatikan jam makanku dan selalu memberikanku coklat setiap hari,persis seperti yang di lakukan Ken dulu.

Tapi aku tidak merasa bahagia,padahal aku merasakan First chemistry saat di bandara dulu.Tidak sama saat aku merasa kehilangan Kenjiro,hari-hariku terasa sepi.

Kami hanya beberapa kali bertemu,saat makan dan saat berkumpul bersama nenek.

Saat berkumpul bersama nenek,semua wajib datang.Tak ada kesibukan yang lebih penting daripada ini.

Nenek berkuasa penuh atas keluarga ini,entah sebesar apa kekuasaannya.

Mama mengajakku berbicara empat mata sore ini,sambil memanjakan diri di rumah dengan masker madu dan susu.

"Sakura-chan."panggil mama.

"Iya."

"Apa Sakura-chan mempunyai seorang kekasih?"tanya mama tiba-tiba.

"Kekasih?aku tidak pernah memikirkannya,apalagi mempunyai kekasih."jawabku.

"Apa Sakura-chan sedang menyukai seorang laki-laki?"

"Apa?nggak ma,kok mama nanya gituan sih?Sarah ini masih fokus sekolah ma,nggak ada niat pacaran-pacaran gitu."jelasku.

"Sakura-chan sudah cukup umur loh untuk berpacaran."mama terkekeh pelan.

"Mamaa..aku masih nggak mau,kok jadi mama yang bingung?"

"Mama hanya menebak saja,soalnya mama lihat akhir-akhir ini Sakura-chan sering murung sendiri."

"Oohh,Sarah hanya bingung dengan kak Yama dan Kenji.Kenapa mereka bertengkar,bahkan Ken menjauhiku."

"Ken hanya butuh waktu sendiri,nanti dia akan kembali seperti biasanya."ucap mama.

Kami melanjutkan obrolan-obrolan lain seputar wanita,dengan tawa-tawa kecil.Sekilas aku melihat Yama dan Ken melihatku dari arah yang berbeda dengan tatapan yang tak dapat kumengerti.

Keesokan harinya tiba-tiba saja Kenjiro menghampiriku saat aku berniat masuk kedalam mobil.

"Ikut aku."ucapnya singkat.

Aku menurutinya untuk berangkat sekolah bersama.Tak ada percakapan,dirinya lebih dingin dari biasanya.

Dia mengantar aku hingga ke kelas,bahkan selalu membawakan ku coklat saat istirahat siang.Persis saat dulu,hanya saja lebih dingin.

Jika Kenjiro semakin dingin,berbeda dengan Yama.Yama menjadi lebih sering tersenyum dari pada biasanya,dia sangat suka mengobrol.

Memperhatikanku lebih dari biasanya.Aku dibuat pusing oleh kelakuan kakak beradik ini.Lama-lama akulah yang akan menjadi gila.

Meskipun Yama sering berlatih berjalan seminggu 4-5 kali,tetapi hasil pemeriksaannya masih tetap sama.Tak ada perkembangan atau tanda-tanda kesembuhan.

Yama selalu berangkat memeriksakan kakinya dengan nenek di pagi hari,sehingga aku tidak mempunyai kesempatan untuk ikut.

Terpopuler

Comments

Tita Dewahasta

Tita Dewahasta

orang itu kamu Sarahhhh🥰🥰

2022-04-24

1

🏕️👑🐒 𖣤​᭄Kyo≛ᔆᣖᣔᣘᐪᣔ💣

🏕️👑🐒 𖣤​᭄Kyo≛ᔆᣖᣔᣘᐪᣔ💣

ehem ehem ada persaingan sepertinya

semangat Thor sampai tamat ya

2022-03-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!