15

POV SARAH.

Yamakazu memanggil asisten pribadinya yang bernama Haruka, seorang wanita jepang. Dia membungkukkan badan memberi hormat sebelum kemudian melayangkan tendangan ke wajah Akuma, menyebabkannya pingsan seketika.

Haruka memanggil anak buah yang lain untuk membereskan kekacauan dan segera setelahnya dia membungkuk kepadaku kemudian keluar ruangan.

Aku masih shock, Nia juga tak mampu bergerak.

"Sekarang akulah yang ingin bicara berdua dengan Sakura_chan, kamu pulanglah dan lupakan kejadian hari ini." ucap Yama kepada Nia.

Masih tak terdengar suara dari Nia, dirinya hanya memelukku sebentar kemudian memberi salam kepada Yama sebelum keluar ruangan.

Yama memeriksa daguku, dia mengangkatnya sedikit keatas dan memiringkannya ke kiri da kanan.

"Tak ada luka, untunglah." ucapnya.

"Siapa itu tadi?" tanyaku.

"Paman Akuma, dialah yang mengubur nenek Megumi hidup-hidup." Terang Yama.

Aku menutup mulut tak percaya dengan apa yang ku dengar, bagaimana bisa seorang anak tega melakukan hal itu.

" Jangan terlalu banyak berfikir, istirahatlah. Kesehatanmu lebih penting." Yama memelukku, membuat jantungku serasa mau copot.

Aku menurutinya untuk segera beristirahat, dia tetap siaga disampingku dan menjagaku.

Seminggu berlalu, aku pulang kerumah bersama Yama. Aku masih membutuhkan waktu untuk pemulihan, dengan berbagai macam pengobatan dan kemewahan yang kudapatkan, membuatku sembuh sempurna sehingga tak ada bekas luka.

Hal yang sangat menggangguku adalah pertempuran kakak beradik, mereka selalu berebut untuk merawatku.

Nenek dan mama selalu memperhatikanku, sehingga aku tidak kekurangan kasih sayang.

Atas perintah Yama, aku melakukan perawatan di salon. Terkadang aku melakukannya bersama mama atau Nia, sesekali aku mengajak nenek.

Kenjiro dengan telaten membantuku belajar, membuatku mudah memahami pelajaran yang tertinggal selama sebulan lebih ini.

Terkadang Yama menginterupsi, menyebabkan suasana menjadi tak nyaman.

"Eh, kayaknya aku belajar sama Nia aja deh." ucapku.

"Jangan, ikut aku belajar di taman belakang." Kenjiro menggandengku pergi, aku melihat lirikan tajam dari Yama.

Ujian tengah semester dimulai hari ini, aku berangkat sekolah dengan Ken seperti biasa. Tiba-tiba saja dia melakukan hal aneh di tempat parkir sekolah.

"Ayo, naik kepunggungku." Ken menepuk punggungnya.

"Hah? untuk apa?" tanyaku bingung.

"Udah cepatan naik."

"Nggak ah." Aku menolak permintaannya.

Saat aku berjalan meninggalkannya dibelakang, tiba-tiba saja Kenjiro menggendongku ala bridal style.

"Ken, kamu apa-apaan sih. Turunin aku." perintaku.

"Nggak, kamu baru sembuh. Sekolah ini terlalu besar buat kamu jalan kaki, nanti kalau kaki sakit lagi yang repot juga aku." Ken menolak permintaanku.

Aku benar-benar malu, setiap siswa melihat kami berdua. Ada yang bersiul menggoda kami, ada yang bertepuk tangan dan ada juga yang berbisik-bisik.

"Udah deket kelas nih, turunin aku Ken." pintaku.

"Tanggung." jawabnya singkat.

Dia mengantarku hingga kedalam kelas dan mendudukkanku di kursi kesayanganku, paling depan.

"Nanti waktu istirahat dan pulang sekolah tunggu aku, nggak boleh jalan sendiri." Ken melarangku.

"Kalau aku mau ketoilet?" Godaku.

"Telpon aku, nanti aku kemari." Jawabnya

"Dasar gila! udah balik kelas sana." Aku menghardiknya.

Seketika seisi kelas ricuh dengan tindakan kami, tak terkecuali Nia.

"Sar, kamu beneran pacaran sama Kenjiro?"

"Nggak lah, orang gila kayak dia ... ihh, ogah." ucapku bercanda.

"Hahaha ... bukti lebih kuat dari kata-kata." Nia menggodaku.

Setiap hari selama seminggu, Ken memperlakukanku seperti orang lumpuh. Menggendongku pulang pergi dari tempat parkir menuju kelas, aku sudah mulai terbiasa dengan perlakuannya itu.

Ujian tengah semester telah usai, nilai baik-baik saja bahkan diatas rata-rata. Kegiatan di sekolah berjalan seperti biasa.

Pagi ini beberapa siswa mendatangiku di dalam kelas. Mereka dari klub mading dan majalah sekolah, meminta waktuku untuk wawancara.

"Kak, nanti ada waktu nggak?" tanya seorang siswi.

"Untuk apa?" tanyaku.

"Kami ingin menjadikan kakak sebagai topik utama majalah dan mading kami."

"Aku? apa istimewanya aku?"

"Banyak sekali kak, kakak udah cantik, pintar, punya cowok keren lagi."

"Kalian terlalu berlebihan."

"Nanti siang ya kak, temui kami di ruang klub mading." ucapnya.

"Oke."

Siang ini sepulang sekolah, aku sedang berjalan menuju ruang klub mading bersama Nia untuk menepati janjiku.

"Permisi, selamat siang." Ucapku sebelum memasuki ruangan.

"Masuk kak, silahkan duduk." Ketua klub mempersilahkanku duduk.

"Sebenarnya kami ingin mewawancarai kakak perihal cara diet, kecantikan dan kejadian sebenarnya saat studi tour kemarin."

"Oke boleh-boleh aja." Jawabku.

Sesi tanya jawab dimulai, menghabiskan waktu kurang lebih 1 jam. Aku menceritakan apa yang telah kualami, beberapa hal mengenai Yama tak kusampaikan.

Mereka juga bertanya mengenai hubunganku dengan Kenjiro, aku menjawab jika kami hanyalah teman rasa saudara.

Sebelum pulang, mereka memintaku berpose dan memotretku. Setelah semua selesai, aku dan Nia bergegas menuju tempat parkir. Kulihat seorang lelaki berada di depan mobilnya, dengan posisi sedikit duduk diatas kap mobil sambil memainkan ponselnya.

"Gawat, aku lupa nggak kasih tau Ken." Ucapku panik.

"Kasih tau apa?" tanya nia bingung.

"Kalo aku masih ada urusan di ruang klub." Aku menjawab dengan cemas.

"Ciee ... ada yang takut pacarnya khawatir nih ya." Nia menggodaku.

Aku memukul bahu Nia pelan, "apaan sih, nggak lah."

Kenjiro melihat kearahku.

"Bagus sekali, sudah jalan kemana saja kamu?" Ucap Ken sambil memasukkan kedua tangannya kedalam saku celananya.

"A..aku tadi masih ada urusan di ruang klub mading." jawabku gugup.

"Kenapa tidak memberitahuku?" Ken menyipitkan matanya.

"Aku lupa Ken." ucapku dengan nada sedikit merengek.

"Udah ayo masuk."

Aku menurutinya untuk segera masuk kedalam mobil.

"Cieee ... udah, cepet jadian aja kalian berdua." teriak Nia saat mobil kami melaju pergi.

Didalam mobil perasaanku menjadi tak nyaman.

"Ken ... sorry, aku nggak ada maksud untuk pergi sendiri. Aku pikir ruang klub mading dekat dengan kelasku, jadi aku jalan sendiri." aku menundukkan kepalaku menyesal.

Mobilnya berhenti dipinggir jalan.

"Lain kali kabarin aku, supaya aku nggak khawatir." ucapnya sambil mengusap rambutku.

Aku menganggukkan kepala dengan tersipu malu.

"Ayo, kita makan dulu baru kemudian pulang."

"Ayooo."

1 minggu kemudian para siswa klub mading menemuiku lagi.

"Makasih kak, majalah kami laku keras kali ini. Aku menyisakannya satu untuk kakak." ucapnya lalu segera berlari keluar kelas.

"Waow ... barbie asia." Kata Nia yang tiba-tiba saja duduk disebelahkan.

Dalam sekejap, aku menjadi primadona di sekolah. Wajahku berada pada sampul depan majalah sekolah tersebut, dengan kulit khas asia, tubuh ramping, wajah halus dan mata besar membuatku tampak seperti boneka Barbie Asia.

"Apaan sih Nia."

"Tuh, kamu memang cantik. Pantas Ken tergila-gila sama kamu."

"Aku bingung Nia, sebenarnya mereka berdua sudah menyatakan cinta padaku."

"Apa?!" Nia kaget.

Terpopuler

Comments

🏕️👑🐒 𖣤​᭄Kyo≛ᔆᣖᣔᣘᐪᣔ💣

🏕️👑🐒 𖣤​᭄Kyo≛ᔆᣖᣔᣘᐪᣔ💣

uhuy keren sih tapi😝

semangat Thor sampai tamat ya Thor

2022-03-11

1

👑🐒 BEE 💣

👑🐒 BEE 💣

udah jejak, next thor

2022-03-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!