10

Hari-hari yang kulalui terasa sangat menyenangkan sekarang.Tanpa musuh,tanpa gangguan dan yang terpenting mendapat pengakuan dari seluruh warga sekolah bahwa aku tidak mudah untuk di jatuhkan.

Kenjiro semakin bertingkah aneh,dirinya menjadi sangat perhatian kepadaku.Aku tak mau orang lain menganggapku wanita ketiga yang menyebabkan putusnya hubungan Sherly dan Kenjiro,itulah sebabnya aku tidak memberinya harapan.

Pagi ini keadaan rumah sangat ramai,para pelayan tampak membersihkan rumah dan mempersiapkan sesuatu.

"Ada apa ini Nora?kenapa para pelayan sibuk sekali hari ini?"tanyaku pada Nora.

"Tuan Yamakazu akan pulang nona Sakura."ucap Nora.

"Yamakazu?siapa itu?"tanyaku lagi.

"Tuan Yamakazu Bagaskara adalah anak pertama dari nyonya Hana serta cucu pertama dari nyonya besar Megumi."jelas Nora.

"Ohhh kakaknya Ken?"aku memastikan.

"Benar nona."jawab Nora.

Setelah sarapan nenek memintaku untuk ijin tak bersekolah hari ini,beliau memintaku menemaninya menjemput Yamakazu di bandara.

Kami berdua berangkat bersama menuju bandara,diantar oleh pak Budi yang setia.

Sesampainya di sana kami menunggu beberapa saat hingga muncul seseorang yang membuatku jatuh cinta pada pandangan pertama.

Pria itu nampak berwibawa,memakai coat biru dongker,kacamata dengan tatanan rambut yang rapih.Tubuhnya tinggali dengan dada bidang dan kaki jenjang,kulitnya putih bersih.Mirip Kenjiro,hanya saja berbeda versi.Versi matang dan ranum.

Dia berjalan ke arah kami,aku mencoba bertingkah sewajarnya.Saat sudah dekat,aku memiringkan tubuhku dan melambaikan tanganku.

"Hi."sapaku kaku,aku melihat senyumnya untuk pertamakali.

Nenek mengetuk kepalaku,tanda aku harus membetulkan salamku.

"Selamat datang."ucapku sambil membungkukkan badan yang tentu saja dibalas olehnya.

Kami bertiga sedang dalam perjalanan pulang.Yamakazu sedang berbicara serius dengan nenek,aku hanya mendengar kata-kata akuma dilafalkan berkali-kali.

Tetapi naas tiba-tiba saja ada sebuah truk yang datang dari samping menabrak mobil yang kami tumpangi.

BRAK!!

Kejadian ini tak terelakkan.Aku memaksa membuka mata,kulihat nenek dan Yamakazu baik-baik saja begitupun dengan pak Budi.Mereka semua hanya tampak pingsan.

Aku berlarian keluar dan meminta pertolongan dari orang-orang sekitar.Banyak yang datang dan membantu.

Korogoh kantong celanaku untuk mengambil ponsel untuk segera menghubungi Kenjiro.

"Halo Ken..ken,tolong aku..cepat kemari.Mobil kami tertabrak."ucapku terbata.

"Aku akan mengirimkan lokasinya."ucapku lebih tenang setelah tau Ken akan segera kemari.

Beberapa orang segera memanggil ambulans dan polisi lalu lintas segera datang,tapi mobil yang menabrak kami sudah pergi entah kemana.

Kejiro datang berbarengan dengan ambulan yang sedang memindahkan nenek Megumi dan Yamakazu,sedangkan pak Budi sudah berangkat lebih dulu menuju rumah sakit.

Kenjiro bertanya padaku bagaimana kejadiannya,aku yang saat itu masih shock tidak bisa bercerita dengan benar karena aku teringat akan kedua orang tuaku yang juga meninggal akibat kecelaan.

"Tenang,aku udah di sini.Jangan nangis,ceritain pelan-pelan."ucapnya sambil memelukku.

Akupun mulai tenang dan menceritakan kejadiannya.Kenjiro tampak berpikir,sejenak kemudian dia menelepon seseorang menggunakan bahasa jepang yang aku tidak mengerti artinya.

Kami berdua berangkat menuju rumah sakit tempat nenek dan Yamakazu setelah memberikan laporan kepada polisi lalu lintas.

Beruntung semua hanya mengalami luka ringan kecuali Yamakazu.Dirinya dinyatakan mengalami kelumpuhan sementara waktu.

"Ini salahku,aku nggak bisa berpikir cepat untuk segera menelepon ambulans."aku menunduk sedih.

"Bukan salahmu,semua sudah diatur.Obasan dan Oniichan akan baik-baik saja."ucap Kenjiro.

Aku memutuskan untuk merawat nenek dan Yama sendiri.

Keesokan harinya aku menemui pembina OSIS dan mengundurkan diri dari ketua OSIS,juga beberapa kegiatan lainnya.

Sepulang sekolah,aku meminta Kenjiro untuk menurunkanku di rumah sakit.

"Kamu harus ganti pakaian dan makan dulu sebelum kesana."ucap Kenjiro.

"Tapi aku.."

"Nggak ada tapi,kalau nggak nurut aku gak akan anter kamu ke rumah sakit."ancam Kenjiro.

"Iya.Eh,tapi kenapa kamu panggil aku kamu sekarang?kok bukan loe gua seperti gayamu itu?"tanyaku.

"Ehem..nggak papa."ucapnya seraya memalingkan wajah menghadap jendela sejenak.

Sesampainya dirumah,aku bergegas mandi dan makan kemudian bergegas menuju rumah sakit.

Sesampainya disana,kulihat mereka berdua sudah sadar.

"Nenek!!nenek nggak papa kan?"tanyaku sambil memegang wajah nenek.

"Nenek baik-baik saja Sakura."ucapnya lemah.

"Nenek bikin Sakura khawatir dua kali."tangisku di pelukan nenek.

"Nenek sudah pernah bangkit dari kubur,jadi yang seperti ini adalah hal biasa."nenek terkekeh pelan.

"Nenek!kenapa bercanda disaat seperti ini."aku merajuk.

"Iya..nenek baik-baik saja Sakura-chan."

Aku berbalik melihat Yamakazu yang terheran-heran.

"Jangan bingung Ani,dia itu cucu kesayangan Obasan."ucap kenjiro.

"Memang kenapa denganku?"tanyaku bingung.

"Tidak ada apa-apa...Sakura-chan kenalkan ini Yamakazu,cucu pertama nenek."ucap nenek Megumi.

"Salam kenal,aku Cendrawati Sarah Wicaksana tetapi nenek,mama dan Ken memanggilku Sakura-chan."

"Salam kenal juga,saya Yamakazu Bagaskara."ucapnya.

"Eh?kamu bisa ngomong bahasa Indonesia?"tanyaku.

Yama mengangguk tanda setuju.

"Jelaslah dia bisa bahasa Indonesia,ayah kita orang Indonesia kok."terang Ken.

"Ooo..begitu."aku manggut-manggut.

"Ken,apa Yama-san udah tau kalau dirinya lumpuh sementara?" bisikku pada Kenjiro dengan menarik sebelah telinganya.

"Sepertinya tahu."ucapnya lantang.

"Tahu apa?"tanya Yama.

Aku mencubit kecil perut Ken.

"Tuh kakimu."kata Ken pada Yama.

"Ohh ini,nggak papa selama ada yang mau merawatku."ucapnya.

"Aku!aku!aku bisa merawatmu."jawabku cepat.

"Kenapa kamu?masih banyak suster diluar."protes Kenjiro.

"Aku banyak waktu luang kok sepulang sekolah."ucapku.

"Kamu nggak ada rapat OSIS?pembinaan untuk lomba-lomba lainnya?bagaimana dengan kegiatanmu lainnya?"tanya Ken.

"Aku udah mundur dari semuanya."ucapku seraya menyuapkan apel ke mulu Yama.

"Sakura-chan."panggil Ken.

"Ya?"Aku mengangkat kepalaku.

"Kamu serius?"tanyanya.

"Iya,aku ingin fokus merawat nenek dan kak Yama."ucapku terus terang.

"Terimakasih."ucap Yama-san dengan senyum menawannya.

Aku berniat untuk bermalam di rumah sakit tetapi Ken bersikeras untuk membawaku pulang,nenek pun setuju dengan Kenjiro.

Tak lama kemudian mama datang.

"Sakura-chan pulang dan istirahat di rumah aja ya,biar mama yang jaga nenek dan Yama-chan."ucap mama.

Akupun mengangguk setuju.Didalam mobil pun Kenji memulai percakapan yang bagiku sedikit aneh.

"Sakura-chan,kenapa kamu dengan mudah melepaskan apa yang kamu perjuangkan?"tanya Ken.

"Maksudnya?"tanyaku.

"Kenapa kamu berhenti menjadi ketua OSIS,apalagi keluar dari pembinaan olimpiade, dan kegiatan lainnya."ucapnya sedikit emosi.

"Nyawa lebih penting daripada itu semua Ken.Aku tidak ingin menyesal untuk yang kedua kalinya.Setelah kematian kedua orang tuaku,aku menyesal tak dapat membahagiakan mereka,tak dapat menghabiskan banyak waktu dengan mereka.Untuk itu,aku tak ingin menyesal dua kali."terangku.

Terpopuler

Comments

Tita Dewahasta

Tita Dewahasta

duh bawang, sedihhhh sm kata2 sarah

2022-04-24

1

Tita Dewahasta

Tita Dewahasta

ihirrr

2022-04-24

1

🏕️👑🐒 𖣤​᭄Kyo≛ᔆᣖᣔᣘᐪᣔ💣

🏕️👑🐒 𖣤​᭄Kyo≛ᔆᣖᣔᣘᐪᣔ💣

hmmm menyentuh kata 2 terakhir nya

semangat Thor sampai tamat ya

2022-03-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!