4

Aku mengayuh sepedaku laju, mengantar pakaian kemarin dan mengambil yang baru. Aku juga meminta maaf jika hari ini terlambat mengambil cucian.

Dengan segera aku mencuci pakaian itu dan menjemurnya.

"Sarah? kenapa baru jemur baju?" tanya Nia yang tiba-tiba ada dibelakangku.

Sudah biasa Nia keluar masuk rumahku dengan leluasa.

"Iya, tadi ada nenek yang baru bangkit dari kubur." ucapku dengan gerakan seperti hantu.

"Serius?!" tanya Nia.

"Tuh, dia lagi tidur di kamar ibu. Nanti setelah bangun kamu akan melihatnya" Aku menggidikkan kepalaku.

"Ok deh, yuk sekarang belajar dulu sebelum kamu yang mengajar." ajak Nia.

Aku belajar dengan Nia, dengan mudah kupahami semua materi-materi yang ada.

"Nia, Bu Ratna nggak cari aku nih?" tanyaku.

"Urusan sekolah udah beres, tinggal nunggu orangnya aja mau masuk sekolah kapan." ucap Nia sambil menyenggolku.

"Lalu, apa video itu sudah dihapus? tanyaku serius.

"Masalah itu belum dapat ditangani, sebab papaku nggak bisa berbuat apa-apa sama orang tua Sherly."

"Papamu?" tanyaku.

"Ops." Nia menutup mulutnya.

"Papamu adalah ... Kepala Sekolah?!" tebakku.

Nia melebarkan senyumnya.

"AstagaNiaaa, jadi selama ini kamu selalu jadi tameng aku karna papamu seorang Kepala Sekolah?!" ucapku memegang dahi.

"Udahlah, papa ku cuman bisa bantu kamu seperti ini. Orang tua mereka lebih berkuasa sebagai pemegang saham sekolahan." terang Nia.

"Hm, begitu ya."

"Siapa itu Sarah?" tanya nenek sembari berjalan keluar menuju ruang tamu.

Nia terlihat kaget dan menutup mulutnya, dia hendak berdiri saat kulihat nenek Megumi menggelengkan kepalanya pelan.

"Nenek? eh, kenalin ini Nia, Nia ini nenek Megumi yang aku ceritakan tadi." ucapku.

"Nnenek, hhalo nyoo eh maksudku nenek Megumi." ucap Nia.

"Kamu kenapa Nia? apa nenek masih terlihat seperti hantu?" ucapku keceplosan membuatku menutup mulut dengan tanganku.

"Ini teman sekolah Sarah ya? kenapa Sarah tidak mau sekolah?" tanya Nenek Megumi.

"Itu ... mm ... boleh nggak nih Sar?" tanya Nia.

Aku mengangguk setuju, toh dia hanya orang yang akan lalu pikirku.

Nia pun menunjukkan kejadian itu melalui ponselnya. Nenek Megumi hanya terlihat manggut-manggut.

"Kako ga ima anata no jinsei o jama shinai yō ni shite kudasai. Anata ga mada kako no doreidearunaraba, anata wa mirai ni saizenwotsukusu koto wa dekimasen." ucap Nenek Megumi dengan membelai kepalaku.

Aku hanya bengong tak mengerti apa yang dibicarakannya.

"Jangan biarkan masa lalu mengusik saat ini. Kamu tidak pernah bisa memberikan yang terbaik untuk masa depan jika masih menjadi budak masa lalu. Kurang lebih seperti itu maksud kata-kata nenek Megumi." Nia menterjemahkannya untukku.

"Oo ... nenek nggak ngerti sih, aku itu udah jelek, gendut, bau. Mana ada yang mau berteman denganku nek, kecuali Nia. Nggak punya temen nggak papa sih, masalahnya aku juga di bully. Sepedaku mereka hancurin juga nek, bahkan bau ku sangat busuk kata mereka." aduku layaknya anak kecil yang mengadu kepada sang nenek.

Nia terlihat melongo dengan cara bicaraku yang santai kepada nenek Megumi.

"Kamu kenapa Nia?" tanyaku.

"eh, nggak apa apa." jawabnya.

Aneh sekali Nia hari ini nggak begitu banyak bicara seperti biasanya. tanyaku dalam hati.

"Mulai besok Nia harus menurut sama nenek ya." Ucapnya.

"Nenek akan tinggal disini selama beberapa bulan kedepan."

"Hah! tapi nek, aku nggak sanggup biayain kita berdua."

"Ada nenek." Selalu itu ucapan andalannya.

"Udah, ikutin aja Sar." Bisik Nia.

Aku hanya menganggukkan kepala ragu.

"Mulai besok tidak ada gorengan, lemak, coklat, soda, dan kue." perintah nenek Megumi.

"Tapi nek, aku sangat suka gorengan dan jengkol." rengekku.

"Tidak ada jengkol dan bawang." ucapnya lagi.

Aku menunduk lesu melirik ke arah Nia.

"Percayalah sama nyo ... eh, nenek Megumi." bisiknya.

Aku mengangguk pasrah lagi.

"Hanya boleh bekerja sebagai guru bimbel, tidak sebagai buruh cuci." lanjutnya.

"Yah nek, uang sekolahku itu mahal, aku harus giat bekerja." Tolakku

"Kan aku udah bilang papa aku yang tanggung." bisik Nia.

"Ada nenek, Sarah tidak usah bingung masalah itu." ucap nenek lagi sambil membelaiku.

Akupun mengangguk pasrah untuk ke tiga kalinya.

"Setiap hari harus lari pagi selama 45 menit." titahnya lagi.

Aku tak menolak lagi, kali ini aku hanya mengangguk pasrah. Orang baru yang terasa begitu dekat setelah kematian kedua orang Tuaku.

Hari-hari berlalu terasa cepat, nenek Megumi mengajarkanku banyak resep makanan sehat tanpa harus menggoreng. Beliau sangat rajin membangunkanku di pagi hari.

Nenek Megumi juga terlihat lebih segar dan tidak ada bagian tubuh yang bengkak.

Hari ini aku bertekad untuk menimbang berat badanku setelah semua pakaianku menjadi longgar. Pelan-pelan aku naik keatas timbangan dengan menutup mataku, dan ... Yup beratku turun.

Aku semakin bersemangat setelah melihat angka timbangan bergerak ke arah kiri.

"Yeeeyyyy ... nenek lihat kan angka ini, aku berhasil nek, beratku turun 20kg dalam 3 bulan." Ucapku gembira.

"Makasih ya nek, Sarah bersyukur nenek ada disini membantu dan menghibur Sarah." ucapku sambil memeluk nenek Megumi.

"Anak pintar, anak baik, tidak boleh cepat menyerah. Sayangnya, nenek sudah harus pulang."Ucap nenek sedih.

Kata-kata itu bagaikan petir untukku, pasalnya aku sudah merasa nyaman dengan nenek. Dia sudah seperti nenekku sendiri.

Air mata meluncur tiba-tiba.

"Nek ... jangan pergi, Sarah nggak ada teman nek." Aku menangis di pangkuan nenek Megumi.

"Sarah boleh main ke rumah nenek. Nenek akan sangat senang jika Sarah mau mengunjungi nenek." Ucap nenek sembari membelai kepalaku sayang.

"Tapi, nggak akan sama dengan saat nenek tinggal disini." aku mencari alasan.

"Nenek janji kelak kita akan berkumpul bersama lagi." ucapnya.

"Maukah Sarah mengantar nenek pulang?" tanyanya.

Akupun mengangguk setuju, kupikir sekalian lah aku hafalin jalan pulangnya.

"Ayo nek kuantar dengan sepeda ku." ajakku.

"Sudah ada yang menunggu nenek di depan." ucapnya lagi.

Aku berjalan menuju depan rumah dan Ya, memang sudah terparkir sebuah mobil sedan dengan supir si sebelah pintu.

Dalam perjalanan nenek mengajakku berkeliling mall yang tak pernah kukunjungi barang sekali. Beliau membelikanku banyak pakaian mahal dan bagus. Nenek juga membelikanku sepatu, tas, dan beberapa perhiasan.

"Nek, ini sudah lebih dari cukup." tolakku yang tentu saja tetap mendapat paksaan dari nenek tersayangku ini.

Kami pun sampai di sebuah perumahan elit. Aku tercengang melihat kemewahannya.

Nenek hanya tersenyum kecil melihat ekspresi ku.

"Rumah nenek ada didepan sana." tunjukknya.

"Itu? yang terbuat dari kayu-kayu itu?" tanyaku.

nenek mengangguk pelan.

"wah bagus banget nek, sangat oriental bergaya jepang." ucap Sarah.

"Setiap pagi jogging dari rumah menuju kemari. Nenek akan sangat senang jika sarapan bersama cucu nenek ini." pintanya.

"Ah nenek, nanti aku pulangnya gimana?" tanyaku.

"Akan ada yang mengantar." ucap nenek.

"Baiklah jika nenek berkata demikian."ucapku.

1 hari, 2 hari, 1 minggu berlalu dengan jadwal bolak balik dari rumah menuju rumah nenek.

Terpopuler

Comments

🌹🪴eiv🪴🌹

🌹🪴eiv🪴🌹

w.o.w

2022-10-05

1

Tita Dewahasta

Tita Dewahasta

ternyata nek megumi si nenek horor adl juragan jepun

2022-04-19

2

🏕️👑🐒 𖣤​᭄Kyo≛ᔆᣖᣔᣘᐪᣔ💣

🏕️👑🐒 𖣤​᭄Kyo≛ᔆᣖᣔᣘᐪᣔ💣

ahemmm seru nih

semangat Thor sampe tamat

jangan kaget kebiasaan ku adalah crazy reading bisa seharian habis nih

2022-03-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!