Tak membutuhkan waktu 2 jam lebih, akhirnya Budi telah sampai di rumah kontrakannya, tempat dimana dirinya dan Putrinya tinggal. Ia pulang sendiri tanpa ada halangan, karena waktu sudah lewat tengah malam, dan suasana lingkungan kota maupun pinggir kota cukup sepi.
Kalau ada orang, itu pun mungkin hanya beberapa saja dan mereka para Hunter yang baru saja keluar setelah menyelesaikan misi mereka. Dan ada sesekali mobil polisi lewat, mereka sedang berpatroli malam, mereka takkan bermacam-macam atau menghalangi seorang Hunter bila terlihat di tengah malam.
Budi membuka pintu rumahnya. "Ahhh, akhirnya sampai juga."
"Pasti dia sudah tidur." ucapnya setelah menutup pintu depan kamarnya.
Mengingat waktu sudah melewati 2 jam dari jam tengah malam, pasti Putrinya sudah tidur. Hal ini sudah biasa, bila ia pulang larut, Putrinya sudah paham. Jadi ia memilih tidur saja, karena menunggu Budi pulang, tidak bisa ditebak kapan sampai rumahnya.
Terkadang juga Budi pulang pada jam 5 pagi. Putrinya pasti menegurnya karena dia tak ingin ayahnya kelelahan. Ia segera melangkah masuk kamarnya. Budi segera mengemas barang-barang yang menurutnya penting. Selesai sudah, ia segera melangkah kemar mandi untuk mandi dan membersihkan dirinya.
Tak butuh waktu yang lama, ia selesai acara mandinya. Setelah mengenakan kaos, celana jeans panjang, dan jaket merah. Ia keluar dari kamarnya, dan segera melangkah menuju kamar Putrinya. Setelah masuk, ia segera membangunkan Lisa.
Lisa yang tidurnya terganggu, ia pun membuka kedua matanya. "Kenapa ayah membangunkanku ? Aku masih mengantuk." dengan suara serak, khas orang bangun tidur.
"Kita harus pindah, sayang." jawab Budi.
Lisa langsung melebarkan kedua matanya. Ia mengambil posisi duduknya dari tidurnya. "Pindah ? Kenapa ?" tanyanya sambil memandang jam dinding di kamarnya, ia terbelalak. "Hei ini masih gelap. Apa ayah sedang bercanda ? Malam-malam begini mau pindah ?"
"Kamu tidak perlu banyak bertanya. Kita harus siap-siap. Kemaslah barang-barangmu yang penting saja. Ayah tunggu kamu di bawah." jawab Budi dengan ekspresi serius di wajahnya.
Budi pun melangkah keluar dan meninggalkan Lisa yang terbengong di dalam kamarnya. Lisa meresa ada sesuatu terhadap ayahnya, pasalnya ayahnya itu jarang sekali serius.
.....
Sebelum sampai di kediaman Budi, mereka sempat melihat bangunan yang terbengkalai dengan wilayah yang luas, tempat itu dikelilingi oleh dinding semen, seakan tempat itu dilarang dimasuki, karena di tutup. Bahkan tak ada pintu masuk untuk melewatinya, hanya ada 1 pintu gerbang yang digembok.
Bisa di tebak tempat itu tak lain Hotel yang sudah tak terpakai. Karena penasaran, mereka datang dan masuk ke bangunan itu. Tinggal melompat saja untuk melewati dinding yang mengurungi wilayah itu. Mereka semua menulusuri semua ruangan. Bangunan itu memiliki 3 lantai.
Setelah selesai, Reyhan dan yang lainnya sepakat memutuskan Hotel tak perpakai ini menjadi markas mereka. Awalnya Budi ragu dengan keputusan mereka. Tanah Hotel itu memang luas, tetapi letak bangunan terbengkalai ini berada di perbatasan pusat kota, banyak sekali pohon entah di dalam dinding ataupun diluar.
Bahkan sedikit sekali rumah-rumah warga di jalur itu. Ditambah ada rumor kalau Hotel terbengkalai ini angker, sehingga orang-orang memilih pergi untuk pindah saja. Tetapi berbeda dengan pemikiran kelima orang itu, mau angker atau apapun itu, bukanlah masalah besar.
Karena menurut Reyhan, Hotel terbengkalai itu sangat pas untuk kediaman mereka semua. Karena tidak akan yang berfikir ada orang yang mau tinggal disana. Mengingat di Dunia ini sudah zamannya Hunter, menurut Reyhan dan yang lainnya.
Begitu juga dengan Sean, Peter, dan Arkhan, menurut ketiga orang itu sangat cocok untuk tempat latihan ketika mereka melihat halaman belakang bangunan terbengkalai itu. Budi yang melihat ekspresi wajah kelima orang itu seakan tak punya beban, ia hanya menurut.
Jadi mereka berenan memilih di bangunan terbengkalai itu. Dan setelahnya, Reyhan menyuruh Budi untuk mengambil barang-barang di rumah kontrakannya dan menjemput Putrinya. Budi hanya menurut, karena percuma melawan, dia bagaikan debu bila berhadapan kelima orang itu.
.....
Lisa berada di gendongan Budi. Ia digendong di punggung ayahnya. Memang Putrinya sudah berusia 10 tahun, baginya untuk mengangkan tubuh Putrinya bukan masalah. Bahkan tinggi Lisa belum mencapai 1 meter. Ditambah dirinya sudah disuntik serum Hunter, jadi Tubuh Putrinya sangatlah ringan.
Budi berlari dan melompat melewati perumahan ke lokasi tujuannya kini. Disisi Lisa, ia yang masih kesal memilih diam. Barang yang mereka hanyalah 2 tas ransel mereka masing-masing yang berisikan pakaian mereka saja.
Mereka pun telah sampai di tempat tujuan. Lisa sampai terkejut melihat tempat itu, yang tak lain Hotel terbengkalai. Mereka kini berada di depan pintu pagar yang masih terkunci gembok. Lisa pun turun dari gendongnya, Budi memindahkan tas ranselnya yang tadinya di dadanya, kini ia pindahkan ke punggungnya.
"Ayah, kalau mau ngeprank padaku jangan berlebihan." ucap Lisa yang berusaha tetap tenang, karena ia juga pernah mendengar kalau bangunan ini sudah tak terpakai belasan tahun.
"Kita lebih baik kembali sekarang ayah. Kita kaya gak punya tempat tinggal saja."
"Tenang dululah, ini tidak seburuk yang kamu pikirkan." jawab Budi dengan tenang.
Tiba-tiba di depan mereka berdua muncullah sebuah cahaya Portal. Lisa langsung bersembunyi di belakang tubuh ayahnya.
"Ayah !! Ada Portal !!" ucap Lisa panik.
Budi tetap tenang, ia malah berjalan sambil menyeret Putrinya ikut masuk. Lisa mencoba untuk berontak. "Ayah jangan bawa aku. Kenapa ayah bawa aku masuk kesana ? Aku masih berusia 10 tahun, ayah !! Belum waktunya aku melakukan tugas Hunter !!"
"Siapa juga yang menginginkanmu menjadi Hunter. Ayah saja tidak akan mendukungmu untuk menjadi Hunter..!!" jawab Budi, lalu ia memaksa Lisa ke dalam gendongannya. Mereka pun masuk ke dalam Portal itu disaat Lisa masih berusaha berontak untuk turun.
Beberapa saat kemudian.
"Ada apa dengan kalian ?" tanya Reyhan.
Budi menganga tak percaya. Bahkan Lisa juga memasang ekspresi seperti ayahnya. Mereka langsung dibuat terkejut ketika keluar dari Portal. Mereka tak percaya melihat sekelilingnya. Ya, yang seharusnya didalam Hotel terbengkalai berantakan kini semua terlihat cukup bersih.
Padahal tadi Budi lihat sebelum pulang masih berantakna dan bau. Dan kini sudah tidak. Suasana di dalam ruangan itu menjadi berbeda, hampir semua berwarna emas. Ya, Reyhan yang melakukannya. Ia menghancurkan semuanya, ia ingin membuat ruangan lebih luas.
Semua ruangan, dinding-dinding, lorong, semua kamar bahkan yang tadinya memiliki 3 lantai, ia hancurkan. Kini bangunan itu hanya memiliki 1 lantai saja. Namun ia menyisakan 10 kamar untuk privasi. Bahkan semua barang seperti sofa, ranjang tidur ia keluarkan dari ruang hartanya. I
Reyhan mengeluarkan semuanya dalam jumlah lebih dari 10. Bagi Reyhan itu hal yang mudah, lagi pula hartanya takkan pernah habis. Yang terpenting ia ingin membuat markas yang nyaman tak hanya untuk dirinya, tetapi juga untuk junior-juniornya.
_______________________
Jangan Lupa Like.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
tembel rohman cimbah
next Thor
2022-02-20
1
Bukti Nyata
jut....thorrrrrr......yg okehhhhh
thorrrrrrrrrrr
2022-02-20
1
Limbong
mantap
2022-02-20
3