Queen berjalan di belakang Peter. Semua orang memandang mereka berdua dengan tatapan terkejut. Peter dan Queen saling bergandengan tangan. Kecuali Sean, karena ia sedikit paham tentang Peter. Ia tersenyum alam hatinya ia berkata. "Apakah dia berhasil memenangkan hati Gadis Gila ini ?"
Peter dan Queen pun segera duduk di kursi kosong yang sudah disediakan. Setelah lengkap sudah, Edgar pun juga segera duduk. "Ehem, baiklah sekarang aku akan memulai pertemuan ini." semua mengangguk kepalanya, kecuali Queen, ia hanya diam dengan tatapan datarnya, yang pasti ia setia untuk mendengar apa yang akan disampaikan Pak Tua itu.
Edgar pun memulai. "Sebelumnya, pasti kalian sudah tau apa itu arti dari Multiverse. Ada yang menyebutnya Dunia Paralel, Dunia Alternatif, Dimensi Lain, dan masih sebutan-sebutan lainnya. Dari setiap Dunia yang ada di dalam Multiverse yang kuawasi, beraneka ragam, dan memiliki ciri khas tersendiri. Bahkan ada juga sosok Varian yang mirip dengan kalian, dan memiliki nasib yang berbeda-beda."
"Dari banyaknya Dunia di dalam Multiverse yang kujaga, ada 1 Dunia yang sudah kacau. Ketika Aku mengamatinya dengan teliti, aku dibuat terkejut, aku tak menyangka kalau Dunia itu sudah bukan lagi bagian Multiverse kita. Dunia itu seakan berkehendak dengan sendirinya." panjang lebar Edgar menjelaskan.
Edgar terhenti sejenak, perlahan ia menarik nafasnya, lalu ia bersuara lagi. "Aku menamai Dunia itu D-Danger. Sudah ada 4 Dunia yang dilahap oleh D-Danger. Dilahap dalam artian, mereka ber-4 menyatu dengan D-Danger. Dan semua Mahluk hidup dari ke-4 Dunia yang dilahapnya berubah menjadi Monster. Dan sekarang D-Danger tengah sedang mencoba melahap Dunia D-22. Selagi D-Danger mencoba melahap Dunia D-22, aku terpaksa mengerahkan semua kekuatanku untuk membuat pelindung untuk mengurung D-Danger dan Dunia D-22."
"Maka dari itu, aku mengumpulkan kalian dan meminta bantuan kepada kalian untuk menyelamatkan Dunia D-22 dari ancaman D-Danger." tambahnya setelah ia menjelaskan semuanya.
Semua terdiam, kini mereka paham kenapa Edgar mengumpulkan mereka semua, meski hanya 5 orang saja. Lalu salah satu dari mereka ber-5 bersuara. "Kenapa hanya kami berlima ? Kenapa tidak semua orang-orang yang pernah kau reinkarnasikan ?" tanya Peter.
Lalu Sean menambahkan. "Dan orang-orang yang kau transmigrasikan. Kenapa hanya kami berlima ?"
Edgar menjawab. "Total keseluruhan ada 25 orang, tetapi dari semuanya hanya ada 6 orang saja yang memiliki kekuatan di atas rata-rata Mahluk normal, yang tak lain kalian semua." jawab Edgar.
"Ada 6 ya ? Kenapa hanya ada kita berlima ? Kemana satu lagi ?" tanya Arkhan.
Edgar menghela nafasnya. "Dia tak lain adalah Tilda."
"Ahh, Nenek Mertuaku ya." sahut Sean yang sedikit paham dengan sikapnya Tilda.
"Kenapa harus kita ? Bukankah kau bisa melakukan semuanya ? Tinggal datang kesana dan bereskan semuanya. Simple 'kan ?" kata Queen tiba-tiba.
Sean, Arkhan, Peter menoleh dan memandang Gadis setengah Vampir itu. Reyhan hanya diam, ia hanya menghela nafasnya. Edgar memandang Queen, lalu ia menjawab. "Tidak semudah yang kau pikirkan, Queen."
Queen membalas dengan senyuman seringainya. "Lalu apa alasannya ? Kenapa kau tidak saja turun tangan sendiri ? Dan kenapa harus kita ?" Peter yang duduk di sampingnya, ia hanya bisa diam dan melirik ke arah Gadis setengah Vampir ini.
Edgar menghela nafasnya, lalu ia menjawab. "Sebenarnya aku tidak ingin melibatkan kalian semua. Memang benar aku adalah penjaga Multiverse, yang memiliki tugas mereinkarnasi atau mentransmigrasikan orang-orang yang menurutku pantas."
"Apa yang membuatmu percaya pada kita dan merasa kalau kita yang pantas, Kakek Edgar ?" bukan Queen yang bertanya, melainkan Arkhan yang bertanya, karena dia juga ingin tau kenapa sosok Edgar mereinkarnasi dirinya dan yang lainnya.
Edgar menjawab dengan tegas. "Aku memilih orang-orang yang pantas seperti kalian bukan berarti untuk mengatasi masalah yang kualami. Karena aku bisa merasakan tekad kalian yang berjuang hidup demi meraih kebahagian."
"Kenapa aku tidak bisa turun tangan ? Karena aku memiliki sumpah untuk tidak berinteraksi dengan semua Mahluk hidup secara langsung, kecuali dengan orang-orang yang sudah kupercaya, mereka yang tak lain adalah kalian." tambahnya.
Semua terdiam setelah mendengar penjelasan alasan Edgar. Beberapa saat kemudian, Pak Tua itu kembali bersuara. "Sungguh, aku menyesal sebesar-besarnya, karena aku tak bisa menyelamatkan ke-4 Dunia sebelumnya. Jika aku tak memiliki sumpah, aku pasti akan langsung turun tangan." ucapnya dengan ekspresi wajah penyesalan.
Lalu salah satu bersuara. "Ini sudah lama sekali membuatku penasaran, dan aku ingin bertanya padamu tentang hal ini, siapa kau sebenarnya ? Dan kepada siapa kau bersumpah ?"
Edgar memandang Pria dewasa yang memiliki rambut pirang keemasan. Dia yang tak lain Reyhan. Dia dan sosok mantan Raja Kerajaan Wan itu memang sudah sangat dekat, dia sudah sering kali bertanya hal itu, Edgar masih tak memberitahu tentang siapa dirinya. Dan kini dihadapan semua orang-orang yang pilih dan ia percaya, Reyhan kembali bertanya dengan pertanyaannya yang sama.
"Aku Edgar, sosok yang dipercaya dan telah bersumpah kepadanya." jawab Edgar dengan tegas.
"Siapa dia ? Apakah dia dewa ? Dewa tertinggi" tanya Reyhan.
"Ya, mungkin dia bisa disebut sebagai salah satu dewa. Karena aku tak pernah berjumpa dengannya. Yang kuketahui, begitu aku membuka mataku, aku sudah mendapat tugas ini." jawab Edgar.
"Sungguh aneh. Apakah Sosok yang kau maksud itu adalah Tuhan ?" tebak Arkhan dengan hati-hati.
Edgar menggeleng-gelengkan kepalanya. Lalu ia menjawab dengan serius. "Dia bukan Tuhan. Jika dibandingkan dengan Tuhan, seorang dewa seakan seperti debu, bahkan sangat lebih rendah dari debu."
Lalu ia menambahkan. "Karena Tuhan adalah satu-satunya yang tak terhingga, tidak salah kalau kalian menyebutkannya Tuhan. Apa lagi kalau namanya kalau bukan itu ?"
Semua terdiam membeku setelah mendengar jawaban Edgar. Pak Tua itu kembali bersuara. "Aku ingin memberitahu kalian." tangan kanannya mengambil sesuatu dari dalam pakaiannya.
Edgar mengulurkan dan memperlihatkannya dengan membuka telapak tangannya. Lalu terlihat 5 benda kecil yang cahaya dan melayang di atas telapak tangannya. Setiap dari ke-5 cahaya itu masing-masing memiliki warna yang berbeda-beda. Setiap dari satu titik cahaya itu mengeluarkan aura yang luar bisa.
Semua melihat apa yang dimunculkan oleh Edgar, mereka memberikan ekspresi yang tak sama. Peter, dan Edgar terkejut. Tetapi tidak untuk Sean dan Reyhan, mereka berdua mengerut dahinya karena memang mereka tidak tau. Sedangkan Queen, ia sedikit memiringkan kepalanya terlihat bingung.
"Bukankah itu..." ucap Peter dan Edgar bersamaan terpotong.
"Benar. Dilihat dari ekspresi kalian semua, hanya Peter dan Arkhan pasti bisa bisa menebak apa yang ada tanganku." jawab Edgar memotong ucapan Peter dan Arkhan.
"Benda apa yang ada di tanganmu ?" tanya Reyhan. Sean dan Queen juga terlihat bingung, mereka bertiga merasa sangat asing dengan benda apa yang ditunjukan oleh Pak Tua itu.
_______________________
Jangan Lupa Like.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Turuu
Jangan2 author sendiri wkwk
2023-12-05
1
Turuu
Kek The Watcher di Marvel gk sih?
2023-12-05
0
Bukti Nyata
oke deh poko e...sukses selalu thorr
2022-02-16
1