Keesokan Harinya. Hari telah pagi. Dan waktu sudah menunjukan jam 9 pagi. Kini semua berkumpul di belakang bangunan, kecuali Peter, Karena ia sedang pergi jalan-jalan bersama Lisa. Ya, awalnya Lisa kebanyakan tanya, namanya juga anak berusia 10 tahun. Dia akan terus menanyakan hal-hal yang menurutnya aneh.
Bagaimana tidak aneh ? Memiliki ruangan yang tak biasa di dalam Hotel terbengkalai yang terlihat menyeramkan. Tentu saja, Reyhan 'lah yang melakukan. Menghancurkan semuanya yang menurutnya tidak penting dengan menggunakan Sihir Pedangnya. Lalu merubahnya yang jauh lebih baik.
Dari bangun tidurnya, anak itu melempar banyak sekali pertanyaan, Peter lalu mengajaknya keluar untuk jalan-jalan, karena akan ada yang tidak boleh dilihat anak kecil itu, dan juga untuk mengalihkan keadaan agar berhenti bertanya.
Tetapi sebelum pergi, Lisa disarankan mengenakan topi dan kacamata, seakan untuk menyamar. Bahkan seharusnya Lisa berangkat sekolah, Reyhan juga melarangnya. Entah kenapa Reyhan menyuruhnya seperti itu, Budi pun tidak tau.
Semua berkumpul. Bahkan ada ada 2 buah sofa panjang, dan hanya Queen yang mendudukinya sambil meminum darah ular yang ia temukan di belakang bangunan saat tadi pagi. Dia memandang 4 laki-laki yang tak lain Reyhan, Sean, Arkhan, dan Budi. Keempat laki-laki itu tengah berkumpul.
"Khan, kamu sudah paham caranya ?" tanya Reyhan.
"Sudah." jawab Arkhan.
"Apa kamu yakin ?" tanya Reyhan.
"Sangat yakin, Senior." jawab Arkhan dengan tegas.
"Baiklah. Aku akan memulainya." sahut Reyhan, lalu ia memunculkan Portal cahaya, dan seketika 4 mayat keluar dari Portal itu.
Budi yang melihat ke-4 mayat itu memasang wajah sedihnya. Karena ke-4 mayat itu adalah tak lain ke-4 sahabatnya yang telah mati akibat misi yang mereka tadi jalankan tadi malam. Ya, mereka semua akan menyaksikan melakukan pembangkitan 4 mayat itu.
Reyhan mengarahkan kedua tangannya ke arah ke-4 mayat sahabatnya Budi itu. Dia menyalurkan kekuatan regenerasinya. Dari mereka semua hanya Reyhan, Sean, dan Queen memiliki kemampuan regenerasi. Tetapi hanya Reyhan yang mampu menyalurkan kekuatan regenerasinya untuk menyembuhkan luka orang lain.
Setelah luka-luka mayat itu menghilang. Reyhan melangkah mundur. Lalu Arkhan yang maju mendekati ke-4 mayat sahabatnya Budi. Ia pun memulai menggunakan kekuatan dari Soul Stonenya. Tubuhnya mulai terselimuti cahaya jingga. Ia membuka telapak tangan kanannya.
Lalu Arkhan memandang ke-4 wajah mayat itu. 1 menit lebih, tiba-tiba sebuah cahaya putih sebesar kelereng muncul. Lalu cahaya ke-2. Ke-3. Sudah ada 3 cahaya melayang di telapak tangannya. Setiap cahaya yang muncul membutuhkan 1 menit lebih untuk memunculkan 1 cahaya itu.
Tubuh Arkhan terlihat gemetaran, urat-urat di kepala dan kulit-kulitnya yang tak tertutup pakaiannya, mulai telihat. Kedua matanya melebar memperhatikan telapak tangannya. Tangan kirinya menahan tangan kanannya agar tetap bertahan.
Tak hanya Reyhan, Sean, dan Budi terkejut melihat darah keluar perlahan dari salah satu lubang hidungnya Arkhan. Budi yang merasa tak tega, berjalan mendekati Arkhan untuk menghentikannya, tetapi Reyhan menghalanginya.
Reyhan bersuara. "Khan ? Apa kamu bisa melakukannya ? Kalau tidak, sudahkan !!!"
Bukannya menurut, tetapi malah Arkhan memunculkan cahaya ke-4. Kini sudah ada 4 cahaya melayang di atas telapak tangannya. Arkhan langsung mengarahkan telapak tangannya ke arah ke-4 mayat itu. Masing-masing 1 cahaya memasuki 1 mayatnya sahabatnya Budi.
Arkhan langsung berlutut lemas di tanah. Nafasnya memburu naik turun tak beraturan. Ia lalu mengusap darahnya yang keluar dari lubang hidungnya. Ia terkekeh, dan ia masih sedikit mengatur nafasnya "Ini Gila, hah.... Aku tak pernah. Hah..., merasakan hal Gila seperti ini."
Reyhan pun mendekatinya dan berlutut satu. Ia memegang salah satu pundak juniornya ini. "Kamu terlihat tak baik-baik saja."
"Hah..., kau tau Senior, hah...., aku tadi dapat penglihatan yang luar biasa." jawab Arkhan tak sesuai dengan pertanyaan Seniornya dengan nafasnya yang masih sedikit tak beraturan.
Reyhan tak menanggapi. Ia terdiam memandang Arkhan. Disisi Arkhan, merasakan sesuatu yang membuat hilang rasa sakit pada tubuhnya. Dan nafasnya kembali teratur. Ya, Reyhan menyalurkan kemampuan regenerasi kepada Arkhan.
Disisi Budi, ia memandang tak percaya apa yang ia lihat saat ini. Ke-4 sahabatnya telah hidup kembali. Meski mereka ber-4 masih terbaring di tanah dan belum sadar, tapi terlihat jelas kalau mereka naik turun dadanya, yang menandakan mereka bernafas.
BUGH....!!
Budi langsung terpental 13 meter ke samping. Ia pun terjatuh ke arah tanah. Beruntung ia telah menjadi Hunter, kalau masih manusia biasa, sudah jelas rahangnya patah setelah mendapat hantaman pukulan dari Sean secara tiba-tiba.
"Teman-temanmu sudah dibangkitkan. Seperti yang kamu lihat, Juniorku menggunakan Soul Stone-nya untuk membangkitkan ke-4 temanmu. Dan sekarang aku akan melatihmu." ucap Sean berjalan mendekati Budi.
Sean pun berdiri dihadapan Budi yang terduduk di tanah. "Kerahkan semua apa yang kamu punya. Bahkan kalau mau menggunakan Power Stone-mu, silahkan. Aku tidak melarangnya."
Budi berdiri. Ia mamandang Sean dengan tatapan datarnya. "Sungguh, salam yang sangat berbeda sekali, Senior Sean. Kalau begitu aku tidak akan menahan diri." ucapnya, dan ia langsung menggunakan Power Stone-nya. Tubuhnya pun diselimuti cahaya ungu.
Sean tersenyum melihatnya. Budi langsung memberikan tinjunya ke arah wajah Sean. Tang....!! Budi terbelalak, dan Sean tersenyum miring. Sean menahan dan menangkap pukulan Budi dengan tangan logamnya. Dan Budi sendiri, ia tersadar, kalau Sean memiliki tangan kiri yang terbuat dari Logam.
DUGH....!!
Budi terdorong mundur setelah mendapat tendangan dari Sean. Hampir 10 meter ia terdorong, ia tak terjatuh karena berhasil mengimbangi tubuhnya agar tidak jatuh. Budi pun langsung melompat, seketika ia terbelalak melihat sebuah rudal datang padanya.
DUAR....!!
Budi terpental lagi. Kali ini ia terpental hampir 20 meter. Sedangkan disisi Sean, ia terlihat tak bersalah, ia membuang senjata bazokanya ke tanah dengan sengaja.
Budi pun berdiri. "Apa kau bercanda ? Kau memakai senjata ?" tanyanya dengan perasaan terkejut sekaligus kesal dengan tindakan Sean.
Terkena serangan barusan, Budi mendapat luka lecet saja di kedua lengannya. Ia beruntung, karena efek Power Stone-nya, ia masih diberi keselamatan. Mungkin seorang Hunter akan terluka parah, berbeda bila kalau orang itu bukan Hunter, bisa mati setelah mendapat serangan seperti itu.
Masalahnya, Budi belum sepenuhnya bisa mengendalikan Power Stone-nya, itulah yang dikatakan Reyhan dan yang lainnya, karena dirinya kurang memiliki kekuatan lebih untuk bisa mengendalikan Power Stone-nya.
"Aku tidak mengatakan kalau aku tidak akan memakai senjata. Dan, lagi pula kalau kita akan aman meski kita membuat keributan disini." jawab Sean.
Mau seribut apapun, di wilayah Hotel terbengkalai, tidak akan yang mendengar, bahkan sembarang orang pun juga tidak akan bisa masuk. Karena Reyhan telah membuat Segel pelindung, jadi bisa dikatakan aman. Ditambah lokasinya di berbatasan Pusat kota, pasti tidak ada yang menyangka kalau Bangunan tua ini benar dibuat markas dan latihan.
Budi mengatakan "Status." Dihadapan wajahnya pun muncullah layar. Tiba-tiba pedang katananya muncul di genggaman tangan kanannya. Pedangnya pun juga ikut bercahaya ungu.
Sean tersenyum dingin melihatnya. "Hebat sekali teknologi di Dunia ini, jauh sekali dengan Dunia lamaku." lalu tubuhnya terselimuti cahaya merah. "Aku tak yakin dengan Reality Stone milikku. Jadi, jangan membuatku kecewa, Budi."
_______________________
Jangan Lupa Like.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Bukti Nyata
ayooo..thoorrrrr...kemana entee😭😭
2022-02-21
1
tembel rohman cimbah
dan akhirnya author nya up nya cuma sedikit
2022-02-20
1
poetrae raentaeo
lanjut
2022-02-20
2