Ledakan yang tak biasa yang setelah Reyhan melepas serangannya. Ledakan itu cukup besar, sehingga pasti membuat sekitarnya terkena efeknya, terhantam dorongan hembusan Angin, dan tanah bergetar hebat. Reyhan pun membuat Sihir Perisainya agar dirinya tak terdorong, mengingat Ledakan dari serangan cukup dekat dengannya.
Sebenarnya, ia tanpa Sihir Perisai tak masalah, tetapi ada Budi di dekatnya, jadi Budi harus ia lindungi mengingat pemuda itu masih lemah. Disisi Budi, ia tak hanya dibuat terkejut, ia sampai jatuh terduduk melihat Ledakan terbesar yang belum penah ia lihat dengan jarak sedekat ini. Budi pun teringat akan sesuatu.
Ia segera melihat sekelilingnya, Budi bernafas lega, karena jenasah ke-4 sahabatnya juga berada di dalam Sihir Perisai Pria asing ini. Reyhan yang masih mempertahankan Sihir Perisainya, ia bersuara. "Tentu saja aku tidak akan melupakan ke-4 mayat itu. Ditambah mereka adalah sahabatmu, mana mungkin aku melupakannya."
Tak ada 10 menit, Ledakan dari efek serangan Reyhan pun selesai. Banyak sekali debu berterbangan di sekitar mereka. Tempat itu sudah benar-benar sangat berantakan, sudah berbeda sangat jauh dari awalnya. Reyhan pun menghilang Sihir Perisainya, lalu ia menggunakan Sihir Anginnya untuk menghilang debu-debu di sekitarannya.
Lagi-lagi Budi dibuat terkejut bukan main melihat apa yang ada di depannya saat ini. Wyvern yang merupakan Bos Dangeon, kini telah lenyap tanpa sisa. Yang membuatnya heran, ribuan pedang dan tombak milik Reyhan pun lenyap bagaikan debu yang berkilauan. Budi bergumam. "Hebat."
Lalu Budi melihat sebuah kilauan dari bekas tempat Wyvern sebelumnya. Kedua mata Budi berbinar, ia langsung berlari mendekati kilauan itu. Setelah sampai, Budi langsung meraihnya. "Inti dari Wyvern !! Kalau dijual pasti sangat mahal."
Reyham berjalan mendekatinya. "Benda apa yang kamu pegang ?"
Budi menoleh, ia tersenyum lalu menjawab. "Ini adalah inti dari Monster, singkatnya Core dari Monster yang telah kita kalahkan. Ditambah kalau inti ini dari Wyvern, kalau dijual, pasti kita dapat bayaran yang banyak."
"Setelah dijual, bolehkan aku memintanya 10 persen saja ?" tambahnya dengan hati-hati, karena bukan dirinya yang mengalahkan Wyvern.
Reyhan menghela nafasnya. "Terserah apa yang kamu jelaskan disaat situasi seperti ini. Aku tidak peduli, ambil saja semua bayaran yang kamu dapat. Aku tidak butuh uang."
Budi memasang ekspresi heran. "Kenapa ?padahal semua orang pasti membutuhkan uang untuk kebutuhan mereka masing-masing. Dari nada bicaramu, seakan kamu menganggap kalau uang tidaklah berharga."
Reyhan tersenyum remeh. "Karena aku sudah memiliki ribuan, bahkan tak terhitung koin emas di ruang hartaku."
Budi memutar bola matanya. Lalu layar hologramnya muncul, ia pun memasukan inti Wyvern ke dalam Inventory-nya. Setelah, ia pun terdiam, karena teringat akan sesuatu. "Bos Dengeon seharusnya akan muncul setelah semua Monster bawahan telah dikalahkan."
"Apa memang semua Bos disini seperti itu, akan muncul setelah semua anak buahnya sudah dikalahkan ?" tanya Reyhan.
Budi menggeleng-gelengkan kepalanya. "Tidak juga, biasanya juga ada yang bisa langsung pergi ke tempat kediaman Bos Dungeon bila tidak ada halangan. Itupun bila ingin cepat-cepat menyelesaikan misinya. Terapi tidak semua Hunter bisa....."
Ucapan Budi berhenti, ia menoleh ke arah Reyhan dengan cepat. "Jangan bilang, kalau semua Monster di Dungeon ini sudah dihabisi oleh teman-temanmu."
"Mungkin." sahut Reyhan santai.
"Hah, kita memiliki 1 jam kedepan sebelum Portal Dungeon ini tertutup." balas Budi.
"Aku datang kesini menggunakan kekuatan Space Stone. Bahkan kita bisa pergi tanpa harus melalui Portal di tempat ini." jawab Reyhan.
Ingin rasanya tidak percaya, apa yang ia alami saat ini. Budi menggeleng-gelengkan ia menepis pikiran agar terus terkejut apa yang dilakukan dan segala ucapan Reyhan, terlebih orang-orangnya Reyhan. Ia memilih melihat sekelilingnya, ia lalu berlari ke tempat yang tak jauh darinya.
Tempat dimana seekor Naga tanpa sayap yang sebelumnya yang sudah dikalahkan oleh Reyhan dan Tim-nya. Ia mencari-cari sesuatu. Ya, yang dia mencari inti dari Naga sebelumnya yang belum sempat ia ambil. Tetapi tidak ketemu, mungkin sudah hilang atai hancur akibat Ledakan dari serangan Reyhan tadi.
Lalu ia berjalan ke arah Reyhan yang sudah kembali mendekati ke-4 mayat sahabatnya. Budi kembali sedih, teringat akan para sahabatnya. Baru saja menatap ke-4 jenasah sahabatnya, dia langsung terkejut. Karena jenasah ke-4 sahabatnya terserap oleh sebuah Portal yang Reyhan munculkan di dekatnya.
Budi menatap tajam. "Kau mau apakan jenasah teman-temanku ?!"
Reyhan menoleh dan memandang dingin. "Sahabatmu kemungkinan masih bisa dihidupkan kembali dengan bantuan Soul Stone yang ada pada salah satu dari Juniorku."
Budi terbelalak mendengarnya. "Benarkah ?"
Reyhan mengangguk kepalanya. "Ya, tetapi kamu harus ikut dengan kami."
Budi terdiam, ia menghela nafasnya. "Mungkin aku sangat berterimakasih padamu karena mau menghidupkan temanku, tetapi tetap saja aku tidak bisa ikut."
Reyhan memutar bola mata, dengan sedikit kesal ia bertanya. "Kenapa lagi ?"
Budi menjawab. "Bagaimana dengan Putriku ? Dia hartaku paling berharga. Mana mungkin aku pergi dan meninggalkannya ?"
"Kalau begitu, bawa juga Putrimu." balas Reyhan tegas.
"Sudah berapa kali aku katakan, kalau aku takkan....," ucapan Budi terpotong. "Tunggu !! Anda tadi bilang apa ?" ucapnya lagi dengan ekspresi sedikit terkejut.
"Putrimu juga ikut bersamamu." jawab Reyhan.
Budi terkekeh mendengarnya. "Anda serius tuan ? Anda begitu sangat ingin sekali aku ikut dengan kalian ? Mana mungkin aku ikut dengan kalian, ini adalah Duniaku, aku tidak akan meninggalkan Duniaku selamanya sampai kapanpun."
Reyhan mengerut dahinya. "Siapa yang mengajakmu pergi meninggalkan Dunia ini ?"
Budi sedikit memiringkan kepalanya, ia mulai kembali bingung. Reyhan memijit pelipisnya, ia tak menyangka pemuda di depannya ini sungguh terlalu jauh pemikirannya. Ia memandang dingin ke arah Budi.
"Kami mengajakmu karena kamu memiliki salah satu Infinity Stones di dalam tubuhmu. Kami juga datang karena ingin tak hanya menyelamatkan Duniamu, tetapi juga Dunia kami, dan Multiverse. Maka dari itu kami mengajakmu bukan berarti untuk pergi dari Dunia ini. Tentu saja kita akan mencari tempat untuk kita tinggal. Dan tempat dimana bisa untuk melatihmu." jawab Reyhan dengan dingin dan tegas, bahkan tak sengaja aura hitam pun ikut keluar. Ya, inilah salah satu Sihirnya, yang tak lain Sihir Kegelapan miliknya.
Budi menelan salivanya, tubuhnya sedikit gemetaran. Ya, ia bisa merasakan aura Kegelapan dari Pria asing ini. Ia menjawab. "Baiklah, aku ikut dengan kalian."
Reyhan menghela nafasnya, seketika auranya Kegelapannya yang bocor pun menghilang. "Sekarang kita tunggu para Juniorku selesai membunuh semua Monster yang ada di tempat ini."
"Aku harap mereka segera datang secepatnya, karena Portal Dungeon ini hanya bertahan 1 jam setelah Bos disini dikalahkan." kata Budi.
Reyhan tak menjawab, ia tak terlihat khawatir sama sekali. Mereka mencari tempat yang nyaman, karena Reyhan ingin duduk santai sambil menunggu keempat Juniornya kembali.
_______________________
Jangan Lupa Like.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments