Sequel Of The Hunter : The Guardians
Hari dimana sudah sore, dan waktu sudah menunjukkan akan jam 5. Terlihat seorang pemuda tampan berusia 30 tahun berjalan kaki menulusuri jalanan. Dia berjalan di trotoar, dia mengenakan celana hitam panjang, dan mengenakan jaket jeans hitam kebiruan. Dia baru saja pulang dari tempat kerjanya. Sudah hampir 40 menit ia berjalan kaki dari tempat kerjanya.
Pemuda itu hanya membutuhkan kurang lebih 1 jam ia berjalan kaki untuk berangkat atau pulang dari tempat kerjanya. Selama dalam perjalanan, ia melihat beberapa mobil truk besar berjalan di jalan raya dan melewatinya. Truk besar itu adalah Truk Hunter, yang dimana para penumpang di dalamnya adalah para Hunter.
Ya, keadaan Bumi sekarang sudah bisa dikatakan terancam, karena banyak sekali pintu atau Portal bermuncullan di semua tempat secara acak. Portal-Portal itu muncul sejak 12 tahun yang lalu. Portal yang awalnya dikiranya adalah Jalan Menuju ke Dunia Lain. Ternyata, Portal itu adalah jalan datang para Monster.
Para Moster datang ke bumi melalui Portal itu, mereka datang menyerang semua Manusia. Banyak sekali nyawa Manusia melayang saat itu juga. Banyak sekali jenis Monster yang datang. Fisik Monster ini bermacam-macam, ada yang seperti hewan-hewan.
Maka dari itu, orang-orang yang sudah menjadi Hunter, mereka harus segera masuk ke dalam Portal untuk membasmi semua Monster di dalamnya. Bila 1 Portal saja dibiarkan, maka para Monster akan keluar dari Portal itu dan menyerang siapapun yang dilihatnya.
Pemuda itu menghela nafasnya karena membayangkan bila Bumi akan benar-benar kiamat. Ia pun segera bergegas pulang ke rumah. Karena sudah ada sosok yang amat ia sayangi dan cintai sedang menunggu di rumahnya. Tak sampai 10 menit, Pemuda itu telah sampai di depan rumahnya.
Ceklek. Terdengar suara pintu terbuka, pemuda itu masuk ke dalam rumah. "Ayah Pulang...,"
Lalu tak lama ia terdengar langkah kaki mendekat. Dia seorang Gadis kecil yang sudah berusia 10 tahun. Ia datang untuk menyambut pemuda itu. "Sudah 4 hari, ayah tak pernah pulang malam larut. Apa tidak ada panggilan ?"
"Hari ini tidak ada panggilan, jadi setelah pulang dari tempat kerja, tentu saja ayah akan langsung pulang." jawab pemuda itu sambil tersenyum. Rupanya dia seorang ayah dari Gadis kecil itu.
Mereka berdua, masuk ke dalam rumah. Lalu Gadis kecil berkata. "Ayah, lebih baik kau mandi dulu. Aku akan memasak."
Sang Ayah mengangguk kepalanya. Lalu ia berjalan menuju ke kamarnya sambil membuka jaketnya dan melepas semua kancing seragam kerjanya satu-persatu. Sedangkan anak Gadis kecilnya, ia memulai untuk memasak. Jangan salah, meski sudah berumur 10 tahun, Gadis itu cukup pandai dalam urusan dapur.
Beberapa lama kemudian, Sang Ayah selesai mandi. Ia telah memakai pakaian santainya. Lalu ia berjalan menuju meja makan berukuran 2 x 1 meter, dan terlihat Gadis kecilnya baru saja selesai menyiapkan makan malam mereka. Meski sederhana mereka tetap bersyukur.
Sang Ayah dan Putri kecilnya pun makan bersama. Disela-sela makan mereka, mereka saling berbicara. Sang Ayah muda itu tersenyum mendengar cerita Putri tercintanya. Ya, pemuda itu adalah seorang Ayah diusia mudanya.
Pemuda berusia 30 tahun itu bernama Budi Ardian. Budi seorang laki-laki yang sederhana. Dia bekerja sebagai karyawan biasa di minimarket. Dia seorang Duda tampan diusai mudanya. Sedangkan Gadis kecil berusia 10 tahun itu adalah anak kandungnya Budi yang bernama Alisa Ardiana.
Meksi berumur 10 tahun, Lisa memiliki hobi memasak. Karena sedari umur 8 tahun, Nenek buyutnya yang mengenalkan dunia dapur padanya. Karena sedari kecil, Budi selalu menitipkan Putrinya kepada Nenek ketika bekerja. 1 tahun yang lalu, Neneknya telah meninggal. Mau tak mau Putrinya ia tinggal sendiri di rumah kontrakannya.
Lagi pula Lisa dipagi hari hingga sore hari ia harus bersekolah. Dia sudah duduk di kelas 5 SD. Jadi ketika jam sekolah selesai, Gadis kecil itu langsung pulang ke rumah dan setia menunggu Sang Ayah untuk pulang. Meski kadang pulang larut ia tetap menunggu di dalam rumah, ia takkan pergi keluar sebelum ayahnya benar-benar pulang.
Mereka tinggal di rumah kontrakan ukuran 10 x 5 meter yang letaknya sedikit jauh dari kota. Budi dan Lisa benar-benar hidup sederhana. Meski sederhana, mereka terlihat bahagia, seakan mereka sudah menikmati hidup mereka karena sudah terbiasa. Budi dan Lisa telah usai makan malam. Mereka pun segera beranjak dari tempatnya.
Budi dan Lisa memilih duduk di ruang tengah untuk menonton TV. Acara TV yang mereka lihat adalah acara berita. Karena sudah malam, mereka menyudahi menonton TV-nya. Mereka pergi ke kamar mereka masing-masing. Meski Lisa masih berusia 10 tahun, ia sudah berani tidur sendiri di kamarnya, karena ia sudah terbiasa.
.....
Keesokan Harinya. Seperti biasa, Budi dan Lisa menjalani kegiatan mereka masing-masing. Lisa berangkat ke sekolah, dan Budi berangkat ke minimarket tempat ia bekerja. Mereka tidak sarapan, karena mereka tak ingin ketinggalan waktu, lagi pula, Budi sudah memberi uang saku lebih kepada Putrinya untuk membeli sarapan di kantin sekolahnya.
Mereka berjalan bersama, karena memang 1 jalur, dan setiap Budi berangkat dan pulang kerja, pasti melewati sekolahan Putrinya. Tak sampai 20 menit mereka berjalan, akhirnya mereka telah sampai di depan sekolah. Lisa melambaikan tangannya, dan Budi membalasnya. Setelah melihat Putrinya sudah masuk gerbang sekolah, ia pun melanjutkan perjalanannya.
.....
Setelah beberapa lama, Hari telah sore, dan waktu sudah menunjukkan jam 4. Jam kerja Budi telah selesai, ia pun segera bersiap-siap untuk pulang. Lagi pula sudah ada beberapa karyawan shif malam sudah hadir. Baru saja mengenakan jaketnya, tiba-tiba ponselnya berbunyi. Budi segera mengangkatnya ketika salah satu temannya menghubunginya.
"Halo..., Ya ? Ada apa ?" tanya Budi setelah mengangkat telepon dari sahabatnya.
"Tim kita mendapat panggilan." jawab sahabatnya yang bernama Andi dengan girangnya.
"Owh.., benarkah ? Kamu dapat info dari siapa ?" tanya Budi.
"Beberapa menit yang lalu, pihak Guild menghubungiku. Tim kita mendapat misi untuk masuk ke Portal Tingkat D. Letaknya 2 Km dari tempat kerjamu. Mereka juga sudah mengirim lokasinya padaku." jawab Andi
Ya, selain kerja sebagai karyawan biasa di minimarket, Budi juga memiliki pekerjaan sampingan yaitu seorang Hunter. Budi pasti akan pulang larut malam, karena dia dan Tim-nya mendapat panggilan untuk mengatasi 1 Portal setelah pulang kerja.
Tim-nya bernama Elang Hitam. Tetapi Budi merasa tak biasa, karena tidak biasanya Perusahaan Guild tidak menghubunginya, secara dirinya adalah ketua Tim-nya. Jadi, bila Perusahaan Guild ingin menghubungi Tim Elang Hitam, pasti Budi yang dihubungi.
"Apa kamu yakin ? Masalahnya, kenapa pihak Guild tidak menghubungiku ?" tanya Budi yang heran, karena Perusahaan Guild tidak menghubunginya.
"Tentu saja aku yakin. Dan juga aku sudah menghubungi yang lainnya, dan mereka setuju." jawab Andi.
"Hmm..., baiklah. Kirimkan lokasinya. Aku akan bersiap-siap." jawab Budi.
"Siap Bos..!!" jawab Andi.
Tut.
Mereka pun mengakhiri obrolan mereka.
_______________________________________
...TimeLine...
Note :
Perjalanan Queen Sinta \= Cerpen.
Arkhan \= Cerpen.
The Hunter \= Cerpen.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
John Singgih
lanjut
2023-09-07
0
Rahma Hayati
❤
2023-08-26
1
JA Chrysant
kwkw nicee plotnya menarik banget Kak, lanjuutt
2022-04-06
1