Tanpa memperdulikan ekspresi dan jawaban dari mereka berlima, ke-5 Batu Infinity Stones langsung melayangkan ke arah mereka berlima. Seketika ke-5 Batu itu langsung masuk ke dalam tubuh mereka berlima. Tanpa ada rasa sakit, tubuh mereka berlima bercahaya dengan sesuai dengan warna Batu mereka masing-masing.
Mereka berlima masih dalam ekspresi terkejut, tak lama kemudian mereka pun tersadar, dan langsung memandang Pak Tua yang tak lain Edgar, yang kini sedang memandangi mereka berlima secara bergantian. Reyhan bersuara. "Kenapa kau menanamkan Infinity Stones kepada kami ?"
Reyhan, Batu Infinity Stone yang tertanam dalam dirinya berwarna biru. Sean, berwarna Merah. Peter, Batu berwarna Hijau, Arkhan, Batu berwarna Jingga. Dan untuk Queen, Batu Infinity Stone yang tertanam dalam dirinya, berwarna Kuning.
Edgar menjawab pertanyaan Reyhan. "Karena tak selamanya aku akan selalu menjaganya. Lebih baik, aku memberikan kepada kalian."
Semua terdiam mendengar jawaban Pak Tua ini. Mereka tak menyangka akan mendapatkan sebuah Batu yang begitu berharga, dan tak bernilai harganya. Tentu saja dalam diri mereka khawatir. Khawatir dalam artian mereka akan membelok bila ada sesuatu yang membuat mereka berubah pikiran.
"Dengan kau memberikan Batu-Batu aneh ini kepada kami berlima, apa kau tidak takut bila ada salah satu dari kami akan melakukan hal yang mengancam Multiverse ?" tanya Queen dengan tatapan dingin ke arah Edgar.
Edgar tersenyum mendengar pertanyaan dari Gadis setengah Vampir itu. Ia menjawab. "Aku percaya kepada kalian, karena dari kalian semua, tidak akan mengancam Multiverse."
"Kenapa kau bisa seyakin itu ?" sahut Sean bertanya.
"Kalian tau ? Ke-5 Batu tadi, bergerak atas kehendak mereka sendiri, bahkan tidak memberiku kesempatan untuk memilih. Karena dari kalian berlima tidak punya niat jahat yang mengancam Multiverse. Jadi, masing-masing dari ke-5 Infinity Stones 'lah memilih kalian secara langsung." jawab Edgar dengan tenang.
Semua kembali terdiam mendengar jawaban Edgar. Pak Tua itu kembali bersuara. "Baiklah, sebelum kalian berangkat ke Dunia D-22, aku akan memberitahu kalian agar tidak kaget setelah kalian sudah ada disana."
Edgar memandang Reyhan. "Untuk pergi ke Dunia D-22, hanya bisa menggunakan Space Stone. Reyhan, karena Space Stone ada pada dirimu gunakanlah kekuatannya untuk bisa pergi kesana. Menggunakan Portalmu takkan bisa menembus ke dinding pelindungku yang mengurungi Dunia D-22 dan D-Danger."
Lalu ia menambahkan. "Menggunakan Kekuatan Space Stone adalah jalannya. Dimana kamu memiliki kekuatan dan energi banyak di dalam dirimu, pasti dengan mudah kamu bisa mengendalikan kekuatan dari Batu itu kapan saja." lalu pandangan beralih ke-4 orang sisanya secara bergantian. "Begitu juga berlaku pada Infinity Stone yang ada diri kalian."
Dengan serius Edgar berkata. "Dan satu hal lagi yang ingin kusampaikan. Revolusi, Rotasi, dan Waktu di Dunia D-22 sudah sangat berbeda. 1 hari di Dunia kalian, maka 4 tahun di Dunia D-22."
Semua terkejut mendengar kata-kata Edgar, perbandingan 1 hari, sama saja 4 tahun tinggal di Dunia D-22. Kecuali Reyhan, karena dia pernah mengalami hal seperti itu. Hanya saja, yang akan dihadapinya nanti adalah kebalikan dengan kejadian di masa lalunya.
"Ini sudah 1 tahun D-Danger berada di dalam Multiverse kita, selama setahun ini D-Danger sudah melahap 4 Dunia. Setiap Dunia yang dilahapnya, tidak langsung, melainkan D-Danger membutuhkan 3 bulan untuk sepenuhnya melahap 1 Dunia saja." kata Edgar menjelaskan lagi.
Semua terdiam, dan saling memandang. Edgar bersuara. "Mungkin terdengar Gila da tidak masuk akal. Saat aku datang ke Dunia D-22, rasanya seperti aku datang ke Dunia kalian, waktu yang dirasa sama saja, aku tinggal disana selama 3 hari. Tetapi ketika aku kaluar dari sana, dan ternyata aku hanya pergi selama 3 menit saja."
"Dan untuk D-Danger, ini sudah 2 hari Dunia D-22 masih dalam awal dilahap olehnya. Bayangkan, ini sudah hampir 3 hari, maka sudah hampir 12 tahun Dunia D-22 diserang." tambahnya.
Semua terdiam. Mereka membayangkan kehidupan di ke-4 Dunia yang sudah dilahap D-Danger. 1 hari di Dunia D-22 sama saja dengan 4 tahun Di Dunia mereka. Waktu D-Danger untuk melahap 1 Dunia saja membutuhkan 3 bulan. Maka, 3 bulan di Dunia mereka, itu sama saja 360 tahun di Dunia yang terkena efek dari D-Danger.
Edgar berkata lagi. "Maka dari itu, aku mengumpulkan kalian dan meminta bantuan kepada kalian untuk menyelamatkan Dunia D-22 dari ancaman D-Danger, maka Revolusi, Rotasi, dan Waktu di Dunia D-22 akan kembali normal seperti Dunia kalian. Dan satu lagi, bantulah dia, undanglah dia bersama kalian."
"Dia ?" sahut mereka semuanya.
Edgar menjawab. "Seseorang yang sudah kutanamkan Infinity Stones ke-6. Dengan Infinity Stone yang tertanam juga pada kalian, kalian akan mudah menemukannya. Karena semua Infinity Stones terhubung bila salah satunya digunakan. Dan bila nanti dia sudah bisa membangunkan kekuatannya, dia sepenuhnya bisa mengendalikan Power Stone, dan itu menjadi kunci untuk bisa memperkuatkan semua Infinity Stones pada diri kalian."
Semua saling memandang. Satu persatu mereka mengangguk kepalanya, dengan ekspresi masam. Edgar memandang dingin. "Aku harap, kalian tidak menggabungkan kekuatan dari ke-6 Infinity Stones untuk upaya terakhir kalian. Bahkan diriku saja tidak berani melakukannya."
Reyhan, Sean, dan Queen mengerut dahinya. Sedangkan Peter dan Arkhan langsung mengerti. Edgar memandang mereka berdua. "Sesuai dengan apa yang kalian pikirkan. Jangan pernah melakukannya, karena ada konsekuensinya."
Reyhan, Sean, dan Queen tak mengerti. Namun berbeda dengan Peter dan Arkhan, mereka mengangguk kepalanya dengan tegas, karena mereka sangat paham dengan Infinity Stones, sesuai film yang pernah mereka tonton, tentu saja mereka takkan melakukannya. Dan kenyataan, mereka juga tak menduga kalau itu benar-benar bisa terjadi di Multiverse mereka.
Edgar berkata. "Aku memilih Reyhan sebagai Tim kelompok ini."
Reyhan menghela nafasnya. "Bisakah jangan aku ? Aku sudah cukup lelah. Aku juga sudah pensiun dari jabatanku sebagai Raja. Apa tidak ada yang lain ?"
Tak ada yang menjawab, semua orang termasuk Edgar memandang dirinya. Sudut bibir kanan Reyhan bergerak-gerak. Ia memasang wajah pasrah dan perasaan kesal. "Oke-oke. Tim ini aku yang memimpinnya."
Edgar tersenyum mengangguk kepalanya. Reyhan memandangnya dan bertanya. "Jadi, kapan kita berlima berangkat ?"
Sejenak Edgar terdiam, lalu ia menjawab. "Sudah 2 hari lebih 24 jam kurang 2 menit kalian paham ?"
2 menit lagi akan menjadi hari ke-3. Yang dimana waktu Dunia D-22 sudah akan 12 tahun diserang oleh D-Danger. Tentu, Reyhan, dan yang lainnya paham.
Mendengar ucapan Edgar, mereka semua langsung berdiri dari kursi mereka masing-masing. Lalu berjalan saling mendekat, dan Reyhan berdiri di depan. Ia memenjamkan kedua matanya untuk merasakan kekuatan Infinity Stone miliknya.
Reyhan pun membuka kedua matanya yang kini bercahaya biru. Tubuhnya juga diselimuti cahaya biru. Tiba-tiba di depannya muncul sebuah Portal Biru. Portal ini sungguh berbeda seperti miliknya. Reyhan pun bersuara. "Ayo kita berangkat."
_______________________
Jangan Lupa Like.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
FCK131404W
up thor
2022-03-09
1
tembel rohman cimbah
sudah sedikit paham Thor tentang cerita nya
2022-02-18
1
poetrae raentaeo
lanjut thor
2022-02-17
2