"Apakah semua orang diseluruh Dunia ini hanya berfikir dengan mengalahkan para Monster bisa menghentikan semua yang telah terjadi ? Sungguh pendek sekali pemikiran kalian."
Budi menoleh, ia terbelalak tak percaya kalau Pria dewasa ini seakan bisa menebak isi pikirannya. Reyhan memandangnya, dan berkata. "Pertama, kamu harus ikut dengan kami, untuk melatih dirimu yang masih kekurangan." ucapnya dengan ekspresi dinginnya dan menatap serius kepada Budi.
"Tunggu dulu, kenapa aku harus ikut dengan kalian ?" jawab Budi protes.
"Karena kamu memiliki Power Stone, jadi kamu harus ikut dengan kami." jawab Reyhan dingin.
Budi mengerut dahinya. "Power Stone ? Apa itu ? Aku merasa aku tidak memiliki yang kalian cari."
Reyhan menghela nafasnya. Ia bergumam. "Hahh., ternyata sesuai dengan perkataan Pak Tua. Dia tidak tau apa-apa."
"Anda bilang apa tadi, Tuan ?" sahut Budi yang mendengar gumamnya Reyhan, meski tidak terdengar jelas.
"Yang jelas dalam dirimu telah ditanamkan Power Stone." jawab Reyhan.
"Power Stone ? Di dalam diriku ?" sahut Budi yang masih kebingungan.
Reyhan menjawab. "Kamu memang masih belum menyadarinya, tetapi kamu pasti sesekali menggunakan saat keadaan terdesak." tambahnya.
"Tunggu, aku masih tak mengerti apa yang kamu maksud." balas Budi.
"Memang benar, kamu belum menyadarinya. Apa kamu pernah merasa aneh pada dirimu, karena kamu tiba-tiba bisa meningkatkan kekuatanmu. Seperti contohnya tubuhmu diselimuti cahaya." jawab Reyhan yang mulai sedikit kesal menjelaskannya.
Budi terdiam. Ya, ia tersadar mengingat dirinya memiliki kekuatan yang selama ini disembunyikan. Kecuali dalam keadaan terdesak, maka ia akan menggunakannya, dan saat itu juga tubuhnya diselimuti cahaya ungu. Setelah ia mendapat kekuatan yang tak sesuai dengan Rank-nya.
Melihat Budi terdiam, Reyhan tersenyum remeh. "Kamu menyadarinya ?"
Budi mengangguk-angguk kepalanya. "Ya, ketika aku menggunakannya, cahaya ungu muncul dan menyelimuti seluruh tubuhku. Seketika kekuatanku meningkat."
"Ya, itu adalah Power Stone yang ada di dalam dirimu, salah satu Batu ke-6 Infinity Stones." kata Reyhan membenarkannya.
"Infinity Stones ? Apa lagi itu ?" tanya Budi.
Mendengar dan melihat Budi yang masih tak mengerti tentang Infinity Stones, bertanda kalau pemuda ini sama seperti dirinya, Sean, dan Queen. Tidak seperti Peter dan Arkhan yang mengetahui ke-6 Batu itu melalu film yang pernah mereka lihat. Awalnya Reyhan mengira kalau Budi mengetahui apa itu Infinity Stones.
Dalam batinnya, Reyhan bertanya-tanya. "Apa dia tidak pernah melihat film yang sama ditonton oleh Peter dan Arkhan ? Apa karena memang di Dunia ini sudah tidak ada Dunia perfilman dan hiburan atau Entertainment semenjak D-Danger datang ?"
"Kami berlima juga memiliki Infinity Stones di dalam diri kami. Jadi kamu ikut kami terlebih dahulu." jawab Reyhan tegas.
"Hanya karena itu, aku harus ikut kalian ?" tanya Budi lagi.
Reyhan sudah kesal, ketika ia akan bersuara, Budi bersuara lebih dulu. "Hei.., apa kau tidak tau kondisiku ? Aku harus pulang dan jenasah teman-temanku untuk kumakamkan. Dan juga aku harus pulang ke rumah karena aku memiliki Putri yang sedang menungguku pulanh."
Reyhan terbelalak. "Kamu memiliki anak ?"
Budi dengan tegas mengangguk kepalanya. "Ya, makanya aku harus segera pulang. Putriku berumur 10 tahun, aku tidak bisa membiarkannya sendirian di rumah."
Saat akan membalas ucapan Budi, tiba-tiba terdengar suara yang cukup membuat tanah disekitar mereka bergetar. Budi langsung menoleh ke arah sumbernya setelah layar hologramnya muncul dihadapannya.
Reyhan mengerut dahinya. Dalam hatinya, ia bertanya-tanya. "Layar apa itu ? Kenapa bisa muncul persis di depan wajahnya ? Dan alat kecil apa itu yang tercantel di telinga kanannya ? Apa di Dunia ini sudah sangat canggih ? Bahkan di Dunia kehidupan pertamaku belum ada."
"Kenapa Bos Dungeon bisa muncul datang kesini ?" tanya Budi tiba-tiba dengan ekspresi terkejut.
Reyhan berbalik badannya karena penasaran dengan apa yang dilihat oleh Budi. Dirinya memang sudah menyadari akan kehadiran Monster, tetapi ia tak tau wujud seperti apa Monster itu. Reyhan sedikit memiringkan kepalanya. "Naga lagi ?"
Seekor Naga yang memiliki ukuran tubuhnya lebih sedikit besar dari Naga yang sebelumnya dikalahkan oleh Reyhan dan Tim-nya. Tetapi Naga itu memiliki sepasang sayap dipunggungnya. Jaraknya kurang lebih 30 meter di depan mereka berdua.
"Itu Naga Wyvern, Bos Dungeon ini, dia Rank S+." jawab Budi.
"Bos ? Kenapa kamu bisa mengatakan Monster Kadal terbang itu adalah Bosnya ?" tanya Reyhan yang heran.
Budi menjawab. "Karena alat Augmaku dapat mendeteksi jenis-jenis Monster. Seharusnya Bos Dungeon akan muncul setelah semua Monster bawahannya dikalahkan, ini....."
"Sudahlah, aku tidak peduli dengan alat kecil yang tercantel di telingamu, dan penjelasanmu tentang Monster kadal ini." ucap Reyhan memotong jawaban Budi.
Lalu ia melangkah maju dalam beberapa langkah saja. Reyhan terlihat biasa saja, dan seakan Wyvern yang ada di depannya bukanlah tandingannya, lalu tangan kanannya mengarahkan ke arah Wyvern itu. Budi terbelalak melihatnya. "Tuan, mund..."
Mulut Budi terhenti bersuara ketika memanggilnya untuk memberi peringatan, karena tiba-tiba banyak sekali Portal bercahaya muncul di langit tepat di atas Reyhan. Budi membeku melihatnya. Ya, serangan milik dari Pria ini yang sebelumnya.
Tetapi, kali ini lebih banyak, mungkin hampir ada 100 Portal muncul di langit, mungkin lebih dari 100. Reyhan mengibas tangan kanannya ke samping. Seketika Portal-Portalnya mengeluarkan banyak sekali pedang meluncur ke arah Wyvern yang sedang berjalan maju ke arahnya.
Tak hanya pedang, tombak-tombak runcing pun ikut bermunculan. Wyvern mengaum sangat keras, tubuhnya dihujani banyak sekali pedang dan tombak runcing. Sebagian dari semua pedang dan tombaknya, ada yang terpental, ada juga yang berhasil menusuk tubuhnya, karena kulitnya cukup keras.
Meski begitu, Reyhan tak menghentikan semua serangannya. Ia terus menghujani semua senjata tajamnya dan runcingnya ke Wyvern itu. Disisi Budi, ia terkejut, dan menganga tak percaya apa yang dilihat. Seorang Pria asing memiliki kekuatan yang luar biasa mampu membuat seekor Wyvern terdesak.
Bahkan menurutnya, seorang Hunter yang sudah di Tingkat Rank S+ dan Rank SS, pasti masih kesulitan menghadapi Wyvern, dan sehingga masih butuh bantuan. Terlihat Wyvern itu berusaha maju, tetapi saking banyaknya pedang dan tombak menghujani seluruh tubuhnya, ia merasa sulit untuk bebas bergerak.
Mengangkat kakinya saja cukup kesulitan. Dia mengaum keras, entah Wyvern itu kesakitan atau karena marah. Mau menyemburkan Apinya dari mulutnya, belum tentu bisa, bila membuka mulutnya, pasti salah satu senjata lawannya berhasil masuk ke dalamnya.
Reyhan tak henti-hentinya melancarkan serangannya. Budi bergumam. "Entah sudah berapa ? Ratusan ? Ribuan senjata yang ia keluarkan ? Apa dia tidak sayang dengan semua senjatanya ?"
Reyhan pun mengarahkan tangan kirinya ke arah Wyvern itu. Telapak tangannya terbuka, muncullah Bola Api sebesar bola tenis. Bola Api kali ini tidak berwarna Biru, hanya Bola Api biasa. Ya, menurutnya hanya Bola Api biasa sudah cukup, dan perlahan membesar sebesar bola basket.
Disisi Wyvern, dia berusaha pergi dari tempatnya. Tetapi percuma, semua pedang dan tombak dari lawannya terus menghujaninya, membuat ia kesulitan untuk banyak bergerak. Bagi Reyhan, menggunakan 2 jurus yang berbeda di waktu yang sama, itu tidak begitu sulit selagi ia masih memiliki energi.
Reyhan menajamkan pandangan ke arah Wyvern itu. Dan bergumam. "Matilah."
Setelah mengucapkan 1 kata saja, Bola Apinya, langsung melesat maju begitu cepat ke arah targetnya. Pada akhirnya....
BOOM.....!!
_______________________
Jangan Lupa Like.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
poetrae raentaeo
lanjut
2022-02-19
2
tembel rohman cimbah
dan akhirnya author nya tidak up lag
2022-02-18
1
M iqbal R M
lanjutt
2022-02-18
1