Leo mengantarkan Ayu pulang ke rumah hampir tengah malam karena saat dalam perjalanan terjadi kemacetan akibat papan reklame raksasa yang roboh ke badan jalan. Tentu saja waktu kemacetan itu merupakan berkah bagi Leo sedangkan bagi Ayu itu adalah musibah. Jam ditangannya sudah menunjukan pukul 22.35 dan dia masih di tengah jalan. Mei dan Agustus sudah menelpon menanyakan sedang di mana.
Ayu yang sudah mengantuk pun tertidur, Leo yang melihat itu membenarkan posisi kursi agar nyaman buat tidur. Melihat Ayu yang sedang tidur seperti itu membuat Leo terpana akan kecantikan sang pujaan hati. Jarak yang kurang dari sepuluh centimeter membuatnya bisa menghirup wangi tubuh Ayu yang memabukkan bagi Leo. Hidung lelaki itu kini menempel di leher gadis yang sedang tidak berdaya itu. Menghirup udara segar dan lembut bahkan bibirnya pun merasakan kelembutan kulit leher yang putih mulus itu. Dihisapnya leher Ayu dan meninggalkan karya yang akan membawa petaka bagi Ayu nantinya.
'Sadar Leo!' seolah ada bagian dirinya yang memberi peringatan akan tanda bahaya.
Leo cepat-cepat menjauhkan dirinya dari tubuh Ayu yang masih tertidur pulas. Mata Leo terbelalak melihat ada tanda merah di leher Ayu.
'Gawat! Bagaimana ini? Apa yang sudah aku lakukan padanya?' batin Leo dan dia sangat panik.
'Mudah-mudahan cepat hilang! Mana itu terlihat sangat jelas di leher putihnya.' batin Leo, merutuki kelakuannya yang tidak bisa menahan hawa napsu.
***
Leo pun membangunkan Ayu karena sudah sampai ke rumah. Ayu bangun membereskan bajunya yang agak berantakan. Tanpa dia tahu kalau kini di lehernya kini ada tanda merah.
"Terima kasih Kak Leo. Selamat malam!" kata Ayu dengan sopan sebagai tanda terima kasih karena sudah diantarkan pulang.
"Iya, sama-sama. Semoga kamu mimpi indah." Leo tersenyum kaku saat matanya tertuju kembali ke leher Ayu.
Ayu masuk ke rumah yang ternyata tidak dikunci pintunya. Namun, kedua orang tuanya sedang duduk di sofa menunggu kepulangan putri mereka.
"Mama dan Papa belum tidur?" tanya Ayu begitu masuk rumah.
"Bagaimana kami bisa tidur kalau putri kita satu-satunya belum pulang?" Mei berdiri sambil melipat tangannya di dada.
Mata Mei melihat ada sesuatu di leher Ayu. Kemudian dia mendongakkan kepala anaknya itu untuk melihat lebih jelas. Tanda merah di leher, pulang sangat larut malam. Pikiran Mei sudah melalang buana ke area XXl plus.
"Ayu kamu pulang sama siapa barusan?" tanya Mei dengan tatapan horornya.
Ayu yang ditatap oleh Mei seperti itu membuatnya takut. Dia merasa tidak ada yang akan membuat orang tuanya marah.
"Di–antar oleh Kak Leo," jawab Ayu pelan dan ada rasa takut karena diantar sama laki-laki.
"Apa yang telah kalian berdua lakukan, hah?" Suara Mei setengah berteriak, tetapi memenuhi ruangan itu karena suasana malam yang sepi.
"Makan malam bersama sepupunya Kak Leo," jawab Ayu pelan dengan suara bergetar karena takut melihat mamanya marah.
"Lalu ini, apa?" Mei menunjuk tanda merah di leher Ayu.
Ayu yang tidak tahu apa-apa hanya menatap mamanya dengan bingung dan tidak mengerti.
"Ada apa, Sayang. Kenapa memarahi Ayu?" Agustus dari tadi memperhatikan Mei yang terlihat kesal sama Ayu karena pulang sangat larut malam.
"Lihat, Pa!" Mei mengangkat dagu Ayu sehingga leher jenjang Ayu semakin terlihat jelas ada tanda merah di sana.
"Ini apa, Ayu!" Suara Agustus pun menggelegar.
Agustus juga ikutan marah ketika melihat tanda di itu. Ayu penasaran ada apa dengan lehernya, apa yang membuat orang tuanya murka.
"Ada apa dengan leher Ayu?" tanya Ayu mencoba melihat lehernya lewat kamera handphone.
"Kyaaaak! Apa ini!" Ayu baru tahu kalau di lehernya ada sebuah karya lukis.
"Kamu sudah tidur dengannya?" tanya Agustus terasa horor suara dan tatapannya oleh Ayu.
"Tidak Ma ... Pa. Ayu beneran tidak pernah melakukan hal begituan. Ciuman saja Ayu belum pernah. Apalagi tidur dengan laki-laki," jawab Ayu dengan mata berkaca-kaca.
"Mama tidak mau kamu terjerumus ke dalam pergaulan bebas!" Mei memberi peringatan kepada Ayu.
Ayu pun menganggukkan kepalanya beberapa kali. Dalam hati dia merutuki Leo. Entah kenapa dia merasa hasil karya di lehernya itu adalah perbuatan Leo.
'Awas kamu, Leo! Akan aku balas kelakuan kamu ini.' batin Ayu.
***
Ayu pergi ke kampus menggunakan scarf di lehernya untuk menutupi tanda merah yang parkir di leher jenjangnya. Saat dia bertemu dengan Aries, Leo dan Libra di parkiran kampus membuat Ayu kesal.
"Hai Ayu!" Aries tersenyum lembut.
"Halo Kak!" Balas Ayu dengan gugup kemudian menatap Leo.
Leo tersenyum manis kepada Ayu. Hal itu membuat si gadis kesal. Terlihat dari tangannya yang terkepal.
"Ayu, kamu mau ikutan acara bakti sosial hari Minggu nanti!" ajak Aries.
"Di mana acaranya, Kak?" tanya Ayu antusias.
"Di pinggiran kota. Kita akan membagikan sembako kepada warga yang membutuhkan di daerah sana. Lalu ke panti asuhan," jawab Aries.
"Ikut, Yu. Biar semakin ramai, ajak juga teman-teman kamu!" Libra yang kini sudah berteman dengan Ayu, terlihat lebih ramah.
"Oke. Akan aku ajak mereka!" Ayu menyetujui ajakan para seniornya.
"Terima kasih, ya!" Aries mengacak-acak rambut Ayu, dan hal itu membuat Leo membelalakkan matanya dan menatap tajam pada Aries.
"Baby, jangan berbuat macam-macam!" bisik Leo saat Ayu melewatinya. Ayu pun menginjak kaki Leo dengan keras sehingga mengaduh.
"Rasakan!" Ayu cepat-cepat lari dari sana sebelum Leo menarik dirinya seperti biasa.
***
Ayu pun memberi tahu rencana Aries dan itu mendapat sambutan hangat dari teman-temannya. Banyak dari mereka yang mau ikutan kegiatan bakti sosial.
Juli yang masih benci sama Ayu, sedang merencanakan sesuatu yang bisa membuat Ayu menangis karena marah dan kesal. Saat Ayu pergi ke toilet, diam-diam Juli mengambil laptop milik sepupunya itu. Lalu dia menghapus file-file tugas dan materi milik Ayu. Setelah itu dengan cepat dia menyimpan kembali barang itu ke tempatnya.
Senyuman kepuasan tercipta dari bibir Juli yang bergincu merah. "Rasakan Ayu!" gumamnya saat melihat Ayu masuk ke kelas bersama September.
"September, aku curiga kalau Juli akan melakukan sesuatu yang buruk kepadaku," ucap Ayu setelah melihat senyum mengejek Juli ke arahnya.
"Kalau dia berbuat macam-macam balas saja lagi!" September malah mengkompori Ayu.
"Nggak ah, aku takut Mama sama Papa nanti marah lagi" Ayu teringat akan janjinya.
"Pembalasan dengan cara yang cantik dong! Jangan melibatkan atau merugikan orang yang tidak tahu apa-apa." September memberi tahu cara terbaik untuk balas dendam nanti.
***
Jangan lupa untuk klik, like, favorit hadiah dan Vote-nya juga ya.
Dukung aku terus. Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 180 Episodes
Comments
Irma Kirana
😂😂😂🤭🤭😂 adeuh kasihan ayu dimarahin
2022-03-08
6
Mel Rezki
apa kabar itu kaki leo yg diinjak ayu🙏👍👍👍 lanjut 💪
2022-03-04
3
Susilawati Rela
padahal part nya cukup panjang, tapi bacanya rasa kurang aza...🤔🤔🤔
2022-03-01
7