Ayu diajak Gemini untuk berfoto bersama pengantin. Ternyata Leo juga sudah berdiri disamping Ayu, jadinya di foto itu terlihat ada dua pasangan. Gemini yang mengenal Leo, menyangka kalau Ayu itu adalah pacarnya karena tadi mereka terlihat memilih makanan bersama.
"Ngapain Kak Leo ikutan berfoto bersama kami?" tanya Ayu kepada Leo saat melihat berdiri disampingnya.
"Apa? Enak saja kamu bilang. Aku itu tidak sengaja lewat karena kalian sedang berfoto jadinya aku menunggu di samping kamu," jawab Leo mutar-mutar.
Ayu memandang Leo dengan gemas ingin menimpuk pakai tas tangannya. Lalu Ayu pun memilih pergi menjauh dari sana.
"Leo, Ayu itu kekasihmu 'kan?" tanya Gemini karena penasaran. Tadi terlihat baik-baik saja, tetapi barusan seperti tidak akur.
"Itu bukan urusan kamu!" jawab Leo.
"Tentu saja mereka pasangan, Sayang. Lihat saja mereka memakai baju couple." Suami Gemini sangat peka. Gemini pun memperhatikan baju yang dipakai oleh Leo kemudian dress yang dipakai Ayu.
"Iya, benar kalian pakai baju pasangan. Oh, manis sekali teman aku ini," kata Gemini kepada Leo. Leo pun mendengus dan pergi dari sana.
Leo memakai jas warna hitam dan dasi warna toska. Dress yang dipakai oleh Ayu berwarna hitam dan pita toska di pinggangnya. Jika, Ayu memakai aksesoris kalung dan anting berlian berwarna putih. Leo memakai jam di tangannya yang berwarna silver.
Acara pesta malam itu berjalan dengan lancar dan meriah. Meski ada kejadian kue pengantin hancur. Namun, semua orang menikmati pesta itu. Termasuk orang tua Ayu, yang bisa bertemu dan berkumpul kembali dengan teman-teman lama.
***
Ayu sarapan seperti biasa sambil menonton berita. Pesta pernikahan Gemini yang diadakan semalam menjadi topik berita utama pagi ini. Ayu tersedak makanannya saat melihat bagaimana Juli jatuh dan menimpa kue pengantin yang tingginya tiga meter.
"Ini, minum dulu!" Mei memberikan satu gelas air putih kepada Ayu.
"Kenapa, Ayu?" tanya Agustus begitu duduk untuk sarapan, melihat putrinya batuk-batuk.
"Entah ada apa?" Mei mengusap-usap punggung Ayu.
Berita di televisi masih menyiarkan tentang Juli yang jatuh ke kue pengantin. Videonya memutar gambar dari sebelum Juli jatuh sampai pergi dari acara pesta.
"Kasihan Juli, pasti dia malu," kata Agustus.
Ayu dan Mei menatap laki-laki yang kini juga ikutan melihat berita di televisi. Terlihat jelas tatapan iba karena keponakan yang jatuh menimpa kue pengantin itu menjadi bahan berita yang diberitahukan kepada orang banyak.
"Kenapa Papa, bicaranya seperti itu?" tanya Mei kepada suaminya.
"Iya, kasihan dong, Sayang. Juli pasti akan malu, kalau hal yang memalukan terjadi padanya kini diketahui banyak orang." Agustus menjawab pertanyaan istrinya, sambil mengaduk kopi pahit buatan Mei.
"Apa Papa tahu, kalau Juli juga semalam sudah menjegal kaki Ayu, dan hampir terjatuh. Untungnya tubuh Ayu ketangkap oleh orang lain. Coba kalau nggak ada dia! Wajah Ayu sudah rata sama lantai," beber Ayu tentang kejadian di pesta semalam.
"Astaga! Tapi kamu tidak apa-apa 'kan?" tanya Agustus kepada putri semata wayangnya.
Ayu mengangguk, mana mungkin dia akan bilang kalau dia jatuh kepada pelukan laki-laki yang suka membulli dirinya. Bahkan dia malah memeluk tubuh Leo dengan erat. Bisa-bisa nanti Agustus minta pertanggungjawaban dari Leo karena sudah menyentuh Ayu.
***
Ayu berjalan di koridor kampus dan mendengar orang-orang pada membicarakan kejadian Juli yang jatuh di atas kue pengantin. Bahkan berita yang masuk di sosial media, mereka ramai-ramai memberikan komentarnya. Apalagi teman-teman kamus malah menyebut nama Juli di komentar mereka.
Jatuhnya Juli di pesta semalam menjadi trending topik di grub sosial media anak-anak kampus. Ayu baru tahu kalau Juli nggak masuk kuliah saat siang hari. Bahkan akun sosial media miliknya di tutup.
***
Juli menangis tergugu sampai suaranya serak. Dia dari semalam tidak mau berhenti menangisnya. Februari sudah merayu dan mencoba menenangkan Juli sejak semalam. Namun, belum berhasil juga malahan dia semakin histeris jika melihat beritanya di televisi atau di layar handphonenya.
"Aku nggak mau pergi ke kampus lagi! Aku nggak mau keluar rumah! Aku nggak mau bertemu dengan siapapun!" teriak Juli setiap Februari mengajaknya bicara.
Melihat keadaan putrinya seperti itu membuat Februari sedih. Dia pun meminta Mei, untuk memberi saran agar Juli tidak mengurung diri di kamar terus.
Mei pun menyarankan Februari dan Juli untuk berlibur beberapa hari. Mei juga menyuruh untuk mencari kesenangan dan mengobati hatinya. Setelah itu baru kembali, jika hati dan pikiran sudah bisa terkendali.
Februari menerima telpon dari sanak saudara yang menanyakan perihal Juli yang jatuh menimpa kue pengantin. Sebenarnya dia juga lelah harus menceritakan kejadian memalukan itu berulang kali. Apalagi saat teman-teman sosialita istri para pengusaha yang semalam tidak hadir atau tidak di undang, memintanya menceritakan kronologi bagaimana Juli sampai bisa jatuh di atas kue pengantin yang harganya ratusan juta itu.
Setiap Februari menceritakan kejadian itu kepada rekan pergaulan di grub sosialita. Juli selalu menangis histeris karena malu. Apalagi saat mama calon incaran Juli menelpon dan bertanya kenapa berita itu sampai sangat heboh. Maka, dengan sedikit mengadu Februari pun bercerita dari awal sampai akhir.
"Mama, bisa nggak handphone di non-aktifkan! Biar nggak perlu bercerita terus tentang kejadian semalam. Aku malu, Ma!" Juli kembali menangis.
"Kalau Mama tidak menjawab panggilan mereka. Nanti Mama dikira sombong dan mereka akan menjauh. Apa kamu mau Mama dikucilkan di kalangan ibu-ibu sosialita?" Februari menatap Juli kesal.
"Tapi aku malu, Ma." Juli memeluk boneka kesayangannya sambil menghapus air mata dan ingus pakai tisu.
"Kalau kamu tidak jatuh dan menimpa kue pengantin yang viral itu. Tidak akan begini kejadiannya!" Februari menjadi kesal karena Juli dia juga jadi kebawa malu.
"Ini semua gara-gara Ayu, Ma!" Juli berteriak di sela isak tangisnya.
"Kenapa kamu selalu menyalahkan orang lain? Introspeksi diri." Februari mengusap rambut Juli.
'Ayu, awas! Aku akan membalas kamu lebih dari yang kamu lakukan kepadaku,' batin Juli.
"Mama nggak sayang sama aku lagi!" Juli menatap ke arah wajah wanita yang sudah melahirkannya.
Februari menghela napasnya, dia tahu jurus terakhir Juli selalu begitu. Bilang kalau sudah tidak sayang dia lagi.
"Tentu saja Mama sayang Juli. Makanya besok kita pergi berlibur ke Jepang agar tidak ada yang mengenali kamu. Jadi, kita bisa pergi jalan-jalan menyenangkan hati dan pikiran kita. Biar nggak galau terus."
***
"Aduh kayaknya ada yang ngomongin aku!" Ayu mengorek telinganya yang terasa panas.
"Pastinya, dia itu sangat kesal sama kamu. Jadi, dia ngomongin kamu terus." September tertawa sambil memegangi perutnya yang masih saja menonton Juli yang jatuh menimpa kue pengantin.
***
Jangan lupa untuk klik like, favorit, hadiah, dan Vote-nya juga ya.
Dukung aku terus ya. Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 179 Episodes
Comments
Puspa Elok
betulkan papanya Ayu nmy Agustus 👏🤭
2022-09-15
1
Irma Kirana
nama nama nya unik sekali 🤭🤭☺️
2022-03-02
3