Semua mata tertuju kepada Ayu, mereka seolah sudah menjatuhkan vonis bersalah kepadanya sebagai tersangka utama. Air mata Mei juga jatuh tidak terima anaknya dituduh sebagai pencuri. Baginya Ayu bukanlah orang yang suka mengambil milik orang lain. Bahkan jika menemukan barang milik orang lain Ayu selalu mengembalikan kepada pemiliknya.
Agustus yang marah atas hinaan yang dilayangkan oleh Juli untuk keluarganya. Dia langsung membawa Ayu dan Mei pulang. Biasanya mereka akan menginap satu atau dua hari.
Gara-gara kejadian itu keluarga Ayu tercoreng di mata keluarga besar Wijaya. Mereka pun terang-terangan menjelek-jelekkan Ayu. Chat yang ada di grub keluarga pun masih membicarakan Ayu bahkan merembet pada fitnah lainnya. Kalau Ayu punya mobil baru karena menjadi simpanan seseorang.
Agustus yang merasa kasihan kepada anak dan istrinya. Akhirnya menyita handphone mereka. Kalau apa-apa mereka menggunakannya telpon rumah.
Sudah satu Minggu sejak kejadian itu, Ayu tidak semangat menjalani hari-harinya. Itu juga berimbas kepada teman-teman dia di kampus. September yang khawatir melihat Ayu yang tidak semangat merasa khawatir. Akhirnya memaksa Ayu untuk menceritakan masalahnya.
September ikut bersedih saat mengetahui masalah yang menimpa sahabat baiknya. Dia pun mengutuk pelaku pemfitnahan itu.
"Aku sumpahin! Siapa pun dia? Akan mengalami hal yang lebih dari ini." September mengepalkan tangannya.
"Terima kasih, September. Kamu sahabat terbaik aku." Ayu pun memeluk September.
***
Ayu pun curhat kepada Aprilio yang baru pulang dari kegiatan kampus selama sepuluh hari di luar kota. Semua perasaan Ayu diungkapkan pada Aprilio. Bahkan Ayu tidak malu menangis di depan Aprilio.
Ayu menangis dalam pelukan Aprilio. Dia sakit hati atas perlakuan keluarga mamanya.
"Sudah kamu jangan terus bersedih begini. Aku percaya kamu tidak akan melakukan hal itu. Karena kamu adalah Ayu gadis terbaik yang aku kenal," kata Aprilio mencoba menenangkan Ayu yang lagi nangis.
"Terima kasih, kamu selalu ada untuk aku." Ayu memeluk tubuh Aprilio.
"Kalau ada apa-apa, pokoknya kamu harus bilang sama aku," kata Aprilio.
"Iya," balas Ayu.
"Apa kamu tidak punya kecurigaan kepada seseorang yang telah memfitnah kamu?" tanya Aprilio.
"Aku punya praduga kepada Juli. Hanya saja saat aku keluar toilet, Juli menabrak bahu aku." Ayu mengingat-ingat kejadian waktu itu.
"Mungkin saja saat itu dia memasukan kalungnya." Aprilio mengungkapkan dugaannya.
Ayu terdiam, memang ada kemungkinan itu terjadi kejadian saat itu. Saat itu tidak terpikirkan olehnya karena sedang panik dituduh sebagai pencuri.
"Coba lihat apa di rumah Kakek kamu ada rejaman cctv." Aprilio mengingatkan Ayu akan kamera cctv.
"Oh, kenapa aku tidak terpikirkan akan hal itu!" Ayu menepuk keningnya.
Ayu dan Aprilio mendatangi rumah kakeknya dan memeriksa rekaman cctv hari itu. Hasil pencarian mereka membuahkan hasil yang baik.
***
Juni dan Mei mengajak Ayu untuk pergi ke toko perhiasan. Juni ikutan sakit hati saat mendengar cerita dari Mei tentang masalah yang menimpa Ayu kemarin.
Berbagai macam jenis perhiasan terbaik ditawarkan oleh pegawai toko. Saat mereka asik memilih datang Juli dan Februari ke sana.
Juli menatap hina kepada Ayu, dan tersenyum sinis langsung tercipta saat mereka beradu pandang. Ayu sangat jengkel dengan tingkah Juli.
"Ayu perhiasan mana yang kamu pilih?" tanya Juni saat ada sepuluh set perhiasan di depan mereka.
"Beneran nih Tante, Ayu bebas memilih mau yang mana?" Ayu menanyakan lagi karena harga perhiasan itu bisa untuk membeli sebuah mobil.
"Iya, kamu mau pilih yang mana?" Juni melihat ke arah Ayu dan Mei.
"Aku pilih perhiasan bermata safire ini saja Tante." Ayu menunjuk satu set perhiasan yang harganya ratusan juta.
"Baiklah, jika ini pilihan kamu. Kalau yang ini Tante kasih khusus buat calon menantu Tante." Juni tertawa senang.
Juni selalu menganggap Ayu itu calon mantunya. Terserah Ayu mau memilih Januari atau Aprilio, nantinya sebagai suami.
Ayu hanya memanyunkan bibirnya digoda seperti itu. Bahkan saat usia Ayu baru menginjak tujuh belas tahun, Juni sudah mengklaim Ayu sebagai menantunya.
"Wah, Mei dan Ayu sedang membeli perhiasan ya?" Februari mengajak mereka bicara terlebih dahulu. Sementara Juli, dia melihat-lihat perhiasan sisa pilihan Ayu dan Juni.
Ayu pun melihat kesempatan untuk membalas perbuatan Juli. Dia memasukan dua cincin perhiasan yang tadi dibelikan oleh Juni. Ayu lewat di belakang Juli, dan sudut mati cctv. Jadi, tidak akan terekam perbuatannya itu.
"Mbak punya aku mana, ya?" tanya Ayu kepada pegawai toko perhiasan.
"Ini punya Nona, dua set perhiasan dengan mata safire dan ruby." Pegawai toko membuka kotak perhiasan untuk memastikan isinya benar. Namun, di dalam kedua kotak itu tidak ada cincinnya.
"Kemana cincin perhiasan dari kotak ini?" Pegawai toko itu panik.
"Apa maksudnya?" Juni bertanya dan melihat kotak perhiasan yang baru saja dia bayar.
"Cincinnya hilang!" pekik pegawai toko.
"Bagaimana mungkin? Baru saja masih ada di sana." Juni bersikukuh karena dia dan Ayu sudah memeriksanya. Kemudian dia melihat Ayu yang biasa saja reaksinya. Maka, Juni pun tahu kalau Ayu sedang melakukan sesuatu.
"Sebaiknya kita geledah orang-orang yang ada di sini, begitu juga dengan barang yang mereka bawa," lanjut Juni.
Manager toko perhiasan yang tadi melayani Juni dibantu pegawainya memeriksa para pengunjung. Ayu merasa bersalah kepada orang-orang yang jadi terlibat karena perbuatannya. Dia sungguh menyesal membalas Juli di tempat yang salah. Meski cincin itu sudah dia beli dan menjadi miliknya. Namun, ada orang yang tidak tahu apa-apa jadi ikut terseret juga.
Mei curiga kepada Ayu karena sorot matanya terlihat gelisah. Bahasa tubuh Ayu juga terlihat banyak gerak meski itu gerakan kecil.
Juni malah senang dengan apa yang Ayu buat untuk membalas Juli. Kalau saja Juli tidak duluan memfitnah Ayu dan mempermalukan keluarga sahabatnya. Maka semua ini tidak akan terjadi.
"Saya minta maaf kepada para pengunjung untuk ketidaknyamanan ini karena ada barang yang hilang. Mohon kerja sama dari Anda semua." Manager toko memberi pengumuman.
"Bu Manager, sepertinya orang-orang yang baru datang dan yang tidak mendekati area meja tempat kami memilih sebaiknya dilepaskan dari tuduhan. Saya rasa itu adil dan kita bisa menghemat waktu dalam memeriksa pengunjung." Ayu memberikan idenya sambil menunjuk cctv, agar manager juga memeriksa cctv.
Maka banyak pengunjung yang terbebas dari calon tersangka. Hanya segelintir orang yang mendekati meja tempat Ayu tadi. Pihak keamanan juga ikut bertindak. Mereka memeriksa cctv, hasilnya hanya Juli dan Februari yang menyentuh kotak perhiasan itu.
Maka tubuh Juli yang dahulu diperiksa. Ayu menatap lekat wajah sepupunya itu. Dia ingin melihat wajah terkejutnya dia saat melihat cincin itu ada di saku bajunya.
***
Jangan lupa untuk klik like, favorit, hadiah dan Vote-nya juga ya.
Dukung aku terus ya. Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 180 Episodes
Comments
Susilawati Rela
hemmmm.......🤫🤫
2022-02-28
6