Kejadian di lapangan parkir tadi, menjadi topik hangat di area kampus. Para mahasiswa membicarakan Ayu yang menolak pernyataan cinta salah seorang Casanova Kampus. Kebanyakan dari mereka yang mendukung keputusan Ayu untuk menolak cinta laki-laki itu. Bahkan banyak yang memuji akhir dari drama nyatakan cinta itu happy ending karena mereka menjadi teman.
Ayu masa bodoh dengan apa yang mahasiswa lain bicarakan. Menurutnya ada yang lebih penting untuk dia pikirkan sekarang. Ada sebuah kotak hadiah yang dialamatkan kepadanya. Isi kotak itu adalah kue dan coklat, serta satu surat yang bertuliskan sangat kecewa, kenapa Ayu berubah menjadi kurus? Dalam surat itu juga disebutkan kalau Ayu lebih cantik dan lucu saat berbadan gendut. Orang yang itu juga berharap kalau tubuh Ayu bisa kembali ke semula.
"Ada apa? Kok wajah kamu murung begitu!" September baru saja datang dari toilet, dan merasa aneh dengan raut muka Ayu yang tiba-tiba berubah.
"Ada yang mengirim aku kotak hadiah, ada surat di dalamnya. Bacalah!" Ayu menyerahkan surat yang ada di tangannya.
September membacanya dengan seksama dan tersenyum lebar. Dia melihat ke arah Ayu kemudian menarik turunkan hasilnya.
"Apa?" Ayu bertanya dengan nada sebal karena tahu September akan menggodanya.
"Ternyata kamu punya pengagum rahasia yang diam-diam suka pada kamu," jawab September.
Ayu berdecih dan mengerlingkan matanya. Selama ini hanya hinaan yang dia terima dari orang-orang yang ada di sekelilingnya. Bisa dihitung dengan jari, orang yang tulus berbuat baik kepada Ayu.
Mendapat hinaan dan ejekan semenjak kecil membuatnya kebal dan tidak mudah menjatuhkan mental Ayu. Dia meski sering sakit hati, tetapi tidak membuatnya berputus asa atau menarik diri dari lingkungan sosial. Paling saat dihina dirinya hanya bisa menangis.
"Siapa ya, kira-kira?" September berpikir orang yang diam-diam suka pada Ayu.
"Siapa yang kamu tanyakan itu?" Ayu menyimpan kotak kue dan coklat kesukaannya.
"Iya, Siapa yang sudah mengirim hadiah itu sama kamu? Bahkan dia memberi makanan itu dari merk yang sering kamu beli. Berarti dia bukan sembarang orang!" September begitu semangat ingin mengetahui pengagum rahasia itu.
"Pengagum rahasia?" Ayu mengulang lagi kata-kata September tadi.
"Lalu sebutan apa yang pantas untuknya? Stalker? Penguntit? Kurasa itu kurang cocok." September menggoyangkan tangannya.
Ayu pun tersenyum, mungkin nama pengagum rahasia lebih cocok untuknya. Jelas-jelas kalau pengirim kotak hadiah itu memuji dirinya yang dahulu.
Tanpa sengaja mata Ayu melihat ke arah Juli. Terlihat jelas tatapan benci padanya. Ayu pun memamerkan senyuman manis kepada sepupunya itu. Dia tidak mau adu jotos dengan Juli, harus menggunakan otak untuk melawannya. Semakin Ayu banyak yang suka, maka Juli akan semakin tersiksa dengan rasa kebencian.
******
Hari yang dijanjikan oleh Juli untuk membuktikan bahwa Ayu sudah melakukan sedot lemak dan merupakan peliharaan Om-om yang berkantong tebal, akan di minta pertanggungjawaban. Teman-teman sekelas banyak yang menantikan hari ini. Apalagi dengan orang-orang yang tidak suka dengan sifat dan kelakuan Juli.
"Hai teman-teman! Hari ini akan ada sidang pertanggungjawaban kepada Juli untuk membuktikan kepada kita semua. Bahwa, Ayu sudah melakukan sedot lemak. Bukan karena diet, yang menjadikan dia berbadan kurus." Teriak salah seorang mahasiswi di depan kelas.
Ayu hampir lupa dengan taruhan itu. Dia tidak mengingat kalau waktu sudah cepat berlalu. Dilihatnya Juli juga sama terkejut dengannya. Wajah Juli tiba-tiba menjadi pucat dan dari bahasa tubuh terlihat gugup.
"Kenapa Juli? Kamu tidak bisa membuktikan ucapan kamu dulu itu 'kan!" Ayu tersenyum manis saat tatapan mereka bertemu.
"Ayo, Juli! Buktikan kalau Ayu sudah menjadi Sugar Baby." Beberapa mahasiswi yang iri kepada kecantikan Ayu pun ikut mendukung Juli.
Juli diam seribu bahasa karena dia tidak punya bukti apapun. Sudah tiga hari dirinya menjadi penguntit Ayu. Namun, Ayu tidak pernah keluar rumah, kecuali saat olahraga saja, yaitu lari pagi dan bersepeda di sore hari. Waktu di kampus pun tidak ada yang bisa menjadi petunjuk. Apalagi Ayu sekarang sering dikerubungi oleh teman-teman yang lain.
Ayu senang melihat Juli seperti itu. Sifat sombong dan merasa paling hebat, kini terlihat menciut. Suara khas cempreng milik Juli pun tidak terdengar sama sekali, seperti biasanya. Apalagi sekarang ada yang menantang untuk membuktikan kata-kata yang pernah diucapkan kemarin lusa.
Suasana kelas tiba-tiba menjadi hening. Hampir sepuluh menit mereka terdiam dan melihat ke arah Juli. Juli semakin merasa tertekan berada dalam intimidasi teman-teman satu kelas.
"Lihat! Wajah Juli sangat tertekan. Dia yang biasanya mengintimidasi orang lain, sekarang posisinya terbalik. Dia dibawah intimidasi orang lain. Bagus! Biar dia tahu rasa." September berkata dengan nada senang. Ayu pun hanya tersenyum sebagai balasan.
"Ya, siapa tahu dia akan bertaubat. Dan tidak akan mengulangi perbuatannya itu." Ayu membalas sambil menarik turunkan sebelah alisnya.
"Bertaubat? Aku rasa dia nggak akan lakukan itu. Malahan dia akan membalas semua ini lebih kejam lagi." September menggelengkan kepala tanda tidak setuju.
"Kalau itu terjadi, maka aku pun akan melakukan hal yang sama. Mem-ba-las le-bih ke-jam." Ayu menekan setiap kata-kata yang keluar dari mulutnya.
Mungkin karena pada kesal dengan Juli yang hanya diam saja. Maka, seorang mahasiswa yang berdiri di depan kelas meminta Juli untuk meminta maaf pada semua orang. Terutama kepada Ayu, yang sudah menjadi korban fitnah.
Juli yang berada di bawah tekanan teman sekelasnya. Mau tidak mau dia maju ke depan untuk meminta maaf.
"Aku, Julia Ratu Wijaya. Meminta maaf kepada kalian semua, terutama kepada Ayu. Karena tidak bisa membuktikan kata-kata aku." Juli berbicara sambil menundukkan kepalanya.
"Jadi sekarang kamu punya title 'Juli si Pembohong' dong! Sesuai perjanjian dahulu." Teriak salah seorang mahasiswi yang duduk paling depan. Dan ucapannya itu mendapat sambutan dari teman yang lainnya.
Ayu diam saja tidak mau membantu sepupunya itu. Ayu berharap ini akan menjadi pelajaran hidup bagi Juli. Agar bisa mengubah pribadi yang tadinya buruk menjadi lebih baik.
'Ayu, aku akan mengingat kejadian hari ini. Dan aku akan membalasnya! Aku berjanji akan membuat kamu lebih malu dari yang aku rasakan hari ini!' batin Juli. Tatapan matanya kini mengarah kepada Ayu dengan penuh kebencian.
Ayu yang melihat tatapan permusuhan dari Juli, hanya menghela napas. Dia tahu kalau Juli tidak akan tinggal diam dan akan berbuat ulah lagi.
"Apa yang kamu ucapkan tadi itu, sepertinya benar. Kalau Juli tidak akan bertaubat dan malah akan membalas semua yang diterimanya hari ini," ucap Ayu kepada September.
***
Teman-teman jangan lupa untuk klik like, favorit, hadiah dan Vote-nya juga ya.
Dukung aku terus. Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 180 Episodes
Comments
ko gue ykin y klo Julia itu simpanan om²
2022-11-22
1
Irma Kirana
😍😍😍👍👍👍
2022-02-26
6