Tertangkapnya beberapa pemuda di gedung tua itu masuk berita. Ternyata mereka bukan sembarang orang. Ada anak pengusaha, pejabat, artis dan yang membuat kampus geger adalah salah satu anak dari pemilik yayasan juga termasuk salah satunya. Bukan hanya ada kelompok preman kampus di sana saat itu.
Ayu yang baru tahu menjadi takut saat ada anak orang-orang penting tertangkap. Dia pun menghubungi Aprilio, untuk membicarakan berita penangkapan itu.
"April, kamu nanti sore ada waktu?" tanya Ayu dengan suaranya yang gugup.
"Iya. Ada apa?" Aprilio merasa Ayu terkena masalah baru.
"Nanti aku cerita semuanya sama kamu." Ayu pun mengakhiri pembicaraannya.
Masih banyak orang yang membicarakan kasus penangkapan kemarin. Kebanyakan dari mereka tidak menyangka kalau orang yang mereka kenal bisa terlibat kasus pesta narkoba. Ada juga yang merasa senang karena preman kampus sudah ditangkap oleh polisi. Mereka adalah orang-orang yang menjadi korban kekerasan dan pemerasan oleh pelaku.
Ayu berubah menjadi pendiam dan hal itu membuat September khawatir. Waktu istirahat juga Ayu hanya diam di dalam perpustakaan. Seolah dia sedang menghindari yang namanya manusia.
Aries juga datang ke perpustakaan dan membawa beberapa roti dan minuman. Senyumnya mengembang begitu melihat orang yang diharapkan keberadaannya.
"Hai, Ayu. Tumben nggak ke kantin?" tanya Aries begitu sudah duduk di samping Ayu.
Ayu yang sejak tadi membaca, memalingkan mukanya ke arah Aries. "Sedang tidak napsu makan, Kak."
"Nih, makan. Jangan biarkan perut kosong, nanti kamu sakit!" Aries memberikan dua roti rasa coklat dan keju serta satu botol mineral.
"Terima kasih." Ayu pun menerima dengan senang hati pemberian Aries. Bukan karena lapar karena dia tadi sudah makan kue dari si Pengagum Rahasia.
Ayu makan roti rasa keju dan dengan cepat dihabiskan. Begitu juga dengan minuman air mineral itu, tandas dalam tiga kali minum.
Aries malah melihat Ayu yang sedang makan. Rasa sukanya tiap hari semakin bertambah kepada Ayu.
"Ayu, ada yang ingin aku–" ucapan Aries terpotong oleh kehadiran Leo.
Ayu melihat Leo yang tiba-tiba datang dan duduk saling berhadapan. Wajahnya terlihat masam berbeda dengan biasanya.
"Ada apa?" tanya Leo.
Ayu dan Aries menatap Leo dengan memasang wajah cengo. Mereka tidak mengerti apa yang ditanyakan oleh Leo. Tiba-tiba datang langsung tanya "ada apa?"
"Apa maksud kamu? Tiba-tiba datang dan tanya 'ada apa?' " tanya Aries balik.
"Aku tanya sama kamu. Apa yang ingin kamu katakan sama Ayu? Aku juga ingin mendengarnya." Leo melipat tangannya di atas meja.
"Bukan apa-apa, itu urusan aku dan Ayu. Kamu tidak boleh tahu!" Aries berdiri meninggalkan Ayu dan Leo.
Ayu menatap Leo sebal, gara-gara dia, Aries jadi pergi. 'Dasar menyebalkan!' batin Ayu dan melanjutkan membaca.
Leo pun pindah duduk di samping Ayu dan meletakan kepalanya di meja beralaskan lengannya. Dia menatap Ayu dengan penuh damba. Bulu mata yang lentik, bibir warna merah dan leher jenjang terlihat begitu menggoda di mata Leo.
Ayu pun menyudahi kegiatan membacanya karena kelas selanjutnya akan segera di mulai. Dilihatnya Leo yang sedang tertidur di meja.
"Ini orang pantes diam, ternyata tidur." Ayu malah memperhatikan wajah Leo yang sedang tidur.
"Kakak itu kalau diam begini terlihat tampan dan menggemaskan. Sebaliknya kalau buka mata kayak Monster menyebalkan." Ayu bergumam sambil memegang sedikit rambut Leo.
***
Sesuai janji tadi, kini Aprilio dan Ayu membicarakan masalah penangkapan orang-orang yang ikut pesta narkoba. Ayu menceritakan kronologi kejadian kemarin saat penangkapan.
"Aku takut kalau mereka nanti mencari keluarga aku dan membalas dendam."
Ayu tidak menyesali pelaporan kemarin. Hanya saja dia tidak bisa membayangkan kalau orang-orang terdekat yang akan menjadi korban pembalasan dendam karena perbuatannya.
"Kamu tenang saja. Polisi sudah memberikan perlindungan terhadap saksi mata. Kalau ada apa-apa, aku akan menjaga dan melindungi kamu." Aprilio menggenggam tangan Ayu, memberikan kekuatan kepada sahabatnya itu.
"Terima kasih, kamu memang sahabat terbaik!" Ayu memeluk Aprilio.
Hati Ayu menjadi lebih tenang setelah bicara dengan Apeilio. Dia mengeluarkan semua unek-unek rasa cemas dan takut di hatinya.
***
Hari-hari pun berlalu, Ayu sudah melupakan kejadian penangkapan di gedung tua itu. Kehidupan kuliahnya masih saja diganggu oleh Juli.
Ayu dan September pergi makan siang ke kantin. Seperti biasa mereka akan memesan mie ayam, makanan favorit mereka. Ternyata ada teman-teman lain yang juga sudah membooking tempat untuk mereka. Ayu kini punya banyak teman dan berhubungan baik dengan mereka.
Ayu melihat Nana–teman Juli, berjalan ke arahnya dengan membawa nampan yang berisi satu mangkok bakso, satu cup es krim dan satu jus jeruk. Dia teringat kejadian beberapa bulan yang lalu, saat dia membawa semangkok mie ayam dan segelas es teh. Nana menjegal kakinya sehingga dia terjatuh dan makanan dan minuman miliknya tumpah berceceran di lantai. Sakit, malu, harus mengganti rugi dan membersihkan lantai. Ayu terima itu semua gara-gara Nana yang ingin membuat bahan tertawaan teman dan orang-orang di kantin, waktu itu.
Ayu pun menumpahkan sedikit kuah mie ayam yang berminyak itu ke lantai. Ayu pun menyalakan rekaman video lewat handphone membuat acara siaran langsung di sosial media dan membicarakan makanan kesukaannya. Tentu saja rekaman mengarah kepada jalan yang akan dilalui oleh Nana.
"Halo, semua! Selamat siang! Kali ini aku sama teman-teman sedang berada di kantin kampus. Ada apa saja sih di kantin tercinta ini? Yuk kita lihat!" Kata-kata Ayu begitu memulai acara siaran langsungnya.
Tepat setelah Ayu bicara, Nana lewat. Kaki Nana menginjak kuah mie ayam dan terpeleset jatuh duduk di lantai. Sialnya mangkok baksonya atuh di dada cup es krim di kepala dan jus jeruk tumpah di perutnya.
"Panas! Panas!" Nana cepat-cepat berdiri dan berteriak kepanasan karena kuah bakso yang panas mengenai dada yang bajunya terbuka. Bahkan beberapa bakso masuk ke baju yang terbuka dan mie nempel di dada. Cup es krim masih bertengger di atas kepalanya.
Ayu yang masih menyiarkan siaran langsung itu, tanpa sengaja kameranya mengarah pada Nana yang penampilannya berantakan. Mahasiswa yang lain malah mengabadikan penampilan Nana yang menurut mereka lucu.
"Hai, tolong Nama!" teriak Ayu.
"Kamu saja yang menolongnya," kata salah seorang mahasiswi yang duduk di meja dekat Ayu.
"Sebenar, Na! Aku lagi mengabadikan momen-momen kamu ketiban sial." Mahasiswa yang suka membuat konten video lucu sibuk merekam keadaan Nana.
Ayu tidak menyangka kalau kemalangan Nana, itu tidak beda jauh dengan dirinya dulu. Hanya saja makanan Ayu tidak mengenai tubuhnya. Mungkin karena Ayu tidak suka menyia-nyiakan makanan. Beda dengan Nana yang suka membuang-buang makanan.
Dalam hati Ayu merasa puas, saat melihat Nana memasang wajah kesal dan menangis. 'Pembalasan itu lebih terasa menyenangkan!' batin Ayu.
"Tahu rasa, tuh si Nana. Dulu dia berbuat jahat sama orang lain, dan kini dia juga mengalami yang dulu dia perbuat kepada orang lain!" September tertawa sambil merekam Nana yang lari sambil menangis.
"Hukum Karma, berlaku!" kata teman yang lain dengan rasa puas.
'Maaf Nana, aku hanya membalas apa yang kamu perbuat padaku dulu.' Aku menutup mulut agar senyum aku tidak terlihat.
***
Jangan lupa untuk klik like, favorit, hadiah, dan Vote-nya juga ya.
Dukung aku terus ya. Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 180 Episodes
Comments
Ratna Komalasari
lanjut trs
2022-03-16
3
Mel Rezki
syukurin na🤣🤣🤣
2022-03-02
5
Susilawati Rela
ayu ayu.......😏😏😏
2022-02-26
5