Ayu menjalani kuliah dengan perasaan bahagia karena tidak ada Juli. Kehidupan di kampus berjalan dengan aman dan damai. Tidak ada yang menghina, mencemooh, dan berteriak kepadanya. Sudah satu Minggu Juli tidak masuk kuliah, dia baru pulang dari Jepang. Tadi, Ayu sempat mendengar kalau Juli baru sampai di bandara minta dijemput.
Mei sempat menyuruh Ayu untuk menjemput Februari dan Juli, di bandara karena Maret sedang berada di luar kota. Namun, Agustus bilang dia yang lebih baik menjemput. Kalau Ayu yang menjemput bisa-bisa malah terjadi pertengkaran.
Ayu sedang menikmati hari-hari damai di kampus meski kadang ada juga gangguan dari para penggemar baru. Pengagum rahasia juga setiap hari memberikan kue dan coklat yang enak-enak, membuat Ayu tergoda untuk memakannya.
Saat ini Ayu sedang belajar di perpustakaan. Dia mendengar ada seseorang yang sedang menelpon dengan berbisik.
"Barang kita sudah oke 'kan?"
[ ... ]
"Oke. Kita bertemu di gedung tua di jalan 000 jam tiga sore."
[ ... ]
"Soal uang tenang saja! Asal ada barang, uang akan menjadi milikmu."
[ ... ]
Ayu curiga dengan pembicaraan di telpon barusan. Laki-laki yang dikenal sebagai salah satu preman di kampus akan melakukan sesuatu di gedung tua yang berada di pusat kota.
Ayu pun membicarakan hal itu dengan Aprilio. Namun, Aprilio meminta Ayu jangan gegabah. Jika, urusannya dengan orang-orang yang melanggar hukum, biar polisi saja yang mengurusnya. Ayu pun menurut akan ucapan sahabatnya itu.
Ayu tidak memikirkan lagi kejadian di perpustakaan tadi. Dirinya kembali berkutat pada buku-buku tebal untuk menyelesaikan tugas dosen.
Aries yang kebetulan mau mengembalikan buku pinjamannya, melihat Ayu yang sedang khusyuk membaca. Maka, dia menghampiri dan duduk di depan Ayu. Nampaknya, buku lebih menarik dibandingkan dengan dirinya. Aries malah bertopang dagu memperhatikan dalam diam gadis yang selalu terlihat polos di mata Aries.
Aries suka pada Ayu, yang jujur dan polos. Ayu bukanlah gadis cengeng yang dihina dan di bully oleh temannya langsung menangis atau berputus asa. Aries tertarik kepada kepribadian Ayu, bukan pada fisiknya.
Hampir satu jam Aries duduk di sana dalam diam. Dia semakin kagum saja kepada Ayu yang tidak hilang konsentrasi meski ada orang lain di dekatnya.
"Akhirnya, selesai juga!" Ayu menggeliatkan badannya yang terasa kaku, sampai netra mereka bertemu.
Aries tersenyum kepada Ayu dan itu membuat si gadis salah tingkah. "Hai, Ayu!"
"Halo, Kak Aries. Sejak kapan kakak duduk di sana?" tanya Ayu gugup karena ada sang pujaan hati yang duduk dan tersenyum lebar.
"Sekitar satu jam lebih, aku duduk di sini," jawab Aries.
"Apa? Sa–satu jam lebih!" Ayu menutup mulutnya tidak bicara lebih banyak lagi.
"Apa kamu sedang mengerjakan tugas?" tanya Aries.
"Iya, Kak. Aku sedang ingin cepat menyelesaikan semua tugas dari dosen. Biar nanti aku bisa santai," jawab Ayu dengan jujur.
Aries pun mengajak untuk makan siang bersama. Tentu saja itu tidak di sia-siakan oleh Ayu. Bisa makan siang dengan salah satu Pangeran Kampus, adalah dambaan bagi mahasiswa perempuan.
***
Ayu bukan tipe orang yang suka malu makan banyak di depan orang. Namun, dia tipe orang yang tidak suka membuang-buang makanan. Makanya dia tidak suka memesan makanan terlalu banyak. Dia perkirakan saja seberapa lapar dirinya, maka dia bisa mengira-ngira akan menghabiskan makanan seberapa banyak.
"Ayu kenapa pesan makannya sedikit?" tanya Aries.
"Aku tidak terlalu lapar, Kak. Hanya saja aku tidak boleh melewatkan jam makan siang. Meski itu hanya satu suap nasi untuk mengganjal lambung," jawab Ayu.
Aries memperhatikan saat Ayu makan. Tidak lambat juga tidak terburu-buru. Ayu terlihat begitu menikmati makanannya. Tidak ada makanan yang menjadi pantangan bagi Ayu. Selama makanan itu sehat dan mengenyangkan dia akan memakannya.
Ayu mendapat telpon untuk segera pulang dan mengakhiri acara makan bersama sang pujaan hati. Agar cepat sampai ke rumah, Ayu pun memilih jalan menerobos. Keberuntungan belum berpihak kepada Ayu. Mobilnya kehabisan bensin saat dekat pinggiran hutan. Dia pun berusaha mencari pom bensin mini atau bantuan lain. Namun, nihil tidak ada yang bisa membantunya. Maka Ayu pun berjalan kaki berusaha bisa menemukan orang yang bisa membantunya.
Saat Ayu berjalan menyusuri bangunan-bangunan tua yang berjajar seperti tidak ada penghuni. Dia melihat ada beberapa mobil di sana. Ayu berniat meminta bantuan kepada mereka. Namun, saat dia mencuri dengar betapa terkejutnya dia saat mengetahui senior yang seperti preman itu sedang mengadakan pesta narkoba bersama teman-temannya yang suka membulli mahasiswa yang lemah dan juga suka memeras uang kepada orang lain. Ayu adalah salah satu korban bulli-an mereka dan sering diperas uangnya. Ayu bisa menyimpulkan kalau uang yang mereka peras itu dipakai untuk membeli barang-barang haram.
Ayu diam-diam merekam perbuatan mereka. Untuk menjadi barang bukti dia saat melaporkan hal itu kepada polisi. Ayu memberanikan diri untuk menghubungi polisi wilayah terdekat.
"Halo, Pak Polisi. Saya mau melaporkan kalau di salah satu gedung tua di jalan 000 sedang diadakan pesta narkoba saat ini. Mohon bapak bisa bertindak secepatnya." Ayu memberikan rekaman videonya.
"Kalau boleh saya tahu, Anda itu siapa? Apa anda punya hubungan dengan si pelaku?" tanya polisi itu.
"Tidak, Pak! Amit-amit deh jangan sampai aku punya hubungan dengan orang-orang seperti itu."
"Baiklah akan kami tindak lanjuti kasus pelanggaran hukum ini." Kata Polisi di seberang.
"Kalau boleh tahu, siapa nama Anda dan alamat rumah untuk mengisi laporan." Lanjutnya lagi.
"Maaf Pak Polisi. Aku tidak mau bilang karena takut nanti keluarga atau saudara mereka, mengincar nyawa aku dan keluargaku," jawab Ayu.
"Data diri saksi akan mendapat perlindungan," lanjut polisi itu lagi.
***
Polisi pun datang sekitar lima belas menit setelah Ayu menelpon. Para pemuda yang sedang pesta narkoba itu pun semua ditahan oleh pihak keamanan. Mereka tidak memberikan perlawanan karena tubuh mereka dalam keadaan lemah.
Ayu pun diberikan bensin dan akhirnya bisa pulang ke rumah meski terlambat. Niatnya ingin pulang cepat ini malah menjadi terlambat. Ayu menjadi kapok nggak mau lagi pulang ke jalan yang jarang dia lalui.
Ayu mendapat pujian dari kepala kepolisian untuk keberaniannya. Dia sudah memberikan laporan akan adanya pesta narkoba dan dari sana polisi bisa menangkap para pengedar lain. Ayu tidak menyangka kalau perbuatan nekadnya itu sangat di apresiasi oleh pihak kepolisian.
***
Jangan lupa untuk klik, like, favorit, hadiah dan Vote-nya juga ya.
Dukung, aku terus ya. Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 180 Episodes
Comments
Wiwik Sri Lestari
knp tokohnya pkai nama2 bulan..nga pny stok nama orgkah
2022-03-14
6
Susilawati Rela
bravo ayu....ayu pemberani...aku dulu pernah lihat yg pesta ganja, tapi lebih baik kabur dan g mau ikut campur.. takuuuut...
2022-02-26
5