Ayu dan Juli masih bersitegang, keduanya saling berhadapan. Senyum miring tercipta dari bibir bergincu merah. Juli sudah memiliki ide baru untuk menjatuhkan nama baik Ayu.
"Hei, teman-teman! Tahu nggak? Kalau murid teladan kita ini pernah menangis di kelas hanya gara-gara ada ulat yang menempel di sepatunya." Juli menatap pada wajah teman-teman sekelas dan terakhir kepada Ayu.
Ayu yang jijik dan takut pada ulat sejak masih kecil, pernah menangis di sekolah saat masih TK dan SD. Sewaktu SD bahkan Ayu sampai pingsan karena ada ulat yang merayap di kulit tangannya.
"Jadi, Ayu takut pada ulat?" tanya temannya Juli.
"Iya, dia menangis kejer dan satu kelas pada heboh karena dia tiba-tiba menangis histeris," jawab Juli mendramatisir ceritanya.
"Apa? Hanya gara-gara ulat yang besarnya nggak seberapa, dia sampai menangis kejer." Teman Juli yang lainnya ikut menimpali.
Beberapa mahasiswi tertawa mendengar perkataan Juli dan temannya. Namun, tidak bagi mahasiswa yang lain. Mereka sekarang sudah tahu bagaimana tabiat Juli and the genk.
Ayu menatap kesal kepada Juli yang masih saja tertawa. Mata Ayu menangkap ada sosok yang bisa dijadikan senjata pamungkas untuk membungkam mulut Juli.
Ayu melangkah dengan cepat ke pojok ruangan, lalu mengambil senjata andalan untuk melawan Juli dalam satu kali serangan.
"Juli kamu bilang aku menangis kejer hanya gara-gara ulat. Kamu terlalu mendramatisir," pungkas Ayu.
"Kamu jangan memungkirinya, Ayu. Kamu bilang bahwa aku sudah berbohong!" Juli berkata dengan nyolot.
"Aku nggak bilang kamu bohong meski gelar kamu Juli si Pembohong, hanya saja kamu mendramatisir cerita. Aku memang menangis," ucap Ayu dan melihat Juli tersenyum miring. "Tapi, tidak sampai menangis kejer. Kalau kamu ingin tahu menangis kejer itu seperti apa?" Ayu menyeringai dan menatap Juli.
"Seperti ini!" Ayu melemparkan kecoa pada badan Juli.
"Kyaaaaak! Ayu, si-al-an kamu!" teriak Juli mengkibaskan tangan pada badan yang dilalui oleh kecoa. Tangisan Juli pecah dan berteriak seperti anak kecil.
"Ayu, buang! Aku akan balas kamu nanti!" teriak Juli disela tangisannya.
Kecoa itu merayap pada tubuh Juli ke depan, belakang, atas dan bawah. Juli sudah berkeringat karena rasa takut, geli dan shock. Juga badannya yang terus bergerak.
"Kyaaaak! Nggak mau! Buang ... buang!" Juli berjingkrak-jingkrak, berusaha agar kecoa itu jatuh dari tubuhnya, tetapi kecoa itu masih saja berjalan-jalan di tubuh Juli.
"Tolong! tolongin aku!" tangis Juli pada temannya.
"Rasakan!" Ayu tersenyum puas. Dia ingat saat SMP, Juli pernah menyimpan ulat bulu berwarna hitam di sepatu milik Ayu. Jadinya, Ayu berteriak dan Aprilio membuang ulat itu.
"Na, tolongin aku!" pinta Juli kepada Nana.
"Aku juga takut sama kecoa," jawab Nana menolak permintaan Juli. Nana malah mengusap-usap tengkuk dan lengannya karena merasa merinding melihat kecoa berjalan di tubuh Juli.
Juli masih menangis dan berteriak-teriak histeris. Dia meminta kepada temannya yang lain untuk menyingkirkan kecoa itu. Namun, mereka juga sama pada takut kecoa.
Teman sekelas lainnya, mereka pada merekam dan tertawa menyaksikan Juli yang tidak bisa diam karena kecoanya tidak mau pergi.
"Ayu! Awas, aku akan balas semua—" Juli langsung pingsan saat kecoa itu berjalan di wajahnya.
Untungnya ada salah satu the genk Juli yang berhasil menahan kepalanya. Juli pun langsung di bawa ke ruang kesehatan.
Lagi-lagi kejadian yang menimpa Juli membuat heboh di kampus. YouTu*er yang sering membuat video konten-konten lucu. Langsung mengunggah kejadian tadi dan respon penonton pun sangat baik.
***
Ayu disuruh oleh Mei untuk membeli bahan-bahan kue untuk pesanan. Dia memilih belanja di pasar biar lebih cepat dan nggak perlu mengantri di kasir. Begitu selesai belanja, tanpa sengaja dia melihat seorang nenek-nenek yang hendak menyebrang jalan dan hampir terserempet oleh motor yang melaju kencang. Ayu menarik tubuh tua itu.
"Nenek, hati-hati kalau mau menyebrang." Ayu berkata ketika sudah di tepi jalan.
"Nenek harus buru-buru pulang," ucap nenek.
"Nenek mau pulang ke mana?" tanya Ayu.
"Mau pulang ke rumah," jawab nenek itu lagi.
"Iya, maksudnya rumah nenek ada di mana? Biar Ayu antarkan pulang." Ayu yang merasa kasihan dan si nenek pun mengangguk dan menyebutkan alamatnya.
Ternyata nenek itu orang kaya, yang rumahnya seperti istana. Ayu mengantar hanya sampai pintu gerbang. Saat nenek itu memintanya untuk ikut masuk, Ayu menolak secara halus karena harus segera pulang.
"Tunggu! Nama kamu siapa, Nak?" tanya nenek itu.
"Nama aku, Ayu!" jawab Ayu yang sudah ada di dalam mobil. "Kalau nenek, siapa namanya?"
"Scorpio. Orang-orang sering memanggil Oma Pio," jawabnya.
Ayu tersenyum dan berkata, "baik Oma Pio. Ayu pulang dulu, ya!"
"Scorpio ... tidak asing nama itu. Siapa, ya?" gumam Ayu.
***
Ayu makan malam di sebuah restoran mewah bersama keluarganya. Mei mendapat hadiah voucher makan malam gratis. Ayu dan Mei berdandan cantik untuk menyenangkan Agustus yang kebetulan ulang tahun hari ini.
Ayu dan orang tuanya menikmati makan malam gratis itu. Menu makanan yang dihidangkan benar-benar sangat nikmat. Semua makan disapu bersih oleh mereka bertiga, sehingga tidak bersisa.
"Makanan di sini enak semua. Kapan-kapan kita makan di sini lagi, yuk!" kata Mei.
"Kalau mau makan di sini maka harus siapkan minimal tiga puluh ribu dollar," balas Agustus dan itu membuat Mei melotot.
Semua makanan yang mereka makan tadi sangat enak dan dari bahan berkualitas. Jadi, wajar jika harganya mahal.
"Jadi, semua yang kita makan tadi seharga tiga puluh ribu dollar?" Ayu terkejut dan menatap ke arah Papanya.
"Tidak. Hidangan tadi menu spesial yang harganya lima puluh ribu dollar per orang. Jadi, totalnya seratus lima puluh dollar," jawab Agustus.
Ayu dan Mei menganga mendengar harga makanan yang baru saja mereka makan.
"Jadi sayang untuk membuangnya," gumam Mei.
"Iya," balas Ayu.
Agustus hanya tersenyum geli mendengar ucapan istri dan anaknya. Bagi mereka uang itu jangan dihambur-hamburkan. Mereka termasuk tipe orang yang menggunakan uang dengan hemat.
***
Ayu sebelum pulang ingin ke toilet terlebih dahulu sedangkan orang tuanya sudah keluar duluan dan menunggu di mobil.
Saat Ayu berjalan melewati sebuah meja, tiba-tiba ada yang menarik tangan kemudian merangkul bahunya.
"Kenalkan ini kekasih aku, Ayu!"
Ayu melihat yang terkejut dan tidak tahu apa-apa hanya menatap laki-laki yang berdiri disampingnya.
"Ada apa—" Ayu yang ingin bertanya, ucapannya dipotong.
"Sayang, percaya sama aku. Hanya kamu yang aku suka!"
'Dasar orang gila!' batin Ayu.
***
Siapa laki-laki yang seenaknya mengaku kekasih Ayu?
Tunggu kelanjutannya ya.
Jangan lupa untuk klik like, favorit, hadiah dan Vote-nya juga ya.
Dukung aku terus. Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 180 Episodes
Comments
Irma Kirana
semangat kak 👍👍❤️
2022-03-07
4
Susilawati Rela
apa itu Leo ????
2022-02-27
3