Penampilan Ayu sebagai bintang tamu di televisi dalam acara 'Rahasia sehat dan cantik' membuatnya menjadi bahan perbincangan mahasiswa di kampus. Pada acara itu Ayu benar-benar terlihat sangat cantik. Bahkan dengan artis bintang tamu lainnya, Ayu jauh lebih cantik.
Juli yang mendengar pujian untuk Ayu merasa kesal. Dia iri dengan keberuntungan yang dimiliki oleh Ayu baru-baru ini. Juli juga merasa dirinya cantik, nggak kalah sama sepupunya itu. Namun, entah kenapa orang-orang lebih senang memuji Ayu.
"Ayu, aku kemarin melihat kamu di televisi. Cantik banget penampilan kamu," kata salah seorang mahasiswi memuji Ayu.
"Iya, apa kamu pakai make up artis?" tanya salah seorang mahasiswi lainnya yang ikut berkumpul di dekat meja Ayu.
"Nggak itu make up aku sendiri. Karena aku diundang sebagai bintang tamu hanya untuk diwawancarai tentang berat badanku saja. Tidak ada pembahasan dengan riasan wajahku," jawab Ayu jujur.
"Rasanya aku juga ingin bisa memakai make up dengan baik. Terlihat cantik natural tidak menor atau berlebihan," pungkas teman Ayu lagi.
"Kalian tonton saja Chanel YouTu milik aku. Di sana aku membuat langkah-langkah awal bagi pemula yang ingin belajar memakai make up sendiri."
Hari itu Ayu lalui dengan berbagi ilmu cara memakai make up dan bercerita saat jadi bintang tamu. Teman-teman sekelasnya banyak yang penasaran dengan cerita Ayu.
***
Ayu dan orang tuanya hari ini pergi ke rumah kakeknya. Sebulan sekali selalu ada acara kumpul keluarga besar Wijaya. Meski bukan dari dari keluarga kaya raya seperti keluarga Aprilio, perekonomian keluarga Ayu termasuk kalangan kelas atas.
Agustus Maheswara Jaya adalah salah seorang pengusaha yang bekerja di bidang properti sedangkan mertuanya keluarga Wijaya memiliki bisnis di bidang batu bara dan minyak bumi. Perusahaan milik orang tua Meina Wijaya dikelola oleh Papanya Juli. Makanya Juli memakai nama keluarga pihak ibu bukan milik ayahnya.
Penampilan Ayu kali ini membuat heboh semua saudaranya. Bahkan mereka memuji-muji kecantikan Ayu di depan Juli. Hal itu juga alasan Juli ingin membuat Ayu sengsara dan malu.
Acara makan malam bersama keluarga besar Wijaya seharusnya berjalan lancar jika Juli tidak melakukan hal-hal diluar batas untuk membalas Ayu. Juli ingin membuat reputasi nama baik Ayu tercoreng di hadapan keluarga besar Wijaya.
"Kakek, lihat deh! Kemarin Juli dapat juara satu foto model. Lalu Mama juga memberikan hadiah kalung berlian buat Juli." Juli menunjukan kalung yang sedang dipakai olehnya kepada orang-orang yang ada di sana.
"Oh, selamat Juli. Ternyata cucu-cucu Kakek memang hebat-hebat!" Puji Kakek sambil mengacungkan ibu jarinya.
Mereka berkumpul di ruang keluarga dan membicarakan keadaan keluarganya masing-masing. Keluarga Ayu yang menjadi paling banyak dibicarakan. Sebab, Ayu kemarin muncul di televisi dan juga aktif di insta dan YouTu. Mereka sanak saudara memuji Ayu yang sekarang.
Hati Juli semakin panas mendengar terus pujian untuk Ayu. Sementara dirinya, hanya sesekali saja dan itu pun pujiannya biasa-biasa saja.
"Kek, Ayu mau ke toilet dulu, ya!" Ayu yang sejak tadi memijat punggung Kakeknya izin ke belakang.
"Iya, terima kasih sudah pijat badan Kakek. Sekarang sudah terasa enak. Kamu benar-benar pintar memijat," kata Kakek memuji Ayu entah ke berapa kalinya .
Begitu melihat Ayu pergi, Juli pun mengikutinya. Ternyata Juli menunggu di depan toilet. Begitu Ayu keluar, Juli pura-pura menabrak badan Ayu dan memasukan kalung berlian miliknya ke saku baju Ayu.
"Aduh! Apaan sih, kamu." Ayu melotot ke arah Juli yang tersenyum mengejek.
"Ooops, sorry! Aku sudah kebelet dari tadi." Juli cepat-cepat masuk ke dalam kamar mandi yang berada di dekat dapur.
Ayu pun kembali berkumpul dengan anggota keluarga yang lain. Dia bicara dan bersenda gurau dengan mereka. Baru sekitar satu jam kemudian Ayu membuat suasana menjadi heboh.
"Kalung berlian Aku hilang!" teriak Juli.
"Apa?" Februari ikutan berteriak. Soalnya harga kalung berlian itu bisa buat beli motor.
"Iya, Mah. Nggak ada, tadi masih Juli pakai." Juli menangis karena kalung barunya hilang.
"Coba cari yang benar! Pasti masih ada di dalam rumah ini." Perintah Kakek kepada anak-cucunya untuk ikut membantu mencari kalung milik Juli.
Hampir satu jam mereka mencari kalung milik Juli. Namun, belum juga bisa ditemukan. Mereka bahkan mencari ke tempat-tempat yang mustahil dan nggak didatangi oleh Juli tadi.
"Bagaimana kalau kita geledah badan tiap orang yang ada di sini?" Juli mengemukakan idenya.
"Kenapa harus menggeledah badan segala?" Ayu tidak setuju dengan ide Juli karena itu merasa tidak pantas dan juga tidak sopan.
"Kenapa? Kamu takut kalau badan kamu di geledah!" Juli menantang Ayu.
"Nggak. Hanya saja itu kurang pantas untuk dilakukan kepada orang tua dan juga saudara kita yang lain." Ayu mengemukakan alasannya.
"Bilang saja kamu malu dan nggak mau diperiksa." Juli mulai memanasi Ayu.
Ayu yang biasanya ditantang oleh Juli maka dia pun menyetujuinya. "Siapa bilang takut?"
"Oke kalau begitu kita mulai penggeledahan badan dari Ayu!" Juli menepuk tangannya.
Ayu meminta mamanya untuk menggeledah baju Ayu untuk mencari barang bukti. Namun, tidak di izinkan oleh Juli, justru penggeledahan dilakukan oleh Februari, yang tahu rupa kalung itu seperti apa.
Ayu pun digeledah oleh Februari. Semua bagian baju Ayu, di raba-raba oleh Februari. Saat Februari meraba pas bagian saku, dia merasa ada sesuatu di dalam saku baju Ayu. Maka, Februari pun mengambilnya. Ternyata itu adalah kalung Juli yang hilang.
"Juli ini kalung kamu!" Pekik Februari sambil memperlihatkan kalung itu di depan semua orang.
Ayu dan keluarganya sangat terkejut dengan penemuan kalung berlian itu di saku baju Ayu. Ayu berpikir keras kapan kalung milik Juli masuk ke saku bajunya.
"Kakek, ternyata Ayu yang kita kenal memiliki sifat baik, ternyata suka mencuri juga."
Mendengar perkataan Juli barusan membuat Ayu sakit hati. Ditambah merasa dipermalukan nama keluarganya di hadapan mata keluarga besar Wijaya. Ayu yakin kalau ini pasti ada yang mau memfitnahnya.
"Tidak, Kakek! Ayu tidak pernah mencuri Kalung milik Juli!" kata Ayu melakukan pembelaan terhadap dirinya.
"Tapi pada kenyataannya, kalung itu ditemukan di saku baju kamu!" balas Juli dengan nada tinggi.
"Ini pasti ada yang mau menfitnah aku." Ayu mulai meneteskan air matanya.
"Kamu mau menyebar gosip tidak benar tentang keluarga Wijaya." Juli semakin menjadi menekan mental Ayu yang sedang down.
"Sudah Juli. Ayu bukan anak yang suka mengambil barang milik orang lain," kata Mei membela Ayu.
"Iya, benar. Ayu bukanlah seorang pencuri!" Agustus tidak terima putri satu-satunya di perlakukan seperti itu.
***
Jangan lupa untuk klik like, favorit, hadiah dan Vote-nya juga ya.
Dukung aku terus ya.
Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 180 Episodes
Comments
Susilawati Rela
ada cctv g sekitar rumah dan depan WC...
2022-02-28
4