"Kenapa Kak Leo, tadi mencium kening aku?" tanya Ayu saat mereka saling menatap di jalanan lampu merah.
Leo bingung harus menjawab apa? Karena saat itu dia terpesona oleh kecantikan Ayu. Tubuhnya bergerak sendiri tanpa dia sadari. Dia tersadar saat Ayu memeluk tubuhnya, bibirnya masih menempel di kening. Terlanjur basah, nikmati saja kegiatan itu karena entah kapan lagi akan bisa melakukannya.
"Kenapa Kak?" tanya Ayu kembali karena Leo belum menjawab.
"Karena ada nyamuk di kening kamu. Kalau aku menepuk jidat kamu secara langsung nanti aku dituduh telah melakukan kekerasan. Jadi, cara terbaik dan teraman adalah dengan menciumnya. Agar bekas gigitan nyamuk tidak berbekas," jawab Leo seenaknya mengarang bebas.
"Mana ada bekas gigitan nyamuk hilang bekasnya dengan dicium?" Ayu menyela ucapan Leo karena dia tidak percaya.
"Kalau kamu tidak percaya lihat saja, apa ada bentol atau titik merah di kening!" perintah Leo sambil menunjuk kaca spion.
Ayu pun memeriksa keningnya dan tidak ditemukan bentol atau pun tanda titik merah. Lalu Ayu melirik Leo yang kembali menyetir untuk melajukan kembali mobilnya karena lampu rambu lalulintas sudah berubah menjadi hijau.
Ayu yang masih tidak percaya dengan ciuman bisa menghilangkan bekas gigitan nyamuk. Maka dia pun meminjam handphone milik Leo untuk mencari di internet. Hasil yang muncul dalam pencarian itu adalah gambar laki-laki dan perempuan yang sedang berciuman. Atau artikel berita yang ada kata ciuman. Ayu pun mengembalikan benda pipih yang bermerk terkenal itu pada pemiliknya.
"Apa yang kamu cari?" tanya Leo sambil senyum dikulum.
"Tidak ada. Aku tidak mencari apa-apa," jawab Ayu berbohong karena malu teringat gambar-gambar barusan yang ada di internet.
***
Leo memasuki area cafe yang banyak di kunjungi oleh anak-anak muda. Dia pun memarkirkan mobil di sana. Ayu menatap heran Leo yang sedang membuka sabuk pengaman.
"Mau ke mana Kak?" tanya Ayu.
"Aku lapar tadi di restoran tidak keburu makan," jawab Leo.
"Katanya mau mengantarkan aku pulang!"
"Iya, setelah aku makan."
Ayu pun ikut turun dan kebetulan dia ingin ke toilet karena tadi tidak jadi. Leo duduk di meja paling belakang yang agak menjorok ke sisi jadi tidak akan ada orang yang lewat ke dekat mejanya. Sementara itu, Ayu pergi ke toilet.
Ayu bertemu dengan teman sekolah saat SMA. Saingan Ayu dalam hal nilai, meski posisi teratas tetap miliknya.
"Rere?" panggil Ayu untuk memastikannya.
"Siapa, ya?" balasnya balik bertanya karena dia merasa tidak mengenal wanita cantik di depannya.
"Aku ... Ayu!" jawab Ayu.
Rere menatap Ayu dari atas ke bawah dan sebaliknya, untuk memastikan kalau yang ada di depannya itu adalah beneran Ayu teman SMA yang badannya gendut.
"Ra—Rahayu Asha Jaya?" tanya Rere kembali untuk benar-benar memastikan tidak salah orang.
"Iya, aku Rahayu." Ayu tersenyum senang karena bisa bertemu dengan Rere setelah hampir dua tahun bertemu dengannya.
Keduanya berbincang beberapa saat sebelum memutuskan untuk berpisah. Ayu pun kembali ke meja di mana Leo sedang duduk manis dan mulai menikmati makanan yang terlihat enak.
"Makanlah aku tidak mau makan sendirian!" Leo menyuruh Ayu memakan salad buah yang dipesankan untuknya.
"Terima kasih," balas Ayu.
Keduanya makan dalam diam. Leo kadang menghapus krim yang ada di sudut bibir Ayu. Hal itu membuat si gadis menjadi gugup. Leo suka saat melihat Ayu yang seperti ini.
Tanpa sengaja Ayu mendengar suara Rere sedang berbicara dengan beberapa orang di balik punggungnya. Mereka membicarakan Ayu dan menceritakan kejadian yang menimpa dirinya sewaktu SMA dulu. Ayu baru tahu ternyata Rere adalah manusia berkepala dua. Dihadapan Rere dia baik, tetapi dibelakang dia berbuat jahat padanya.
"Benarkah itu, Rere? Kalau semua itu sebenarnya adalah ulah kamu?" tanya seseorang pada Rere.
"Iya. Lagian itu adalah cerita lama yang tidak perlu di ungkit lagi," jawab Rere.
Ayu sakit hati saat Rere bercerita kalau tanda kartu peserta milik Ayu untuk mengikuti lomba matematika tingkat provinsi dulu di sembunyikan olehnya sehingga tidak bisa mengikuti ujian itu. Sewaktu mengikuti Olimpiade Fisika, Rere sengaja melajukan mobilnya dengan cepat dan melewati genangan air dan muncrat mengenai Ayu. Sehingga dia mengikuti ujian dengan seragam sekolah dan rambut yang kotor.
Ayu baru tahu kalau Rere lebih jahat dibandingkan dengan Juli. Kalau Juli dia secara terang-terangan bila berbuat jahil atau jahat. Dia tidak melempar batu sembunyi tangan. Justru malah dengan bangga kalau dia bisa menjahili Ayu.
Ayu tidak bisa memaafkan kejahatan-kejahatan Rere di masa lalu yang membuatnya sering ke susahan. Bahkan dulu selalu beranggapan kalau Rere adalah malaikat tidak bersayap miliknya. Kini setelah tahu semua kebenaran, penilai terhadapnya juga berubah.
'Rasanya aku ingin membalas semua kejahatan yang pernah kamu lakukan kepadaku!' batin Ayu menahan marah.
***
Leo mengantarkan Ayu sampai depan rumahnya. Leo ingin sekali memeluk tubuh Ayu dan memberikan ciuman selamat malam. Namun, dia sadar diri saat ini dia bukan apa-apa bagi Ayu.
"Sudah sampai!" Leo menepikan mobilnya. Kemudian membukakan pintu untuk Ayu.
"Terima kasih, Kak."
"Sama-sama."
"Selamat malam."
"Selamat malam, semoga bermimpi indah."
Ayu pun masuk ke dalam rumah dengan berlari. Dia merasa sangat malu mendengar kata-kata terakhir Leo.
Leo diam berdiri di tempatnya sampai Ayu masuk ke dalam rumah. Setelah itu, dia baru pergi.
***
Ayu menerima undangan dari salah satu acara televisi, sebagai narasumber. Dia di wawancara mengenai caranya bisa menurunkan berat badan dengan cepat. Hampir tiga puluh menit Ayu berada di acara itu. Semuanya berjalan lancar dan Ayu merasa sangat senang karena mendapatkan pengalaman baru. Bisa muncul di acara 'Rahasia sehat dan cantik'.
Setelah acara selesai Ayu pun pulang. Saat dia melajukan mobil di area parkir kosong, terlihat Rere yang sudah berdandan cantik baru turun dari mobilnya. Tiba-tiba terlintas dalam benak Ayu untuk membalas perbuatan Rere dahulu seperti yang dilakukan kepadanya.
Ayu melajukan mobilnya dengan kencang saat melintasi genangan air. Air itu pun muncrat ke arah Rere. Baju, rambut dan semua badan Rere kotor oleh air kubangan.
"Kyaaaak! Apa yang kamu lakukan!" Teriak Rere marah dan kesal.
"Hei, berhenti!" teriak Rere lagi. Namun, mobil itu sudah jauh melesat meninggalkannya.
"Ahk! Aku harus bagaimana ini? Sebentar lagi mau tampil," Rere bicara sendiri dengan perasaan kesal.
Ayu tersenyum saat melihat penampilan Rere yang tadinya sempurna kini basah kuyup dan kotor. Dia teringat dulu dirinya juga ikut ujian dengan penampilan seperti itu.
"Rasakan pembalasan Aku!" Ayu bermonolog, senyum kemenangan tercipta di bibirnya yang merah alami.
***
Jangan lupa untuk klik like, favorit, hadiah dan Vote-nya juga ya.
Dukung aku terus ya.
Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 180 Episodes
Comments
Irma Kirana
si Rere jahat banget, kartu ujian Ayu disembunyikan 🤧
2022-03-07
5
Susilawati Rela
ayu senang balas dendam ya ternyata...padahal memaafkan dan ikhlas itu akan lebih baik...
2022-02-27
4